Foto/detiknews.com |
Sejak awal saya ditetapkan sebagai penanggung jawab ini, saya sedikit kecewa. Sebab, panitia yang lain dengan seenaknya menunjuk saya tanpa pertimbangan yang lain. Saya bingung aja gitu, masa anak Bogor yang gak tau apa-apa tentang CFD Jakarta kayak gini malah dijadiin PJ. Ya tau dong, dari Bogor aja ke CFD harus berangkat jam berapa? :) Awalnya saya kecewa gitu, padahal panitia yang lain rumahnya lebih dekat daripada saya yang dari Bogor.
Setelah saya menanyakan alasan saya menjadi PJ, kepada teman-teman saya, mereka menjawab "Kita semua udah pada megang PJ masing-masing, justru kamu ditaruh di 'yang kamu gak tau' supaya ke depannya kamu paham." Oke. Terserah. Saya gak peduli, saya tetap kecewa dan lagi-lagi saya harus menerima dan ikhlas apapun yang terjadi.
Hingga pada akhirnya, minggu kemarin saya mencoba menggerakkan CFD ini. Saya ajak teman-teman, saya bicara sama panitia perlap untuk keperluan, alhasil semua nol alias gak jadi. Karena apa? Sedikit banget yang ngelist kehadiran, banyak panitia beralasan A,B,C,D, sampai Z. Di lain sisi, persiapan juga tidak matang lantaran saya sendiri juga sedang sakit dan sedang kambuh-kambuhnya.
Akhirnya CFD batal. Dan ada seseorang bilang sama saya, "Kalau bisa minggu depan jadiin ya," Oke. Saya berkata 'iya' sambil tersenyum tidak percaya diri. Sebenarnya saya tidak yakin, tapi dalam hati saya saat itu berkata, "Yaudahlah, mau dikit atau banyak yang ikut, jadiin aja. Daripada gak jalan sama sekali."
Malam sebelum CFD (malam minggu), saya mengajak pengurus organisasi (non-panitia) untuk ikut membantu. Karena yang list kehadiran saat itu cuma 8 orang, itupun termasuk saya hehe. Persiapan perlap kali ini lebih matang, yaaa mungkin cuma kekurangan orang saat ini. Tapi yaudahlah, saya coba aja.
Nah, hari ini, dengan drama yang super duper banyak, akhirnya CFD jadi dijalankan. Saya yang bilang sama panitia untuk hadir jam 6 pagi, tapi saya sendiri baru bisa berangkat jam 6 pagi lantaran dimarahi papa sebelum berangkat :) Saya bilang aja kereta saya telat datang, padahal mereka gak tau aja saya dimarahi haha. Lalu saya baru sampai stasiun tujuan sekitar jam set 8 pagi. Saya bertemu panitia yang lain di stasiun, tapi cuma ada satu laki-laki dan kita harus bawa air mineral botol sekardus. Wow, bayangin.
Jarak dari stasiun ke tempat jualan lumayan jauh. Terlebih harus bawa air mineral botol sekardus itu untuk dijual. Kami berganti-gantian bawa kardus itu sampai tangan kesakitan. Gini nih, kerja gak ada laki-lakinya. Semoga laki-laki lain kali lebih peka ya untuk bantu teman-temannya :)
Setelah kami bertemu di titik kumpul, kami mulai berjualan. Saya yang pagi itu belum sarapan (hanya minum air segelas) tidak semangat untuk berjualan. Kepala saya sakit dan perut saya mulai kambuh, maklum istirahat kemarin belum benar. Terlebih saya tidak pandai berteriak menawarkan barang dagangan. Akhirnya saya hanya berdiri diam memegang uang kembalian sambil menahan kesakitan. Ugh. Maaf ya teman-teman.
Menit demi menit belalu, saya dan teman-teman berhasil menjual dua kardus minuman dingin. Alhamdulillah. Minumannya abis saja kami merasa lega. Saya dan teman-teman kemudian langsung pulang ke rumah masing-masing karena lelah berjualan selama kurang lebih 3 jam itu. Tapi setelah saya hitung uang hasil jualan kami, ternyata hasilnya gak seberapa :) Saya merasa dengan ini CFD tidak efektif, karena modalnya aja besar, belum lagi tenaga yang terkuras banyak tapi hasil gak seberapa.
Namun, saya cuma jadikan ini pengalaman. Ada seseorang yang bilang "Gapapa, jadikan aja ini pengalaman. Untuk hasilnya, biarkan nanti ditambah sama Allah." Saya sedikit lega, terima kasih. Di sela-sela kesakitan saya saat pulang menuju Bogor dan mendapat pesan itu, saya mencoba untuk lebih ikhlas. Saya berusaha tenang. Ada Allah, Allah Maha Baik, 'kan? Bismillah.
----
Dari perjalanan ini saya berpikir, kenapa ya masih ada saja panitia suatu cara yang tidak peduli dengan acaranya sendiri. Masih egois ddengan diri mereka. Padahal, mereka punya tanggung jawab penuh di dalam acara yang mereka pegang. Apa mungkin mereka capek, males, gak suka, gak mau, atau apa ya? Kalau alasannya seperti itu sih, saya juga ngerasain hal yang sama. Tapi di satu sisi yang gak bisa saya sepelein adalah, saya punya tanggung jawab di sana.
Kenapa kayak gitu? Sebab tanggung jawab itu akan diminta pertanggungjawabannya sama Allah. Kalau saja saya tidak memikirkan tanggung jawab ini, mungkin saja saya tidak lagi aktif di grup untuk bawel ngajak CFD, tidak lagi ikut rangkaian acara dan rencana sebelum acara berlangsung, mungkin hanya nampang nama aja di proposal kepanitiaan.
Tapi ini beda, temen-temen. Lain kali kita tidak boleh menyepelekan tanggung jawab. Seberat apapun dan gak penting menurut kalian, itu tetap tanggung jawab kalian. Ini bukannya tentang kita lagi, tepi ini tentang pribadi masing-masing. Kita yang sudah memilih untuk jadi panitia, maka kita yang harus jalanin. Jangan mengandalkan orang lain. Tolonglah sadar sedikit, bukan karena orang lain tapi karena diri kamu punya tanggung jawab.
Kalau saya lelah, saya mau kalian juga lelah.
Kalau saya senang, saya mau kalian juga senang.
Begitupun yang lainnya.
Itulah kepanitiaan.
Harus kompak.
Jangan seenaknya.
Hargai orang lain kalau mau dihargai juga hehe.
Semoga, setiap kejadian selalu ada hikmahnya ya. Aamiin.
Semangat.