Dulu, beberapa tahun yang lalu, aku pernah bersusah payah sendirian di tengah lapangan, ketika hendak menjadi penanggung jawab dari sebuah cabang event olahraga di kampus. Kemudian, ada seorang laki-laki—yang kuhanya tau namanya—bernegosiasi tentang permainan tarik tambang kala itu, cabor yang sedang diamanahi padaku.
Seketika, saat itu percakapan kami terhenti akibat hujan yang tiba-tiba mengguyur kampus dan sekitarnya. Hujan, hujan yang cukup besar, membuat tas yang aku gendong, papan jalan dan kertas yang kupegang, serta peralatan lain yang sedang kujaga menjadi basah seketika.
Kemudian, lelaki itu membentangkan payung itu tepat di atas kepalaku. Entahlah, aku tidak tahu darimana payung itu berasal. Memang miliknya atau bukan, saat itu aku tidak peduli. Yang kupedulikan hanyalah semua peralatan dan barang bawaanku yang saat itu harus segera diamankan.
Lalu, kami bergegas mencari tempat untuk berteduh. Sampailah kami di sebuah pendopo yang kami sebut "GSG". Di sanalah aku melihat lelaki itu kelelahan setelah menolongku. Duduknya mulai menunduk, matanya mulai sayup. Seketika, perasaanku terenyuh dan merasa tak enak karena sudah merepotkannya kala itu. Tapi aku bersyukur, "Ternyata masih ada ya orang baik seperti dia."
Dan ternyata aku pernah nulis ini beberapa tahun yang lalu. (Read: Hujan Kamis Manis (1))
Itu pertolongannya yang pertama. Kala itu aku bersyukur karena telah Allah pertemukan dengannya, si anak baik hati, sang penyelamat yang datang entah dari mana.
Kemudian, masih di hari yang sama, sepulang bertugas menjadi penanggung jawab cabor tadi, aku sholat ke masjid kampus. Hari yang mulai gelap disertai hujan tipis tipis kala itu. Namun, tampaknya event keseluruhan belum usai. Aku dan temanku kala itu disuruh datang ke sebuah tempat untuk melakukan rapat bersama yang lainnya.
Kala itu, aku dan temanku cukup bingung harus pergi naik apa. Hari yang mulai malam tak memungkinkan untuk kami menemukan bus kampus yang biasanya berlalu lalang hingga jam 8 malam saja. Ditambah lagi, beberapa barang bawaan tak bisa kami bawa jika hanya berdua saja.
Lantas, saat itu aku berdoa, "YaRabb, tolong kirimkan bantuan melalui apa saja. Aku udah capek banget sebenernya, tapi masih harus rapat."
Lalu, kami berjalan perlahan menuju tempat rapat meski belum menemukan jalan keluar. Belum ada 5 menit, tiba-tiba dua motor berhenti tepat di samping kita lalu menawarkan bantuan. Rupanya, mereka juga punya tujuan yang sama, yaitu pergi ke tempat rapat yang telah ditentukan. Kami tidak melihat wajah dua pengendara motornya saat itu, sebab keduanya terhalang oleh helm yang menbungkus setengah wajahnya.
Dan ternyata, motor besar yang kutumpangi kala itu adalah si lelaki penolong yang baik hati, yang pada siang itu datang memayungiku dan membantuku saat di lapangan.
Ya, untuk kedua kalinya dia menjadi penyelamatku. (Read: Hujan Kamis Manis (2))
Dan yang terakhir, setelah aku merasakan sebuah kesedihan di penghujung tahun ini, baru-baru ini dia kembali menyapaku karena hendak menanyakan sesuatu. Tapi, rasanya aku sangat senang dan bahagia. Sebab, ternyata dia masih mengingatku sebagai temannya.
Hal sederhana itu mungkin gak begitu istimewa bagi sebagian orang. Tapi entah mengapa, aku selalu suka dengan tindakan kecil seseorang yang mungkin terlalu sering diabaikan, menyapa teman lama, misalnya.
Mungkin gak semua orang bisa melakukan ini. Rasanya ini adalah hal yang tak mudah bagi beberapa orang untuk bisa menyapa teman lama yang tak pernah lagi menyapa ataupun bertemu secara langsung. Jadi bagiku, kehadirannya sekarang adalah pelipur laraku dari kesedihan beberapa waktu lalu.
Untuk itu, bersama dengan postingan ini, aku mau menyampaikan banyak terima kasih kepada orang tersebut, yang kini kusebut dengan si penolong yang baik hati. Darinya aku belajar bahwa ternyata akan ada orang di luar sana yang merasa terkesan dengan kebaikan kita meski hanya dengan tindakan yang kecil. Mungkin bagi kita hal itu biasa saja, tapi bisa jadi hal tersebut menjadi sangat berkesan bagi seseorang.
I'm so grateful to met and get to know you. Semoga kamu diberikan lindungan selalu oleh Allah, bahagia terus, diberikan kesehatan terus, dan sukses terus dalam apapun yang sedang diikhtiarkan. Terima kasih sudah mau berteman dengan orang sederhana seperti aku. Tetaplah menjadi baik, sekalipun jika suatu saat nanti kamu akan tumbuh di lingkungan yang kurang baik. Tetap semangat, tetap jadi temanku, ya?😁