Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
foto/google.com

Bang, kali ini izinin gue buat cerita tentang lu ya. Sebenernya, gue cuma berniat untuk mengabadikan pengalaman gue waktu ngefans sama lu bang. Gue yakin lu juga gak bakal baca sih, bang. Ini gue tulis untuk diri gue sendiri aja biar suatu saat nanti kayaknya seru deh buat dikenang. Hehehe. Tulisan ini juga gue persembahkan untuk pembaca setia blog gue yang semoga aja bisa mengambil hikmahnya dari cerita ini. Okee?

Jadi gini, waktu itu gue ngefans banget sama bang boim. Kalau kalian belum tau siapa, dia salah satu Quran Reciter terkenal saat itu bareng temennya Muzammil Hasballah, Salim Bahanan, sama Taqy Malik. Waktu itu sempet booming kalau artis pada hijrah, kemudian muncul komunitas-komunitas hijrah, serta munculnya para Quran Reciter macam abang-abang berempat itu.

Entah kenapa gue merasa semangat aja gitu, pas dengerin mereka baca Quran. Terlebih sama bang Boim yang masyaAllah deh pokoknya. Sebagai seorang perempuan, gue gak munafik karena gue juga suka sama mereka karena ketampanan mereka. Gue sampe following instagramnya satu per satu, ikutin beritanya, dan suka dengerin murrotalnya.

Wallahu'alam sih waktu itu gue dengerin murrotal itu beneran karena Allah atau karena orang yang baca:( sumpah deh ini harus diperhatikan temen-temen, lurusin niatnya jangan sampai kayak gue, plis!! pokoknya gak baik kalo segala sesuatu didedikasikan untuk/karena manusia. Sebaik-baiknya persembahan ya harus karena dan untuk Allah, inget ya!

Nah, sampe situ gue sering stalking bang Boim. Padahal mah boro-boro deh dia kenal gue juga. Wkwkwk. Begitu kan ya kalau orang ngefans sesuatu? Suka lebay. Dari situ gue hampir tiap hari merhatiin profilnya, postingannya, captionnya, bahkan spagramnya. Duh, alay banget deh pokoknya. Bener-bener kocak aja gitu gue se-alay itu wkwk.

Terus, gue pernah suatu ketika ngeliat doi nulis di bio instagramnya tentang ilmu. Pokoknya pake bahasa arab gitu. Gue juga gak terlalu inget sih, pokoknya gitu deh. Nah, setelah gue stalking dia malamnya gue mimpiin dia. Mungkin ini karena gue terlalu mikirin dia, padahal mah sebenernya gak baik guys kayak gini, plis jangan dicontoh wkwk. Tapi, mimpi ini yang menarik buat gue.

Dalam mimpi itu, gue mimpi menghadiri suatu acara yang bintang tamunya bang Boim. Sumpah deh, gue ke acara itu ceritanya cuma untuk ketemu bang Boim, bukan untuk denger kajiannya. Astaghfirullah. Pokoknya di mimpi itu gue kayak ngejar-ngejar beliau sampe ngikutin ke acara yang beliau hadiri. Dan akhirnya ketemu nih ceritanya walaupun cuma liat dari jauh.

Terus, tiba-tiba gue didatengin sama satu laki-laki. Dia bilang ke gue gini, "Kamu suka ya sama bang Boim?" terus dengan pedenya gue jawab, "iya, suka banget. Boleh ketemu gak?" tanya gue. Laki-laki itu bilang ada tiga hal yang harus gue lakuin sebelum  bisa ketemu bang Boim.
1. Gue harus hapus seluruh foto gue di instagram,
2. Gue harus berhenti follow laki-laki di instagram,
3. Gue harus bercadar.

Entah kenapa, di mimpi itu gue turutin apa kata orang itu. Biar bisa ketemu bang Boim. Terus, setelah gue ngelakuin itu, gue cari lagi acara kajian yang ada bang Boimnya. Akhirnya ceritanya gue menagih janji laki-laki itu dan gue cari lagi laki-laki itu biar bisa ketemu bang Boim.

Setelah itu, bener dong gue dicekin hpnya dan langsung dipertemukan sama bang Boim. Terus setelah gue dihadapkan dengan bang Boim, dia ngomong sama gue. "Makasih udah mau ngelakuin itu buat saya, tapi saya cuma mau kamu ngelakuin itu karena Allah bukan karena yang lain," kata dia.

Di mimpi itu gue diem aja, entah kenapa gue kayak baper gitu di mimpinya. Setelah itu, gue berusaha buat ga dateng-dateng lagi ke kajian bang Boim karena selama ini niat gue gak baik. Gue mau meluruskan itu ceritanya. Gue ga ngejar-ngejar bang Boim lagi, gue pun gak bercadar karena bang Boim lagi, dst. Ceritanya di mimpi itu gue mulai insaf. wkwk.

Nah, setelah itu.. Waktu gue udah berusaha tobat, tiba-tiba gue malah difollow bang Boim. Dan gue kaget, padahal ceritanya gue udah unfollow dia. Tiba-tiba dia minta alamat rumah gue dan mau dateng ke rumah dong buat ngelamar. Sumpah, mimpi itu kayak nyata wkwkwk. Tapi gue tau ini cuma halusinasi gue wkwk, tapi wait... belum selesai.

Udah ya, mimpinya sampe gue dilamar. Bangun dari mimpi itu gue bener-bener dibuat bingung, tapi ada senengnya juga sih. Dan seperti biasa gue langsung stalking dia di instagram. Dan kalian tau apa? Tepat sehari setelah gue mimpiin dia malemnya, dia ganti bio di ignya dengan tulisan ini. Kalian bisa liat sendiri di bawah!!


MasyaAllah pokoknya, waktu gue mulai baper sama mimpi itu, gue malah ditampar langsung sama bio bang Boim di ig-nya. Gue jadi ngerasa, "Yaelah mimpi doang, ngapain baper," bener begitu kan? Dari situ gue ngerasa mimpi itu bener-bener menampar gue sih. Pas banget itu ceritanya dari gue mimpi sampe ngeliat bio bang Boim itu berasa masih satu cerita yang nyambung. Dah, pokoknya gitu.

Intinya, sejak mimpi itu gue ambil banyak hikmahnya sih.
1. Gue gaboleh suka sama sesuatu secara berlebihan, gak baik. Apalagi kalau lawan jenis, suka mikirin, stalking, dll yang sebenernya kurang penting.
2. Gue gaboleh ngelakuin sesuatu cuma karena manusia apalagi karena orang yang gak kenal sama kita. Kayak gue ngefans sama bang Boim. Dateng ke kajian cuma gara-gara ada bang Boim, dengerin murrotal cuma gara-gara suaranya enak didenger, dll. 
3. Kalau gue mau deket/disukain/dikagumi/berjodoh sama orang sholih kayak dia, gue harus bisa menjadi orang sholih juga untuk dia. Kayak di mimpi itu, gue kan dituntut untuk jaga pandangan di ig, pake cadar, dsb. Jadi seakan-akan kalau gue mau sama bang Boim ya gue harus begitu. 
Ibaratnya sih yang baik akan ketemu yang baik, jadi jangan harap kalau mau sama yang sholih tapi kitanya masih gini-gini aja. Duh, malu.

Dan, menurut kalian apalagi yang bisa diambil dari cerita gue kali ini? Atau ada pendapat lain? Boleh dikomen hehe.

Intinya, gue mau ngasih tau kalian kalau ngefans sama orang jangan berlebihan deh. Jangan kayak gue wkwk. Inget, segala sesuatu itu harus karena Allah bukan karena nafsu semata doang. Alhamdulillah sejak saat itu gue udah gak suka stalking doi lagi. Bahkan sekarang biasa aja gitu, cuma misalkan gak sengaja ada di beranda ig, ada snapgramnya, atau ada di timeline di youtube, bahkan pernah gue iseng komen di youtubenya terus dibales, tapi sekarang udah biasa aja rasanya haha. Alhamdulillah, perlahan gue udah berubah. Gimana dengan kalian?

Apa masih suka sama manusia dengan cara yang berlebihan kayak gue waktu itu?
Suka idolamu sekarang misalnya sampe nonton konser-konsernya?
Atau suka oppa oppa korea sampe punya poster-posternya?
Duh, aku aja suka sama yang (insyaAllah) sholih langsung ditegur Allah pake mimpi, apalagi kalo suka yang lain-lain ya? huhu, sedih. Allah bener-bener baik!!

Jadi, semoga cerita kali ini bisa menginspirasi kalian ya.

Btw, makasih bang Boim sudah menjadi topikku kali ini hehe. Maaf ya bang, cuma mau berbagi aja sama orang dan mau dokumentasi pengalaman hehe. 

Jangan lupa berbagi kebaikan dan #MenebarCahaya.
Salam dariku,
si Penebar Cahaya.

Aku? Menyebalkan.

Kata seorang temanku, sahabatku, teman seperjuanganku sejak masuk kuliah. Dia adalah seseorang yang jauh berbeda denganku dari segi kebiasaan, hobi, kepribadian, dan masih banyak lagi. Pokoknya segala perbedaan ada di antara kita.

Sebuah perbedaan mungkin dianggap sesuatu yang biasa saja. Bahkan katanya bisa saling melengkapi dan memahami satu sama lain. Bisa mengeksplor diri dengan berbagi dari sisi yang berbeda, bisa belajar menerima kelebihan dan kekurangan, dan mungkin bisa menjadi peluang untuk saling melengkapi. Tapi bagiku, perbedaan ternyata bukan hal yang mudah untuk diterima. Bukan karena kutak sanggup, hanya saja perbedaan kadang menyiksaku secara paksa.

Ya, aku dan dia memang banyak berbeda;
Dia suka bicara, aku lebih suka diam.
Dia suka berdebat, aku lebih sering menghindar dari perdebatan.
Dia suka perhatian, aku lebih suka cuek dan tidak memperhatikan.
Dia suka menanyakan aku ketika ada masalah, sementara aku justru tak ingin diganggu jika ada masalah.
Dia suka gombal, sementara aku boro-boro suka digombalin.
Dia selalu mau aku bicara jujur dan langsung, sementara aku suka jujur tapi tak bisa bicara langsung.
Dia selalu memaksa aku menulis, sementara aku tidak suka jika dia menyuruhku tanpa melakukan hal yang sama.
Dan?
Masih banyak lagi perbedaan kita.

Teruntuk yang kumaksud, (semoga kamu merasa)
Maaf, karena aku telah lahir berbeda denganmu. Pemikiranku tak pernah sejalan, sementara aku terlalu keras kepala. Maaf karena aku sering cuek, tidak memedulikanmu, dan kadang menyepelekan sikap baikmu. Tapi percayalah, semua itu memang diriku yang apa adanya, tanpa dibuat-buat, dan tanpa direkayasa.

Jika dirasa ada banyak kekurangan, tapi inilah aku. Terima kasih telah menerimaku dengan sangat sabar. Meski kutahu memang terkadang kamu tidak begitu kuat menghadapi segala lebih kurangnya diriku. Aku menyadarinya, bahkan diriku sendiri sempat tidak nyaman dengan perbedaan ini.

Meski kita harus berbeda—sekalipun untuk selamanya—, percayalah, mungkin suatu saat nanti kita akan terbiasa. Jangan sia siakan kebersamaan kita. Maaf jika aku sudah mengambil waktumu untuk yang sia sia. Tapi kuharap ke depannya kita akan baik baik saja, dan takkan kusia-siakan kebersamaan kita.

Semangat,
Aku tau mimpimu begitu hebat.
Ada banyak kepentingan yang kamu pikirkan untuk umat.
Semoga semua Allah lancarkan di waktu yang tepat.
Bismillah. InsyaAllah. Aamiin.


Dariku,
Si Cahaya Berkilaw
Untuk Senja di Ujung Hari 李

Kali ini aku ingin berkisah tentang beberapa bulanku bersama HMGP Kabinet Aktif. Selasa, tepatnya 30 Juli 2019 lalu, kami resmi pamit undur diri dari jabatan. Ya, meski kutahu kita masih keluarga, tapi rasanya berat meninggalkan mereka, temen-temen HMGP Aktif.

Perjalananku di HMGP Aktif juga gak mudah. Itulah kayaknya yang bikin aku sulit melupakan momen-momen perjuangan ini. Boleh ya cerita sedikit..

Jadi, awal mulanya aku ini dulu seorang staf kurang aktif di HMGP sebelumnya, yaitu Kabinet KITA. Menjadi staf kestari yang pasif membuat aku sedikit ketinggalan dari ketiga temanku yang aktif; Devi, Renna, dan Hanna. Setelah menjabat antara ada dan tiada di sana, aku memutuskan untuk tidak lanjut berada di HMGP.

Setelah memutuskan tidak lanjut, terbitlah open recquitment BPH HMGP Kabinet Aktif. Jelas, aku tidak peduli. Sebab aku memang tidak ingin lanjut. Sempat terlintas untuk pindah ke MPM--karena dulu sempet jadi MPK di sekolah--tapi rasanya tugasnya akan semakin berat, dan mana mungkin seorang staf pasif bisa naik ke MPM? hahaha, tau diri.

Kemudian aku bertekad untuk mempersibuk diri di luar saja. Ya, gak deh ikut organisasi di jurusan. Males. Takut gak nyaman lagi, hehe. Tapi suatu ketika, Basma dan Anita (wakahim dan MPM Distrikku) ngajak aku untuk ikut lagi ke HMGP. ups, males amat. Oiya, aku ada sedikit cerita.

Jadi, ceritanya aku sama Anita dulu berniat untuk ga lanjut organsasi apapun. Bahkan ketika aku punya niat masuk MPM, dia bilang ke aku "Udah, gausah dipaksain." Oke, dia salah satu orang yang bikin aku untuk mengurungkan niat. Dan kalian tau apa? Anita berkhianat! Wkwk, dia yang tiba-tiba malah maju jadi MPM. sebel gak si? Pasti, aku dan Anita sempet berantem saat itu. Diem-dieman, dan saat dia minta ttd dukungan jadi MPM, aku gak kasih. Hahaha, habisnya sebel banget.

Udah tuh, dari sana aku sebel sama dia. Jadi, saat Basma dan Anita bujuk aku, aku males dong. Dalam pikiran aku, "Duh, males amat sih sama Anita. Katanya gamau lanjut apa-apa, katanya aku gaboleh jadi MPM, eh dia malah lanjut sendiri dan tiba-tiba jadi MPM lagi," wkwkwk. aku jadi males. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk nolak. Ya, aku nolak untuk daftar jadi BPH di HMGP Aktif.

Anita mulai capek ngebujuk aku. Kemudian, sampailah aku di waktu berkenalan sama Bagas dan dia ikut bujuk aku. Haduh, jangankan masuk HMGP deh, waktu itu Bagas aja aku gak kenal siapa. Wkwkw. Kenal sih, cuma.... ya gitu lah dulu kita sama-sama gak aktif di HMGP KITA, jadi agak awkward gitu pas dia ngebujuk aku. Hingga tibalah aku ditawarin buat jadi BPH Rohis, dan langsung dikenalin sama Dhallul, yang katanya saat itu digadang-gangkan menjadi Ketua Departemen Kerohanian Islam a.k.a Rohis.

Rohis?
What. Seumur hidup aku gak pernah ikutan rohis. Bingung? Pasti. Mau masuk HMGP aja masih mikir-mikir, apalagi ngambil keputusan untuk pindah departemen. Berat banget sih pilihan waktu itu. Rasanya aku bener-bener gak tau apa-apa di Rohis dan bingung harus nerima atau gimana. Tapi, suatu ketika Bagas dan Basma mengingatkan aku tentang mulianya hati seseorang yang berjuang di jalan Allah. Nah, itu sih yang bikin aku mau masuk rohis.

Pertama, memang rohis adalah salah satu jalan terberat yang mungkin gak semua orang mau berada di sana. Apalagi di zaman sekarang, memperjuangkan agama Allah itu menjadi sesuatu yang sulit di tengah maraknya perkembangan dunia yang semakin kacau. Menurutku, dengan aku ikut Rohis, aku bisa memperjuangkan agamaku di sana. Ya, bukan sekadar karena HMGP, tapi karena Allah.

Jujur, untuk masuk HMGP itu berat. Udah banyak pikiran negatif yang tertanam karena kabinet sebelumnya,
"Kalau aku gak nyaman lagi gimana?"
"Kalau aku tiba-tiba gak aktif gimana?"
"Kalau aku nanti dapet rekan kerja yang gaenak gimana?"
Ah, banyak sih pikiran-pikiran itu.

Tapi lagi-lagi aku meluruskan niat, aku masuk HMGP ini bukan karena Bagas dan Basma, atau juga karena Anita. Tapi karena aku ingin berjuang di jalan Allah, dengan cara masuk di Departemen Rohis. "Bismillah," kataku kala itu.

Benar saja, Rohis memang bukan jalan yang mudah. Beradaptasi merupakan hal yang sangat sulit aku lakukan apalagi dengan kawan-kawan baru. Dhallul dan Irvan adalah rekan kerja laki-laki yang tak pernah aku kenal sebelumnya. Ah, sulit sekali bekerja bersama dua lelaki itu. Selain banyaknya berbeda pandangan karena gender, karakter mereka juga sangat jauh berbeda sehingga membuat aku kadang-kadang tidak tahan dibuatnya. Iya, cekcok terus. Dhallul yang terlalu sabar ditambah dengan Irvan yang terlalu menyebalkan. Dan aku? Hanya satu-satunya perempuan di tengah tengah mereka yang suka kebingungan.

Tapi, aku menemukan satu titik di mana aku merasa bersyukur ada di tengah-tengah mereka. Walaupun pernah dibuat nangis Dhallul di awal periode, terus Irvan ilang-ilangan karena sibuk berbisnis sendiri, belum lagi ditinggal datang dan pergi sama staf-staf yang membuatku tidak yakin dengan mereka. Tapi, lagi-lagi di tengah perasaan seperti itu, aku ingat kembali niatku masuk HMGP, ya, semua aku lakuin untuk Allah. Karena Allah, dan cuma untuk Allah.

Beberapa bulan berlalu; agenda, proker, semua sudah terlaksana. Ya, capek banget. Selalu pulang sore atau malam dan menjadi korban desak-desakan di kereta arah Bogor. Selalu. Tapi itulah yang akan selalu kuingat semasa ada di HMGP Aktif. Jujur, Bagas dan Basma sudah sukses merangkul kita semua--walaupun pasti ada kekurangan--tapi semua itu tertutupi dengan hebat dan baik hatinya mereka. Barakallahufiikum.



Teruntuk Bagas dan Basma,
Jika kalian lihat postingan ini, maka aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Kalian telah menjadi perantara kedekatanku dengan-Nya. Menjadi perantaraku untuk bisa berjuang di Rohis, dan kalian telah menyemangatiku sebelum terjun ke sana. Makasih banyak ya, Buzz, Gas.

Bagas, selamat berjuang di ranah yang baru. Perjuanganmu ternyata lebih hebat, pastinya rintangan akan lebih melekat dalam jiwamu. Kamu tak pernah puas untuk menyenangkan dan membantu hati banyak orang. Kamu hebat, terima kasih untuk semua yang ada di HMGP Aktif, dan semangat untuk di BEM Sejuta Cintanya. Jangan lupakan kami, ya.

Basma, terima kasih sudah selalu perhatian kepada kami, terlebih kepadaku yang selalu saja kelelahan, sakit, mengeluh, dan butuh semangat. Kamu orang pertama yang selalu menjadi moodbooster segala masalahku apalagi mengenai HMGP. Kamu suka anter aku ke stasiun, kamu suka marahin aku kalau dideketin cowok, kamu yang suka ingetin aku kalau aku salah. Kamu juga suka cerita tentang beruang lucu, dan begitupun aku yang suka berbagi kegelian yang aku alami. Heheh. Semangat terus ya, Basma. Aku sayang kamu. Semoga kita dipertemukan lagi di lain kesempatan. Jangan lupakan aku, yang dulu kelasnya di depan kelasmu. Gak tau deh kalo semester 5 hehe.


Teruntuk teman-teman Rohis,
makasih loh atas semua perjuangan yang kalian kasih. Meskipun kita tau banyak banget rintangannya. Tapi, percayalah, berjuang di jalan Allah itu gak ada ruginya. Semoga perjuangan kita diterima Allah ya. Jangan bosan untuk menebarkan cahaya kebaikan pada siapapun. Cahaya islam tidak boleh padam, dan cerahnya wajah seorang muslim tidak boleh meredup. Tetaplah menjadi insan yang bermanfaat, tidak hanya untuk jurusanmu, kampusmu, temanmu, keluargamu, tapi juga untuk agamamu. Semangat terus berjuang di jalan Allah.


Teruntuk Anita dan Ayu,
terima kasih ya atas dukungannya selama ini. Selama di HMGP, kalian yang selalu denger cerita aku. Bahkan, bukan sekadar tentang HMGP, melainkan tentang seluruh perjalananku dan cerita cerita kehidupan kita. Makasih sudah menjadi telinga yang tahan mendengar keluh kesah, terima kasih sudah mau berjuang sama-sama. Terima kasih sudah mau antar aku ke stasiun setiap habis rapat, jangan pernah bosan ya menjadi temanku. Hehehe. Meski banyak hal yang berbeda dari kita, tapi terima kasih sudah mau bertahan meski tak jarang kita berantem hehe. Semangat terus buat ke depannya, terkhusus kepada Anita yang mau berjuang lebih lama untuk kampus tercinta. Semangat ya :)

Teruntuk teman-teman HMGP yang lain,
terima kasih atas dedikasinya selama ini. Senang bisa nyaman bersama kalian. Kita akan selalu jadi keluarga kan? Tentunya. Jangan lupa untuk selalu bermanfaat ya. Selamat berjuang di jalan masing-masing. Semoga Allah selalu melindungi kita semua, aamiin.












Salam,
Dari si Penebar Cahaya.
Nurnafisah

Jangan rindu, berat. hehe. I love you, guys.


Hai, Assalamualaikum! Kali ini aku mau sharing tentang perjalanan pengabdianku bersama teman-teman. Mungkin dari sebagian kalian sudah baca di beberapa postinganku belakangan ini kalau aku sedang ikut membersamai dosenku dalam sebuah pengabdian jurusan.

Jadi gini, awalnya seorang temanku meminta tiga orang teman kelas untuk mengikuti pengabdian di kawasan Bogor. Kemudian, aku dan dua temanku ikut mendaftar dan dipilihlah kami berempat (sama temanku yang ngajak, namanya Adhita). Sebenernya sih waktu itu belum tau bakal ada pengabdian apa, yaa... Tapi kupikir gak ada salahnya buat ikut. Hehe.


Kenapa ikut? Katanya capek?

Hehe, gini temen-temen. Sebenernya sih kalo dipikir-pikir yaaa aku capek banget ya harus ambil tawaran ini itu, mulai dari organisasi, kegiatan, panitia, sampai relawan dll. Tapi entah kenapa aku suka aja gitu sama hal yang kayak gini. Tau gak kenapa?

Pertama, pengalaman itu gak bisa dibeli. Selagi ada kesempatan, ya kenapa enggak? Ibaratnya gini, sukses perkara uang dan materi itu bisa di kejar, tapi pengalaman gak semudah itu didapatkan. Pengalaman perlu dicari, gak selalu dateng tiba-tiba kemudian kita jalanin gitu aja, enggak. Pengalaman itu berharga. Dia bisa jadi guru terbaik untuk kita.

Kalau begitu, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak guru? Yap, bener banget. Dan semakin banyak guru maka kita akan semakin banyak ilmu yang didapat bukan? 

Kedua, pasti kalian juga pernah denger kan kalau pinter aja gak cukup. Kita perlu gali banyak kemampuan di berbagai bidang. Mungkin sebagian orang mikir aku gak berpengalaman untuk terjun ke lapangan, tapi di pengabdian ini aku mau mencoba untuk gali kemampuan menganalisis di lapangan. Ya, keluar dari zona aman itu diperlukan loh, temen-temen.

Perjalanan Pertama


Pengabdianku kali ini bertempat di kawasan Bogor, tepatnya di daerah Kampung Pulo Geulis, Bogor Tengah. Ya, aku tak asing lagi dengan daerah itu. Daerah yang penuh dengan sejarah, letaknya pun tak jauh dari pusat kota, dan dekat dengan sekolahku dulu. 

Jadi, di pengabdian kali ini aku dan teman-teman berkesempatan untuk menggali dan mengalisis potensi daerah wisata di sana. Setelah itu kita mencari data yang dibutuhkan dan membuat laporannya berupa buku hasil penelitian. Yeay, pengalaman baru lagi. Bisa bikin buku penelitian!

Pengabdian pertama dilakukan pada Sabtu (26/7), bersama Adhita, Anita, Ayu, Hadi, dan Bagas, beserta dosenku Pak Fauzy. Senang, bisa melepas penat bersama mereka orang orang hebat, yaaa walaupun niatnya bukan jalan-jalan, tapi anggap aja sekalian liburan. Hehe.

Kami mengitari pulo geulis beberapa kali, sembari mengamati keadaan dan kondisi yang ada di sana. Kemudian kami membuat list kebutuhan data di pengabdian berikutnya, dan selanjutnya kami akan bagi-bagi tugas. Kami pulang sampai malam pukul 8.00 kemudian berjalan kaki ke arah stasiun.

"Jalan kaki aja yok," kata Bagas, anak Padang yang penasaran itu.

Aku mengiyakan. Ya, gara-gara aku orang Bogor, seringkali aku ditanya kondisi jalan dan arah.

"Jauh tapi ke stasiun," jawabku.

"Yaudah, gapapa," kata mereka.

Setelah mengiyakan, akhirnya kita semua jalan kaki. Huuuft, ternyata jauh juga ya. WKWKWK. Untung malem-malem, jadi gak panas. Tapi sepulang dari sana kakiku rasanya sakit. hahaha. Gapapa, malam mingguan. hehe.

----

Nah, sekian dulu deh ceritanya. Tunggu kelanjutan Pengabdian Part beg=rikutnya ya! 

Oiya, yang bisa menjadi catatan di sini, pengalaman itu berharga ya guys. Kita perlu cari itu ke mana pun, gak hanya di zona nyaman kita aja. Dan pengabdian adalah salah satu cara untuk bisa memiliki pengalaman. Mulai dari bercengkrama dengan orang baru, menganalisis banyak hal, berinteraksi dengan tim, mengasah ide, mengasah kemampuan otot juga untuk berjalan mungkin? dan beradaptasi pastinya dengan lingkungan baru.




Jadi, selamat mengabdi!

Mengabdilah untuk siapapun, termasuk untuk jurusanmu sendiri. Inget, tridarma perguruan tinggi salah satunya yaitu Pengabdian Masyarakat, dan salah satu peran mahasiswa yaitu harus menjadi agent of change, yaitu harus bisa menciptakan perubahan kondisi bangsa, salah satunya dengan turun langsung ke masyarakat. 

Salam sukses kawan-kawan, 
jangan lupa Menebar Cahaya di mana pun kalian berada. 

Hai, setelah sekian lama menghilang, akhirnya aku sempatkan lagi menulis blog dan berbagi untuk kalian semua. Semoga postingan kali ini bisa menginspirasi dan menjadi motivasi untuk diri kita yang lebih baik ya, aamiin.

Oiya, sebelumnya aku mau minta maaf karena baru sempat posting blog, itu semua karena beberapa hal yang belum bisa ditinggalkan. Nah, kali ini aku pengen bahas tentang waktu. Waktu luang, atau waktu yang sibuk? Ada di mana kah kita?
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Tentang Dia yang Kubangga
    Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates