Kemarin, beberapa tahun lalu, aku masih melihat senyum tak berdosa itu dari wajahnya. Aku melihat kebahagiaan kecil saat aku menatap matanya yang mulai membiru. Aku selalu damai ketika melihatnya berjalan dipagi hari. Aku juga bahagia ketika menemani langkahnya berjalan. Dan aku selalu rindu akan hal itu.
Ya, tubuh yang senja itu akan selalu ku ingat. Walau mengenalnya penuh rasa iba, tapi aku tak pernah merasa menyesal setelah wanita paruh baya itu menjadi teman sesaatku. Mungkin bukan teman biasa ketika usia kita semakin dewasa, tapi dialah yang membuat aku kini tumbuh menjadi sosok manusia dewasa di muka bumi.