Setiap bertemu tanggal ini, aku selalu ingat pada seorang laki-laki yang dulu menjadi teman lamaku. Seorang teman yang pertama kali kulihat wajahnya setelah satu minggu pertama masuk Sekolah Dasar. Laki-laki yang rambutnya 'berbuntut' alias panjang adalah seseorang yang mencuri perhatianku saat sedang upacara di hari Senin.
Sebagai seorang bocah yang belum ngerti apa-apa, mungkin perhatian itu hanya muncul karena merasa senang mendapatkan teman baru. Ditambah lagi, kepribadianku yang saat itu sulit sekali akrab dengan kawan baru membuat sedikit tenang karena ada anak baru yang juga akan beradaptasi sama sepertiku.
Namanya Rafdi, lengkapnya Muhammad Rafdi Hamzah Hardjanto. Anw, maaf ya Rafdi, aku tulis namamu lengkap di sini. Izinkan aku menulis satu postingan yang entah akan dilihat kamu atau enggak, sih. Yang jelas aku hanya ingin mengutarakan dan mendokumentasikan orang-orang baik yang pernah ada di hidup aku.
Oiya, Rafdi saat itu muncul sebagai anak baru ketika sekolah baru masuk selama 7 hari, seingetku begitu. Jadi, sebenarnya dibilang anak baru pun ya kita semua masih anak baru. Entahlah, aku juga tidak begitu yakin. Tapi, saat itu ia memang tak pernah kelihatan sebelumnya.
Tiba-tiba, dia berdiri beberapa baris di depanku dengan rambutnya yang panjang di bagian belakang. Padahal, belum lama ini sekolah baru saja memberitahu bahwa anak kelas 1 SD yang baru masuk tidak boleh berambut panjang. Ya, walaupun peraturan ini berlaku untuk semua murid sih, gak cuma kelas 1 aja hehe.
Tapi, karena keunikannya itu aku juga jadi penasaran siapakah dia. Ternyata pas masuk kelas, dia sekelas sama aku. Lalu, dia memperkenalkan diri di depan kelas dan duduk di bangku yang tak jauh denganku. Bahkan seingatku, dia pernah duduk depan belakang sama aku (tapi, entahlah aku juga lupa persisnya bagaimana dan kapan itu terjadi.)
Singkar cerita, posisi duduk yang tak jauh membuat kita jadi teman sepermainan kala itu. Aku juga gak lupa, bahwa dulu kita berdua dekat juga dengan Rifqi (yang sering kita sebut Abang), waktu itu dia duduk bersama Rafdi, dan Zahra yang saat itu menjadi teman sebangkuku.
Aku juga ingat, setiap kali ada tugas kelompok, kami selalu mengupayakan diri untuk tetap berempat. Lucu sih, apakah kamu masih ingat itu semua Rafdi?
Sampai pada akhirnya, di kelas 2 SD, saat itu kamu sudah mulai jarang masuk. Awalnya, wali kelas bilang kamu sakit. Semua teman-teman pun memaklumi. Abang yang menjadi teman dekatmu pun tahunya begitu. Sampai suatu ketika, aku merasa ketidakhadiranmu membuat opini 'sakit' jadi kurang wajar. "Masa iya sakit selama ini?"
Entah ada cerita apa lagi setelahnya, aku lupa-lupa ingat. Yang jelas, aku ingat suatu hari Haidar (teman sekelas kita, yang pernah jadi ketua kelas) bilang kalau Rafdi sedang mempersiapkan berkas untuk perpindahan. Sebagai anak kecil yang polos, aku bahkan berpikir bahwa dia hanya akan pindah rumah.
Setelah rumor itu beredar, aku kaget tiba-tiba Rafdi masuk sekolah lagi. Lalu, beberapa hari kemudian absen lagi, dan begitu lah hal yang ia lakukan berulang kali. Aku juga tak mengerti kenapa bisa seperti itu.
Tapi, ada satu masa saat dia kembali ke sekolah. Waktu itu, aku ingat sekali kita sedang jam ngaji di masjid (yang dulu disebutnya T2Q= Tahsin, Tahfidz, Quran). Kelompok Rafdi dan aku memang berbeda, tetapi saat itu kelompok kami berkumpul bersebelahan.
Sebagai teman dekat, sepertinya Rafdi menyadari bahwa saat itu aku mulai kecewa dan khawatir karena kondisi Rafdi yang sering hadir dan absen di sekolah. Bahkan Rafdi tak mengucapkan apapun kepada teman dekatnya sendiri--aku, Abang, atau Zahra. Jadi, kami benar-benar kecewa soal itu.
Namun, saat itu, tiba-tiba ia menuliskan surat dan memberikannya kepada aku. Tulisannya aku lupa, tapi intinya ia meminta maaf karena gak bisa ikut hadir dan main bersama kami bertiga belakangan itu. Dan satu hal lagi yang lucu kalau diingat, ia juga menuliskan "Aku suka kamu" di belakang kertasnya.
Hahaha, tulisan anak kecil. Tahu apa soal rasa suka dan cinta. Aku yakin saat itu hanyalah perasaan senang karena bisa sama-sama punya teman dekat. Namun, sayangnya, surat itu menjadi interaksi terakhirku bersama Rafdi.
Besoknya, ia benar-benar absen. Sampai kutunggu ia masuk lagi, eh..Tak kunjung datang. Setelah berusaha mengikhlaskan, aku, zahra dan Abang baru tahu bahwa Rafdi pindah ke Belanda untuk ikut orang tuanya bekerja. Ya, bukan hanya pindah rumah, tapi pindah sekolah dan juga pindah negara.
Sedih. Pasti. Itu yang aku rasakan kehilangan teman kecil yang sangat berkesan. Sampai saat ini, Rafdi masih di luar negeri dan sedang fokus meraih cita-citanya menjadi pilot. Karena aku berteman dengan orang tuanya di Facebook, sedikit banyak cerita sering kulihat dari foto dan postingannya.
Senang sih, melihat perkembangan teman kecilku yang kian sukses. Aku ikut bangga dan bahagia melihat Rafdi yang kini sudah menjadi lelaki dewasa--yang pasti sudah digandrungi banyak wanita. Hahaha. Aku juga gak yakin kalau Rafdi masih kenal dan ingat sama aku atau enggak.
Berkaitan dengan hal itu, 3 Desember adalah ulang tahunnya. Aku lupa bagaimana aku bisa tahu tanggal lahirnya. Yang jelas, setelah sekian lama tak berkomunikasi, aku pernah mencoba menghubungi Rafdi lagi di hari ulang tahunnya dengan mengucapkan selamat beserta doa-doa.
Jadi, postingan ini aku dedikasikan untuk Rafdi yang sedang berulang tahun. Selamat ulang tahun, ya. Meskipun aku gak pernah tahu kabar dan keadaanmu sekarang, semoga kamu bahagia, sehat, dan selalu sukses. Semoga juga Allah selalu melindungi kamu di manapun kamu berada. Aku mendoakanmu untuk jadi orang yang sukses, jadi pilot keren yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Terima kasih karena sudah pernah menjadi teman kecilku. Sebagai orang yang ingatannya cukup kuat, aku tak akan pernah lupa dengan teman kecil yang baik seperti kamu. Meskipun kalau kamu sudah melupakan aku, hehe. Gapapa, dengan mengingatmu saja aku sudah cukup senang.
Oiya, kalau kamu lupa, kamu bisa lihat orang-orang di cover photo postingan ini. Mungkin kamu tahu dan ingat beberapa di antaranya. Itu fotonya diambil pas kelas 3 SD sih, jadi sudah tidak ada kamu. Pun, kayaknya waktu kelas 1 dan 2 belum ada foto bersama kayak gini deh.
Selain itu, aku kasih deh beberapa foto kelas kita. Semoga kamu gak lupa orang-orang di foto ini, ya.
-------------------------------------
Postingan ini dibuat atas dasar dokumentasi saja, bukan untuk menyinggung atau bahkan menyakiti pihak mana pun. Semoga tidak salah paham, ya 😉