Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Assalamualaikum, teman-teman? Kali saya mau bercerita lagi tentang pengalaman magang yang sudah mau dua bulan ini hehe. Boleh ya? Harus boleh dong.. hehehe.

Jadi, kali ini saya bercerita dari kelanjutan ketidakadaan redaktur. 

Alhamdulillah, hari ini hari pertama saya punya redaktur lagi. Ya, akhirnya saya punya pembimbing lagi di perusahaan media tempat saya magang. Tapi, kali ini laki-laki, dan kalian tau...... Saya dipindahkan ke kanal lain. Ya, bukan di Leisure lagi.

Kali ini saya berkesempatan untuk pindah ke kanal Khazanah. Jadi, di kanal itu ada beberapa topik yang islami yang dibahas, mulai dari berita islam, tentang haji dan umrah, hukum fikih islam, dll. Pokoknya di kanal itu membahas ilmu pengetahuan mengenai agama Islam. 

Jujur, rasanya berat sekali. Penuh dengan tanggung jawab yang luar biasa. Mengambil sumber untuk menulis tentu tidak semudah di kanal Leisure. Kalau di Khazanah, saya harus bekerja dua kali lipat untuk memahami hukum dan hadisnya dengan benar. Kalau tidak, bisa jadi saya menulis hal yang tidak baik dan bahkan menyesatkan. Duh, jangan sampai.

Baru sehari saya mencoba menulis khazanah, rasanya deg-degan. Susah sih pasti, sampai-sampai, saya sengaja membeli buku hadist dan kisah-kisah islami untuk bisa kutulis ulang dalam sebuah artikel nantinya. Doakan saya ya, kawan.

Saya jadi teringat dengan tujuan utama saya buat magang di media itu. "Saya mau belajar, bagaimana media R******** bisa memberitakan tentang agama islam dengan baik, mengedukasi oembaca dengan dakwah yang disampaikan melalui kanal Khazanah. Jarang-jarang media besar bisa memberitakannya," jawab saya ketika ditanya, "Mengapa kamu mau magang di sini?"

Saat itu memang yang terlintas adalah perusahaan ini. Ya, perusahaan media yang tetap mengedepankan agama islam dengan lingkungan kerja yang positif. Kanalnya juga beragam, menurut saya banyak yang beda di sini dibandingkan dengan media lain.

Saat keterima di perusahaan ini, saya sempat kecewa karena tidak ditempatkan di kanal yang saya inginkan. Ya, salah satunya keinginan bisa belajar nulis berita islami. Tapi, Allah benar-benar baik dan luar biasa. Saat ini, saya malah ditempatkan di sana.

Seharusnya saya bersyukur, akhirnya apa yang saya minta dahulu diberikan oleh Allah saat ini. Meskipun saya sudah mulai nyaman di kanal Leisure, tapi Allah berikan saya kesempatan untuk belajar lebih dari yang lain. Jadi, semua ada hal positif yang bisa diambil.

Meskipun tidak mudah, pasti Allah memudahkan. Karena saya yakin Allah memberikan segala ketetapan-Nya sesuai dengan apa yang bisa saya lewati. Ya, Allah memberikan itu karena saya pasti bisa melewatinya. Semoga ya, saya butuh doa dari kalian semua. Hehehe.

Alhamdulillah, magang kali ini ternyata penuh dengan cerita-cerita. Lika liku dari wawancara hingga keterima, lalu ditempatkan di kanal yang rumit, tidak dibawahi redaktur, sampai akhirnya punya redaktur laki-laki dan berbeda kanal. Luar biasa sekali.

Udah deh, segitu aja ceritanya. Doain saya ya bisa jalanin magang ini dengan baik, apalagi harus mulai dengan kanal baru dan topik bahasan yang baru. Semoga kita semua dimudahkan yaaa.. aamiin. Semangat!

Halo, Assalamualaikum. Apa kabar semua? Semoga yang membaca blog ini sedang dalam keadaan sehat wal afiat, aamiin. Izinkan saya kali ini untuk berbagi cerita magang yang sudah berjalan selama kurang lebih sebulan ini ya. 

Sudah hampir sebulan, saya magang di salah satu media ternama di Jakarta, mungkin di Indonesia. Media ini hanya menerima 6 orang magang di setiap periodenya, dan Alhamdulillah, saya menjadi salah satunya untuk magang di sana selama 3 bulan.

Awalnya, mengapa saya pilih media tersebut, karena saya dari dulu menyukai media itu. Di sana, tak hanya rubrik-rubrik umum dan nasional yang disajikan, tetapi juga ada rubrik islami seperti khazanah, haji, muslim digest, dll. Dari sana saya mulai berasumsi, mungkin media ini punya lingkungan agama yang bagus dan bisa jadi cocok dengan saya yang dari dulu berlatar belakang sekolah islam. Ya, lingkungan yang agamis memang jadi pilihan prioritas saya.

Saya tahu betul bagaimana kehidupan jurnalis di masing-masing media, dan saya tidak yakin jika harus berlama-lama di antara mereka. Cerita demi cerita menjelaskan, dunia jurnalis memang tidak semudah yang dilihat kebanyakan orang. Ada banyak hal yang perlu disiapkan mulai dari mental, fisik, dan juga lingkungan. 

Maka dari itu, saya memberanikan diri untuk daftar di media yang saya pilih sekarang. Alhamdulillah, sesuai dengan ekspektasi. Tapi, tetap saja keluh kesah tak bisa dipungkiri.

Selama sebulan kemarin, saya cukup hectic bekerja dengan adaptasi di lingkungan baru. Jujur, cukup berat sih di awal-awal bulan. Saya harus menyiapkan diri untuk bisa berkelana ke sana-kemari sendirian, sedangkan pribadi saya jauh daripada itu. Saya bukanlah orang yang terbiasa pergi sendiri tanpa teman atau keluarga. Bukannya gak mandiri, hanya saja saya tidak terbiasa berada di keramaian sendirian. Saya cukup introvert untuk itu. Lebih baik saya sendiri di ruangan atau rumah, daripada harus keluar dan pergi seorang diri.

Tapi, itulah pekerjaan saya. Seorang jurnalis memang harus bisa pergi sendirian. Saya pun mulai membiasakan diri dan mencoba keluar dari zona nyaman. Sulit. Sulit sekali. Bahkan, beberapa hari awal magang saya pun sering mengeluh bahkan menangis karena tak kuat dengan amanah yang diemban, mungkin sampai sekarang juga hehehe. Maklum, anaknya rada cengeng dan payah. Maafkan.

Saya pun dikagetkan dengan pembimbing perusahaan (redaktur) yang katanya cukup senior. Beberapa sikap menakutkan diiming-imingi oleh asisten redpel sebelum bekerja bareng redaktur. Katanya, redaktur yang menjadi mentor saya di perusahaan itu cukup galak, tegas, dsb. Saya takut dan kaget, saya hanya takut nanti tak bisa menjalankan amanah dengan baik dan kena omel terus. Dari situ saya mencoba untuk bekerja dengan baik tanpa mengeluh. Menjalin komunikasi yang baik dengan redaktur juga menjadi poin penting yang selalu saya perhatikan.

Hari demi hari terlewati, tugas demi tugas saya kerjakan dengan suka duka. Alhamdulillah, waktu membuat saya lebih mengenal redaktur saya dengan baik. Kami memiliki hubungan baik dan jauh dari kata 'menakutkan'. Ya, saya bersyukur bisa belajar banyak dari beliau. Jika saya kurang dalam menulis, beliau selalu menegur dan memberikan masukan dengan baik, sehingga saya bisa memperbaiki tulisan yang saya tulis. 

Namun, suka duka kembali terjadi. Setelah kurang lebih sebulan nyaman bersama redaktur ini, saya harus di reshuffle. Jadi, perusahaan sedang mengadakan rolling redaktur dan yang menjadi salah satu imbasnya adalah redaktur di kanal saya, tepatnya redaktur saya. Jadi, mau tidak mau, saya harus ganti mentor untuk magang di sana. Redaktur saya yang lama harus pindah ke kanal nasional, sedangkan saya ada di kanal gaya hidup. Jadi, saya harus ikhlas diganti oleh asisten redpel.

Selama pergantian belum dimulai, saya bekerja tanpa redaktur. Saya benar-benar bingung karena tugas saya jadi tidak jelas. Saya disuruh mencari berita update luar negeri dan harus saya lansir ke dalam berita bahasa Indonesia. Tak tanggung-tanggung, saya disuruh nulis 5 lansiran setiap harinya. Dan hari ini, sudah hampir seminggu saya tugasnya begini gini aja. 

Jujur, saya bosan. Saya kangen liputan. Saya kangen konferensi pers. Dan saya kangen juga konsultasi sama redaktur. Terlebih, saya kangen tulisan saya dimuat lagi. Semenjak nulis lansiran terus, belum ada lagi tulisan saya yang naik ke laman media. Sedih, saya berpikir tulisan saya sejelek itu.

Tapi, kalau ada redaktur, mungkin tulisan saya akan dikritik dan diberikan saran, dan kemungkinan akan ada sesuatu yang disunting namun artikel dan berita masih bisa naik. Sementara ini, saya bekerja tanpa redaktur dan tidak ada lagi tulisan yang naik ke laman media itu. Sedih yaAllah, rasanya ingin buru-buru punya redaktur baru. 

Ya, intinya segalanya saya syukuri sekarang. Walaupun saya memang lagi dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Mungkin tak banyak yang tau. Orang lain hanya tau baik dan menyenangkannya menjadi anak magang. Padahal, magang ternyata tidak semudah dan semenyenangkan itu. Hahaha, sabarrrrrr. Harus ekstra sabaar.

Untuk itu, saya mohon doa demi kelancaran magang saya ya. Semoga pembaca semua mau mendoakan dan senantiasa pula diberikan kemudahannya dalam segala hal. Bismillah ya, semoga kita sama-sama dimudahkan.

Udah deh, segitu aja ceritanya. Saya pamit dulu. Nanti saya akan cerita lagi tentang magang selanjutnya. Hehehe. See you next time. Wassalamu'alaikum 🌻
Teruntuk dirinya, yang sibuk dengan dunianya.
Hei, aku memperhatikanmu dari kejauhan.
Mungkin kamu tak pernah sadar,
Tapi aku selalu mencarimu yang kadang tak berkabar.

Kurasa sibukmu membutakanmu ya.
Siang dan malam bukan jadi penghalang lagi untuk segala aktivitasmu
Dari terang hingga gelap, kau tak peduli itu
Semua merampas waktumu, sampai-sampai untukku saja sudah tak bisa diluangkan lagi.

Hei, kau tahu, terkadang aku iri pada dia dan mereka.
Ya, orang-orang yang selalu bisa bersamamu
Bertemu dan bercakap secara langsung,
Setiap hari,
Bahkan setiap saat.
Sedangkan aku, menunggu pesanku dibalas olehmu
Dan hanya dibalas saat waktumu senggang.
Bukan begitu?

Aku melihat senyum dan tawamu dibalik media sosial orang lain.
Meski kita tak berteman di medsos, tapi orang lain selalu menghadirkan wajahmu di medsosnya
Mau tak mau aku melihatnya,
Sengaja tak sengaja kulihat kebahagiaan itu terpancar dari wajahmu di sana

Jujur, aku rindu
Bisa menghabiskan waktu denganmu dan bisa bercengkrama akrab seperti dia dan mereka
Aku tidak tahu, apakah kebahagiaan itu akan kau dapat ketika bersamaku? Aku tak yakin.
Ketika kini keakrabanmu dengan mereka lebih sering tampil, aku hanya bisa bersedih sambil berkata dalam hati, "Aku kapan?"

Kini, di saat aku lelah dengan kesibukanku, sebenarnya aku butuh kamu. 
Aku ingin sesekali bercerita, agar bisa membagi kesedihan dan juga pengalaman agar aku bisa semakin ringan
Kurasa bercerita pada seseorang sepertimu akan membangkitkan kembali semangatku 
Tapi apa daya, waktumu bukan untukku.
Aku hanya bisa memendam semua cerita,
Sampai waktu benar-benar menuntunku untuk sembuh dari luka itu sendiri.

Ya, banyak keluh kesah yang kupendam sendirian
Aku ingin cerita, tapi tak tahu kepada siapa
Aku ingin berbagi, tapi tak semua temanku mau dibagi
Yaudahlah, aku bisa apa
Semoga penantianku berbuah manis pada saatnya

Untukmu, selamat bersenang-senang dengan yang lain; teman-teman, rekan-rekan, hingga penggemar.
Semoga Allah membersamaimu di setiap saat, ya.
Aamiin.





Beberapa hari lalu saat di Bali, aku membuat story di instagram untuk berbagi foto di sana. Lalu tanpa disangka, seorang guru SD yang dulu menjadi wali kelasku menyapa dengan hangat. Rupanya ia masih ingat dengan gadis kecil yang dulu suka memainkan krayonnya ini.

Seketika aku tak hanya rindu keluarga di rumah, tetapi juga rindu masa-masa sekolah. Terputar kembali kisah saat sekolah di Ummul Quro yang membesarkanku dari SD hingga SMP. Sembilan tahun lamanya berada di sekolah hijau yang sangat dirindukan ternyata membuat memori sulit sekali dilupakan. Benar-benar rindu.


Sesekali melihat facebook, Alhamdulillah masih berteman dengan guru-guru yang masih sering update tentang suasana sekolah saat ini. Duh, jadi makin kangen, rasanya pengen kembali ke masa-masa di mana aku diajar oleh mereka, guru-guru yang luar biasa hebat dan perhatian. Ingin rasanya kembali dan menengok lagi secara langsung mereka, menjabat tangan-tangan berjasanya, dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Ah, sekolah memang bikin rindu.

Belum lagi sekolah di MAN 2 Kota Bogor juga tak kalah mengesankan. Suasana Islami dan Negeri yang berpadu memberikan aku banyak pelajaran berharga. Rindu sekali bisa ada di sana.. Dan sama, guru-guru di sana sering berbagi momen di facebook dan membuat aku jadi lebih rindu huhuhu.

Tunggu aku kembali ya, Pak, Bu, Ustadz dan Ustadzah. Izinkan aku berkarya dan doakan aku kembali dengan segudang prestasi. Aku harap suastu saat nanti kita bertemu lagi, dengan seorang Sasa yang dulu dikenal di SD, dan seorang Aca yang dikenal di SMP dan MAN.

Doakan aku ya, Pak, Bu, Ustadz, dan Ustadzah.
Mungkin tanpa doa terbaik darimu, aku takkan bisa sejauh ini. Terima kasih banyak











Sering kali aku merasa bersalah sama mereka. Ya, kawan-kawan seperjuangan di GEMA. Sejak awal milih mereka, memang aku menyukainya. Terlebih menjadi seorang editor di sana sangat melatihku untuk bisa terus berkarya. 

Tapi apa daya, saat itu aku dilema oleh dua pilihan yang berat. Satu himpunan, dan satu lagi GEMA. Mereka berdiri di ranah yang berbeda, dan dua duanya menurutku sangatlah penting. Aku bertekad untuk bisa membagi waktu antara keduanya. Namun, lagi lagi tak berjalan lancar, himpunan cukup mengikatku untuk terus aktif dan berkontribusi. Sementara sejak itu, GEMA mulai aku abaikan.

Bukan karena tak ada alasan aku mulai abai pada mereka. Tentu ini menjadi sesuatu yang berat untukku jika ingin memilih dari keduanya. Sebisa mungkin kusempatkan ke acara GEMA. Tapi lagi-lagi, himpunan selalu ada agenda di waktu yang sama, lebih urgent, lebih mengkhawatirkan. 

Sejak saat itu, aku mulai kehilangan GEMA. Teman-teman dekat, agenda, keakraban, cerita, semua jarang lagi kudapat. Kondisi itulah yang membuatku semakin asing di sana, tak lagi ada untuk mereka ternyata membuatku merasa sangat bersalah. Aku pun mulai takut untuk mengakrabkan diri lagi kepada mereka. Ya, aku benar-benar asing. 

Tapi, aku selalu bersyukur bisa ada di antara mereka. Mereka selalu menganggapku ada. Meski nyatanya kontribusiku jarang, bahkan tak ada. Mereka masih mengajakku untuk rapat, agenda, acara besar, dsb. Tapi berkali-kali pula, aku menyia-nyiakan kesempatan itu karena tak bisa ikut serta. 

Di detik ini, jujur, aku sangat sedih. Kembali terputar memori saat aku merelakan mereka dan pergi dengan kesibukanku. Ya, berat sekali. Ketika grup GEMA berbunyi, mereka bersautan saling interaksi. Rasanya ingin sekali muncul dan ikut dalam canda tawa mereka, aku benar-benar rindu. Tapi, apalah dayaku yang kini tidak tahu apa apa. 

Teruntuk teman GEMA-ku, 
Sejujurnya aku sangat rindu. Aku tidak pernah menyalahkan himpunanku untuk merelakanmu, tapi aku hanya berusaha menjalani tanggung jawabku yang lebih besar di sana. Bukan berarti di GEMA tanggung jawabku kecil, tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, kondisi saat itu benar-benar mendesakku untuk bekerja lebih giat. Maaf, karena telah mengecewakan. Menghilang tanpa kabar, seperti ada namun tiada. Rasanya ingin sekali bisa bercengkrama. Di sekret kecil pojok pusgiwa, beserta cerita dan ledekan serunya.

Tampaknya, GEMA semakin seru. Terlebih pasca Jourcamp yang kemarin tak sempat kuhadiri karena magang. Huft, sedih. Berkali-kali juga wisuda ga dateng, berkali-kali juga acara gak dateng, nyesel sendiri, kenapa kadang waktu seakan mempermainkan aku sehingga aku dihadapkan untuk memilih salah satunya. Dan lagi-lagi, GEMA yang selalu aku relakan. Maafkan aku, teman-teman.

Huh, cukup sakit rasanya menelan pahitnya keputusan aku sendiri. Setelah jauh berlalu, kini baru terasa kehilangannya. Bahkan, beberapa kali tak sengaja bertemu kawan GEMA, mereka tampak biasa saja. Kayaknya udah males sama orang seperti aku. Ah, sedih sekali. 

Tapi yasudahlah, aku hanya ingin cerita. 
Semoga GEMA semakin baik, ya. Aku banyak melihat peningkatan di sana. Terima kasih sudah pernah menerimaku ada, kuharap suatu saat aku kembali diterima, meski di waktu yang berbeda. 

Salam rindu,
Aca.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates