Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Jika benar kita saling jatuh cinta
Mengapa tidak ada ucap darimu yang mencerminkannya
Semua seolah biasa saja tanpa tanda-tanda
Semua seolah tidak ada apa-apa

Jika mulutmu tak bisa mengatakannya
Mengapa kamu tidak izinkan matamu yang berbicara?
Lewat pandanganmu, lewat tatapanmu
Agar ada sesuatu yang bisa aku artikan

Jika benar kita saling jatuh cinta
Apakah kamu tidak takut jika suatu saat aku meninggalkanmu?
Pergi darimu dan memilih dengan orang lain
Apakah kamu tidak takut itu terjadi?

Jikalau tidak, artinya kita memang tidak saling mencinta
Sebab jika dua-duanya saling mengharapkan, 
Bukan hanya seseorang yang berjuang dan bertahan,
Tapi kita akan lakukan itu berdua bersama-sama

Jikalau iya, maka tunjukkan rasa itu
Tidak ada salahnya selagi aku masih ada di sini
Sebelum semua berubah karena aku terlalu lama menunggu
Kemudian menyerah dan tidak lagi berharap

Jika benar kita saling mencinta,
biarkan hati kita bebas memilih ingin ke mana
Perlakuan baikmu sangat berarti untukku
Jangan pergi, kalau pergi justru kamu menyakiti
Dan artinya tidak mencinta lagi

Pernah suatu ketika aku berkhayal, bagaimana ya kalau nanti aku sudah menjadi ibu? Jangankan menjadi ibu deh, mungkin saat jadi istri aja dulu. Pasti tidak semua sikap dan perilaku dalam diri bisa dilakukan lagi. Ada beberapa hal yang nantinya perlu dibatasi. Main bareng sahabat misalnya, menjelajah tempat-tempat menarik, menarik diri dari keramaian kalau lagi bosan, atau diam ketika marah.

Tapi, jika kita sudah tidak sendirian lagi, pasti ada hati lainnya yang perlu dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Hidup akan berubah, tidak lagi tentang seberapa bahagianya aku dalam melakukan segala sesuatu, tapi ini tentang "apakah hati mereka bisa bahagia dengan adanya aku?"

Hahaha, lucu memang. Memikirkan masa depan memang menjadi topik menarik dalam bercengkrama dengan diri sendiri. Sebenarnya bukan hanya itu, aku termotivasi oleh kisah seorang ibu yang sangat menarik.

Dia adalah ibu yang luar biasa. Baik, ramah, dan selalu menghargai orang lain. Meski tidak dikenalinya, ibu tersebut seringkali mampir dalam komentar di postingan media sosialku. Tentu ia berkomentar dengan hal yang menurutnya baik.

Entah ya, kalau aku sih paling suka di media sosial kalau ada komentarnya. Entah itu buruk atau baik, tapi menurutku komentar adalah sebuah sarana di medsos untuk kita saling berdiskusi dua arah. Meski tidak panjang, setidaknya ada umpan balik yang diterima dan yang bisa diberikan.

Nah, ibu ini sebenarnya sudah aku kenali sejak aku SMP. Dia adalah orang tua dari teman seorganisasiku saat SMP. Aku mengenali nama ibu ini, tapi aku tidak pernah berbicara langsung atau memperkenalkan diri kepadanya.

Ternyata ibu ini sudah berteman denganku di Facebook  sejak lama. Lalu ia membanjiri komentar di postingan orang lain, termasuk di postinganku. Gak tau kenapa, pas ibu ini komentar tuh rasanya hati jadi tergugah. Dia begitu ramah dan menghargai karya orang lain atau tulisan yang orang lain posting.

Dari situ aku kepoin ibu itu dan ternyata dia sangat suka menulis. Bahkan, pernah sedikit cerita, sang anak bilang kalau ibu itu suka juga memperhatikan tulisan-tulisan yang kubuat. Katanya aku telah menginspirasinya, masyaAllah. Gak nyangka.

Dan sejak saat itu, aku yang termotivasi olehnya. Dia seperti aku di masa depan wkwk. Aku bahkan berpikir kayak, "Nanti kalau aku udah gede kayak gini kali ya." Hahaha, iya, kulihat banyak kesamaan di antara kami. Akhirnya kami saling memotivasi.

Ibu itu senang juga menulis dan mengabadikan momen, sama seperti aku. Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan waktu untuk merangkai kata-kata indah dan menebar kebaikan pada sesama. Semoga aku bisa seperti itu kelak.

Kalau aku sudah menjadi ibu, jelas anak-anakku harus tau bahwa ibunya sangat suka sekali menulis. Apapun akan dikenangnya melalui tulisan-tulisan di buku dan blognya seperti ini. Kelak, menulis akan tetap menjadi hobi yang tak tergantikan, hehehe.

Tapi masalahnya, ada satu pertanyaan yang paling penting.

Akankah umurku sampai di momen itu?

Mungkin dari kalian ada yang bingung bagaimana caranya merasakan kebaikan berbagi? Sementara keadaan tidak memungkinkan, donasi pun tak banyak, atau hambatan lainnya? Mungkin pengalamanku ini bisa menjadi motivasi untuk mulai kebaikan dari sekecil mungkin. Semoga bermanfaat!

Hai, warganet. Sudah hampir sebulan kita di rumah aja nih sambil karantina diri untuk menghambat perkembangan virus Corona ini. Pastinya, suasana di luar sana sangat kita rindukan ya. Misalnya bertemu teman-teman, menikmati alam, mencicipi berbagai kuliner di tempat makan, dan kegiatan lain yang dilakukan bersama orang kesayangan.

Sayangnya, saat ini keadaan sedang tidak baik nih, kawan. Kita harus sadar bahwa #dirumahaja adalah pilihan terbaik agar kita bisa menyelamatkan diri dan membantu menghambat penyebaran virus ini.

Nah, untuk menghadapi karantina yang cukup lama ini pasti tidak semua orang betah kan? Lalu, apa saja nih yang bisa dilakukan untuk mengisi hari-hari di masa karantina diri ini? Aku punya beberapa tipa yang bisa kamu lakukan agar tetap produktif dan bermanfaat!

PJJ atau WFH


Untuk anak sekolah dan kuliahan, PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh pasti menjadi tugas utama yang tetap harus dilakukan selama karantina ini. Begitupun dengan pekerja yang juga harus Work From Home (WFH) karena bagaimanapun ini tetap menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dijalani. Iya kan? 

Belajar Masak


Menurutku, waktu karantina ini pasti membuat kita memiliki banyak waktu luang bersama keluarga. Nah, alangkah baiknya kita coba belajar masak dan keluarga bisa mencoba menu baru di rumah.
Kalau aku nih, awalnya emang suka masak. Tapi, dulu sering sibuk sendiri dan gak ada orang di rumah, akhirnya aku jarang masak lagi. Semenjak karantina ini, keluargaku kumpul dan lebih sering request makanan gitu. Alhamdulillah aku jadi bisa belajar masak hehe.

Ajak Teman Kolaborasi


Nah, agar kamu bisa produktif juga, bisa nih ajak temanmu untuk kolaborasi dari rumah. Kolaborasi ini bisa kamu lakukan bersama teman atau rekan kerja sesuai dengan passion masing-masing. Kalau aku, karena suka sekali musik dan nyanyi, aku mencoba duet bersama teman lamaku dari rumah. Alhamdulillah, silaturahmi juga jalan lagi hihi. Dan banyak juga nih publik figur yang menyediakan video khusus untuk kita ikuti dan dibuat kolaborasi gitu. Cek deh instagram mereka, lucu-lucu banget!

Main Game



Mungkin sebagian orang merasa main game bukan hal produktif. Eits, jangan salah! Game bisa bikin otak kita segar dan gak mumet loh! Yang bahaya adalah kalo kita main game terus-terusan sampe lupa waktu hehe. Tapi, kalo sesekali gapapa kok hehe.
Nah, game ini bisa kamu sesuaikan dengan apa yang kamu sukai, tinggal download, selesai. Bahkan, sekarang banyak game online yang bisa dimainkan bareng teman-teman dari rumah masing-masing. Misalnya, game hago, gartic.io, atau brain war, serta banyak macam game lainnya. Seru banget deh pasti!

Video Call Teman-Teman


Ini sih hal wajib yang harus dilakuin ya selama masa karantina. Video call menjadi salah satu cara melepas rindu meskipun tidak semua rindu itu hilang. Setidaknya wujud orang yang kamu rindukan akan tergambar di layar hp kamu loh. Seru banget nih bisa sambil silaturahmi, ngobrol, bahkan meeting atau ngomongin hal penting.

Melukis/menggambar


Meski gak semua orang bisa dan suka, melukis dan menggambar bisa jadi alternatif cara kamu untuk mengisi waktu luang loh. Karena, menurutku emosi yang kamu tahan selama ini bisa kamu tuangkan ke dalam lukisan. Bagaimana hasilnya, itu urusan belakangan. Sebab yang penting adalah prosesnya, dan itu menyenangkan! Coba deh. 

Olahraga


Di masa pandemik ini, olahraga menjadi sangat penting loh. Karena kita harus tetap mengondisikan diri dalam keadaan sehat, fit, dan bahagia. Sebab, sistem kekebalan tubuh akan diuji di masa pandemik ini. Nah, salah satu caranya kita bisa olahraga nih sambil menuntaskan hobi yang mungkin kemarin-kemarin belum dilakukan. Oiya, jangan lupa olahraganya di rumah aja ya! Biar tetap aman.

Mendengarkan Musik/Murottal


Ada dua hal yang bisa kamu pilih, musik/murottal. Tergantung seleran dan juga kebutuhan. Kalo aku sih, karena dua duanya berbeda fungsi dan jenisnya, maka aku lakukan dua duanya..sesekali aku dengerin musik supaya mood aku baik, dan sesekali juga aku mendengarkan murottal sekaligus menambah hafalan Al Quran dan mengulangnya. 

Lainnya

Nah, mungkin ada banyak hal lainnya yang masih bisa kamu lakukan selama.pandemik ini. Asal jangan rebahan terus ya! Kita harus tetap produktif loh, jangan biarkan leha-leha ini menghancurkan kegiatan rutin kita. 

Nah, itulah ide-ide kegiatan yang bisa kamu lakuin selama #dirumahaja. Semoga pandemik ini segera selesai dan kita bisa beraktivitas dengan normal ya! Jangan lupa terus berdoa dan meminta kepada Allah supaya kita diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan atas pandemik global ini.

Sehat-sehat ya, semua. Jangan lupa jaga kesehatan.


Beberapa jam lalu saya nonton podcastnya Deddy Corbuzier bersama sahabatnya, Anji. Mereka di sana ngomongin banyak hal, salah satunya tentang penggunaan media sosial. Katanya, Anji habis nge-unfollow seorang youtuber dan Deddy meminta kejelasan perihal tersebut.

Sebenernya bukan urusan saya tentang kenapa dan ada apa antara Anji dan youtuber tersebut. Tapi di sini saya cukup banyak menggaris bawahi perihal bagaimana si Anji ini mengelola media sosial dalam kehidupannya.

Anji bilang, dia sebenarnya tidak punya masalah yang serius dengan orang yang dia unfollow. Pun dengan siapa orang yang dia unfollow itu bukan hanya youtuber itu saja, tapi ada banyak orang lainnya. 

Di sana Anji menjelaskan bahwa sebenarnya setiap orang berhak membuat konten apa saja yang ingin dia bagikan kepada pengikut/teman media sosialnya. Hanya saja Anji merasa ada beberapa orang yang kontennya tidak selaras dengan apa yang dia ingin lihat dan apa yang dia butuhkan.
Dari pernyataan Anji, ternyata banyak hal yang saya rasa sama dengan apa yang saya pikirkan. Terutama tentang bagaimana kenyamanan media sosial itu dibentuk agar kita senang menggunakannya.

Saya pun pernah beberapa kali meng-unfollow orang lain yang menurut saya tidak cocok dengan apa yang saya butuhkan atau akun-akun yang tidak membuat saya nyaman. Mungkin saja kontennya bagus, tapi saya tidak relate dengan itu. Mungkin juga kontennya menarik, tapi saya bukan termasuk segmentasi dari apa yang mereka tuju. Banyak alasan, dan lagi-lagi ini tentang konten, bukan personalnya.

Jadi, sebenarnya tolok ukur dari sebuah pertemanan bukanlah dari media sosialnya. Bisa jadi sahabat kita sendiri tidak punya media sosial, pun dengan orang yang saling mengikuti di media sosial belum tentu menjalin sebuah pertemanan.

Pernah suatu ketika, saya mengikuti akun media sosial milik seorang teman saya. Konten yang dibuatnya sangat menarik, tapi entah kenapa suatu ketika dia membuat saya tidak nyaman karena kontennya dirasa 'berlebihan'. Kemudian, saya unfollow dia karena saya tidak mau membuat diri saya menjadi lebih insecure lagi.

Setelah lama saya berusaha mengontrol diri, akhirnya saya mencoba untuk tidak lagi insecure kepada dia. Saya berusaha damai dengan diri dan menghilangkan perasaan itu, kemudian saya kembali memfollow dia dengan niatan untuk berusaha menjadi lebih baik. Alhamdulillah, dia masih terbuka menerima saya, bahkan saya mencoba memberitahu dan bercerita bahwa sebelumnya saya sengaja mengunfollow dia karena apa dan bagaimana.

Saya bukannya jahat, tapi lagi-lagi hanya berusaha membuat media sosial saya menjadi nyaman. Karena dari sekian banyak yang saya follow di media sosial, pasti berpengaruh pada isi timeline dan explore saya. Tentu saya menginginkan pemandangan indah di sana, sesuai apa yang saya suka, nyaman, bahkan membuat inspirasi bagi saya.

Ada juga cerita dari seorang teman saya yang sengaja menutup akunnya sementara karena terlalu rumit dan cemas ketika melihat berita-berita Covid-19 yang ramai di media sosial. Menurutnya, media sosial sedang tidak nyaman untuk di baca saat ini. Imunitas mood dan cara tanggap seseorang terhadap apa yang dilihat pun berbeda-beda. Ada yang menganggap mungkin berita-berita yang beredar menjadi kebutuhannya agar menjadi update, tapi bagi teman saya berita-berita itu membuatnya tambah cemas. Maka dari itu dia menutup akunnya untuk sementara waktu.

Ya, begitulah. Setiap orang pasti punya cara masing-masing untuk menyamankan media sosialnya. Kebanyakan dari kita terlalu 'gengsi' untuk tidak mengikuti, dengan berpura-pura nyaman dan terpaksa 'mengikuti' seseorang temannya di media sosial, padahal konten yang dibuatnya belum tentu membuat kita nyaman.

Intinya, bikin apapun yang positif di media sosial kita. Tapi jangan selalu merasa hal yang kita lakukan itu adalah yang terbaik, karena setiap orang punya 'kebutuhan' yang berbeda. Mungkin ada orang di luar sana yang butuh hiburan, buka instagram/facebook, tapi isinya malah gak berguna dan bikin orang tambah pusing! Nah, jangan baper deh kalau tiba-tiba kita di-unfollow. Mungkin kita harus introspeksi diri, mungkin ada postingan yang gak baik nih buat dilihat sama orang. Hehehe, belajarlah berhusnudzon.

Yuk ah cari postingan-postingan yang baik dan mari kita posting hal-hal yang baik. 

Kalo kata Boy Candra gini:
"Kalau emang menarik dan yang dicari, pasti kamu difollow kok. Bahkan tanpa kamu perlu follow duluan. Bermediasosial kan soal apa yang pengin kita lihat. Timeline sesuai dengan apa yang kita follow. Kalau kamu mau diikuti seseorang, bikinlah sesuatu yang emang sesuai dengan itu."
Setujuuu!! Yok, manfaatkan self quarantine ini dengan sebaik mungkin
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates