Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak



Pertanyaan ini seringkali muncul sejak sidang kelulusan. Padahal, waktu itu masih disibukkan dengan hal-hal menuju yudisium, seperti berkas-berkas revisi hingga persyaratan yang perlu dipenuhi.

Hingga semuanya selesai, pertanyaan itu justru sering terlontar. "Lagi sibuk apa, Ca?" menjadi kebiasaan baru yang aku dapatkan dari orang lain. Gak ada yang salah sih dari pertanyaan ini, cuma belakangan ini jadi bikin aku berpikir, "Apakah aku sudah ketinggalan daripada yang lain?"

Hal itu membuatku sedikit menilik dan memperhatikan aktivitas teman-teman lain. Hebatnya, sebagian mereka sudah sibuk dengan pekerjaan yang mereka tekuni. Ada juga yang masih sibuk bersantai dan menikmati waktu luang--entah dengan jalan-jalan atau sekadar berdiam diri di rumah dengan aktivitas yang ada.

Sementara aku, setiap ditanya gitu selalu bingung jawab apa. Pasalnya, aku juga belum begitu serius mencari pekerjaan. Meski sesekali bolak-balik cari loker di akun-akun penyedia khusus lowongan kerja.

Tapi menurutku, mencari kerja = mencari kenyamanan. Gak semudah itu rasanya punya ketertarikan sama suatu perusahaan atau pekerjaan. Meskipun berjuta fasilitas menarik, tapi kalau hati berkata "belum" ya aku ragu untuk jalanin. Daripada gak nyaman, lebih baik menunda sampai perasaan ketertarikan itu ada.

Tentu saja hal itu belum menjawab, "Lagi sibuk apa?". Yang jelas, aku selalu ingat sama petuah beberapa dosen padaku, "Yang penting nulis aja terus," begitulah katanya. Gak cuma satu atau dua orang yang berpesan demikian.

Ya, jawaban paling realistis yang terbesit di pikiran adalah "lagi sibuk nulis". Karena, bukankah menulis juga merupakan sebuah perjalanan?

Tak perlu lah melihat perjalanan orang yang sudah melesat lebih jauh. Sebab, meski punya dua kaki yang sama, sepatu yang kita gunakan berbeda-beda kan? Tujuan yang akan kita raih pun berbeda-beda. Jadi, gak perlu takut dan khawatir saat orang lain berproses lebih cepat daripada kita.

Sambil menunggu pekerjaan, aku lebih memilih untuk ikut komunitas menulis, cari-cari event kepenulisan, ikut-ikut lomba untuk mengasah kemampuan, yaa.. pokoknya yang penting nulis aja terus, hehehe.

Mohon doanya aja ya, semuanya. Semoga aja perjalanan kita bisa sukses menggapai tujuan dan cita-cita masing-masing. Selamat berproses kawan-kawan. Jangan lupa terus bersyukur, ya!


Teruntuk aku, kamu, kita, dan siapapun yang merasakannya.

Bagiku, beberapa minggu belakangan ini cukup berat dijalani. Mungkin bagi kamu atau mereka juga sedang merasakan hal yang sama. Banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, banyak hal-hal yang melenceng dari ekspektasi, dan banyak hal-hal yang tak terpikirkan justru kejadian.

Mental tak bahagia seperti biasanya, pun dibarengi dengan asingnya sebuah pertemanan sehingga tidak bisa saling berbagi. Apakah hanya aku saja yang merasa demikian? Kalau lagi sendirian, mungkin kita berpikir untuk mencari seseorang yang kita percaya untuk saling bercerita dan berbagi cinta. 

Nyatanya, tidak bisa demikian. Mereka juga punya jalan hidup masing-masing yang mereka pikirkan. Mereka belum tentu peduli pada orang lain, apalagi jika mereka sedang merasakan hal yang sama atau bahkan lebih dari kita. Semuanya tidak bisa dipaksakan sesuai apa yang kita inginkan. Tidak semudah itu.

Kesehatan, mungkin sekarang menjadi hal yang paling diutamakan. Mungkin tidak banyak orang yang tahu, sudah beberapa hari ini jiwa terkapar dalam buruknya kabar. Ya, kesehatan juga jadi menurun karena tidak pikiran terus saja bekerja tanpa henti. Ditambah lagi overthinking yang menghantui setiap malam membuat tak ada rasa untuk makan. Apakah kamu juga merasakan?

Hmm, rasanya tak tau harus berbagi sama siapa lagi. Selain kepada Allah, meminta petunjuk, kekuatan, kesehatan, kesabaran, dan perhatian seorang teman. Berat bagiku menjalani hari-hari belakangan ini sendirian. 

Jika saja kamu sedang berada dalam kondisi yang sama, percayalah, kamu tidak sendirian. Kita berhak bersyukur lebih banyak karena Allah menguatkan kita sampai sejauh ini. Kita patut apresiasi diri bahwa kita mampu menghadapi ini semua meskipun sendirian. Berat sih, memang. Tapi, lihatlah di luar sana masih banyak yang penderitaan dan kesedihannya lebih dalam daripada kita. 

Semangat, ya, wahai diriku dan kamu juga. Kita sama-sama berjuang. Jangan patah semangat, okay? 

Orang lain mungkin gak peduli sama diri kamu, orang lain gak mau tau tentang kamu, 
Orang lain gak nanyain kabar kamu,
Orang lain terlihat lebih bahagia,
Orang lain terlihat baik-baik saja,
Mungkin bukan karena mereka gak peduli..
Hanya saja mereka cerdas dalam mengendalikan diri.

Yuk, semangat. Bismillah ya, jangan sedih.
Gak apa apa sih kalo mau nangis, tangisin aja. Tapi jangan lama-lama, karena kasian air matanya nanti habis hehehe. 

Sehat, semangat, dan bahagia selalu, ya. Aku. 


Assalamualaikum, Bang. 

Pernyataan terbuka ini aku tulis lagi untuk yang ketiga kalinya di blog pribadi aku ini, Bang. Aku yakin kamu gak akan baca, tapi tulisan ini sengaja kubuat atas dasar dokumentasi diri aja soalnya seneng banget kalau suatu saat nanti bisa baca-baca kejadian yang pernah aku lalui, hehehe. Maaf ya Bang, kali ini namanya kupakai lagi di blog ini. Semoga berkenan, heheh.

Pagi ini, atas izin Allah, tiba-tiba aku dikagetkan notifikasi dari twitter. Lebay sih ya kayaknya ini, tapi bikin seneng banget padahal cuma dijawab "aamiin". Hahaha.

Jadi, ceritanya waktu itu bang boim bikin twit "tulis nasihat dong" di twitternya. Nah, berhubung aku mau jawab tapi kayaknya gabakal diliat karena akunku digembok, akhirnya aku bales lewat dm. Wkwkwk. Ganjen banget sih emang, tapi aku cuma iseng aja kok siapa tau aja nasihat sederhana dari aku bisa dibaca dan bermanfaat gitu.

Akhirnya aku memberanikan diri tuh buat dm bang boim dengan balasan nasihat dari aku itu. Awalnya aku ngerasa "ngapainnn sih caaa?" Kayak yang ngarep dibales tapi gak ngarep-ngarep juga sih. Soalnya aku juga mikir dari 7000-an followers pasti yang dm dia banyak, gak aku doang.



Yaudah tuh, akhirnya aku ga ngarep. Biasa aja. Dibaca Alhamdulillah banget tapi kalau engga juga yaudah, mau gimana lagi. Emangnya gue siapa gituu loh wkwk.

Anehnya, aku ngecek dm itu terus wkwk. Berharap centangnya biru pertanda dibaca. Soalnya yang aku liat di dm aku sama temanku, kalau dm dibaca itu centangnya jadi biru. Makanya aku coba merhatiin dm aku sm bang boim itu. Kok gak biru biru??? Jiaaahhh masih aja ngarep. Wkwkwk. 

Nah, yaudah tuh pada akhirnya aku coba notice dia lagi pake like di message yang aku kirim. Ceritanya gamau sampe di situ usahanya wkwkw. Aku masih berusaha biar dibaca. Cuma dibaca.....udah itu aja. Aku pengen list centangnya jadi biru :)

Eh, keesokan harinya, centangnya gak biru tapi malah dibales sama doi. Hahahaha masyaAllah seneng banget yaAllah bang! Walaupun aku udah jarang banget merhatiin abang sekarang (karena mau mengurangi), tapi setiap dinotice abang Alhamdulillah seneng terus.

Ini udah ketiga kalinya deh kayanya dibales gini yaAllah senang! Begini ya rasanya suka sama seseorang yang dia gak kenal kita, tapi berharap, tapi gak berani berharap lebih dari sekadar diketahui keberadaannya wkwkwk. 

Makasih loh, Bang Boim. Semoga aja kamu sehat selalu, bahagia selalu, pokoknya yang terbaik segalanya buat kamu. Lancar terus yaaa belajar di Yamannya. Segeralah balik ke Indo dengan bahagia karena sudah lulus!! Kutunggu kabar bahagiamu hehehe.


Di masa pandemi seperti ini

Berat rasanya menahan ego untuk tidak bertemu

Berat rasanya memupuk sabar untuk tetap jauh

Berat rasanya membujuk hati untuk tetap teguh

Rasanya hanya ingin bercengkrama dengan teman-teman

Berkumpul kembali dengan saudara

Menghirup kembali udara segar

Menikmati makanan,

Menikmati lalu lalang kendaraan,

Menikmati hujan.

Namun, semua kenikmatan terhalang

Tak bisa lagi kami nikmati tanpa rasa khawatir

Sebab, kesehatan menjadi nomor satu

Sehat raga dan mental adalah yang perlu dijaga selalu

Meski tubuh ini sehat, mungkin ada di antaranya yang sakit

Hanya saja ia diam dan tak memberi sinyal

Lebih baik menjaga daripada harus mengobati

Karena ada orangtua yang harus kita hormati

Ada teman-teman yang harus kita jaga

Ada mereka yang susah payah bekerja

Semoga, pandemi ini cepat berlalu

Agar sehat jiwa raga

Agar bahagia seluruh semesta

Agar kami kembali muda


Salam sehat jiwa raga

Jaga kesehatanmu selalu, ya.

Ilustrasi Coklat dan Surat/Pinterest


Pagi itu, suasana sekolah begitu hangat oleh sinar matahari yang menyelimuti. Murid- murid meramaikan suasana sekolah dengan obrolan hangat bersama temannya. Tak sedikit murid yang menyapa guru-guru dengan sapaan selamat pagi. Itulah kegiatan rutin di sekolah tersebut sebelum bel berbunyi dengan lantang.

Hati yang senang dan bahagia menghiasi pagi itu, Rasya siap berangkat sekolah dengan angkot sebagai alat transportasi yang menghubungkan rumah dan sekolahnya. Kini dia masuk kelas 5 SD, masih kecil mungkin, tapi pada masa ini adalah dimana masa kanak-kanak akan tenggelam dan tergantikan oleh masa remaja.

Ya, pubertas. Masa pubertas memang identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan lawan jenis. Dalam proses itulah pola pikir kanak-kanak akan diuji coba kedewasaannya. Tak hanya pola berfikir saja yang diuji, tapi hati dan perbuatan akan selalu dilihat oleh Allah, apalagi kalau sudah menginjak usia remaja, semua dosa dan segala halnya harus dipertanggung jawabkan sendiri.

Hari itu, Rasya datang tepat waktu, ia selalu datang 30 menit sebelum bel berbunyi. Terkadang sekolah memang masih tampak sepi, tapi dengan datang pagi, Rasya bisa selalu absen dengan kehadiran pertama di kelasnya. Tak lama setelah Rasya datang, satu persatu temannya datang dan segera memasuki kelas. Saat itulah 5C lengkap dengan seluruh penghuninya, termasuk walikelas tercinta, Bu Nita.

Bel berbunyi tepat ketika jarum pendek menunjuk diantara angka 7 dan 8, sedangkan jarum panjangnya mengarah tepat ditengah angka 6. Ya, gerbang sekolah ditutup pukul 7.30 WIB. Rasya dan teman sekelasnya segera berbaris didepan kelas dan berikrar.

“Siaaap gerak! Lencang depaaaan, gerak! Tegaaaaak, gerak!” Ketua kelas berteriak lantang menyiapkan barisan, kemudian disambung dengan ikrar syahadat.

“Ikrar Syahadat! Asyhaduallaailaahaillallah. Waasyhaduannamuhammadarrasulullah. Aku bersaksi tiada illah selaih Allah, dan aku bersaksi nabi Muhammad itu utusan Allah. Janji pelajar muslim! Satu, Allah tujuan hidup kami. Dua, rasulullah teladan hidup kami. Tiga, Islam pedoman hidup kami. Empat, berbakti kepada ibu bapak kewajiban hidup kami. Lima, taat dan patuh kepada guru syiar hidup kami. Enam kasih sayang sesama saudara seiman hidup kami.”

Seluruh murid memang rutin berbaris dan mengucapkan ikrar syahadat serta janji pelajar sebelum masuk kelas, kemudian ketua kelas memilih barisan yang rapi untuk masuk kelas lebih dulu. Lalu setiap anak wajib bersalaman kepada walikelas dan pendamping. Setelah semua masuk kelas, murid segera duduk di bangkunya masing-masing.

Setelah rapi, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk berdoa bersama. Lalu disambung dengan Morning Meeting yang biasa diisi dengan cerita berhikmah. Setelah itu, guru mata pelajaran memasuki kelas, yang saat itu Matematika adalah pelajaran pertama. Anak-anak menyiapkan buku paket dan buku tulisnya lalu merapikan tempat duduknya dan mempersilahkan guru memberi salam. Kemudian pelajaran dimulai. Lalu dilanjut PAI sebagai mata pelajaran kedua.

Setelah itu bel istirahat berbunyi pukul 10.00 WIB. Semua murid berkeliaran melakukan kegiatannya masing-masing. Ada yang sholat dhuha, jajan, bermain, olahraga, bahkan ada yang mengisi waktu luangnya dengan membaca buku di perpustakaan.

Permainan yang sering kali teman-teman ikhwan 5C adalah bermain KJT (Kena Jadi Temen). Semacam lari-larian, setiap musuh harus mengenai lawan untuk dijadikan teman, begitulah permainannya. Tapi, ada dua orang ikhwan mencurigakan. Sebut saja Ryan dan Dino.

Saat itu Ryan dan Dino tidak ikut dalam permainan KJT tersebut, padahal biasanya seluruh ikhwan di kelas 5C ikut menjadi peserta dalam permainan tersebut. Namun kali ini, Ryan dan Dino seperti sedang merencanakan sesuatu. Mereka berdua berdiri didekat rak sandal di depan kelas dengan wajah yang takut. Setelah selesai menyelesaikan rencananya, mereka berdua lari seperti tak tahu apa-apa. Rasya yang saat itu menyaksikan kejadian juga tidak tahu apa yang Ryan dan Dino lakukan. Maka dari itu, Rasya hanya mengabaikan peristiwa tersebut.

Kemudian bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah habis. Ikhwan langsung menyelesaikan permainannya dan kembali ke kelas dengan keadaan basah. Terkecuali Ryan dan Dino yang saat itu bajunya masih kering tanpa keringat. Lalu guru IPA memasuki kelas dan memulai pelajaran.

Saat pelajaran berlangsung, Rasya izin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Sebelum ke kamar mandi, bu Nita membiasakan murid 5C untuk selalu ke kamar mandi menggunakan sandal. Saat Rasya mengambil sandalnya, Rasya menemukan sebatang coklat beserta surat bertinta merah. Kemudian, Rasya ambil coklat dan surat tersebut yang entah darimana asalnya. Suratnya memang ditujukan untuk Rasya, kemudian Rasya memasukin coklat dan surat tersebut kedalam kantong. Rasya memang bingung dari siapa surat dan coklat itu, namun saat itu waktu masih jam pelajaran berlangsung, jadi Rasya berfikir untuk memikirkannya setelah pelajaran berakhir.

Jam kelas telah menunjukkan pukul 11.45, menandakan bahwa pelajaran IPA harus segera berakhir. Murid ikhwan dipersilahkan ke Masjid sedangkan yang akhwat mengambil wudhu dan bersiap melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah di kelas masing masing. Rasya masih curiga dengan surat dan coklat tadi, Rasya masih belum tahu siapa yang memberikan itu kepadanya.

“Oke, ini misteri. Sebaiknya aku sholat dulu daripada pusing mikirin ginian.” Batin Rasya.

Setelah sholat dzuhur, Rasya menemui bu Nita untuk mendiskusikan surat dan coklat tersebut. Beginilah isi suratnya.

“Untuk Rasya, dari Ryan. Gue sebenernya suka sama lo. Kalau lo mau terima gue, lo terima dulu coklat dari gue. Kalau lo udah resmi jadi cewek gue, lo boleh telp ke nomer rumah gue yang ini 7534567. Sampe rumah telp gue ya J -Ryan”

“Ibuu, gimana dong, ternyata ini dari Ryan. Aku nggak suka dia ibu.” Protes Rasya kepada Bu Nita.

“Loh, kenapa marahnya ke ibu? Hahaha. Yaudah anggap aja ini rezeki.” Jawab Bu Nita dengan santai.

“Ibuu, kok gitu siiih, kalau saya terima berarti saya suka sama dia juga, bu. Kan saya ngga suka…” Rasya tetap saja protes.

“Hmm.. Yaudah, begini saja. Coklatnya buat ibu saja, rela nggak?” Bu Nita memberikan sarannya.

“Boleh sih bu, terus gimana?” Tanya Rasya.

“Udah tenang saja.. Serahin semuanya sama ibu. Hehehe” Bu Nita memegang semua tanggung jawab atas surat dan coklat itu dengan senyumnya yang ramah.

Kemudian, pelajaran Bu Nita dimulai. Bu Nita adalah guru Bahasa Indonesia yang baik sekali, ramah, dan tenang kalau mengajar. Tegas dan bijaksana, tapi kalau lagi bercanda masih bisa tetap menyenangkan kok.

“Selamat Siang Anak-anak…. Mari kita mulai pelajaran kali ini dengan Bismillah..”

“Bismillahirrahmaanirrahiim…”

Pelajaran dimulai dengan tenang. Dengan wajah yang ceria, Bu Nita bercerita sedikit sebelum belajar.

“Sebelumnya, ibu mau cerita.”

“Yeaaaaaay!!!!” Anak 5C memang paling suka bercerita.

“Hari ini, ibu senang sekali. Karena ada yang kasih coklat, hehe” Bu Nita bercerita tanpa ragu.

“Ibuuu, aku mau doooong.” Teriak Hani, anak 5C yang paling heboh.

“Boleh boleh, mumpung gratiiiiiis.” Bu Nita menawarkan coklatnya kepada Hani.

Disatu sudut kelas, Ryan dan Dion berbincangan.

“Yon, itu kok kayak coklat gua yang gua kasih ke Rasya yah?” Ryan bingung dengan coklat Bu Nita.

“Iya yan, bener bener. Apa emang coklat itu yang lu kasih buat Rasya ya?” Dion ikut bingung.

“Waaah, kalau bener, parah banget ya si Rasya, ga ngehargain gua banget.”

Ryan dan Dion semakin bingung. Coklat yang Ryan kasih kepada Rasya sama persis, mulai dari merk, rasa, dan jenis coklatnya.

“Buuu, dapet coklat gratis darimana buu…..” Teriak Ryan penasaran.

“Dari kamu kan?” Jawab Bu Nita dengan lantang dari depan kelas.

“Hah?” Ryan kaget.

“Jadi teman-teman, hari ini Rasya dikasih coklat dan surat oleh Ryan sebagai bukti kalau Ryan punya perasaan spesial untuk Rasya, tetapi karena Rasya tidak mau, jadi ibu saja yang makan coklatnya, lumayan kaaan…” Cerita bu Nita kepada anak-anak 5C.

“Hahahaahaha.” Anak-anak 5C saat itu tertawa mendengar cerita Bu Nita. Ryan yang saat itu menundukkan kepalanya karena malu atas perbuatannya.

Diakhir cerita, Bu Nita menjelaskan bahwa kita memang sedang berada di masa remaja, dimana masa yang labil dan indah dengan virus merah jambu. Tapi apa yang kita rasakan, tidak perlu semuanya kita ungkapkan, apalagi perasaan lain terhadap lawan jenis. Hal yang Ryan lakukan memang tidak dilarang, bahkan memberi hadiah itu memang dianjurkan. Tetapi apa pula jika kita memberikan hadiah dengan maksud lain? Tentunya akan muncul pula pernyataan tak enak dari mulut oranglain nantinya.

“Lain kali, kalau mau memberikan hadiah kepada lawan jenis, harus lewat ibu dulu yaa.”

“Iya Bu…”

“Oiya, ayo kita lanjutkan belajarnya, kenapa jadi ngelantur gini.”

“Wooo, Ryan siiiiiih.” Sorak teman-temannya.

Bu Nita puas saat menguak kejadian itu, Rasya pun lega dengan berakhirnya peristiwa tersebut. Anak-anak 5C saat itu sedikit terhibur dengan cerita lucu Rasya, Ryan dan Dion menanggung malu dihadapan teman-teman sekelasnya. Diakhir cerita, Ryan tidak menyimpan perasaan lagi kepada Rasya, karena dia malu apa yang telah dia perbuat.

----------

Cerita ini harta karun dari folder di laptop yang sudah lama banget. Ternyata, cerpen ini aku buat saat kelas 5 SD, di mana saat itu aku menuliskan cerpen berdasarkan pengalaman pribadi yang pernahaku alami.

Persis seperti cerita di atas, itu adalah kisahku. Aku hanya mengubah tokohnya demi menjaga nama baik seseorang hahaha. Lucu banget, aku masih inget banget dulu dikasih coklat dan surat di rak sepatu. 

Lucunya menulis, kita bisa ketawa sendiri lihat tulisan yang telah lalu. Selain itu, kita juga bisa membandingkan tulisan lama dengan yang sekarang sebagai bahan evaluasi.
Lihat, penulisannya sama sekali belum rapi, 'kan? WKWKW. Dulu memang belum tahu apa-apa, jadinya nulis apa adanya aja. 


Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Tentang Dia yang Kubangga
    Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates