Teruntuk dirinya, yang sibuk dengan dunianya.
Hei, aku memperhatikanmu dari kejauhan.
Mungkin kamu tak pernah sadar,
Tapi aku selalu mencarimu yang kadang tak berkabar.
Kurasa sibukmu membutakanmu ya.
Siang dan malam bukan jadi penghalang lagi untuk segala aktivitasmu
Dari terang hingga gelap, kau tak peduli itu
Semua merampas waktumu, sampai-sampai untukku saja sudah tak bisa diluangkan lagi.
Hei, kau tahu, terkadang aku iri pada dia dan mereka.
Ya, orang-orang yang selalu bisa bersamamu
Bertemu dan bercakap secara langsung,
Setiap hari,
Bahkan setiap saat.
Sedangkan aku, menunggu pesanku dibalas olehmu
Dan hanya dibalas saat waktumu senggang.
Bukan begitu?
Aku melihat senyum dan tawamu dibalik media sosial orang lain.
Meski kita tak berteman di medsos, tapi orang lain selalu menghadirkan wajahmu di medsosnya
Mau tak mau aku melihatnya,
Sengaja tak sengaja kulihat kebahagiaan itu terpancar dari wajahmu di sana
Jujur, aku rindu
Bisa menghabiskan waktu denganmu dan bisa bercengkrama akrab seperti dia dan mereka
Aku tidak tahu, apakah kebahagiaan itu akan kau dapat ketika bersamaku? Aku tak yakin.
Ketika kini keakrabanmu dengan mereka lebih sering tampil, aku hanya bisa bersedih sambil berkata dalam hati, "Aku kapan?"
Kini, di saat aku lelah dengan kesibukanku, sebenarnya aku butuh kamu.
Aku ingin sesekali bercerita, agar bisa membagi kesedihan dan juga pengalaman agar aku bisa semakin ringan
Kurasa bercerita pada seseorang sepertimu akan membangkitkan kembali semangatku
Tapi apa daya, waktumu bukan untukku.
Aku hanya bisa memendam semua cerita,
Sampai waktu benar-benar menuntunku untuk sembuh dari luka itu sendiri.
Ya, banyak keluh kesah yang kupendam sendirian
Aku ingin cerita, tapi tak tahu kepada siapa
Aku ingin berbagi, tapi tak semua temanku mau dibagi
Yaudahlah, aku bisa apa
Semoga penantianku berbuah manis pada saatnya
Untukmu, selamat bersenang-senang dengan yang lain; teman-teman, rekan-rekan, hingga penggemar.
Semoga Allah membersamaimu di setiap saat, ya.
Aamiin.