Hujan Kamis Manis (2)


Gadis itu kembali pada tugasnya. Sementara manusia yang tadinya duduk bersamanya kini hilang setelah pamit karena tugasnya juga. Gadis itu kini sendiri, lalu dia kehujanan lagi tapi berbeda nasibnya dengan yang tadi. Tak ada yang melindungi, tak ada yang menghampiri.

Setelah lelah bekerja seharian, gadis itu lupa akan kewajibannya sebagai hamba. Ya, beribadah. Sudah menjelang maghrib tapi ia belum juga shalat ashar. Bergegaslah gadis itu menuju masjid terdekat bersama salah seorang temannya.

Tak lama azan maghrib berkumandang. Temannya mengajak gadis itu untuk tetap berdiam menunggu shalat berjama'ah dimulai. Gadis itu mengangguk. Kemudian ia shalat di tempat yang sama. Setelah itu, telpon berbunyi, ternyata mereka disuruh pergi untuk diskusi. Tempatnya lumayan jauh dari masjid, yang jelas di luar kampusnya.

Gadis itu dan temannya nampak kebingungan, harus naik apa sudah malam begini. Kendaraan umum juga sulit dicari. Kemudian gadis menghayal aneh, berharap manusia yang tadi memayunginya datang kembali untuk membantu.

Tak sampai satu menit, tiba-tiba manusia itu datang bersama motornya, disusul oleh temannya yang juga bersama motornya. Gadis itu berseri seri sambil tersipu malu, ternyata harapannya tercapai. Gadis itu kebingungan, tak sengaja manusia itu menyuruhnya untuk duduk dibelakang nya. Yap, gadis itu dibonceng manusia misterius tersebut. Wajahnya tersipu malu selama perjalanan menuju tempat diskusi.

Di sepanjang perjalanan, manusia itu mengajak gadis tersebut terus berbincang. Bagaimana tidak canggung, gadis itu kaku bagai terikat manisnya hujan.

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.