Hari ini adalah tepat di mana kamu menginjak usia 21 tahun. Postingan ini aku dedikasikan untukmu. Tapi perlu diingat, ini bukan berarti kita merayakan ulang tahunmu, hanya saya aku ingin mengingatkanmu bahwa kamu harus lebih bersyukur atas umur yang Allah berikan selama ini.
Kamu patut menyadari bahwa usiamu sudah tidak muda lagi. Pribadi yang dewasa harus mulai dibentuk dan mulai mandiri lagi. Usia yang bertambah juga menunjukkan bahwa waktu hidupmu akan berkurang. Maka dari itu, pergunakanlah waktu yang kamu punya untuk terus beribadah kepada Allah dan selalu berbuat baik.
Nit, kau tahu? Ada banyak hal yang sudah kudapatkan semenjak berteman denganmu. Terutama tentang kepribadian diri yang aktif, percaya diri, kritis, dan juga ceria. Seiring berjalannya waktu, ternyata tak itu saja, ada banyak hal lain yang secara tidak langsung kau ajarkan itu pada teman-temanmu.
Semakin lama berteman, kamu dan aku kini tahu luar dan dalam. Entah itu tentang keluarga, percintaan, pertemanan, pelajaran kuliah, urusan organisasi, ataupun tentang kehidupan kita sehari-hari. Ya, dari sana kita mulai menyadari bahwa kita jauh berbeda dari sisi kepribadian.
Kamu ditakdirkan sebagai ekstrover yang sangat aktif, temanmu di mana-mana, senyummu bertebaran untuk siapapun, bahkan percaya dirimu terasah karena kamu sangat berani mengambil risiko. Sementara aku, seorang introver yang cukup aktif, tapi temanku tidak sebanyak dirimu. Aku sangat pesimis saat harus berdiri di depan umum, dan aku juga sangat malu jika harus mengungkapkan segala sesuatu kepada seseorang.
Ya, kita beda banget ya. Masih banyak hal yang beda dari kita dan rasanya tak mungkin jika harus aku ungkapkan di postingan ini. Pastinya kita menyadari akan hal itu dan semoga bisa jadi bahan muhasabah diri masing-masing.
Tapi, tahukah kamu bahwa sebenarnya aku sering menemukanmu insecure atas dirimu sendiri? Ya, beberapa kali kita pun "bermasalah" karena perbedaan kita. Aku egois dengan diriku, sementara kamu juga egois tentang dirimu. Kita sama-sama mengambil waktu untuk sendiri, dan mulai saat itu kita juga belajar untuk saling memahami.
Dewasa ini, aku mulai terbiasa dengan menerima orang lain. Ya, termasuk menerima diriku sendiri. Aku juga tersadar bahwa ternyata perbedaan itu gak penting loh, nit, dalam sebuah persahabatan. Maksudku, bukan kepentingan yang perlu diperdebatkan. Ternyata, setiap detik yang kita miliki bersama seharusnya dihabiskan untuk sama-sama belajar dan menerima, bukannya seperti sekarang ini, yang kamu memutuskan untuk mengambil 'jeda'.
Dengan postingan ini, aku rasa seharusnya kita sama-sama bisa lebih dewasa ya. Aku tetap menyayangimu meski tidak pernah aku ungkapkan sebelumnya. Plis, terima aku apa adanya. Aku yang cuek, gak suka diperhatiin, gengsi, egois, dan suka diem kalo lagi marah. Aku pun harus begitu, menerima segala kekuranganmu yang jadi ketakutanmu selama ini.
Di usia yang menginjak 21 tahun ini, kita--khususnya kamu yang sedang bertambah umur-- tidak lagi pantas bersikap seperti anak kecil. Kita harus bisa lebih percaya diri dengan diri kita. Kita tak perlu membuang hal-hal yang tidak perlu, tetapi kita hanya butuh memfilter itu semua, memilih mana yang baik untuk diterima dan mana yang baik untuk dihiraukan saja. Tapi ingat, bukan untuk dibuang.
Di usia kamu ini, aku berharap hubungan kita akan terus baik-baik saja, menjadi teman baik yang selalu mengingatkan di kala kita sedang futur. Selalu mengingatkan kebaikan, menegur di kala salah, menemani dikala sedih dan gundah, dan selalu berbagi kebahagiaan yang kita punya.
Teruntuk Anita,
terima kasih sudah menjadi teman baikku selama kuliah ini. Kuharap pertemanan ini bukan hanya sekadar kita bertemu di bangku perkuliahan, tetapi juga sampai ke dalam surga-Nya.
Dengan berakhirnya postingan ini, aku berharap semoga kamu selalu bahagia, panjang umurnya, sehat selalu, sukses selalu, dan jadilah kebanggaan untuk keluarga, agama, negara, saudara, dan sesama. Semoga hidupmu selalu diberkahi oleh Allah SWT.
Salam,
si Penebar Cahaya.