Hilya Ramadania Siyauqi Maudah, lengkapnya. Teman teman lebih suka memanggilnya Hilya di kelas. Wajah yang imut, kecil, lucu, putih, bermata belo dan bulu mata yang lentik, itulah Hilya. Orangnya baik, pintar, dan kalau kalian tau, Hilya tuh kalau ketawa ngakak pasti lucu deh ;)
Hari Sbtu lalu, tepatnya tanggal 24 September 2011, aku baru saja ke rumah Hilya, bersama Tyas, Ghina, Zira, Kalista, dan Asfa. Ketika sampai di depan rumah yang minimalis itu, membuat kami semua penasaran ingin rasanya segera masuk.
"Ayo Masuk.." Bujuk Hilya.
Kemudian kami masuk lalu menyimpan tas di kamar hilya. Bicara tentang Kamar Hilya, mungkin kalau dilihat sih tidak begitu besar, tapi, ketika kami masuk ke dalam kamarnya, kami langsung berlenggak lenggok melihat di sekeliling kamar hilya, semuanya begitu tertata rapi pada tempatnya, semua yang ada di kamar Hilya berdominan warna merah muda, waw, wanita sekali!
Rumah hilya terdiri dari 5 ruang kamar, 3 ruang kamar mandi, teras dan balkon atas, 2 ruang keluarga, dapur, ruang makan, musholah + gajebo, dan masih banyak lagi ruangan bagus dan rapi. Kamar mandi lantai bawah, berdominan warna abu2 dan putih, kamar Hilya dan adiknya, warna merah muda. Kamar ibunya, berdominan hijau, hitam, dan putih, dapurnya merah dan hitam, dan semua ruangan di cat dan di dominkan dengan warna furniturenya. Waw.. Rajinnya yaa :) Hahaha.
Pertama menginnjakan kaki kami di rumah hilya, kami segera shalat dzuhur, karena waktu shalat sudah lebih satu setengah jam, yup, jam 2.30 shalat baru dimulai.
"Siapa yang mau jadi imam?" Tanya Hilya.
"Aca aja." Usul Tyas.
"Lah? Aku?" Jawabku.
"Iyaa, siapa coba yang paling tua disini?" Tyas.
"Aca!" Kata Kalista.
"Hahaha, yasudah."
Lalu sholat itu dimulai dengan imam Sasa dan dzikirnya Tyas, dengan yang membacakan doa, Zira.
Shalat itu belum berjalan lancar, dikit2 ketawa lagi, dikit2 batal lagi, itulah kami, pasti ada saja yang mengganggu.
Setelah Shalat, kami foto-foto di dalam rumah Hilya. Setelah itu kami segera makan siang.
"Aca, kamu makan yang banyak ya." Hilya sambil menyodorkan satu centong Nasi ke atas piring Aca.
"Biar ga kurang gizi ya, ca." 2 centong nasi.
"Kan aca pinter." 3 centong nasi.
"Abisin ya, Ca." 4 centong nasi.
"Hah?" Aku cengo #hahaha
"Banyak banget."
"Gapapa." Kata Hilya.
"Lit, mau ga?" Tawarku memberi kepada Kalista.
"Sini sini sini .." Kalista mengambil piringku, dan mengambil separuh nasiku.
"Nah, pas."
"Aca, dikit banget, lita.." Protes Tyas.
"Hahaha."
Setelah makasn selesai, kami main di kamar hilya, sambil menonton televisi dan berfoto ria. Jepreeet...Jepreeet.
Stelah itu, Hilya mengajak kami untuk jalan-jalan, di sekitar taman yasmin aja.
"Mau ke rumah Pasha ungu ga?"
"Hah? emang disini?"
"Iya, deket tuh, disana."
"MAAAAAUUUUUU!!!!!"
Dalam perjalanan yang melelahkan itu, kami asyik bercanda, teriak, main hp, foto2, bercerita, dan bernyanyi.
"Bukan Maksud diriku, melukai hatimu, namun aku juga wanita, yang ingin merasakan Cintaaaaa.." Aku dan kalista bernyanyi.
"Ehh, dzikir, jangan nyanyi terus, nannti di tepuk orang gimana?"
"Oiyaya!"
"Subhanallah, Wlhamdulillah, WalailaaHaillallaaah :)"
"Ehh, kalau salah satu dari kita ada yang di tepuk, langsung teriak ya."
"Ha?"
"Iya, biar orang nolongin."
Sampainya di Depan Rumah Pasha 'Ungu' depan rumahnya begituuu besar, denagn pagar yang bertuliskan hurug G, dan terdengar suara nyanyian dari dalam rumahnya.
"JREEENG JREENG, WOOO U WOOOO.."
"ssst....."
"Pasha ungun nyanyi?"
"Iya Kali, makanya diem! Dengerin dulu..."
"eH.."
"Bukan, kamu.."
"Siapa yang nyanyi?"
"Itumah Satpamnyaaa."
"Iya?"
"Iyaaa.."
"Suaranya Fals gitu juga. Wkwkwkw."
"Hahaha."
Setelah itu, kami berjalan kembali menuju Rumah Hilyaaaa. Dengan Capai dan lelah, kami langsung minum.
Hari Sbtu lalu, tepatnya tanggal 24 September 2011, aku baru saja ke rumah Hilya, bersama Tyas, Ghina, Zira, Kalista, dan Asfa. Ketika sampai di depan rumah yang minimalis itu, membuat kami semua penasaran ingin rasanya segera masuk.
"Ayo Masuk.." Bujuk Hilya.
Kemudian kami masuk lalu menyimpan tas di kamar hilya. Bicara tentang Kamar Hilya, mungkin kalau dilihat sih tidak begitu besar, tapi, ketika kami masuk ke dalam kamarnya, kami langsung berlenggak lenggok melihat di sekeliling kamar hilya, semuanya begitu tertata rapi pada tempatnya, semua yang ada di kamar Hilya berdominan warna merah muda, waw, wanita sekali!
Rumah hilya terdiri dari 5 ruang kamar, 3 ruang kamar mandi, teras dan balkon atas, 2 ruang keluarga, dapur, ruang makan, musholah + gajebo, dan masih banyak lagi ruangan bagus dan rapi. Kamar mandi lantai bawah, berdominan warna abu2 dan putih, kamar Hilya dan adiknya, warna merah muda. Kamar ibunya, berdominan hijau, hitam, dan putih, dapurnya merah dan hitam, dan semua ruangan di cat dan di dominkan dengan warna furniturenya. Waw.. Rajinnya yaa :) Hahaha.
Pertama menginnjakan kaki kami di rumah hilya, kami segera shalat dzuhur, karena waktu shalat sudah lebih satu setengah jam, yup, jam 2.30 shalat baru dimulai.
"Siapa yang mau jadi imam?" Tanya Hilya.
"Aca aja." Usul Tyas.
"Lah? Aku?" Jawabku.
"Iyaa, siapa coba yang paling tua disini?" Tyas.
"Aca!" Kata Kalista.
"Hahaha, yasudah."
Lalu sholat itu dimulai dengan imam Sasa dan dzikirnya Tyas, dengan yang membacakan doa, Zira.
Shalat itu belum berjalan lancar, dikit2 ketawa lagi, dikit2 batal lagi, itulah kami, pasti ada saja yang mengganggu.
Setelah Shalat, kami foto-foto di dalam rumah Hilya. Setelah itu kami segera makan siang.
"Aca, kamu makan yang banyak ya." Hilya sambil menyodorkan satu centong Nasi ke atas piring Aca.
"Biar ga kurang gizi ya, ca." 2 centong nasi.
"Kan aca pinter." 3 centong nasi.
"Abisin ya, Ca." 4 centong nasi.
"Hah?" Aku cengo #hahaha
"Banyak banget."
"Gapapa." Kata Hilya.
"Lit, mau ga?" Tawarku memberi kepada Kalista.
"Sini sini sini .." Kalista mengambil piringku, dan mengambil separuh nasiku.
"Nah, pas."
"Aca, dikit banget, lita.." Protes Tyas.
"Hahaha."
Setelah makasn selesai, kami main di kamar hilya, sambil menonton televisi dan berfoto ria. Jepreeet...Jepreeet.
Stelah itu, Hilya mengajak kami untuk jalan-jalan, di sekitar taman yasmin aja.
"Mau ke rumah Pasha ungu ga?"
"Hah? emang disini?"
"Iya, deket tuh, disana."
"MAAAAAUUUUUU!!!!!"
Dalam perjalanan yang melelahkan itu, kami asyik bercanda, teriak, main hp, foto2, bercerita, dan bernyanyi.
"Bukan Maksud diriku, melukai hatimu, namun aku juga wanita, yang ingin merasakan Cintaaaaa.." Aku dan kalista bernyanyi.
"Ehh, dzikir, jangan nyanyi terus, nannti di tepuk orang gimana?"
"Oiyaya!"
"Subhanallah, Wlhamdulillah, WalailaaHaillallaaah :)"
"Ehh, kalau salah satu dari kita ada yang di tepuk, langsung teriak ya."
"Ha?"
"Iya, biar orang nolongin."
Sampainya di Depan Rumah Pasha 'Ungu' depan rumahnya begituuu besar, denagn pagar yang bertuliskan hurug G, dan terdengar suara nyanyian dari dalam rumahnya.
"JREEENG JREENG, WOOO U WOOOO.."
"ssst....."
"Pasha ungun nyanyi?"
"Iya Kali, makanya diem! Dengerin dulu..."
"eH.."
"Bukan, kamu.."
"Siapa yang nyanyi?"
"Itumah Satpamnyaaa."
"Iya?"
"Iyaaa.."
"Suaranya Fals gitu juga. Wkwkwkw."
"Hahaha."
Setelah itu, kami berjalan kembali menuju Rumah Hilyaaaa. Dengan Capai dan lelah, kami langsung minum.