Sosok itu kini kembali dipikiranku. Entah mengapa, padahal aku tidak begitu mengharapkannya. Ya, jika kamu melihat postinganku beberapa saat yang lalu, aku sempat menggoreskan kata kata mengenai dirinya di blog ini. Sayangnya saat itu aku patah hati dibuatnya, dan kini postingan itu sudah aku hapus dan semenjak itu aku biasa saja dengannya.
Ya, kini aku memulai lagi postingan tentangnya. Tak apa, hanya sekedar menaruhnya dalam kenangan meski kutahu takkan ada kebahagiaan diantara kita.
Dia, orang yang ku kagumi semenjak hari itu. Parasnya indah, tak lelah ku memandangnya. Tapi dengan begitu, penggemarnya begitu banyak terbuay oleh pesonanya. Siapa yang tak suka, sosok sholih dari kejauhan dengan tinggi semampai dan paras yang sangat menarik. Tak ada yang mampu menolak lirikan matanya ketika lirihnya mengarah kepada diri.
Kurasa, ini salah satu penyemangatku. Walau ia tidak selalu bersamaku, bahkan tak jarang kami tak bertemu, tapi Allah mengirimkan semangat melaluinya. Kurasa dia baik, dan baiknya tak hanya kepada oranglain tapi juga kepada keluarganya. Sejauh ini, tiada kata kurang pada dirinya. This is just my opinion, belum tau kata oranglain seperti apa memandangnya.
Disatu sisi, aku harus ikhlas dan bersabar karena aku harus menjaga perasaan lain. Yap, tak sedikit oranglain yang menyukainya, mungkin bisa jadi temanku sendiri menyukainya. Itulah yang harus aku jaga, yaitu sebuah persahabatan yang baru saja terjalin tanpa campur tangan cinta. aku tau hati berhak memilih, tapi aku lebih tau bahwa persahabatan lebih utama untuk dipilih.
Tak jarang ku merasakan sakit diam diam untuk kesekian kalinya mendengar orang orang membicarakannya. Yap, apalagi mendengar jika ada seseorang yang menyukainya secara diam diam pula, sama sepertiku. Kurasa ini saatnya persaingan dimulai, bertarung didalam do'a dan berikhtiar didalam diamnya kita.
Semoga Allah kelak menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita, dan menunjukkan arti penting dalam diamnya kita.