Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Di suatu siang yang cerah, aku datang ke kampus untuk bimbingan bersama dosen. Karena dosen pembimbingku tak juga hadir, aku mencoba mencari dosen lain untuk bisa mengoreksi laporanku yang sudah selesai. Kemudian, aku bertemu dengan dosen PA-ku, pak Fauzy namanya.

Beliau adalah dosen psikologi di kampus. Karena aku ketua kelas, bisa dibilang aku cukup akrab dengannya dalam berbagai hal. Beberapa kali diajak mengikuti kegiatan dan juga bercengkrama untuk bicara soal kelas atau pelajaran. Apapun mulai dibahas dengannya.

Siang itu, aku coba membujuknya untuk membantu membimbingku dalam menulis laporan. Alhamdulillah, dia baik sekali dan mau mengoreksi. Aku yang saat itu ditemani oleh teman dekatku, Ayu, kemudian diajak untuk menemaninya makan siang.

"Kalian mau eskrim gak? Nanti saya ajak siang ini," ajaknya.

Sebagai pecinta eskrim, aku dan Ayu hanya tersenyum. Sebenarnya saat itu kami berdua ingin fokus menulis laporan dan ingin menyelesaikannya. Tapi, kami juga tak berani untuk menolak ajakan beliau itu. Alhasil, kami mengiyakan ajakannya.

Kemudian, kami pergi menuju salah satu mal di Depok. Beliau menyuruhku untuk memesankan taksi online dan kami segera menuju ke sana. Lalu, sesampainya di sana, beliau mengajak kami berdua ke tempat jual eskrim.

"Kalian pilih satu satu eskrimnya, nanti habis itu kita makan siang," katanya.

Aku dan Ayu tercengang. Eskrim yang dilihat dalam etalase harganya begitu mahal. Ya, mungkin aku dan Ayu memang terbiasa makan eskrim yang murah aja. Kau tahu, satu eskrim yang segelas kecil dihargai Rp50.000-an. Sementara, jiwa missqueen-ku meronta-ronta wkwkwk.

"Yaampun pak, mahal banget," kataku.
"Iya, pak, mending satu berdua aja deh pak," lanjut Ayu.

Kemudian, beliau menjawab, "Ambil aja satu-satu, memang harganya segitu, tapi rasanya enak banget, beda sama eskrim biasa."

Kami yang merasa bersalah itu mengiyakan perkataannya. Akhirnya kami beli dua eskrim dan lanjut untuk makan siang. Beliau mengajak kami ke tempat makan Jawa yang sejujurnya aku kurang suka hahaha. Tapi, ya namanya juga diajak ya gimana nolaknya kan. Mungkin dia lagi mau makan itu wkwk.

Nah, poin pentingnya adalah saat kita bertiga makan.

Sesampainya di tempat makan, kami memesan makanan masing-masing dan menunggu makanan hingga datang. Di waktu menunggu lah, tiba-tiba dosenku mengajari kami banyak hal.

Sebagai dosen psikologi, dia sangat ahli membaca mimik wajah, karakter seseorang, perasaan seseorang, dsb. Dan kali itu, aku menjadi bahan koreksiannya. Dia mengatakan banyak hal dari diriku saat itu.

Dia mengatakan senang ketika melihat wajah Ayu. Katanya, Ayu itu selalu santai menghadapi kehidupannya. Tidak seperti aku, yang terlalu tinggi interpersonalnya. Ya, katanya aku terlalu banyak merenung hingga pusing dengan pikiranku sendiri.

Secara garis besar, apa yang dikatakannya 90% benar. Yang menurutnya A, ya begitu pula yang aku rasa. Yang menurutnya B, ya itu juga yang aku rasa. Tidak meleset sedikitpun. Bahkan, dari kisah percintaan atau gaya hidupku saja dia paham. Dari situlah aku belajar.

Ada satu poin yang menjadi sorotanku siang itu.

"Kamu posesif," katanya.

"Memangnya posesif bisa dilihat dari muka, pak?" tanyaku.

"Engga. Tapi beberapa hal yang kamu tunjukkan lewat muka, bisa mengarahkan kamu ke sifat posesif itu," jelasnya.

"..." aku diam.

"Kenapa sih kamu sampe posesif kayak gitu?" tanya dia.

"Saya gak tau pak, mungkin karena saya ngerasa takut kehilangan aja," jelasku.

Ya, bisa dibilang aku ini cukup posesif. Apalagi kalau udah sayang dan nyaman sama seseorang. Tapi, aku gak tau, hal apa yang bisa bikin aku keliatan posesif. Aku kira, mungkin sifat itu cuma bisa dirasain sama orang yang pernah menerima dampak/perlakuan dari aku. Cuma, ke pak Fauzy gak pernah lah wkwkw Tapi gatau kenapa dia tahu juga hal itu.

"Saya tau kenapa kamu takut kehilangan sesuatu," tambahnya.

"Kenapa?" tanyaku penasaran.

"Kamu terlalu merasa dirimu rendah dan kurang," jawabnya singkat.

Aku tersenyum. Mungkinkah aku seperti itu?

Lalu, aku berpikir sebentar. Ya, ternyata aku memang seperti itu. Aku terlalu merasa kurang, aku selalu melihat kelebihan orang lain dan lupa sama kelebihan sendiri. Aku juga selalu melihat kekurangan diri, tapi lupa kekurangan orang lain.

Padahal, setiap diri seseorang pasti ada keduanya, dan aku lupa akan hal itu, secara gak sadar hal itu berjalan tidak normal. Pikiranku terlalu fokus pada kekurangan.

"Jadi, apakah saya kurang bersyukur pak?" tanyaku lagi.

"Saya gak tau, itu urusan kamu sama Allah," jawabnya.

Baiklah, dari situ saya benar-benar tertampar. Dari semua perkatannya, aku menoleh kembali ke sifat-sifat dan sesuatu yang aku kerjakan di masa lalu. Mungkin ada yang terlewat atau bahkan tidak aku sadari telah melakukan kesalahan.

Hari sudah mulai sore, kami bergegas sholat ashar dan kemudian hendak pulang. Di penghujung pertemuan, beliau berkata, "Kamu cantik, pinter, tapi sayang kurang bahagia."

Ya, mungkin aku kurang bersyukur dan terllau over thinking.

"Jangan terlalu lama begini, kamu masih muda," lanjutnya.

Terima kasih, pak. Saya selalu dapet pelajaran baru dari Bapak setiap kita bertemu. Semoga ini bisa menjadi resolusi baruku: bersyukur dan menerima kelebihan kekurangan diri maupun orang lain. Saya lakukan ini untuk bahagia pak, semoga berhasil wkwkw.

Kata bapak, bahagia itu gak melulu soal cinta. Posesif pun bukan jadi masalah utama dalam diri, tapi ya itu, sikap atau sifat yang kita punya bisa menghasilkan sifat-sifat yang lain. Semoga aku bisa jadi lebih baik lagi ya, semoga kamu yang baca juga hehe.

Makasih sudah mendengar ceritaku, semoga ada hikmahnya ya. aamiin.

Malam tadi, semua orang sibuk dengan perayaannya. Ada yang main petasan, main terompet, kembang api, atau ada juga yang cuma kumpul sama keluarga (kayak aku). Eh iya, lihat-lihat status orang, ada juga ya yang bakar bakar? Yaa gitu deh, orang-orang beragam sih ngerayainnya. Atau cuma rebahan aja ga ngerayain apa apa.

Di penghujung tadi malam, aku jadu flashback lagi tentang hal-hal yang pernah aku dapetin dan lalui di tahun 2019. Banyak sekali hal yang udah aku lalui. Mulai dari yang menyenangkan sampai yang haru dan bahkan menyedihkan. 

Di tahun 2019 aku belajar bahwa aku sudah melaluinya dengan baik. Segala hal sudah aku lewati dan mungkin banyak hal yang lupa aku syukuri. Termasuk kehilangan dua orang terbaik dalam hidup yang lumayan dekat dengan aku. 

Ya, dia adalah seorang laki-laki dan perempuan. Dia temanku yang sudah kuanggap sahabat. Keberadaan mereka sudah terasa sangat lama meski kita baru kenal di bangku perkuliahan. Mereka adalah temanku, yang sampai saat ini aku gak tau apakah mereka masih menjadi temanku atau bukan.

Di penghujung tahun kemarin, aku kehilangan sosok mereka. Sosok sahabat laki-laki yang selalu mendengar ceritaku dan sosok sahabat perempuan yang selalu menegurku saat salah. Tapi, yang aku sedihkan, mereka tidak lagi membersamaiku di awal tahun 2020.

Mungkin, sudah saatnya aku mengalami yang namanya hukum alam. Ya, teman-teman yang baik dan cocok untukku akan bertahan, sementara yang sebenarnya (mungkin) tidak baik akan pergi begitu saja. Tapi, apakah mereka berdua adalah salah satu di antaranya (yang tidak baik untukku)? Aku tidak percaya, bahkan aku sudah menyayangi mereka seperti keluargaku sendiri.

Jujur, aku kehilangan sosok sahabat lelaki itu. Dia selalu punya waktu untuk menghubungiku di tengah kesibukannya. Tapi sekarang, dia bahkan tidak membalas chatku tanpa alasan. Apa mungkin dia sibuk, atau males bales chat, atau memang sudah tak peduli lagi denganku. Aku gak tau, tapi aku merindukannya.

Sementara sosok sahabat perempuan yang bawel itu, aku cukup kehilangan. Entah apa yang terjadi sehingga ia begitu santainya memutuskan untuk menjaga jarak karena tak sanggup menahan perbedaan kita. Aku juga tak mengerti, mengapa dia semudah itu memutuskan hal yang tidak pernah kita harapkan. Dan aku, merindukan dia juga. Tapi apalah daya, hatiku harus sudah mulai dewasa dan mulai mengesampingkan hal-hal yang membuatku sedih.

Teruntuk keduanya, bila mereka baca, aku hanya ingin mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang telah kalian ambil. Terkhusus di tempat magang kalian. Kulihat kalian sangat bahagia dalam satu tempat yang sama. Hehe, selamat. Semoga lancar ya sampai akhir. Oiya, maaf kalau aku ada salah. Semoga kalian mau memaafkan.

Jikalau kita memang tak bisa sedekat dulu lagi, biarkan Allah carikan aku teman yang baru untuk menggantikan kalian berdua. Aku tak kuasa mengganggu kebahagiaan yang telah kalian pilih. Maaf jika selama berteman denganku kalian tidak begitu nyaman, tapi inilah apa adanya aku. Aku tidak dibuat-buat, perhatianku tak pernah direkayasa, dan aku pun bersyukur bisa bertemu kalian yang walaupun pada akhirnya kita akan seperti ini.

Doakan aku ya, agar bisa dapat teman baru dan lebih dewasa lagi. Semoga aku bisa menerima takdir ini, dan memulai 2020 lebih dewasa lagi, lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih menerima. Bismillah, semoga aku mampu. Tapi kuyakin aku mampu. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT, ya. 

Ttd,
Aca, yang dulu teman dekatmu.

Assalamualaikum, kawan. Selamat hari Jumat! Senang rasanya bertemu hari yang berkah ini. Gak tau kenapa saya suka sekali sama hari Jumat, rasanya menyenangkan apalagi Jumat itu harinya bersih-bersih, memulai sesuatu yang baru, punya waktu lebih luang, dan rasanya terlalu sayang jika tidak dimanfaatkan untuk muhasabah diri. 

Kali ini juga, saya mau cerita lagi mengenai magang saya. Ya, dengan kehidupan yang baru di kanal yang baru. Begini ceritanya.

Kurang kebih, sudah lima hari saya menyesuaikan diri dengan kanal Khazanah. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar, hanya saja kadang saya masih kesusahan untuk ngubek-ngubek buku lama yang bisa menunjang tulisan saya.

Hari ini, saya senang sekali karena sejak saya pindah kanal, tulisan saya jadi lebih sering dimuat. Saya bersyukur bisa punya redaktur yang gak males buat ngoreksi tulisan anak bawang seperti saya ini. Ya, terkadang lawan jenis lebih menghargai rekan kerjanya, tapi gak selalu begitu juga sih wkwkwk.

Setiap hari saya selalu cek aplikasi berita dari media tempat saya magang. Saya selalu mencatat dan mencari tulisan saya yang dipublikasi oleh redaktur. Senangnya, tiap hari ada saja tulisan yang naik. Meski hanya satu atau dua, tapi saya bersyukur.

Terlebih, hari ini saya lihat dua tulisan saya naik ke berita terpopuler di kanal Khazanah. Sementara satu di antaranya menjadi urutan kelima berita terpopuler di media itu. Wah, masyaAllah Alhamdulillah. Senangnya bisa berhasil menulis dengan prestasi.

Semakin ke sini saya sadar, pindahnya saya ke kanal Khazanah ini sungguh luar biasa. Memang terkadang kita terlalu suudzon kepada Allah atas semua cobaan yang menimpa kita. Banyak hal yang disesali ketika kesedihan dan keterpurukan terjadi. Tapi lihatlah, tidak ada yang tahu kan di masa depan seperti apa? Allah punya kejutan yang tidak terduga.

Kalau kalian baca cerita magang saya dari awal, kalian pasti tau bagaimana susah payahnya saya ada di media itu. Terutama teman-teman saya, yang setiap hari mendengar keluh kesah saya selama magang. Teman-teman saya sudah melaju lebih dulu dengan jumlah tulisan yang luar biasa membludak meski jangka waktunya sebentar. Sementara saya, yang sudah magang lebih dulu, harus sabar menunggu kapan lagi tulisan saya dipublikasi. Bahkan saya pernah merasa "Tulisan gue sejelek apa sih sampe ga naik terus?" Dan, inilah jawabannya.

Saya bersyukur, ternyata saya masih diberikan kesempatan sama Allah untuk menyadari hikmah yang terjadi dalam hidup saya.

Pertama, saya jadi banyak belajar dari tulisan-tulisan saya yang dulu ketika saya gak bisa semudah itu mempublikasi tulisan.

Kedua, saya jadi bisa menulis di dua kanal, yaitu kanal Leisure dan kanal Khazanah. Itu kemampuan yang luar biasa bukan? 

Ketiga, saya belajar kembalu tentang ilmu-ilmu yang dulu dipelajari di sekolah. Ya, tentang Islam. Secara tidak langsung, Allah seakan menegur saya untuk terus mengingat ilmu yang pernah saya pelajari. Allah seakan bilang pada saya, "Iniloh gunanya kamu belajar agama. Kamu bisa bagi ke orang lain dengan kemampuan tulisan kamu. Lihatlah, AKU berikan kamu jalan untuk ke sana. Maka jangan sia-siankan."

Baik, Allah Mahabaik. 

Keempat, saya punya waktu luang bersama teman-teman. Jujur, setelah sebulan terakhir ini kerjaan magang saya, yaitu menulis artikel di rumah. Ya, dengan begitu saya bisa menyesuaikan waktu untuk bertemu dengan teman-teman. Maklum, sekarang hari-hari libur panjang dan teman-teman yang mulai berpencar kini sedang pulang dan mengajak bertemu. Dengan jam kerja yang fleksibel ini saya bersyukur bisa meluangkan waktu dengan teman-teman apalagi keluarga. 

Kelima, kesempatan berdakwah. Dengan pindahnya saya ke kanal Khazanah, saya bersyukur bisa berdakwah lewat tulisan. Itulah cita-cita saya sedari dulu. Saya bahagia ketika orang lain membaca tulisan saya dan menjadikannya sebagai pelajaran. Ya, sesimpel itu. Dakwah memang tugas utama saya di bumi. Jadi, bagaimana pun saya harus menebarkan kebaikan sebelum semua titipan diambil oleh-Nya.

Kita harus tersadar, segala sesuatu itu harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Apalagi ilmu yang telah didapat. Karena saya yakin, ketika saya mati nanti, saya gak bisa membawa apa-apa kecuali; doa anak kepada orang tuanya, shadaqah jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. 

Selamat menebar cahaya!✨

Assalamualaikum, teman-teman? Kali saya mau bercerita lagi tentang pengalaman magang yang sudah mau dua bulan ini hehe. Boleh ya? Harus boleh dong.. hehehe.

Jadi, kali ini saya bercerita dari kelanjutan ketidakadaan redaktur. 

Alhamdulillah, hari ini hari pertama saya punya redaktur lagi. Ya, akhirnya saya punya pembimbing lagi di perusahaan media tempat saya magang. Tapi, kali ini laki-laki, dan kalian tau...... Saya dipindahkan ke kanal lain. Ya, bukan di Leisure lagi.

Kali ini saya berkesempatan untuk pindah ke kanal Khazanah. Jadi, di kanal itu ada beberapa topik yang islami yang dibahas, mulai dari berita islam, tentang haji dan umrah, hukum fikih islam, dll. Pokoknya di kanal itu membahas ilmu pengetahuan mengenai agama Islam. 

Jujur, rasanya berat sekali. Penuh dengan tanggung jawab yang luar biasa. Mengambil sumber untuk menulis tentu tidak semudah di kanal Leisure. Kalau di Khazanah, saya harus bekerja dua kali lipat untuk memahami hukum dan hadisnya dengan benar. Kalau tidak, bisa jadi saya menulis hal yang tidak baik dan bahkan menyesatkan. Duh, jangan sampai.

Baru sehari saya mencoba menulis khazanah, rasanya deg-degan. Susah sih pasti, sampai-sampai, saya sengaja membeli buku hadist dan kisah-kisah islami untuk bisa kutulis ulang dalam sebuah artikel nantinya. Doakan saya ya, kawan.

Saya jadi teringat dengan tujuan utama saya buat magang di media itu. "Saya mau belajar, bagaimana media R******** bisa memberitakan tentang agama islam dengan baik, mengedukasi oembaca dengan dakwah yang disampaikan melalui kanal Khazanah. Jarang-jarang media besar bisa memberitakannya," jawab saya ketika ditanya, "Mengapa kamu mau magang di sini?"

Saat itu memang yang terlintas adalah perusahaan ini. Ya, perusahaan media yang tetap mengedepankan agama islam dengan lingkungan kerja yang positif. Kanalnya juga beragam, menurut saya banyak yang beda di sini dibandingkan dengan media lain.

Saat keterima di perusahaan ini, saya sempat kecewa karena tidak ditempatkan di kanal yang saya inginkan. Ya, salah satunya keinginan bisa belajar nulis berita islami. Tapi, Allah benar-benar baik dan luar biasa. Saat ini, saya malah ditempatkan di sana.

Seharusnya saya bersyukur, akhirnya apa yang saya minta dahulu diberikan oleh Allah saat ini. Meskipun saya sudah mulai nyaman di kanal Leisure, tapi Allah berikan saya kesempatan untuk belajar lebih dari yang lain. Jadi, semua ada hal positif yang bisa diambil.

Meskipun tidak mudah, pasti Allah memudahkan. Karena saya yakin Allah memberikan segala ketetapan-Nya sesuai dengan apa yang bisa saya lewati. Ya, Allah memberikan itu karena saya pasti bisa melewatinya. Semoga ya, saya butuh doa dari kalian semua. Hehehe.

Alhamdulillah, magang kali ini ternyata penuh dengan cerita-cerita. Lika liku dari wawancara hingga keterima, lalu ditempatkan di kanal yang rumit, tidak dibawahi redaktur, sampai akhirnya punya redaktur laki-laki dan berbeda kanal. Luar biasa sekali.

Udah deh, segitu aja ceritanya. Doain saya ya bisa jalanin magang ini dengan baik, apalagi harus mulai dengan kanal baru dan topik bahasan yang baru. Semoga kita semua dimudahkan yaaa.. aamiin. Semangat!

Halo, Assalamualaikum. Apa kabar semua? Semoga yang membaca blog ini sedang dalam keadaan sehat wal afiat, aamiin. Izinkan saya kali ini untuk berbagi cerita magang yang sudah berjalan selama kurang lebih sebulan ini ya. 

Sudah hampir sebulan, saya magang di salah satu media ternama di Jakarta, mungkin di Indonesia. Media ini hanya menerima 6 orang magang di setiap periodenya, dan Alhamdulillah, saya menjadi salah satunya untuk magang di sana selama 3 bulan.

Awalnya, mengapa saya pilih media tersebut, karena saya dari dulu menyukai media itu. Di sana, tak hanya rubrik-rubrik umum dan nasional yang disajikan, tetapi juga ada rubrik islami seperti khazanah, haji, muslim digest, dll. Dari sana saya mulai berasumsi, mungkin media ini punya lingkungan agama yang bagus dan bisa jadi cocok dengan saya yang dari dulu berlatar belakang sekolah islam. Ya, lingkungan yang agamis memang jadi pilihan prioritas saya.

Saya tahu betul bagaimana kehidupan jurnalis di masing-masing media, dan saya tidak yakin jika harus berlama-lama di antara mereka. Cerita demi cerita menjelaskan, dunia jurnalis memang tidak semudah yang dilihat kebanyakan orang. Ada banyak hal yang perlu disiapkan mulai dari mental, fisik, dan juga lingkungan. 

Maka dari itu, saya memberanikan diri untuk daftar di media yang saya pilih sekarang. Alhamdulillah, sesuai dengan ekspektasi. Tapi, tetap saja keluh kesah tak bisa dipungkiri.

Selama sebulan kemarin, saya cukup hectic bekerja dengan adaptasi di lingkungan baru. Jujur, cukup berat sih di awal-awal bulan. Saya harus menyiapkan diri untuk bisa berkelana ke sana-kemari sendirian, sedangkan pribadi saya jauh daripada itu. Saya bukanlah orang yang terbiasa pergi sendiri tanpa teman atau keluarga. Bukannya gak mandiri, hanya saja saya tidak terbiasa berada di keramaian sendirian. Saya cukup introvert untuk itu. Lebih baik saya sendiri di ruangan atau rumah, daripada harus keluar dan pergi seorang diri.

Tapi, itulah pekerjaan saya. Seorang jurnalis memang harus bisa pergi sendirian. Saya pun mulai membiasakan diri dan mencoba keluar dari zona nyaman. Sulit. Sulit sekali. Bahkan, beberapa hari awal magang saya pun sering mengeluh bahkan menangis karena tak kuat dengan amanah yang diemban, mungkin sampai sekarang juga hehehe. Maklum, anaknya rada cengeng dan payah. Maafkan.

Saya pun dikagetkan dengan pembimbing perusahaan (redaktur) yang katanya cukup senior. Beberapa sikap menakutkan diiming-imingi oleh asisten redpel sebelum bekerja bareng redaktur. Katanya, redaktur yang menjadi mentor saya di perusahaan itu cukup galak, tegas, dsb. Saya takut dan kaget, saya hanya takut nanti tak bisa menjalankan amanah dengan baik dan kena omel terus. Dari situ saya mencoba untuk bekerja dengan baik tanpa mengeluh. Menjalin komunikasi yang baik dengan redaktur juga menjadi poin penting yang selalu saya perhatikan.

Hari demi hari terlewati, tugas demi tugas saya kerjakan dengan suka duka. Alhamdulillah, waktu membuat saya lebih mengenal redaktur saya dengan baik. Kami memiliki hubungan baik dan jauh dari kata 'menakutkan'. Ya, saya bersyukur bisa belajar banyak dari beliau. Jika saya kurang dalam menulis, beliau selalu menegur dan memberikan masukan dengan baik, sehingga saya bisa memperbaiki tulisan yang saya tulis. 

Namun, suka duka kembali terjadi. Setelah kurang lebih sebulan nyaman bersama redaktur ini, saya harus di reshuffle. Jadi, perusahaan sedang mengadakan rolling redaktur dan yang menjadi salah satu imbasnya adalah redaktur di kanal saya, tepatnya redaktur saya. Jadi, mau tidak mau, saya harus ganti mentor untuk magang di sana. Redaktur saya yang lama harus pindah ke kanal nasional, sedangkan saya ada di kanal gaya hidup. Jadi, saya harus ikhlas diganti oleh asisten redpel.

Selama pergantian belum dimulai, saya bekerja tanpa redaktur. Saya benar-benar bingung karena tugas saya jadi tidak jelas. Saya disuruh mencari berita update luar negeri dan harus saya lansir ke dalam berita bahasa Indonesia. Tak tanggung-tanggung, saya disuruh nulis 5 lansiran setiap harinya. Dan hari ini, sudah hampir seminggu saya tugasnya begini gini aja. 

Jujur, saya bosan. Saya kangen liputan. Saya kangen konferensi pers. Dan saya kangen juga konsultasi sama redaktur. Terlebih, saya kangen tulisan saya dimuat lagi. Semenjak nulis lansiran terus, belum ada lagi tulisan saya yang naik ke laman media. Sedih, saya berpikir tulisan saya sejelek itu.

Tapi, kalau ada redaktur, mungkin tulisan saya akan dikritik dan diberikan saran, dan kemungkinan akan ada sesuatu yang disunting namun artikel dan berita masih bisa naik. Sementara ini, saya bekerja tanpa redaktur dan tidak ada lagi tulisan yang naik ke laman media itu. Sedih yaAllah, rasanya ingin buru-buru punya redaktur baru. 

Ya, intinya segalanya saya syukuri sekarang. Walaupun saya memang lagi dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Mungkin tak banyak yang tau. Orang lain hanya tau baik dan menyenangkannya menjadi anak magang. Padahal, magang ternyata tidak semudah dan semenyenangkan itu. Hahaha, sabarrrrrr. Harus ekstra sabaar.

Untuk itu, saya mohon doa demi kelancaran magang saya ya. Semoga pembaca semua mau mendoakan dan senantiasa pula diberikan kemudahannya dalam segala hal. Bismillah ya, semoga kita sama-sama dimudahkan.

Udah deh, segitu aja ceritanya. Saya pamit dulu. Nanti saya akan cerita lagi tentang magang selanjutnya. Hehehe. See you next time. Wassalamu'alaikum 🌻
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates