Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Pernah gak sih kalian punya teman dekat?
Saling terbuka, saling percaya, apapun dibagi kecuali tentang hati
Tak satupun hal terkecuali untuk diceritakan
Apapun dibicarakan tanpa rasa enggan

Setiap hari hampir bersama
Menangis hanya dari sebuah cerita
Memberi solusi, memberi pesan
Memberi arti untuk segala jalan kehidupan

Rasanya ada yang hilang
ketika dia tiba-tiba sibuk dengan kesibukan
ya, punya impian tersendiri di luar ekspektasi
Mau tidak mau, sebagai temannya kita harus mendukung
suka ataupun yang tidak disuka
semua harus bersinergi

tapi entah kadang-kadang aku rindu,
mengapa karena itu kita tidak bisa lagi seperti dulu?
sekarang, jarak menghalangi cerita kita
waktu menghalangi pertemuan kita,
bahkan, tegur sapa sekali saja sangat aku damba

Rindu,
rindu rasanya bisa seperti dulu
menghabiskan waktu bersama dan menciptakan bahagia bersama-sama
dulu, kamu yang selalu minta aku untuk cerita
sekarang, untuk cerita pun aku tidak tau harus datang kepada siapa
selain pada diri-Nya,
sang pemilik jiwa dan raga.

Rindu,
rindu rasanya seperti dulu
mengajakku pergi bersama dan menciptakan kenangan bersama-sama
dulu, kamu yang selalu minta bertemu
sekarang, pertemuan kita saja bisa dianggap jarang
sekalinya bertemu, mungkin hanya bisa mata yang menatap satu sama lain
sedang mulut? hanya bungkam ditahan waktu.

Rindu,
apakah kita bisa seperti dulu?
Punya waktu yang sama, untuk dihabiskan bersama-sama.
Rindu,
saya rindu kamu yang dulu.
Kamu yang selalu mengerahkan waktumu,
yang sebagian juga untukku.

Rindu,
apakah aku bisa bertemu dengan keadaan seperti dulu?

Semoga.

Lelah, ya. Itu yang aku rasakan ketika sudah beberapa kali memendam dan memaksakan.

Pertemanan adalah sebuah sangat dinanti banyak orang, apalagi jika bisa panjang umurnya. Tapi bagaimana jika sikap temanmu semakin lama semakin berbeda? Apa yang akan kaulakukan?

Awalnya, kukira sebuah perbedaan justru menjadi ajang untuk kita sama-sama belajar. Kamu, dia, dan aku mengerti satu sama lain. Menerima kebaikan serta keburukan yang orang lain abaikan. Menerima rendah, tinggi, dan sama tinggi sebuah takdir yang sering kali kita temukan. Tapi, mana? Mana rasa nyaman itu? Yang katanya akan tercipta jika semua itu terlaksana.

Kamu selalu saja tidak mengerti, bahwa perbedaan kita ini sangat jauh berbeda. Sering kali kamu egois pada pilihanmu, sehingga sering memutuskan perkara secara sepihak, meskipun aku dan dia tidak sepakat.

Sering kali kamu lakukan apa yang aku dan dia tidak lakukan, apa yang kamu suka tanpa aku dan dia suka, apa yang menurutku dan dia tidak baik tetapi menurutmu baik. Kamu selalu saja begitu, dibuat dengan kepala yang keras.

Aku pun sering merasa jengkel karena ulahmu yang tak karuan. Sering kali merusak moodku dengan caramu saat kuminta kau diam. Selalu begitu dan selalu berulang. Maaf, aku tidak suka.

Aku juga sering menemukanmu dengan wajah muram tiba-tiba. Tanpa alasan dan tanpa cerita. Imbasnya kepada aku dan dia seketika. Lantas maksudmu apa? Aku tidak suka diberi energi negatif yang tercermin dalam rautmu. Sangat mengganggu moodku.

Kamu sering kali menyuruh aku dan dia terbuka, sementara kamu? Cerita pun tidak. Bahkan sekalinya cerita, tak jarang satu atau banyak hal yang akhirnya tidak kamu terima. Lantas apa gunanya kami menanggapi?

Semua itu tampak wajar ketika tidak sengaja selalu berulang. Tapi maaf, untuk kali ini aku tidak bisa hanya diam. Aku benar-benar lelah dengan sikapmu yang tak kunjung sembuh. Lalu kamu hanya menanyakan, "Ini aku yang salah atau kalian yang salah?"

Menurutmu? Satu lawan dua menang siapa?

Maaf, harus kukatakan ini. Aku benar-benar lelah dan capai telah memendam terus. Berusaha sabar dan menerima, tapi nyatanya kamu malah keenakan. Aku merasa sangat tidak nyaman. Lantas kita harus seperti apa agar bisa kembali?

Apa perlu saling meninggalkan?

Apa mungkin ini sebuah takdir Tuhan?

Apa mungkin kita masih bisa saling menerima?

Berhentilah.

Jangan egois seperti itu.

Jangan buat dirimu semakin menjengkelkan.

Foto/Google.com

Setiap hari, yang selalu aku syukuri adalah bisa berkesempatan menjadi seorang perempuan. Aku bisa merasakan bagaimana hati itu benar-benar bekerja, pikiran terganggu saat orang yang kita sayangi diganggu, kelembutan dari setiap kasih sayang yang kita berikan kepada orang yang kita sayangi. Perempuan bisa lebih peka terhadap sesuatu di sekitarnya.

Menjadi seorang perempuan merupakan anugerah yang teramat menyenangkan. Meski kenyataannya tak semua laki-laki menganggap perempuan itu kuat dan tangguh. Di sebagian mata mereka (laki-laki) kita terlihat lemah dan tidak berdaya, tidak berkuasa, tidak berwibawa. Tapi dari kamilah para perempuan, semua lahir, dengan sejuta kasih sayang dan cinta dari yang Mahakuasa.

--------------------------------------------------------------------------------

Saat masuk kuliah, aku berencana untuk tidak menaruh hati pada siapapun. Sebab aku tau, masa depanku semakin dekat. Apalagi menjadi seorang wanita itu harus menjaga kehormatannya dengan sangat baik. Hatinya harus murni terjaga, perasaannya harus selalu bahagia, jiwanya harus selalu sehat.

Seperti yang kita ketahui, jatuh cinta merupakan suatu hal yang teramat manis. Tapi nyatanya tidak semua begitu apabila ia hadir sebelum ada ikatan pernikahan. Itulah kenapa, aku menyadari bahwa jatuh cinta sebelum waktunya adalah sebuah kesalahan. Itu yang harus aku hindari saat kuliah. Karena jika begitu, artinya kita menaruh harapan pada seorang lelaki yang juga berkesempatan untuk menyakiti hati.

Sayangnya, perasaan itu tidak bisa terbendung. Perasaan yang semula kagum itu berubah menjadi harapan dan angan-angan. Keadaan juga menyebabkanku memiliki kesempatan untuk meraih itu. Pada lelaki itu, aku sesekali berdoa pada Allah untuk menjaganya, meski aku tidak tau apakah lelaki itu mendoakan hal yang sama.

Aku menyadari kapasitasku sebagai perempuan, yang bisa mengambil langkahnya dengan baik tanpa menjemput rasa kecewa. Aku terlalu mengikuti keadaan tanpa berpikir panjang tentang risikonya. Ya, perasaan yang mendiami hatiku sudah mulai menguasai diri. Tapi, aku takkan membiarkan itu terjadi. Kendali diri tetap ada pada diriku sendiri.

Ketika harapan itu sudah mulai terpampang dalam hayal imajinasi, aku mulaiberpikir kembali. Benarkah dia yang aku cari? Padahal sejatinya, tak jarang dia menyakiti. Perjalananku juga masih sangat panjang untuk bertemu dengan ribuan orang di belahan dunia yang lain. Yang tidak mustahil aku menemukan beberapa lelaki lain yang tentu bisa jadi lebih baik.

Sesekali aku menangis. Kenapa engkau wahai jiwa perempuan dalam diriku, terlalu mendambakan seseorang yang mungkin saja bukan milikmu? Apakah aku tidak menyadari bahwa yang dicintai belum tentu dimiliki? Apakah aku tidak sadar bahwa sakit yang selama ini dialami adalah pertanda dari-Nya untuk segera diakhiri? "Jangan, jangan dilanjutkan," kataku pada diriku.

Aku kembali tersadar bahwa sejatinya memang perasaan tidak bisa terhindar, bagaimanapun caranya. Tapi sebagai perempuan yang kuat, kita punya kendali atas itu. Bahagia dan kesedihan kita yang menentukan. Segala impian dan harapan bisa terwujud pada niat yang benar, bukan dipaksa atau terpaksa. 

Tangisan yang selama ini terjadi tidak boleh terulang lagi. Laki-laki yang sudah membanjiri pipi juga tak boleh menjadi musuhku, tapi jadikan mereka pemelajaran atas hidupku. Tetaplah bersikap baik pada mereka, meski secara tak sadar hati masih tidak menerima. 

Tapi tahukah kamu wahai perempuan? Kita ini terlahir dengan jiwa yang kuat. Kita harus menjaga kekuatan itu untuk mereka, anak-anak kita, sebagai pribadi yang kuat pula. Kita berhak memilih mana yang membuat kita lebih kuat, atau menghempaskan mereka yang membuat kita lebih lemah. Kita punya kendali itu!

Lihatlah, air matamu terlalu sayang jika dibuang wahai perempuan. Anak-anakmu akan sedih jika melihat ibunya sangat tersakiti hanya karena cinta yang tidak pasti, padahal mereka tau ayahnya lah pemilik cinta sejati. Jangan terlalu terbawa pada cinta yang tidak meyakinkanmu. Ingat, kita kuat. Kamu kuat, perempuan. 

Jangan menunduk saja, nanti mahkotamu jatuh.
Bangkitlah, dengan harapan-harapan baru yang lebih segar.
Anakmu berhak lahir dari ibu yang kuat, perempuan kuat, kamu kuat.

Bogor, 1 September 2019
Si Penebar Cahaya
Nurnafisah
Foto/Unsplash.com

Dulu, kata hilang menjadi tabu
Katamu, itu takkan terjadi
Kita akan tetap selalu berbagi
Meski ranahku dan kamu tak seperti dulu

Bila saja hilang hanya sebuah pamit sementara,
Seharusnya akan ada masa di mana kamu kembali,
Berbagi cerita, menyuarakan kabar,
atau sekadar menyapaku di setiap malam dan pagi

Nyatanya, hilang itu benar-benar terjadi
Persis seperti apa yang aku takutkan
Ya, benar menjadi kenyataan

Katamu, hilang bukan pilihan
Tapi ke mana kamu saat kucari?
Terkadang aku membutuhkanmu untuk jadi telingaku setiap hari
Tapi aku terus bersabar, tanpa mencari telinga lain untuk mendengar

Aku hanya percaya padamu atas cerita yang akan kusampaikan
Namun apa daya, menunggumu tak ada sautan
Kesabaranku tak ada jawaban
Hingga akhirnya kulihat wajahmu terpampang bersama yang 'katanya teman'

Sontak hatiku menangis,
Rasanya sia-sia aku menunggu berhari hari hanya demi menjadikanmu pendengarku
Seperti tak ada orang lain saja
Hilangmu kini benar-benar mengagetkanku
Tanpa kata, tanpa bicara, tanpa ada basa basi

Baiklah,
Jika dirasa ceritaku tidak lagi menarik,
Biarkan diri ini kutarik,
Dari jagatmu hingga matamu,

Akan kupalingkan diriku agar kita kembali tak bertemu
Mungkin, ini hal terbaik yang selama ini kaunanti?
Tak apa,
Memang ya berteman denganku membosankan?
Hahah, bilang saja. Tak perlu ragu.

Tenanglah, aku sudah tak bersamamu.
Berpuaslah sesuka hatimu sekarang.
Jangan cari aku,
Kamu akan merasakan rasa yang sama saat aku mencarimu.

Hilang.
Tidak ada.
Tanpa suara.
Tanpa bicara.
Ya, hilang.
Foto/Unsplash.com

Assalamualaykum, temen-temen. Selamat menjalani hari-hari.

Kali ini aku mau bahas tentang rasa kagum. Boleh ya? Boleh dong, hehe.

Pernah gak kalian merasa kagum sama seseorang yang awalnya gak kenal, kemudian seiring berjalannya waktu kita makin mengenali orang itu seperti apa; entah karena kita yang inisiatif mencari tau ataupun orang-orang sekitar yang menunjukkan itu tanpa sengaja. Itu semua sering banget terjadi ya temen-temen?

Jujur, aku pun orang yang demikian. Ketika melihat kelebihan seseorang, tiba-tiba ada perasaan kagum. Mau itu laki-laki atau perempuan, perasaan itu sangat wajar. Tapi yang perlu kita ingat adalah batasan-batasannya. Kalau semua itu tidak dibatasi, maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti ceritaku, gimana coba?

Jadi, akhir akhir ini aku memang diuji dengan rasa kekaguman orang lain terhadap aku. Ada beberapa orang yang aku kira sudah melebihi batas-batas itu, yaaa.. batas dari sekadar mengagumi. Pada awalnya orang-orang ini mengenal aku hanya dari media sosial, bahkan bertemu pun tidak pernah.

Orang orang ini mengaku kagum karena beberapa faktor; ada yang pernah melihatku di televisi, ada yang kagum karena pernah membaca blog-ku, ada pun yang kenal aku karena postingan di instagram. Mulai dari sanalah mungkin mereka mencari tau aku lebih dalam. Dan seiring berjalannya waktu, akhirnya orang-orang ini mengetahui sedikit banyaknya informasi pribadi aku.

Wajar? Awalnya sih begitu. Bahkan informasi bisa kita dapatkan dari media sosial kita sendiri. Apalagi aku, apapun kutulis di blog, 'kan? Tapi sayangnya ada beberapa dari mereka yang memanfaatkan itu untuk mengetahui aku lebih jauh lagi. Sebenarnya ini tidak sepenuhnya salah, tapi balik lagi ke poin penting, perasaan itu punya batasan.

Sayangnya, mereka ini semakin lama sedikit menggangu. Tiba-tiba merasa sok tahu dengan segala kehidupanku, tiba-tiba merasa men-spesialkan aku, tiba-tiba seperti berteman lama tapi rasanya sepihak. Maksudnya gimana?

Gini, ada beberapa orang yang merasa sudah sangat mengenal aku. Lalu ia menganggapku sebagai teman atau bahkan lebih dari itu. Lalu bagaimana dengan aku? Apakah aku kenal dengan mereka lebih dalam? Belum tentu kan? Maka dari itu perasaan sepihak ini jangan disepelekan ya, temen-temen. Karena jujur, beberapa kali aku merasa risih dibuat oleh temen-temen yang bersikap demikian.

Menurut Buya Yahya pada video yang berjudul Tahapan Mencintai Seseorang rasa kagum itu adalah permulaan kita untuk memutuskan jatuh cinta. Awalnya kita akan merasa kagum secara umum, kemudian memiliki kecenderungan pada salah satunya, dan yang terakhir mengambil keputusan untuk mencintai.

Nah, menurutku dengan begitu kita harus sangat berhati-hati kawan, apalagi cinta itu tidak jauh dengan membenci. Kalau saja ada sesuatu yang salah dalam tindakannya, ya bukan cinta yang diraih tapi malah jadi benci. Ya, jangan sampe ya. Jadi, buat temen-temen yang memiliki rasa kagum itu sangat diperbolehkan.. Tapi ya kita harus tau batasannya, kita tau harus seperti apa, harus bagaimana, dll.

Kalau saja tindakan itu tidak dipikirkan terlebih dahulu, hubungan yang baik tidak mungkin tercipta. Yang ada hanya perasaan risih dan terganggu dengan sikap kita ke orang itu. Jadi, intinya sewajarnya saja :) Karena setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan. Terlepas dari rasa kagum itu, ya kita harus tetap menghargai seseorang dengan sesuatu yang disukai atau yang tidak disukainya.

Nah, jadi buat temen-temen yang merasa 'kagum' sama siapapun itu, ayolah sewajarnya aja. Jangan jadikan rasa kagum itu alasan untuk "gue harus bisa ketemu", "gue pengen kenal dia lebih jauh", "gue pengen dia tau kalo gue kagum", "gue pengen jadi temen deketnya", dll. Nah, kalo itu sih udah modus namanya! Bukan lagi sekadar kagum tapi menaruh harap.... Duh, jangan deh bahaya. Apalagi sam alawan jenis ya, tolong bener-bener perhatikan.

Yaa lebih baik saling mendoakan aja kebaikan. Bersikaplah sewajarnya dan jangan berlebihan. Kasian loh orang yang dikagumi nanti malah gak suka sama keberadaan kita. Duuuh. Jangan sampe ya? Mendingan mulailah perkenalan dengan baik, cara yang baik, dan berprilaku yang baik.

Intinya sih gitu aja ya temen-temen. Aku juga kagum kok sama beberapa orang, entah itu temen sendiri, kakak tingkat, teman jarak jauh, selebriti, aku kagum sama beberapa dari mereka. Cuma ya bukan untuk yang aneh-aneh, hanya sebagai pengagum dan inspirator untuk memotivasi aku jadi orang yang lebih baik. Gitu ya temen-temen.

Jadi, mohon maaf apabila ada yang diblokir dari media sosial aku, dan juga ask.fm ku sudah tidak menerima komenan anonim lagi karena yang aku rasa sejauh ini ada beberapa dari kalian yang sudah mengganggu pribadiku.Hehehe. Terlebih mohon maaf sekali ada juga nomor-nomor yang sudah tidak disimpan dalam kontak, karena dikhawatirkan semakin tau kehidupanku lewat media sosial lainnya dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hehe, sekali lagi maaf ya.

Yuk instrospeksi diri,
Sejauh ini kita sudah kelewat batas belum sih?

Jangan lupa #MenebarCahaya dan jangan lupa selalu mengaji :)

Wassalamualaykum!

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates