Di akhir Juli ini, aku mendengar beberapa kabar baik dari sahabat terdekat. Ya, seperti judulnya, aku bakalan ditinggal nikah. Rasanya campur aduk ya ternyata, senang karena pada akhirnya bisa melihat sahabat akan menempuh perjalanan selanjutnya di dalam kehidupan, yaitu menjadi seorang istri. Tapi, jujur sedih juga karena itu artinya dia akan ikut suaminya dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga barunya.
Sebenarnya, ini adalah satu part dalam kehidupan yang aku nantikan juga, karena dengan begitu artinya kita bisa sama-sama menghantarkan diri kepada sebuah pertumbuhan dalam hidup sahabat kita masing-masing. Kita menjadi saksi saat dia sekolah, kuliah, bahkan kisah baik dan buruk yang pernah dilaluinya. Pada akhirnya, semua itu terjawab dengan hadiah yang Allah kasih di umur 24-nya saat ini.
Tapi, gak bisa dipungkiri juga bahwa akna ada perasaan merasa ditinggalkan; bukan hanya soal fisiknya yang akan menjauh atau waktunya yang berangsur menghilang, tetapi juga tentang 'diri kita' yang merasa berjalan di belakangnya dan juga menanti waktu yang tepat sama seperti yang dia rasakan sekarang.
Ditambah lagi, kesedihan itu juga cukup aku rasakan karena sahabatku yang satu ini akan tinggal di kota yang berbeda. Ya, pasti akan jauh lebih susah lagi untuk bertemu. Itu artinya juga, secara gak sadar kita akan kehilangannya. Namun, doaku hanya satu, semoga dia dan suaminya, beserta keluarga barunya nanti bisa mendapatkan keberkahan dari Allah, kebahagiaan, dan juga keluarga yang dijadikan-Nya sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Tinggal beberapa bulan lagi waktu itu akan tiba. Ya, prepare, CA!
Oiya, gak cuma satu, ada lagi satu sahabatku dari SMA yang tiba-tiba taaruf sama orang. Bahkan, aku tahu betul bagaimana perjalanannya dia taaruf sama calonnya ini. Ia beberapa kali bertanya padaku yang padahal juga awam dan belum berhasil taaruf hahaha. Lucu sih, tapi aku ikut seneng dan bahagia ketika dilibatkan dia dalam prosesnya ini.
Kemarin, dia baru saja nadzor bersama calonnya. Aku seneng karena hasilnya cukup memuaskan, kedua belah pihak sama-sama punya visi yang sama. Namun, ada satu hal yang bikin sahabatku ini ragu, tapi semua itu sedang dicari jawabannya di istikharahnya dia. Semoga mendapatkan hasil terbaik dan sesuai dengan kenyamanan hati masing-masing, ya.
Tapi, ya itu, lagi-lagi sedih juga karena akan ditinggalkan sahabatku ini. Di mana yang biasanya kalau pengen ketemu, main, nyanyi-nyanyi bareng, kulineran bareng, tapi nanti udah gak semudah itu lagi. Bahkan aku juga gak tau ke depannya dia bakal tinggal di mana sama suaminya.
Walaupun belum final chapter, sahabatku yang satu ini memang sudah serius berproses sama orang. Jadi, mau dengan calon yang ini atau bukan, feeling-ku dia akan menikah dalam waktu dekat. Rasanya harus melepas itu sih yang berat, huhu.
Namanya juga kehidupan ya, bakal selalu ada yang datang dan pergi. Jadi, kita juga gak bisa menahan semua itu atau bahkan menolak takdir yang udah Allah kasih. Bismillah aja deh ya, semoga dua sahabatku ini bisa mendapat kebahagiaan yang Allah ridhoi. Salam sayang dari Aca yang gak pernah ungkapin rasa sayangnya ini ke kalian, hehe.
Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah, gais. Aamiinn...