Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
Teruntuk dirinya, yang sibuk dengan dunianya.
Hei, aku memperhatikanmu dari kejauhan.
Mungkin kamu tak pernah sadar,
Tapi aku selalu mencarimu yang kadang tak berkabar.

Kurasa sibukmu membutakanmu ya.
Siang dan malam bukan jadi penghalang lagi untuk segala aktivitasmu
Dari terang hingga gelap, kau tak peduli itu
Semua merampas waktumu, sampai-sampai untukku saja sudah tak bisa diluangkan lagi.

Hei, kau tahu, terkadang aku iri pada dia dan mereka.
Ya, orang-orang yang selalu bisa bersamamu
Bertemu dan bercakap secara langsung,
Setiap hari,
Bahkan setiap saat.
Sedangkan aku, menunggu pesanku dibalas olehmu
Dan hanya dibalas saat waktumu senggang.
Bukan begitu?

Aku melihat senyum dan tawamu dibalik media sosial orang lain.
Meski kita tak berteman di medsos, tapi orang lain selalu menghadirkan wajahmu di medsosnya
Mau tak mau aku melihatnya,
Sengaja tak sengaja kulihat kebahagiaan itu terpancar dari wajahmu di sana

Jujur, aku rindu
Bisa menghabiskan waktu denganmu dan bisa bercengkrama akrab seperti dia dan mereka
Aku tidak tahu, apakah kebahagiaan itu akan kau dapat ketika bersamaku? Aku tak yakin.
Ketika kini keakrabanmu dengan mereka lebih sering tampil, aku hanya bisa bersedih sambil berkata dalam hati, "Aku kapan?"

Kini, di saat aku lelah dengan kesibukanku, sebenarnya aku butuh kamu. 
Aku ingin sesekali bercerita, agar bisa membagi kesedihan dan juga pengalaman agar aku bisa semakin ringan
Kurasa bercerita pada seseorang sepertimu akan membangkitkan kembali semangatku 
Tapi apa daya, waktumu bukan untukku.
Aku hanya bisa memendam semua cerita,
Sampai waktu benar-benar menuntunku untuk sembuh dari luka itu sendiri.

Ya, banyak keluh kesah yang kupendam sendirian
Aku ingin cerita, tapi tak tahu kepada siapa
Aku ingin berbagi, tapi tak semua temanku mau dibagi
Yaudahlah, aku bisa apa
Semoga penantianku berbuah manis pada saatnya

Untukmu, selamat bersenang-senang dengan yang lain; teman-teman, rekan-rekan, hingga penggemar.
Semoga Allah membersamaimu di setiap saat, ya.
Aamiin.





Beberapa hari lalu saat di Bali, aku membuat story di instagram untuk berbagi foto di sana. Lalu tanpa disangka, seorang guru SD yang dulu menjadi wali kelasku menyapa dengan hangat. Rupanya ia masih ingat dengan gadis kecil yang dulu suka memainkan krayonnya ini.

Seketika aku tak hanya rindu keluarga di rumah, tetapi juga rindu masa-masa sekolah. Terputar kembali kisah saat sekolah di Ummul Quro yang membesarkanku dari SD hingga SMP. Sembilan tahun lamanya berada di sekolah hijau yang sangat dirindukan ternyata membuat memori sulit sekali dilupakan. Benar-benar rindu.


Sesekali melihat facebook, Alhamdulillah masih berteman dengan guru-guru yang masih sering update tentang suasana sekolah saat ini. Duh, jadi makin kangen, rasanya pengen kembali ke masa-masa di mana aku diajar oleh mereka, guru-guru yang luar biasa hebat dan perhatian. Ingin rasanya kembali dan menengok lagi secara langsung mereka, menjabat tangan-tangan berjasanya, dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Ah, sekolah memang bikin rindu.

Belum lagi sekolah di MAN 2 Kota Bogor juga tak kalah mengesankan. Suasana Islami dan Negeri yang berpadu memberikan aku banyak pelajaran berharga. Rindu sekali bisa ada di sana.. Dan sama, guru-guru di sana sering berbagi momen di facebook dan membuat aku jadi lebih rindu huhuhu.

Tunggu aku kembali ya, Pak, Bu, Ustadz dan Ustadzah. Izinkan aku berkarya dan doakan aku kembali dengan segudang prestasi. Aku harap suastu saat nanti kita bertemu lagi, dengan seorang Sasa yang dulu dikenal di SD, dan seorang Aca yang dikenal di SMP dan MAN.

Doakan aku ya, Pak, Bu, Ustadz, dan Ustadzah.
Mungkin tanpa doa terbaik darimu, aku takkan bisa sejauh ini. Terima kasih banyak











Sering kali aku merasa bersalah sama mereka. Ya, kawan-kawan seperjuangan di GEMA. Sejak awal milih mereka, memang aku menyukainya. Terlebih menjadi seorang editor di sana sangat melatihku untuk bisa terus berkarya. 

Tapi apa daya, saat itu aku dilema oleh dua pilihan yang berat. Satu himpunan, dan satu lagi GEMA. Mereka berdiri di ranah yang berbeda, dan dua duanya menurutku sangatlah penting. Aku bertekad untuk bisa membagi waktu antara keduanya. Namun, lagi lagi tak berjalan lancar, himpunan cukup mengikatku untuk terus aktif dan berkontribusi. Sementara sejak itu, GEMA mulai aku abaikan.

Bukan karena tak ada alasan aku mulai abai pada mereka. Tentu ini menjadi sesuatu yang berat untukku jika ingin memilih dari keduanya. Sebisa mungkin kusempatkan ke acara GEMA. Tapi lagi-lagi, himpunan selalu ada agenda di waktu yang sama, lebih urgent, lebih mengkhawatirkan. 

Sejak saat itu, aku mulai kehilangan GEMA. Teman-teman dekat, agenda, keakraban, cerita, semua jarang lagi kudapat. Kondisi itulah yang membuatku semakin asing di sana, tak lagi ada untuk mereka ternyata membuatku merasa sangat bersalah. Aku pun mulai takut untuk mengakrabkan diri lagi kepada mereka. Ya, aku benar-benar asing. 

Tapi, aku selalu bersyukur bisa ada di antara mereka. Mereka selalu menganggapku ada. Meski nyatanya kontribusiku jarang, bahkan tak ada. Mereka masih mengajakku untuk rapat, agenda, acara besar, dsb. Tapi berkali-kali pula, aku menyia-nyiakan kesempatan itu karena tak bisa ikut serta. 

Di detik ini, jujur, aku sangat sedih. Kembali terputar memori saat aku merelakan mereka dan pergi dengan kesibukanku. Ya, berat sekali. Ketika grup GEMA berbunyi, mereka bersautan saling interaksi. Rasanya ingin sekali muncul dan ikut dalam canda tawa mereka, aku benar-benar rindu. Tapi, apalah dayaku yang kini tidak tahu apa apa. 

Teruntuk teman GEMA-ku, 
Sejujurnya aku sangat rindu. Aku tidak pernah menyalahkan himpunanku untuk merelakanmu, tapi aku hanya berusaha menjalani tanggung jawabku yang lebih besar di sana. Bukan berarti di GEMA tanggung jawabku kecil, tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, kondisi saat itu benar-benar mendesakku untuk bekerja lebih giat. Maaf, karena telah mengecewakan. Menghilang tanpa kabar, seperti ada namun tiada. Rasanya ingin sekali bisa bercengkrama. Di sekret kecil pojok pusgiwa, beserta cerita dan ledekan serunya.

Tampaknya, GEMA semakin seru. Terlebih pasca Jourcamp yang kemarin tak sempat kuhadiri karena magang. Huft, sedih. Berkali-kali juga wisuda ga dateng, berkali-kali juga acara gak dateng, nyesel sendiri, kenapa kadang waktu seakan mempermainkan aku sehingga aku dihadapkan untuk memilih salah satunya. Dan lagi-lagi, GEMA yang selalu aku relakan. Maafkan aku, teman-teman.

Huh, cukup sakit rasanya menelan pahitnya keputusan aku sendiri. Setelah jauh berlalu, kini baru terasa kehilangannya. Bahkan, beberapa kali tak sengaja bertemu kawan GEMA, mereka tampak biasa saja. Kayaknya udah males sama orang seperti aku. Ah, sedih sekali. 

Tapi yasudahlah, aku hanya ingin cerita. 
Semoga GEMA semakin baik, ya. Aku banyak melihat peningkatan di sana. Terima kasih sudah pernah menerimaku ada, kuharap suatu saat aku kembali diterima, meski di waktu yang berbeda. 

Salam rindu,
Aca.


Kalian pernah kesal sama orang? Mungkin hanya orang aneh dan tidak normal, yang tidak pernah merasa kesal dengan orang lian. Kesal merupakan suatu ekspresi di mana seseorang merasa jengkel akibat sesuatu, entah itu orang lain, peristiwa, dll. Ya, semua orang pasti pernah merasakannya bukan?

Aku pun demikian. Setelah beberapa kali menulis postingan terakhirku, aku menunjukkan perasaan sedih yang berlebihan karena sedang ada masalah dengan salah seorang temanku. Jadi, ceritanya setelah berhari-hari kami tidak interaksi dan berusaha menjauh, aku lama-lama kesal juga sama tingkahnya.

Ya, dia seakan melupakanku sebagai temannya. Awalnya aku tidak terima, tapi lama-kelamaan hatiku berkata "yaudahlah". Pasrah. Kupikir masih banyak orang lain yang mau dan akan menjadi temanku, tidak hanya dia. Kesel, kesel banget saat dia yang memulai duluan untuk memutus tali silaturahmi. Padahal, aku tak pernah ada sedikit niatpun untuk seperti itu.

Tapi, setelah itu aku pasrahkan semuanya pada Allah. Aku cuma berharap sesuatu saat nanti kita bisa sama-sama berteman lagi, saling menerima, dan rasa keselnya hilang. Singkat saja doaku tentangnya. Karena jujur, perasaan kesal ini tak enak di hati bila bersarang terus-terusan.

Lagi-lagi tak ada respon. Aku masih sangat berharap ia menghubungiku. Artinya, ia masih menganggapku teman. Tapi.. ah sudahlah.

Hari demi hari, aku mencoba melupakan permasalahan itu. Aku berusaha terus melangkah dan menyibukkan diri dengan segala tugas magangku. Ya, aku tidak mau kesal berlarut-larut. Apalagi kalau sampai menjadi benci.

Setelah tekadku bulat, aku benar-benar bebas. Pikiranku lepas, bebanku sedikit hempas. Teman-teman lain menjadi penyemangatku untuk terus maju. Ya begitulah, kehilangan satu teman rasanya tidak begitu penting. Apalagi jika ia sendiri yang memutuskan tali silaturahminya, mungkin artinya ia sudah tak mau lagi kami dekat. Biarlah, aku masih punya teman lain.

Namun, setelah aku lebih percaya diri dan bahagia, dia datang. Setelah sekian lama menghilang, dia meminta maaf. Ah, pikiranku buyar lagi. Kesal lagi. Males sama dia lagi. Tapi di satu sisi, aku berpikir...

"Bukankah ini yang selama ini aku harapkan? Dia datang memulai interaksi dan kita bisa berteman seperti dulu lagi?"

Hei, aku tertampar diriku sendiri. Aku mulai menyadari kehadirannya kembali. Bukan semata-mata minta maaf, tapi dia meminta aku untuk bercerita semua keluh kesahku tentangnya. Akhirnya aku cerita, dengan semua unek-unek, sambil nangis dan emosi. Hahaha, mungkin dia gak tau.

Begitulah, memang kesal itu sifatnya sementara. Sama seperti sedih dan bahagia. Jadi, perasaan kesal bukan berarti kita harus membencinya, dan aku memulai untuk berteman lagi. Sekarang aku harus lebih berani menegurnya ketika salah, sementara dia juga sudah kuberitahu tentang kesalahannya. Bahkan, aku selalu bilang padanya untuk juga mengkritikku jika aku salah.

Terima kasih sudah datang kembali. Semoga pertemanan kita tidak semudah itu goyah. Masalah mengantarkan kita untuk lebih dewasa, ingat ya.


Hello. I'm still here for you. But, do you think the same as me? After the last problem we had, can I say something with you? I want us back like friends before these worries.

After we have a distance; you don't send me a message again. Two eyes of us did not meet in reality. We did not reply to a story with each other. Why? We as if don't know each other. I think it's crazy. In the past, we have some stories often told. But, now? You disappear like a nut lost a bark. Even though, we are supporting each other. Ya, we can say always.

If I had some mistakes with you, I wanna say sorry and please tell me about my mistakes. Let us meet, we finish everything. If us not destined in the future, it's not wrong if we have a good friendship. Too dear to leave a friend like you.

If you are busy, me too. If you are tired, especially me. We both have a busy time, but we should be able to manage time well. I'm sorry about always forcing you about something. I think I'm a protective and possessive girl who fears to lose a best friend like you. I'm sorry.

Maybe, have a friendship with me makes you uncomfortable. I think so. But, this is the real me nothing is covered me. I think I just show you how much I care about you but I think you dislike it. I'm sorry, seriously.

Come on, we're friend again. Can we?
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates