Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Keadaan paling menyakitkan bagiku adalah, ketika seseorang bilang kalau menulis adalah hal yang menyebalkan. Ada yang pernah bilang ke aku secara langsung, katanya kalau menulis itu ya gak perlu semua perasaan kita ditulis. Entah kenapa, pertama kali aku denger orang ngomong gitu secara langsung ke aku, dan aku bener-bener sakit hati.

Hai, rumah.
Setiap hari kamu mau saja menaungi segala keluh kesahku,
padahal sejatinya aku ini sering menghancurkan isinya.
berantakan,
berbuat sesukaku,
tapi kamu masih menerima kehadiranku. hehe.
makasih banyak ya, rumah.

tapi, kenapa kamu sebaik ini?
padahal, banyak orang-orang lain yang datang menghampirimu,
membuat seisi rumah lebih rapi,
lebih menyenangkan,
lebih menenangkan,
lebih lebih dariku,
yang hanya sekadar cahaya yang bisa menghangatkan
dan menyinari rumah dari kegelapan.

Hei, rumah.
Apakah kamu akan menjadi tempat tinggalku selamanya?
Bukan sekadar menjadi tempat singgahku,
lalu aku pergi dan tak kembali,
tapi jadi tempat tinggalku,
yang ke mana pun aku pergi,
aku pasti kembali.
Bersediakah kamu menerima kehadiranku setiap hari?

Hei, rumah.
Aku tau kamu sederhana,
tapi rumah tetaplah surga bukan?
Seindah apapun hotel yang mewah,
tetaplah rumah menjadi tempat ternyaman.
Aku mau kamu seperti itu,
selalu hidup bersama cahaya,
dengan penuh kehangatan dan keceriaan.

Hei, rumah.
Aku tau, kita kini tidak menyatu,
bahkan aku tidak tau apakah kita bisa menyatu atau tidak,
tapi selama ini rumah selalu membutuhkan cahaya,
begitupun cahaya yang membutuhkan rumah untuk disinari,
apa aku salah?
aku takut salah langkah.
tapi aku takut berpindah rumah.

Hei, rumah.
Maafkan aku sudah menyinarimu sejauh ini,
Aku sudah terlalu jauh ya?
Mungkin, apa perlu kubiarkan rumah itu gelap saja?
Lalu membiarkan cahaya pergi?
Biarkan rumah itu kesepian lalu kelam
Tanpa sedikit cahaya pun datang

Kalau itu maumu,
Cahaya bersedia pergi.
Walaupun cahaya tidak mau.
Tapi, cahaya akan mengikuti maunya rumah, kok.
Jangan bersedih,
Bagaimana pun, cahaya akan selalu ada untuk rumah.

Melihat Zaina yang mengayuh sepeda dengan cekatan, Nufail menyuruh sang sopir angkutan umum lebih gesit menginjak gas mobil. Alhamdulillah, saat itu hanya Nufail penumpang panglaris-nya. Lalu, angkutan umum berwarna biru itu melaju lebih cepat.

"Assalamualaikum, Nufail. Bagaimana kabarmu? Semoga baik-baik saja. Ini, kubawakan nasi goreng untukmu. Kutahu, Uma belum pulang 'kan? Jadi, kamu bisa makan dengan ini. Aku tau persis seleramu. Ini, nasi goreng tanpa bawang goreng kesukaanmu. Benar begitu? Jangan lupa dihabiskan ya.. agar kamu tidak sakit." —Dari Wanita Yang Mencintaimu

Pagi itu Nufail bercanda dengan Salwa. Lalu, melihat sang nenek yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Nufail segera menemuinya lalu menyalami tangannya. 
"Assalamualaikum, Nek," sapa Nufail.
"Wa'alaikumussalam," jawab Nenek sambil tersenyum.
"Perkenalkan, Nek, aku Nufail, mahasiswa di sini," kata nufail sambil memperkenalkan diri.
"Ohh, jadi kamu Nufail?" kata Nenek.
"Iya, betul, Nek. Kok nenek seperti kaget gitu?" tanya Nufail.
"Kamu anaknya Aisyah kan? Dia teman baik anakku, tapi sayangnya Allah lebih sayang dengan anakku jadi dia sudah pergi lebih dulu," jelas Nenek.
"Jadi, nenek ini neneknya Salwa dan Misha?" tanya Nufail lagi.
"Lebih tepatnya, neneknya Salwa,"
"Maksud nenek?" tanya Nufail yang penasaran.

Kemudian. Nenek bercerita.

Jadi, sebelum Salwa lahir, ibunya yang sudah meninggal dunia ini tidak kunjung diberikan keturunan. Sudah hampir 8 tahun menikah, ibunya tidak kunjung hamil. Ayahnya yang keras kepala marah dan menyangka istrinya penyakitan, sehingga tidak bisa hamil. Lalu, ibunya memutuskan untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Saat itulah pertama kali Misha diajak tinggal bersama. Misha ini seorang gadis kecil yang berumur 3 bulan pada saat itu. Kemudian, 15 tahun kemudian ibunya mengandung, dan anak itu kini diberi nama Salwa.

Setelah Salwa lahir, suaminya yang keras kepala dan pemarah itu lebih sayang kepada Salwa. Semenjak itulah Misha lebih dekat dengan sang nenek. Empat tahun sudah berlalu, Ayahnya selalu saja marah-marah kepada Misha, seakan tidak lagi membutuhkannya. Hingga tiba saatnya ajal menjemput sang ibu, dan sejak itulah ekonomi keluarga mereka menurun.

Misha yang juga bekerja membantu sang ayah kini akan dinikahkan oleh seorang saudagar kaya demi menutupi hutang-hutang sang ayah. Misha yang merasa bukan siapa-siapa itu harus menuruti kemauannya untuk bisa membahagiakan orangtua yang sudah merawatnya. Namun, sebenarnya neneknya sangat tidak setuju. Karena bukankah pernikahan ini adalah sekali seumur hidup? Nenek juga merasa bahwa menantunya itu sudah melakukan perbuatan yang tidak baik kepada anak yatim, yaitu Misha. Perbuatannya padahal sangat Allah benci, seperti dalam firman-Nya,

“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar”. (Q.S. An Nisaa’, 4:2)

"Jadi begitu, nek?" tanya Nufail yang tercengang setelah mendengarkan cerita nenek.
"Iya, begitulah. Nenek kasihan dengan Misha, anak itu tidak bersalah," kata Nenek.
"Semoga Allah membalas semua kebaikan Misha, nek. Nenek jangan khawatir, Allah selalu ada bersama orang-orang yang baik," kata Nufail.
"Iya, kamu benar, nak. Terima kasih ya," kata Nenek yang mulai menitikkan air matanya.

Setelah tak lama bercerita, Nufail lupa bahwa ada jam mata kuliah di pagi hari. Lalu Nufail berpamitan kepada Nenek dan Salwa lalu bergegas pergi ke kelasnya. 

--

Sesampainya di kelas, Nufail bertemu dengan Gio. Kemudian Nufail mengajaknya ikut ke toko bunga milik Rayyan sambil bercerita nanti sepulang kampus. Lalu Gio mengiyakan ajakan Nufail. 

Setelah perkuliahan berakhir, Nufail mengajak Gio pergi. Namun, Nufail meminta waktu sebentar untuk pergi ke kantin menemui Salwa. Lalu Gio menunggu Nufail di depan gerbang kampus. Setelah selesai, Nufail masuk ke mobil Gio dan berkata sesuatu,
"Kita punya panggilan jihad," kata Nufail.
"Apa-apaan kamu ini, masuk-masuk langsung ngomongin jihad?!" kata Gio kaget.
"Nanti saja aku ceritakan! Ayo kita ke toko dulu," ajak Nufail.
"Iya iya, baiklah," kata Gio pasrah.

Setelah sampai di depan toko bunga milik Rayyan, Gio sedikit kebingungan. Sepertinya ia pernah mampir ke toko ini.

"Hey, sebentar. Sepertinya aku pernah ke toko ini," kata Gio.
"Ah, masa? Kapan? Aku baru pertama kali 'kan mengajakmu ke sini?" kata Nufail.
"Iya, tapi sepertinya aku pernah ke sini," kata Gio.
"Mungkin perasaanmu saja, jangan menghayal kamu," kata Nufail sambil mengejek.
"Tidak, aku serius. Tapi, ini pintunya tidak seperti ini, lalu tidak ada bunga ini di sudut ini, dan...." kata Gio yang berbicara sendiri sambil menunjuk ruangan sekitar.
"Hey, sudahlah! Ayo masuk, itu perasaanmu saja," kata Nufail.
"Ahhh kamu tidak percaya denganku?" tanya Gio.
"Aku hanya percaya kepada Allah, hahaha" kata Nufail yang meninggalkan Gio di depan pintu toko.
"Baiklah, tunggu aku Nufail!"kata Gio.

Lalu, mereka duduk di ruangan baca yang ada di toko itu. Nufail juga membuatkan kopi untuk disantapnya berdua bersama Gio sembari berbincang-bincang.

"Lalu apa yang kamu maksud jihad di mobil tadi?" kata Gio memulai perbincangan.
"Jadi begini, kamu tau perempuan yang katanya pernah kautemui di apotek?" tanya Nufail.
"Maksudmu kakaknya Salwa?" tanya Gio.
"Iya, dia, masih ingat?" kata Nufail.
"Ingatlah, dia gadis yang cantik," kata Gio sambil senyum-senyum.
"Hey, istighfar kamu. Nih, aku punya jihad yang sangat baik, apalagi bila aku lakukan denganmu," kata Nufail.
"Iya, apa? Dari tadi juga aku nanya ini kan," kata Gio sambil kesal.
"Sabar, ini sedikit rumit," kata Nufail.
"Iya apa?????" kata Gio sedikit emosi.
"Bagaimana perasaanmu jika dia akan menikah dengan orang lain?" tanya Nufail yang mulai serius.
"Apa maksudmu? Menikah dengan siapa?" kata Gio sambil kaget.
"Menikah dengan seorang pria dewasa, kaya, mapan, dan dengan keterpaksaan," kata Nufail.
"Kamu serius? Jangan sembarangan kamu kalau bicara," kata Gio yang mengira Nufail sedang berbohong.
"Hey, untuk apa aku berbohong soal ini," kata Nufail.
"Jadi itu kenyataan? Kasihan sekali dia, mengapa takdirnya seperti itu?" kata Gio yang mulai khawatir.
"Tenang, masih ada 14 hari lagi menuju pernikahannya," kata Nufail.
"Maksudmu?" tanya Gio.
"Mari kita susun rencana," kata Nufail.

Lalu, Nufail sedikit bercerita kepada Gio tentang latar belakang Misha. Ia juga menceritakan mengapa Misha bisa dijodohkan oleh ayahnya kepada seorang saudagar kaya. Di situ, Gio mulai kesal dan tidak rela jika perempuan yang membuatnya jatuh hati akan dinikahi atas dasar melunasi hutang. Gio merasa, manusia bukanlah barang tukar yang bisa diperjualbelikan begitu saja. Dari situ, mereka membuat strategi. Seperti apa ya kira-kira?

--

Matahari sudah mulai tenggelam dan langit berubah menjadi keoren-orenan. Nufail diantar Gio ke rumahnya. Lalu, Nufail turun dari mobil Gio. Sementara itu, tiba-tiba Abang Nasi Goreng langganannya datang ke rumah.

"Assalamualaikum," sapa si abang kepada Nufail dan Gio.
"Waalaikumussalam, bang," jawab Nufail dan Gio.
"Baru pulang? Maaf nih ganggu. Saya cuma mau ngasih ini ke Nufail, katanya dari seseorang yang gak mau disebutin namanya," kata abang.
"Cie cie, dapat kiriman rahasia nih Nufail, siapa tuh?" kata Gio sambil mengejek.
"Haduh, kamu ini. Diamlah!" kata Nufail sambil tersenyum.
"Sudah, ambil sana. Lumayan kan, hihi" kata Gio.
"Ohh iya bang, ini makasih ya. Dari siapa sih bang?" kata Nufail bertanya-tanya.
"Rahasia, nanti juga tau sendiri," kata abang yang memberikan tas kecil berisi nasi goreng tersebut.
"Baiklah, terima kasih ya, Bang," kata Nufail.
"Iya, sama-sama, saya pamit dulu ya Nufail, Assalamu'alaikum," kata Abang yang pamit kepada Nufail dan Gio.
"Wa'alaikumussalam," jawab Nufail dan Gio.

Kemudian, Gio pun pamit pulang dan Nufail masuk ke rumah. 
Lalu, Nufail segera bersih-bersih badan dan duduk di ruang tamu. Ia mengambil tas kecil yang diberikan oleh abang nasi goreng.

Penasaran, lalu dibukalah tas kecil itu oleh Nufail. Ada sebuah kertas kecil di dalamnya, ternyata itu sebuah surat dari seseorang yang memberikan nasi goreng tersebut. Lalu Nufail membaca isi suratnya.

Isinya adalah....

---

Tunggu kelanjutan cerita Ber-Seri nya ya!
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates