Setiap orang pasti punya masa transisinya. Ya, masa-masa perubahannya, entah perubahan dari masa kelam ke masa yang baik atau sebaliknya. Setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya dan setiap orang juga berhak memilih siapa yang ada dalam masa depannya.
Ya, beberapa hari lalu aku menghadiri pertemuan bersama teman-teman semasa SMP-ku. Awal hati aku merasa senang, sebab sudah lama tak berjumpa membuatku ingin membayar rindu. Benar saja, akhirnya aku bertemu mereka, teman-teman lamaku, teman yang menjadi saksi di masa-masa remajaku hahaha masa masa cinta monyet.
Tapi yang sangat disayangkan, kini beberapa dari mereka tidak lagi sama seperti dulu. Yap, yang dulu kini tak seperti dulu. Seperti judul yang kubuat pada postingan kali ini. Ngomong-ngomong tentang cinta monyet, ya aku ingin bercerita dikit tentang hal itu.
Jadi, saat pertemuan kemarin aku melihatnya, seorang pria yang pernah aku cinta. No, gak pacaran, tapi cuma cinta-cintaan. Aku ingat betul perasaan kali itu muncul saat kami masih di bangku SD, benar-benar cinta monyet bukan? Hihi. Setelah itu, kami satu SMP dan kisah kami masih terus berjalan. Dalam setiap kisah kala itu aku selalu mengikuti setiap hidupnya, mengenal pribadinya, keluarga, kelebihan dan pun kekurangannya. Aku sangat begitu baik mengenalnya begitu pula ia mengenal aku.
Saat itu, kami pernah memiliki sahabat-sahabat dekat, dan kami sangat akrab. Lalu kami pernah menghabiskan waktu bersama walaupun saat itu di sekolah kami tak mengizinkan laki-laki dan perempuan bersama sama dalam satu kumpulan tanpa ikatan. Ya, memang ketat peraturan sekolah saat itu, aku dan teman-temanku memang sering ditegur karena tak jarang melanggar aturan.
Namun, secara pribadi aku mengenal mereka dengan sangat baik. Mereka orang orang baik, peduli agama, pintar mengaji, hafalannya banyak, dan sangat mencintai keluarga mereka. Itulah yang membuatku menaruh rasa kagum kepada mereka, termasuk orang yang pernah buatku jatuh cinta. Tapi entahlah, saat pertemuan kemarin, aku melihat mereka sangatlah berbeda.
Entah atau aku yang salah lihat, atau aku yang dulu tak tahu pribadi mereka yang sebenarnya. Kemarin adalah hal yang sangat membuat aku terkejut karena mereka sudah tak lagi seperti yang dulu saat pertama kali aku kenal. Ya, asap itu berhembus dari mulut-mulut mereka, penampilannya kini tak serapi dulu saat masih SMP, gelagatnya kini sudah tak lagi pendiam namun sudah berkebalikan.
Sontak, hatiku kesal dan kecewa. Aku yang saat itu menikmati pula asap-asap hitam merasa tak sudi menghirupnya. Tak lama setelah aku melihat semuanya kemudian aku bergegas pulang. YaAllah, sungguh aku tak percaya. Mereka sudah tak lagi menjadi diri mereka sendiri. Aku yakin, ada beberapa hal yang membuat mereka harus seperti ini. Mungkin aku memang tak tahu penyebabnya, namun yang kuherankan mengapa harus memilih jalan seperti ini?
Dia, seseorang yang pernah aku cintai, bahkan kemarin kusempat menaruh harap agar dia menyapa aku. Tapi, ternyata untuk melihatnya saja aku sudah tak nyaman, segeralah aku melepas harapan yang terlintas itu. Aku hanya berharap, suatu saat nanti kamu, dan mereka teman-temanku yang lain kembali kepada diri kalian masing-masing. Kembali seperti saat aku mengenal kalian. Semoga Allah meridhoi jalan hidup kalian, sukses selalu, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.