Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Mungkin kita gak pernah sadar, seberapa pentingkah kita bisa baca Alquran dengan benar? Seberapa seringkah kita membacanya?
Dan seberapa pentingkah baca Alquran untuk kehidupan kita?

Ada yang bilang, Allah SWT gak akan menyalahkan orang-orang yang bacanya masih terbata-bata; atau mungkin kesalahaan dalam bacaan tajwid, gharib, tartil dll juga termasuk. 

Benar, saya pun percaya sekali bahwa Allah SWT Mahapemaaf dan Mahapengampun. Dia tahu mana yang masih belajar, mana yang niat mengaji, mana yang perlu diampuni kesalahannya.

Tapi, bukankah alangkah lebih baiknya jika bacaan itu terus kita perbaiki? Terus belajar misalnya, sehingga bacaan kita turut membaik seiring berjalannya waktu. 

Tentu pengaruhnya akan luar biasa, bukan? Ini bukan hanya tentang bacaan kita yang jadi lebih baik, tapi sholat kita akan lebih istimewa dengan bacaan yang baik. Bukannya Allah akan hisab kita lebih dulu karena sholatnya? Bagaimana jika bacaan sholat kita belum baik karena baca Alquran pun masih terbata-bata?

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Kadang suka sedih sama diri sendiri yang baca Alquran aja masih suka salah. Apalagi ngeliat orang lain yang di usia 20-an seharusnya sudah pandai mengaji untuk persiapan menjemput masa depannya.

Apalagi banyak fenomena sekarang yang lebih peduli dengan "keahlian lain" daripada memperbaiki hal kecil seperti mengaji. Padahal hal sekecil itu bisa berdampak sangat besar, tapi seringkali kita lupakan. Entah secara sengaja atau tidak, tetap saja itu sangat disayangkan.

Orang-orang dengan bangganya belajar berbagai macam jenis musik. Orang dengan bangganya menguasai ratusan bahasa. Orang dengan bangganya sibuk jadi aktivis. Orang dengan bangganya bisa banyak keterampilan duniawi. Tapi, mengapa kita masih bangga dengan bacaan Alquran yang "apa adanya" saja?

Tentu mengaji yang baik akan berpengaruh untuk kita dunia ataupun akhirat, kawan-kawan.

Bagaimana jika anak-anak kita nanti bertanya,
"Ma, Pa, bagaimana hukum Nun Sukun bertemu Ba'?"
"Ibu, Ayah, tanda mim kecil di atas artinya apa?"
"Abi, Umi, saktah itu hukum apa ya?"

Kemudian, kita tidak bisa menjawab. Kasihan mereka, bukankah kita adalah sekolah pertama bagi anak-anak kita? Pernahkah kita berpikir sejauh ini?

Mungkin sebagian kita masih menyepelekan hal ini. Tapi sejatinya bacaan yang baik adalah dambaan setiap orang. Agar ibadah lebih sempurna, amal lebih diterima, doa bisa terkabul, dan mungkin jadi penyelamat kita di akhirat kelak.

Yuk, kita peduli dengan bacaan kita. Kalau kita belum bisa baca Alquran, yuk samasama kita belajar. Kalau masih terbata-bata ayo kita belajar lagi ya. Kalau masih belum bener juga, terus aja belajar. Toh, setiap satu huruf yang kita baca saat belajar insyaAllah akan terus jadi kebaikan kok. 

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).

Semangat terus ya, kita belajar sama sama. Semoga kita selalu dilancarkan dalam berbuat baik. Jangan menyerah yaa!

Setiap melihat statistik pengunjung di blog, saya selalu melihat perkembangan yang cukup membuat saya bahagia. Sebab, ternyata masih banyak beberapa dari kalian yang mau berkunjung dan membaca hasil tulisanku yang kebanyakan tidak penting dalam blog ini.

Ada satu postingan yang selalu hadir setiap hari di beranda bloggerku, yaitu postingan Sajak : Belajar Mengikhlaskan. Saya tidak menyangka postingan ini akan dikunjungi setiap hari. Padahal, postingan itu hanya sebuah sajak yang mungkin saja tidak penting bagi sebagian orang.

Melihat kembali isinya, saya teringat tentang kisah dua tahun lalu saat saya membuat postingan tersebut. Setiap sajak yang saya buat biasanya memang tidak melulu soal diri sendiri. Terkadang saya terinspirasi dari kisah orang lain dan ingin saya utarakan melalui sajak-sajak manis.

Tapi, tulisan dari hati memang akan sampai pada hati-hati pembacanya. Kebetulan, postingan itu adalah tentang saya yang saat itu menuliskannya untuk menaruh sebagian emosi agar lebih menenangkan diri.

Ya, saat itu saya harus mengikhlaskan seseorang karena berbagai alasan yang menuntut saya berhenti berjuang. Dalam kehidupan memang banyak yang perlu kita ikhlaskan, karena tidak semua rencana berjalan sesuai dengan keinginan, 'kan?

Saya menyadari segala sesuatu yang dilakukan dengan hati memang tidak akan sia-sia. Seberat apapun perjuangannya, sekecil apapun tindakannya, semua yang dari hati akan selalu menyenangkan pada akhirnya.

Alhamdulillah, postingan sajak itu kini mencapai ribuan pembaca. Semoga tulisan-tulisan lainnya bisa selalu menginspirasi kalian, ya.

Mohon maaf atas ketidaknyamanan Blog ini apabila terlalu pribadi. Sebab pada awalnya memang saya dedikasikan tulisan ini hanya untuk diri saya sendiri, tidak berharap ada orang lain yang menyukainya atau bahkan menjadi pembaca setianya.

Tapi melihat antusias pembaca, saya bersyukur karena bisa berbagi. Memang gaya tulisanku di blog ini tidak seperti tulisan formal di luar sana, tidak seperti blog orang lain yang jauh lebih bermanfaat. Tapi saya hanya berusaha berbagi tentang apa yang saya miliki.

Jadi, tolong dimaklumi, ya. Terima kasih telah berkunjung.


Jika benar kita saling jatuh cinta
Mengapa tidak ada ucap darimu yang mencerminkannya
Semua seolah biasa saja tanpa tanda-tanda
Semua seolah tidak ada apa-apa

Jika mulutmu tak bisa mengatakannya
Mengapa kamu tidak izinkan matamu yang berbicara?
Lewat pandanganmu, lewat tatapanmu
Agar ada sesuatu yang bisa aku artikan

Jika benar kita saling jatuh cinta
Apakah kamu tidak takut jika suatu saat aku meninggalkanmu?
Pergi darimu dan memilih dengan orang lain
Apakah kamu tidak takut itu terjadi?

Jikalau tidak, artinya kita memang tidak saling mencinta
Sebab jika dua-duanya saling mengharapkan, 
Bukan hanya seseorang yang berjuang dan bertahan,
Tapi kita akan lakukan itu berdua bersama-sama

Jikalau iya, maka tunjukkan rasa itu
Tidak ada salahnya selagi aku masih ada di sini
Sebelum semua berubah karena aku terlalu lama menunggu
Kemudian menyerah dan tidak lagi berharap

Jika benar kita saling mencinta,
biarkan hati kita bebas memilih ingin ke mana
Perlakuan baikmu sangat berarti untukku
Jangan pergi, kalau pergi justru kamu menyakiti
Dan artinya tidak mencinta lagi

Pernah suatu ketika aku berkhayal, bagaimana ya kalau nanti aku sudah menjadi ibu? Jangankan menjadi ibu deh, mungkin saat jadi istri aja dulu. Pasti tidak semua sikap dan perilaku dalam diri bisa dilakukan lagi. Ada beberapa hal yang nantinya perlu dibatasi. Main bareng sahabat misalnya, menjelajah tempat-tempat menarik, menarik diri dari keramaian kalau lagi bosan, atau diam ketika marah.

Tapi, jika kita sudah tidak sendirian lagi, pasti ada hati lainnya yang perlu dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Hidup akan berubah, tidak lagi tentang seberapa bahagianya aku dalam melakukan segala sesuatu, tapi ini tentang "apakah hati mereka bisa bahagia dengan adanya aku?"

Hahaha, lucu memang. Memikirkan masa depan memang menjadi topik menarik dalam bercengkrama dengan diri sendiri. Sebenarnya bukan hanya itu, aku termotivasi oleh kisah seorang ibu yang sangat menarik.

Dia adalah ibu yang luar biasa. Baik, ramah, dan selalu menghargai orang lain. Meski tidak dikenalinya, ibu tersebut seringkali mampir dalam komentar di postingan media sosialku. Tentu ia berkomentar dengan hal yang menurutnya baik.

Entah ya, kalau aku sih paling suka di media sosial kalau ada komentarnya. Entah itu buruk atau baik, tapi menurutku komentar adalah sebuah sarana di medsos untuk kita saling berdiskusi dua arah. Meski tidak panjang, setidaknya ada umpan balik yang diterima dan yang bisa diberikan.

Nah, ibu ini sebenarnya sudah aku kenali sejak aku SMP. Dia adalah orang tua dari teman seorganisasiku saat SMP. Aku mengenali nama ibu ini, tapi aku tidak pernah berbicara langsung atau memperkenalkan diri kepadanya.

Ternyata ibu ini sudah berteman denganku di Facebook  sejak lama. Lalu ia membanjiri komentar di postingan orang lain, termasuk di postinganku. Gak tau kenapa, pas ibu ini komentar tuh rasanya hati jadi tergugah. Dia begitu ramah dan menghargai karya orang lain atau tulisan yang orang lain posting.

Dari situ aku kepoin ibu itu dan ternyata dia sangat suka menulis. Bahkan, pernah sedikit cerita, sang anak bilang kalau ibu itu suka juga memperhatikan tulisan-tulisan yang kubuat. Katanya aku telah menginspirasinya, masyaAllah. Gak nyangka.

Dan sejak saat itu, aku yang termotivasi olehnya. Dia seperti aku di masa depan wkwk. Aku bahkan berpikir kayak, "Nanti kalau aku udah gede kayak gini kali ya." Hahaha, iya, kulihat banyak kesamaan di antara kami. Akhirnya kami saling memotivasi.

Ibu itu senang juga menulis dan mengabadikan momen, sama seperti aku. Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan waktu untuk merangkai kata-kata indah dan menebar kebaikan pada sesama. Semoga aku bisa seperti itu kelak.

Kalau aku sudah menjadi ibu, jelas anak-anakku harus tau bahwa ibunya sangat suka sekali menulis. Apapun akan dikenangnya melalui tulisan-tulisan di buku dan blognya seperti ini. Kelak, menulis akan tetap menjadi hobi yang tak tergantikan, hehehe.

Tapi masalahnya, ada satu pertanyaan yang paling penting.

Akankah umurku sampai di momen itu?

Mungkin dari kalian ada yang bingung bagaimana caranya merasakan kebaikan berbagi? Sementara keadaan tidak memungkinkan, donasi pun tak banyak, atau hambatan lainnya? Mungkin pengalamanku ini bisa menjadi motivasi untuk mulai kebaikan dari sekecil mungkin. Semoga bermanfaat!

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates