Kajian bersama Ustad Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. |
Hari ini ada acara wisuda kampusku di Balairung UI. Artinya, setahun lagi adalah giliranku untuk berada di sana. Ya, aku yang akan menjadi salah satu wisudawan yang ikut meramaikan acara di tahun depan. Ternyata sebentar lagi, tersisa 360 hari menuju hari kelulusan itu tiba.
Sebelumnya aku mau ucapain selamat untuk semua yang sudah resmi menjadi Diploma dan Sarjana dari Politeknik Negeri Jakarta. Untuk kakak-kakak semua, semoga ilmunya berkah dan sukses selalu untuk kehidupan selanjutnya.
Sebenarnya, untuk kedua kalinya aku cukup kecewa karena tidak bisa hadir untuk memberikan ucapan selamat secara langsung kepada orang-orang terdekat. Karena, tahun kemarin sempat berhalangan hadir dan ternyata hari ini juga. Berbagai alasan membuatku tidak bisa hadir di sana, salah satunya adalah keadaan diriku sendiri yang kurasa sedang tidak baik-baik saja.
Kondisi diri hanya kita yang tau. Sakit, penat, lapar, dahaga, jiwa kita yang mampu menangkap perasaan itu. Termasuk jika kita merasa sedang ada yang 'kurang beres' dari rohani kita. Benar begitu?
Akhir-akhir ini, aku merasa ada yang sedang tidak beres pada diriku. Ketika marah sukanya berlarut-larut, ketika sedang adem ayem tiba-tiba suka merasa bersalah. Aneh, rasanya ada yang belum diperbaiki dari diriku ini. Itulah mengapa aku memutuskan untuk tidak datang wisuda, karena ingin mengembalikan diri dengan menghadiri suatu majelis ilmu di kawasan kota Bogor.
Pernah gak, kalian setiap hari ngaji, berusaha berbuat baik, sholat lima waktu, bahkan selalu menyempatkan waktu untuk dhuha dan tahajud? Tapi masih ada aja gitu perasaan aneh yang ada dalam diri, yang nyatanya sangat sulit diungkapkan. Pernah begitu? Nah, itulah yang lagi aku rasain saat ini.
Mungkin sebagian orang berpandangan bahwa aku sudah melewatkan momen-momen wisuda. Padahal dengan menghadiri wisuda, aku bisa punya sedikit gambaran bagaimana suasana nanti tahun depan ada di sana. Iya kan? Tapi tidak semudah itu kawan-kawan. Sebenernya aku juga gak enak gak hadir mulu, tapi apa daya, aku rasa kali ini aku harus egois, karena bener-bener lagi ngerasa gak baik dan diri ini butuh dicas.
Nah, tapi yang berbeda dari biasanya adalah aku harus pergi ke tempat kajian itu sendirian. Sesuatu hal yang jarang banget aku lakuin: pergi sendirian. Awalnya sih aku mau ke kajian emang bareng temen, tapi sayangnya tiba-tiba dia ada kuliah yang akhirnya gak bisa dateng.
Di satu sisi aku rasa kayaknya aku juga gak jadi aja deh. Tapi di sisi lain, aku terdorong untuk ikut kajian demi menghilangkan perasaan aneh ini. Aku berharap, dengan kajian yang aku ikutin ini setidaknya aku punya pencerahan yang lebih terang lagi, mendapatkan ketenangan, dan yaa.. anggap saja me time yang pas untuk orang-orang yang merasa 'tersesat' seperti aku.
Hikmah hari ini, ternyata keluar dari zona nyaman itu sulit banget. Aku yang gak biasa pergi sendirian akhirnya harus nyoba pergi sendirian. Berusaha buat buka omongan dengan teman baru dan Alhamdulillah, ternyata sendirian tidak semenyeramkan itu. Allah memang baik banget sama hambanya yang punya niat memperbaiki diri.
Di kajian aku melihat banyak kenikmatan dengan berkumpul bersama orang-orang sholih, yang senantiasa juga mencari ridho Allah dengan memahami ilmu agama. Dari mulai anak muda, para orang tua, serta lanjut usia pun hadir di sana. Suatu kebanggaan dan bersyukur sekali bisa hadir di antara mereka.
Semoga kita selalu ada dalam keadaan di mana kita selalu ingin melakukan kebaikan dan selalu haus akan ibadah kepada Allah SWT. Aamiin.
Selamat untuk kawan-kawan semua,
semoga kita termasuk orang berilmu dan beragama yang barokah dan bisa bermanfaat bagi orang banyak. Aamiin.