Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Memasuki bulan Oktober, rasanya campur aduk. Di satu sisi, aku merasa waktu berlalu begitu cepat. Terlalu banyak waktu dihabiskan di rumah karena pandemi. Padahal, pada awalnya aku berencana menghabiskan waktu ini sebagai hadiah untuk diri karena telah berjuang sejauh ini--mau refreshing rencananya.

Tapi, rencana Allah memang terbaik. Semua terpaksa ditunda demi kesehatan yang harus terus dijaga. Alhamdulillah, di bulan bahasa ini, aku diberikan kesempatan oleh Allah untuk mengisi waktu luang dengan menulis. 

Alhamdulillah, banyak agenda dan kegiatan yang bisa aku ikuti di bulan oktober ini. Salah satunya, aku akan diwisuda di akhir bulan nanti. Artinya, aku berhasil menyelesaikan studi diplomaku di Politeknik Negeri Jakarta. Alhamdulillah, dengan segala keringat akhirnya bisa terselesaikan.

Selama menunggu wisuda, aku juga diberikan kesempatan oleh Allah untuk ikut salah satu bootcamp online dari penerbit Inspira Pustaka. Awalnya, aku iseng isi formulir untuk pemilihan brand ambassador Inspira Pustaka. Iseng berujung beruntung, Alhamdulillah aku ada di tahap minggu ke-7 dan 8. 

Ada 200-an lebih peserta yang ikut seleksi dari seluruh Indonesia. Dan aku salah satu yang diterimanya. Sekarang, sudah tinggal 50-an orang yang masih berproses bersama di sini. Seru banget! Aku punya temen baru dari berbagai macam daerah di Indonesia, dan saat ini kami sedang disibukkan dengan tugas membuat buku antologi setiap kelompok.

Tanpa disangka, aku juga diamanahkan sebagai kapten di kelompokku. Jujur, jadi beban tersendiri untuk aku. Tapi, ini sebuah pengalaman baru yang takkan terlupakan. Aku anggap aja ini kayak tugas-tugas kuliah hehe. Kebetulan, kegiatan tiap minggunya hampir sama kayak kuliah. Tugasnya nulis-nulis,bikin grand desain, bikin konten, bikin buku, belajar desain dll. 

Seru banget. Allah baik banget kasih aku kesempatan untuk bisa berproses di sini. Alhamdulillah, waktu yang seharusnya aku habiskan untuk jalan-jalan sambil menunggu wisuda, ternyata diisi dengan kegiatan produktif yang juga melatih dan meningkatkan kemampuan. 

MasyaAllah tabaarakallah.

Di waktu yang bersamaan, aku juga mengikuti komunitas menulis online dari seluruh Indonesia, namanya KMO Indonesia. Alhamdulillah, ini juga gak kalah seru. Aku dapat kelompok 18 yang beranggotakan kakak-kakak hebat mulai dari yang masih kuliah sampai yang sudah berumah tangga.

Gak cuma tentang menulis, kami juga berbagi kisah sehari-hari. Ada yang cerita pengalaman bikin buku, lomba nulis, bahkan sampai berbagi cerita parenting dan resep masakan. Seru banget!

Dari komunitas ini, kami juga berkesempatan bikin buku antologi. Yang semoga aja buku ini menjadi karya baru di tahun 2020. Alhamdulillah, setelah sibuk-sibuk kuliah akhirnya menghasilkan karya lagi hehehhe

Ngomong-ngomong tentang karya, salah satu tugas KMO adalah membuat karya bebas. Saat itu aku memilih membuat novel. Alhamdulillah, karena lagi gabut dan memang niat memublikasi, aku mencoba kirim naskahku ke penerbit. Semoga saja postingan setelah ini bisa menceritakan naskahku yang diterima ya wkwkwk aamiin!

Bulan bahasa ini kasih aku banyak kesempatan untuk berkarya di bidang kepenulisan. Semoga ini salah satu jalan untuk meraih bintang-bintang sudah kugantungkan setinggi langit, ya. Mohon doanya kawan-kawan. hehehe.

SEMANGAT BERPROSES!

Gunakan masa muda kita dengan sebaik mungkin, ya. Sampai bertemu di cerita selanjutnya.



Assalamualaikum, gais!

Di Bogor lagi sering hujan nih, gimana kondisi cuaca di rumah kalian? Semoga sih, dengan turunnya hujan yang hampir tiap hari ini, virusnya juga ikutan hilang diterpa hujan, ya. Aamiin. Aku udah kangen banget hidup seperti biasa tanpa kecemasan ini:(

Nah, ngomongin soal hujan, aku dan keluargaku suka banget nih tiba-tiba lapar kalau hujan melanda. Apalagi nih ya kalau hujannya tuh sore-sore menjelang malam. Huwaaa pasti mau sudah makan atau belum, lapar tetap melanda wkwk. Bener gak nih?

Kalau aku sendiri, suka banget iseng-iseng bikin makanan dengan bahan-bahan sederhana. Salah satunya bikin mi tektek ala aku hehee. Kalau ada yang beda bumbunya mungkin kita beda selera ya wkwk. Kalau aku sih sukanya pakai resep di bawah ini. Mungkin bisa dicoba.

Bahan Mi:
- Mi kuah/telor/goreng, tergantung selera
- Sawi sesuai selera
- Sosis sesuai selera
- Bakso sesuai selera
- Saos pedas 2 sdt
- Kecap Manis 2 sdt
- Kecap Asin 2 sdt
- Telur 1 butir
- Cabai rawit merah sesuai selera (aku sih suka pedes jadinya pake agak banyak hehe)
- cabai merah 3 batang
- bawang merah 2 siung
- bawang putih 4 siung
- daun bawang (optional)
- Garam secukupnya
- Gula secukupnya
- Micin/penyedap rasa (optional)

Cara pembuatan :

Nah, untuk pembuatannya ini optional aja sebenernya gak harus sama hehe. Tapi kalau kalian mau ngikutin boleh jugaa hehe.

1. Haluskan bumbu dasar (bawang, cabai, garam)
2. Panaskan sedikit minyak, lalu masukkan telur dan bikin orak-arik. Tunggu beberapa saat sampai si telur setengah matang.

Nah, ini ada pilihan nih. Bagi yang suka telurnya bikin kuah kental, kalian bisa masukin telurnya belakangan. Tapi, karena aku sukanya telur yang matang dulu, jadinya aku masak di awal.
3. Kemudian, masukan bumbu yang telah dihaluskan. Campur dengan telurnya tadi.
4. Kalau sudah matang, masukkan air secukupnya sesuai dengan kuah yang kamu inginkan. 
5. Masukkan topping seperti bakso dan sosis. 
6. Jika sudah mendidih, masukkan mie yang sudah disiapkan.
7. Tunggu hingga mie setengah matang.
8. Lalu, masukkan bumbu-bumbu mi bawaan dari kemasan. Kalau pakai mi telur, boleh diskip aja tahap ini.
9. Masukkan bumbu tambahan seperti saus pedas, kecap manis, dan kecap asin. 
10. Jangan lupa cobain dulu kuahnya, ya! Kalau kurang, boleh kamu tambah-tambah bumbunya sampai enak. Oiya, pakai gula juga ya dikit aja.
11. Setelah rasanya pas, boleh langsung ditambah sayurnya.
12. Tunggu beberapa saat sampai sawinya agak layu
13. Jadi deh! Mi tektek rumahan ala aku bisa langsung disantap!☺️

Nah, gampang banget kan? Maaf ya kalau resepnya berbeda atau ada yang aneh, tapi aku sih pake resep ini dan aku suka hehehe. Maklum kalau lagi hujan, cuma bisa pakai bahan yang ada hehehe. 

Jangan lupa coba di rumah, ya! Dijamin seisi keluarga suka kok. Wkwkwk.


Banyak banget cerita di rumah ini. Sejak emak (nenek) meninggal, rumah ini menjadi markas keluarga besar mama berkumpul untuk acara apapun, salah satunya saat lebaran. Terhitung dari 2014 silam, rumah ini mencatat beberapa kali kenangan lebaran yang sangat membekas. Jadi, bagiku, rumah ini salah satu kenangan yang rasanya sayang untuk dilupakan.

Belakangan ini, si pemilik rumah, yaitu kakak dari mamaku (uwa), tinggal sendirian. Pasalnya, ketiga anaknya yang sudah dewasa dan berkeluarga memilih untuk tinggal masing-masing di rumah yang telah mereka miliki. Sementara, ia sudah ditinggal sang suami sejak 2012 lalu. 

Dia sempat bercerita bahwa hatinya sedih lantaran kini hidup sendirian. Meskipun dua anaknya masih tinggal di kota yang sama, tapi rasanya berbeda jika harus menghabiskan masa tua tanpa siapa-siapa di rumah. Kasihan, aku bisa membayangkan bagaimana drastisnya perubahan yang tadinya ramai sekarang malah sepi sendirian.

Itulah yang mendorongku untuk menginap di sini. Niatan untuk menemani Uwa agar tidak sendirian di sini. Terlebih, Amara, cucu pertamanya juga sedang ditugaskan untuk menemani Mbahnya itu. Jadi, kami bertiga ada di rumah penuh kenangan ini.

Entah mengapa, dua hari di sini penuh dengan pembelajaran yang luar biasa. Setiap detiknya, aku merasakan ada memori yang terulang—yaitu tentang kenangan yang dulu-dulu pernah kejadian, terlebih saat masih ramai: emak dan uwa masih hidup. Aku tahu betul kondisi rumah ini seperti apa.

Selain itu, di sini aku belajar untuk 'dilayani'. Meskipun uwa adalah kakak mama, mereka punya kepribadian yang jauh berbeda. Di sini, uwa sangat menjamu aku dengan baik. Bahkan, aku bisa makan 3 kali sehari di sini dengan teratur. Ada baiknya, ada enggaknya. Baiknya, aku merasa lebih sehat karena bisa makan dengan teratur. Gak baiknya sih, aku merasa tertekan aja karena gak biasa makan diatur-atur kayak gitu, biasanya makan kalau lagi mau doang.

Gak cuma itu, uwa juga ngajarin aku secara gak langsung untuk bisa memanage waktunya dengan baik. Kayak apa? Contohnya, dia selalu shalat tepat waktu. Ya, aku belajar banyak dari situ. Lalu, dia selalu masak sebelum waktu makan tiba. Misalnya, saat pagi-pagi, menjelang sore, dan malam hari. Ya, gak ada makan siang tapi adanya makan sore wkwk. Terus, dia juga punya waktu sendiri untuk cuci baju dan nyetrika. Dan dalam sehari itu bisa dilakukan rutin.

Hidupnya begitu teratur. Menjelang hari tuanya, dia juga sering menghabiskan waktu untuk memainkan ponselnya dan menonton YouTube. Sedihnya, aku membayangkan aja gitu kalau dia sendirian, pasti akan lebih 'lurus' aja hidupnya. Setiap hari begitu, gak ada aku dan cucunya yang diurus setiap hari. Sementara dia hanya sendirian dan yaudah melakukan hal rutinitas itu aja tanpa henti.

Terlebih sekarang lagi pandemi. Kita gak bebas untuk ke sana-kemari. Padahal kalau gak lagi pandemi kan bisa aja dia ngaji ke masjid, olahraga, pergi ke mana kek, jalan-jalan. Iya kan? Masih banyak aktivitas luar yang bisa dilakukan. 

Tapi apa boleh buat, keadaan menuntut kita kayak gini. Bersyukur sih bisa belajar banyak dari uwa selama 2 hari nginep di sini. Aku juga jadi punya bayangan kalau nanti aku punya keluarga kecil wkwkw. Benar-benar hidup adalah pembelajaran kalau kita teliti. Hahahha. 

Terakhir, dari nginepnya aku di sini juga aku jadi tahu orang tuaku yang gengsi itu ternyata ada kangennya juga. Hahahha. Seperti papa yang selalu nanyain "kapan pulang?" Dan mama yang suka tiba-tiba nge-pc "lagi apa? Kapan mau dijemput?" Wkwkwk. Orang tua gengsi yang kalau kangen keliatan bangett. MasyaAllah tabarakallah. Alhamdulillah, walaupun gak tau yaa dikangeninnya karena emang kangen atau karena gaada yang beresin rumah? Hahaha.

Oke, hari ini aku pulang. 

Mari kembali ke rutinitas semula: aku yang menjelma menjadi babu, koki, anak, dan kadang-kadang penulis yang mengasingkan diri di lantai dua rumahku. Hahaha.

Terima kasih, uwa! Sehat dan bahagia terus, ya. Semoga Allah selalu melindungi uwa. Aaamiin.



Pertanyaan ini seringkali muncul sejak sidang kelulusan. Padahal, waktu itu masih disibukkan dengan hal-hal menuju yudisium, seperti berkas-berkas revisi hingga persyaratan yang perlu dipenuhi.

Hingga semuanya selesai, pertanyaan itu justru sering terlontar. "Lagi sibuk apa, Ca?" menjadi kebiasaan baru yang aku dapatkan dari orang lain. Gak ada yang salah sih dari pertanyaan ini, cuma belakangan ini jadi bikin aku berpikir, "Apakah aku sudah ketinggalan daripada yang lain?"

Hal itu membuatku sedikit menilik dan memperhatikan aktivitas teman-teman lain. Hebatnya, sebagian mereka sudah sibuk dengan pekerjaan yang mereka tekuni. Ada juga yang masih sibuk bersantai dan menikmati waktu luang--entah dengan jalan-jalan atau sekadar berdiam diri di rumah dengan aktivitas yang ada.

Sementara aku, setiap ditanya gitu selalu bingung jawab apa. Pasalnya, aku juga belum begitu serius mencari pekerjaan. Meski sesekali bolak-balik cari loker di akun-akun penyedia khusus lowongan kerja.

Tapi menurutku, mencari kerja = mencari kenyamanan. Gak semudah itu rasanya punya ketertarikan sama suatu perusahaan atau pekerjaan. Meskipun berjuta fasilitas menarik, tapi kalau hati berkata "belum" ya aku ragu untuk jalanin. Daripada gak nyaman, lebih baik menunda sampai perasaan ketertarikan itu ada.

Tentu saja hal itu belum menjawab, "Lagi sibuk apa?". Yang jelas, aku selalu ingat sama petuah beberapa dosen padaku, "Yang penting nulis aja terus," begitulah katanya. Gak cuma satu atau dua orang yang berpesan demikian.

Ya, jawaban paling realistis yang terbesit di pikiran adalah "lagi sibuk nulis". Karena, bukankah menulis juga merupakan sebuah perjalanan?

Tak perlu lah melihat perjalanan orang yang sudah melesat lebih jauh. Sebab, meski punya dua kaki yang sama, sepatu yang kita gunakan berbeda-beda kan? Tujuan yang akan kita raih pun berbeda-beda. Jadi, gak perlu takut dan khawatir saat orang lain berproses lebih cepat daripada kita.

Sambil menunggu pekerjaan, aku lebih memilih untuk ikut komunitas menulis, cari-cari event kepenulisan, ikut-ikut lomba untuk mengasah kemampuan, yaa.. pokoknya yang penting nulis aja terus, hehehe.

Mohon doanya aja ya, semuanya. Semoga aja perjalanan kita bisa sukses menggapai tujuan dan cita-cita masing-masing. Selamat berproses kawan-kawan. Jangan lupa terus bersyukur, ya!


Teruntuk aku, kamu, kita, dan siapapun yang merasakannya.

Bagiku, beberapa minggu belakangan ini cukup berat dijalani. Mungkin bagi kamu atau mereka juga sedang merasakan hal yang sama. Banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, banyak hal-hal yang melenceng dari ekspektasi, dan banyak hal-hal yang tak terpikirkan justru kejadian.

Mental tak bahagia seperti biasanya, pun dibarengi dengan asingnya sebuah pertemanan sehingga tidak bisa saling berbagi. Apakah hanya aku saja yang merasa demikian? Kalau lagi sendirian, mungkin kita berpikir untuk mencari seseorang yang kita percaya untuk saling bercerita dan berbagi cinta. 

Nyatanya, tidak bisa demikian. Mereka juga punya jalan hidup masing-masing yang mereka pikirkan. Mereka belum tentu peduli pada orang lain, apalagi jika mereka sedang merasakan hal yang sama atau bahkan lebih dari kita. Semuanya tidak bisa dipaksakan sesuai apa yang kita inginkan. Tidak semudah itu.

Kesehatan, mungkin sekarang menjadi hal yang paling diutamakan. Mungkin tidak banyak orang yang tahu, sudah beberapa hari ini jiwa terkapar dalam buruknya kabar. Ya, kesehatan juga jadi menurun karena tidak pikiran terus saja bekerja tanpa henti. Ditambah lagi overthinking yang menghantui setiap malam membuat tak ada rasa untuk makan. Apakah kamu juga merasakan?

Hmm, rasanya tak tau harus berbagi sama siapa lagi. Selain kepada Allah, meminta petunjuk, kekuatan, kesehatan, kesabaran, dan perhatian seorang teman. Berat bagiku menjalani hari-hari belakangan ini sendirian. 

Jika saja kamu sedang berada dalam kondisi yang sama, percayalah, kamu tidak sendirian. Kita berhak bersyukur lebih banyak karena Allah menguatkan kita sampai sejauh ini. Kita patut apresiasi diri bahwa kita mampu menghadapi ini semua meskipun sendirian. Berat sih, memang. Tapi, lihatlah di luar sana masih banyak yang penderitaan dan kesedihannya lebih dalam daripada kita. 

Semangat, ya, wahai diriku dan kamu juga. Kita sama-sama berjuang. Jangan patah semangat, okay? 

Orang lain mungkin gak peduli sama diri kamu, orang lain gak mau tau tentang kamu, 
Orang lain gak nanyain kabar kamu,
Orang lain terlihat lebih bahagia,
Orang lain terlihat baik-baik saja,
Mungkin bukan karena mereka gak peduli..
Hanya saja mereka cerdas dalam mengendalikan diri.

Yuk, semangat. Bismillah ya, jangan sedih.
Gak apa apa sih kalo mau nangis, tangisin aja. Tapi jangan lama-lama, karena kasian air matanya nanti habis hehehe. 

Sehat, semangat, dan bahagia selalu, ya. Aku. 
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates