Bismillah, kali ini izinin aku cerita satu kabar baik yang mau aku bagikan kepada teman-teman semua. Semoga ada hal baik yang bisa ikut diambil juga ya dari ceritaku kali ini.
Alhamdulillah, setelah melalui proses yang panjang, aku mendapatkan pekerjaan tetap yang insyaAllah sesuai dengan apa yang kubutuhkan dan kuinginkan dari dulu.
Singkat cerita, selepas lulus dari Politeknik aku memutuskan untuk menambah karya dan portofolioku terlebih dahulu sebelum bisa melamar di tempat terbaik untuk mendapatkan pekerjaan full time. Jadi, sejak 2020, aku memutuskan untuk freelance terlebih dahulu.
Kenapa memilih freelance?
Pertama, aku merasa setelah kuliah selama 3 tahun itu, aku masih sangat terbatas. Masih banya ilmu yang ternyata pada akhirnya belum dirasa cukup untuk menunjang pengetahuanku. Ditambah lagi, menjadi lulusan Diploma Jurnalistik sebenarnya bukan menjadi tujuan utamaku, sehingga aku harus lebih ekstra untuk belajar di luar ilmu jurnalistik yang kudapatkan di kampus.
Setelah melewati proses yang panjang, aku akhirnya memutuskan untuk fokus di dunia kepenulisan. Dari sanalah aku mencari celah untuk berkembang di bidang itu. Mulai dari ikut kegiatan literasi, nulis buku sendiri, hingga ditawari freelance di penerbitan. Bagiku, saat itu waktu yang tepat untuk mempelajari itu semua, dengan basic jurnalistik yang lumayan membantu.
Sempat Merasa Tertinggal
Awalnya, aku merasa tertinggal oleh teman-teman. Sebab, di samping mereka punya passion di bidang Jurnalistik--sementara aku nggak--rasanya iri aja gitu melihat mereka yang sudah bekerja, bisa mendapatkan gaji setiap bulannya, menikmati liputan demi liputan lapangan seperti yang mereka inginkan.
Aku sempat mendapat image "kok belum kerja?" karena aku memilih untuk freelance, walaupun freelance juga gak rame-rame amat wkwk. Sedih sih, kayaknya banyak yang menyayangkan aku yang gak langsung kerja ini, padahal semenjak kuliah, aku cukup rajin dan stabil dalam mengerjakan tugas dan nilai yang diperoleh.
Sebenarnya, merasa iri? Ada banget. Merasa tertinggal? pasti. Merasa gak berguna? iya. Karena belum bisa ngasih uangke orang tua. Sampai di satu titik, ada seseorang yang terdekat bilang, "Cari kerja sana, daripada gak berguna." Nyeeesss~ Sakit juga digituin wkwk. Tapi, hal itu jadi sebuah pecutan sih untuk aku, yang akhirnya bisa termotivasi untuk semangat cari kerja.
Bekerja Tidak Sama dengan Mencari Nafkah
Sebenernya, semenjak lulus itu, aku gak benar-benar diam menjadi freelancer. Aku menulis, dan aku juga sempat apply beberapa lowongan meskipun jumlahnya gak banyak, bahkan gak sampai 10 wkwk. Kenapa? Sebab, bagiku bekerja tidaklah sama dengan mencari nafkah.
Mungkin banyak orang di luar sana yang bekerja, mendapatkan uang dan kesenangan. Tapi, bagiku sebuah pekerjaan adalah salah satu jalan untuk mencari nafkah, bukan hanya untuk bekerja. Mencari nafkah merupakan bagian daripada ibadah. Sementara ibadah yang khusyuk dan ikhlas, tentu akan bisa berjalan lancar dengan support sistem yang bagus.
Ya, aku milih-milih banget soal pekerjaan. Bukan hanya cari kerja dan gaji besar, tetapi bagiku kenyamanan dalam bekerja adalah yang utama. Dengan perasaan nyaman, kita akan bekerja dengan suka hati. Dengan kenyamanan, kita akan bisa ikhlas mengerjakan sesuatu karena Allah. Dan dengan kenyamanan pula, kita bisa mendapat keberkahan karena tujuan kita bekerja adalah untuk beribadah juga.
Sempat sih, dapet omongan macem-macem dari orang.
"Jangan cari yang macem-macem dulu kalau baru lulus, syukur-syukur bisa dapetin kerjaan dan gaji gede."
"Banyakin pengalaman aja dulu, jadi kerja di mana aja juga oke sih harusnya."
"Kerja apa ajalah yang penting dapet duit."
Ya, mungkin gak salah sih perkataan dari mereka. Tapi, prinsipku berbeda. Balik lagi, bekerja tidak sama dengan mencari nafkah. Dan aku ingin bekerja dengan ikhlas, mendapat lingkungan yang nyaman, dan tidak hanya dapat gaji saja, melainkan dapat nilai-nilai kebaikan juga saat bekerja. Jadi, semua orang berhak memilih kan sesuai dengan prinsipnya masing-masing?
Pada akhirnya...
Aku menemukan lowongan pekerjaan ini. Qadarullah, aku bersyukur banget bisa melihat loker ini di instagram. Sesuai dengan foto yang disematkan pada postingan ini, mungkin kalian bisa menebak-nebak aku melamar kerja di mana. Jelas-jelas di sana ada sosok Dena Haura yang menjadi salah satu tokoh inspiratif dalam hidupku, hihi.
Tapi, aku gak mau meng-highlight ke yang punya brand atau brandnya. Bagiku, sebenarnya kerjanya di mana aja sih ASALKAN..... Aku mendapatkan lingkungan yang bisa membuat aku berkembang, gak cuma di dunia tapi juga di akhirat.
Dan masyaAllah, Aku ngerasa apabila sebuah tempat atau perusahaan dikepalai oleh orang yang udah 'ngaji', insyaAllah sistem bekerjanya gak akan melenceng daripada apa yang Islam ajarkan. Meskipun itu gak menjamin, sih. Tapi, ya, husnudzon aja sih aku hihi. Bismillah, semoga pekerjaan ini cocok dan tempat ini menjadi jawaban atas doa-doa yang aku harapkan. Aamiin.
--------------------------------------------
Jadi, gak perlu takut gais kalau punya prinsip yang baik. Lagian, omongan orang tuh kadang datang cuma bantu kita buat mikir kok, bukan untuk diikutin wkwk. Awalnya sih aku hampir termakan omongan orang, pengen kerja apa aja yang penting dapet uang.
Tapi, percuma kan kalau kerja tapi gak berkah?
Percuma kan kalau kerja tapi kita gak nyaman sama pekerjaannya?
Percuma kan kalau kerja tapi kita gak berkembang secara pengetahuan atau keruhanian?
Kalau ada yang gak sama dengan pemikiranku, ya gapapa hehe. Kita mungkin beda prinsip aja. Tapi, aku percaya bahwa apapun yang kita niatkan untuk Allah, pasti ada juga jawaban terbaiknya dari Allah.
Semangat, ya!