Tak jarang mereka yang suka menulis saling bertanya, "buku apa yang kamu suka?", Kemudian jawabannya beragam. Itulah pertanyaan yang sangat sering kuderngar dari mereka ketika mengetahui aku suka menulis.
Sewajarnya, orang yang suka menulis pasti dia sangat gemar membaca. Jangankan membaca novel sebanyak-banyaknya, menghabiskan novel satu hari saja mungkin mereka bisa. Dari situlah mungkin mereka mendapatkan banyak informasi, inspirasi, dan evaluasi dari setiap buku yang mereka baca. Dari membaca, mereka bisa membuat tulisan yang jauh lebih baik, mengetahui kaidah menulis yang baik, mengembangkan ide juga dengan sangat baik.
Tapi entah mengapa, aku paling tidak suka dengan pertanyaan tadi. Ya, "buku apa yang paling kamu suka?" Mungkin setiap yang bertanya akan mendapatkan jawaban yang berbeda dari mulutku. Haha, ya, sejujurnya aku kurang suka membaca. Kenapa?
Aku juga tidak tau alasannya. Genre buku pun aku tidak tau, jadi wajar saja jika ada yang bertanya "genre apa yang kamu suka?" Kemudian aku hanya akan tersenyum dan diam. Hehe. Begitu pula dengan "siapa penulis yang kamu suka?", Kamu akan tau sendiri jawabannya.
Aku tidak mengerti, mengapa cita-citaku menjadi seorang penulis, sedangkan membaca saja aku tidak hobi. Setiap membaca buku, pasti tidak tamat, kecuali buku-buku yang sifatnya ringan dan halamannya pun tak banyak. Ah, payah sekali. Penulis macam apa ini haha.
Lalu, dari mana aku mendapatkan ide dan inspirasi untuk menulis? Sedangkan biasanya oranglain bisa mendapat ide dari membaca. Jujur, aku lebih suka mengisahkan apa yang aku lihat, apa yang aku dengar, apa yang aku raba, apa yang aku cium, dan apa yang aku rasakan. Aku lebih suka bercerita dan mendengarkan cerita, terlebih cerita itu dari diriku sendiri. Aku tidak suka gaya bahasa yang terlalu tinggi, karena aku mau tulisanku dibaca oleh semua kalangan. Aku juga tidak suka gaya bahasa yang formal, sebab diantara mereka pasti ada yang tidak menyukainya. Aku lebih suka berbagi dengan caraku sendiri, dengan bahasaku sendiri, dengan apa yang ada dari oranglain dan diriku sendiri.
Tapi aku masih peduli tentang tata bahasa, irama, ide gila, dan rasa. Yang penting setiap cerita yang kutulis bisa menyenangkan bagi oranglain. Jadi, jangan menantangku dengan "kapan bikin cerpen?", "coba bikin esai", "coba bikin novel aja caa". Haha, gak semudah itu. Sebab fiksi bukan ranahku. Tapi nanti mungkin dicoba. Hehe.
Jadi, bagaimana cara agar bisa suka membaca? Ajari aku.