Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Mencari kesibukan mungkin sudah menjadi hobiku belakangan. Apalagi, kondisi di tahun terakhir masa-masa kuliah berbeda daripada biasanya. Mulai Maret lalu, pandemi membuat segala aktivitas harus dilaksanakan dari rumah. Tentu, mencari kesibukan menjadi sulit bagiku saat harus adaptasi pada kondisi yang baru ini.

Namun, waktu itu aku segera melanjutkan tugas akhir sambil menunggu kesibukan lain. Sebenarnya aku takut sih, setelah sidang nantinya aku akan gak punya kerjaan dan 'gabut' aja gitu. Tapi, Alhamdulillahh, di sela-sela mengurus perkuliahan, aku diberikan kesempatan dan informasi mengenai pemilihan Brand Ambassador Inspira Pustaka 2020. 

Sebelumnya, aku memang pernah ikut event di Inspira Pustaka gitu, kegiatannya waktu itu nulis bareng dan lomba cerpen. Nah, dari situ ada grup alumni penulis Inspira Pustaka yang akhirnya di sanalah aku dapat informasi dengan adanya link pendaftaran. 

Awalnya aku gak tau itu apa, brand ambassador itu kerjanya apa, nantinya akan gimana dll. Tapi gak tau kenapa, karena aku memang tertarik sama kegiatan tulis menulis dan penerbitan, aku isi itu formulirnya. Di sana tertera apa saja yang aku ketahui mengenai kepenulisan, termasuk karya apa saja yang pernah aku hasilkan selama ini.

MasyaAllah, dengan ketidaksengajaan itu aku diterima dan lolos tahap satu! Dan ternyata, ada banyak tahap yang harus dilanjutkan sebelum aku menuju Bootcamp. Alhamdulillah, selama aku ngerjain tugas-tugas seleksi tuh gak pernah kepikiran dan berharap kayak "Semoga aku lolos", gak pernah! Aku cuma kayak ngikut aja gitu karena emang seneng ngerjain challenge-nya. Aku pun gak pernah nungguin hasilnya kapan dan seperti apa.

Dan tiap hari aku memang rutin cek email gitu kan. Alhamdulillah setiap ada pengumuman kayak gak nyangka aja gitu aku bisa lolos beberapa tahap itu. Mulai dari disuruh bikin artikel tentang kampung halaman, bikin puisi dan artikel tentang perjuangan, dan pokoknya tentang kepenulisan gitu. Pokonya aku ngerasa kayak ngerjain tugas kuliah aja gitu, seru, dan aku suka. 

Hari demi hari aku lewatin kayak biasa dan akhirnya pada 14 Agustus aku dikasih email kalau aku bisa bergabung di Bootcamp Inspira Pustaka ini. Alhamdulillah.. aku seneng banget! Meskipun secara online, tapi aku bahagia karena di sana pasti aku bakal dapat banyak kegiatan positif, ilmu baru, dan tentunya teman-teman baru yang bisa berproses bersama di sana.

Alhamdulillah, setelah aku bergabung di Bootcamp ternyata kami masih diseleksi lagi. Aku sih gak peduli bakal menang atau engga, yang jelas setiap ngerjain tugas aku selalu mencoba membuat sesuatu yang terbaik dan terpenting "menulis dari hati". Dan MasyaAllah, aku bener-bener suka banget sama serangkaian kegiatannya, walaupun online tapi seru banget.

Di sana kami juga dibentuk jadi beberapa tim gitu. Nah, di sanalah kita bisa mengenal teman-teman tim. Jadi, tugas-tugas di Bootcamp juga ada yang individu dan gitu, Alhamdulillahh semuanya berjalan lancar. Paling berkesan uh waktu ada tugas nulis biografi gitu. Cerita dikit ya.....hehehe.

Jadi, sebelumnya kan setiap minggu itu ada evaluasi gitu, biasanya lewat gform. Nah, di tugas sebelumnya aku kasih saran gitu ke panitia buat ngadain challenge biografi, dengan syarat biografi tersebut isinya tentang teman-teman Inspira Pustaka. Dengan begitu, meskipun beda grup, masing-masing peserta pasti akan berusaha wawancara, berbincang, bercerita, berbagi, dan saling mengenal biar makin akrab gitu untuk bahan menulis biografinya. Dan MasyaAllah, minggu berikutnya memang ada materi tentang biografi dan challengenya itu! Aku seneng banget. 

Nah, di situ aku dapat banyak kesempatan nih untuk kenalan sama peserta lain. Ada juga yang mulai chat aku lebih dulu, begitupun aku yang beberapa ngechat mereka gitu. MasyaAllah aku seneng banget sih, di sana aku jadi kenal mereka dan ternyata orang-orang hebat itu sudah jauh melangkah daripada aku. Wkwkkw. Aku jadi malu sendiri. Dari berbagai daerah aku kenalan, ada yang dari Jogja, Tangerang, Bekasi, Lampung, Bengkulu, Aceh, aaahh pokoknya banyak! Ada yang sudah menerbitkan beberapa buku, ada yang memang sudah terkenal di daerahnya, ada yang jago baca puisi, ada yang benar-benar baru terjun di dunia kepenulisan, pokoknya beragam banget cerita dari mereka. 

Sampai sekarang, Bootcamp masih berlanjut. Dan Alhamdulillahh, beberapa kali aku mendapat apresiasi karena masuk ke-10 besar di beberapa tugas setiap minggunya. Gak nyangka sih, padahal aku gak berharap setinggi itu. Udah bisa bergabung di sini aja aku udah seneng banget. Hihihi. Tapi, semuanya pasti kehendak Allah. Aku bersyukur banget dan berterima kasih kepada Allah SWT yang sudah kasih aku kesempatan ini. Pasti bermanfaat banget ini semua buat aku, Alhamdulillahh.

Buat teman-teman Inspira Pustaka, semangat selalu, ya. Kalian benar-benar orang hebat yang pernah aku temuin. Semangat selalu untuk kegiatan satu tahun ke depan! Kita jalanin program kita ini setahun lagi. Semoga kita bisa terus meningkat literasi bangsa dan mengedukasi melalui kegiatan yang akan kita jalanin nantinya. Terima kasih sudah menerima penulis pemula seperti aku. Hehehhe.


Tidak mudah menjadi angkatan yang lulus di tahun 2020. Banyak sekali hal yang terjadi di luar dugaan kami, para calon wisudawan. Belum lagi, mungkin ada banyak hal yang sudah diharapkan jauh-jauh hari dan rintangan yang harus dilewati sejak awal. 

Memilih Diploma, misalnya. Awalnya berat untukku menembus restu orang tua yang lebih mengharapkan anaknya menjadi sarjana, bukan sekadar diploma. Ketiga saudara sedarah pun meniti pendidikannya dengan jurusan yang sesuai dengan mereka dan kampus-kampus terbaik di Indonesia. Sementara, aku mengambil kuliah saja mengandalkan keberanian diri untuk mengambil sesuatu yang bukan pilihanku.

Sampai akhirnya restu itu dalam genggaman. Orang tua menerimanya meski entahlah ada rasa kecewa atau bagaimana. Namun, setiap ada tugas liputan siang malam dll, aku melihat mereka begitu peduli dan khawatir saat anak perempuannya ini harus berlelah-lelah di jalanan. MasyaAllah Alhamdulillah, perlahan jurnalistik ini bisa aku hadapi dengan baik.

Aku berusaha sekuat tenaga agar bisa membanggakan—dengan cara apapun itu. Ternyata, memilih jalan berbeda dari ketiga saudaraku yang lain menjadi beban tersendiri untukku, sih. Sebab, dengan waktu 3 tahun yang aku punya, aku harus bisa menorehkan prestasi lewat apapun itu. Pikiranku hanya itu, belajar sebanyak-banyaknya demi membanggakan orangtua.

Aku mencoba semangat lagi dari pemikiran negatif itu. Mencoba mengambil kesempatan di setiap kondisi, pun dengan menghadapi pandemi yang ternyata mengubah kehidupan akhirku di kuliah, termasuk salah satunya prosesi kelulusanku.

Harapku, orang tua akan bangga saat nanti aku bisa mengenakan toga di hari wisuda. Berfoto bersama mereka, sambil berdiri di pelataran dengan momen yang mengharukan. Menyaksikan anaknya sudah selesai dengan segala hiruk-pikuk perkuliahan.

Lagi-lagi, rencana Allah lebih baik. Wisuda hanya bisa dilaksanakan secara daring. Ada kekecewaan dalam diri ketika tak bisa membawa langsung orang tua ke acara seremonial yang langka itu. Aku juga bisa melihatnya saat beberapa hari lalu aku sempat memutuskan untuk tidak wisuda karena suatu pekerjaan.

Ya, papa tampak kecewa. Tapi, Allah lebih baik dan lebih paham mana yang harus aku prioritaskan. Kuyakin ini adalah takdir terbaik untuk kita semua. Meski harus dilakukan secata daring, tetapi kita harus tetap bersyukur dengan kondisi yang ada. Alhamdulillah... 

Terima kasih semuanya, aku persembahkan kelulusanku untuk kedua orang tuaku. Terima kasih teman-teman sudah membersamai. Semoga saja habis ini akan ada kesempatan untukku membuat hal menakjubkan dalam berkarier. Aamiin.


Sejak beberapa minggu belakangan ini, aku menghabiskan waktu di rumah hanya untuk istirahat dan menikmati waktu luang. Alih-alih istirahat, aku jadi terlalu banyak mengikat diri pada rumah dan enggan keluar. Setelah itu, beberapa belakangan ini aku mulai bosan.

Tubuhku seakan berontak ingin keluar. Rasanya, mungkin terlalu banyak berdiam diri di rumah. Sehingga, kesehatan mulai terganggu karena terlalu dibuat nyaman. 

Sampai suatu ketika, aku mendapat telepon dari seseorang. Katanya, beliau sedang membutuhkan orang-orang yang mau belajar dalam penulisan naskah skenario. Sejujurnya, aku benar-benar tak punya pengalaman akan hal itu. Akan tetapi, aku selalu membuka diri untuk belajar. Lalu, aku mengiakan—berhubung sudah lama juga tidak keluar dan beraktivitas, rasanya aku perlu mengembangkan diri dengan hal yang positif. Dan aku disuruh mencari partner dalam bekerja nanti. 

Dari 16 orang dibutuhkan, aku dan kedua temanku menjadi salah tiganya. Kemudian, kami rapat, koordinasi, dll. Sampai suatu ketika, apa yang sudah kami pikirkan sebelumnya berubah dan harus memutar otak lebih jauh lagi. Ya, kami disuguhkan dengan kondisi yang berbeda. Salah satunya, kami kelebihan orang dari yang sudah dibayangkan.

Alhasil, akan ada orang yang harus mengikhlaskan. Namun, berat rasanya menghilangkan satu kesempatan yang kurasa tak mungkin lagi datang untuk kedua kalinya. Namun, suatu ketika, aku disalahkan. Seseorang berkata, ini semua terjadi karena aku. Pasalnya, seharusnya aku hanya memilih satu partner kerja saja, bukan dua, yang menyebabkan kami semua bingung karena kelebihan orang seperti itu.

Padahal, aku hanya menuruti permintaan si pengajak. Aku pun tak pernah mengalahkan siapapun. Sebab, semua kondisi yang rumit selama dua hari ini terjadi atas kehendak-Nya. Yang tentu, kita sendiri gak bisa menerka-nerka siapa yang salah dan siapa yang harus disalahkan.

Lantas, hal itu sebenarnya bukan salah siapa-siapa. Semua memang terkesan mendadak, dan aku memaklumi itu. Pernyataan itu pun terlontar dari seseorang yang kurasa baik hati. Usia yang lebih muda membuat pandanganku baik-baik saja mulanya. Tapi sayang, saat kalimat menyalahkanku itu keluar dari mulutnya, hatiku tersayat-sayat. Ternyata miris, mendengar orang hebat berbicara tanpa dipikir seperti itu. Ya, aku kecewa, aku sakit hati ketika dia menyalahkan aku. Nadanya yang meninggi itu seakan-akan benar dan ingin menjatuhkanku. Subhanallah, Alhamdulillahh, bersyukur aja ditunjukkin sifat aslinya sama Allah.

Dari situ aku belajar, bahwa tak selama orang hebat itu terlihat hebat, apalagi kalau sudah menyangkut tentang perlakuannya kepada orang lain. Menurutku, tak ada yang jauh lebih penting selain mengedepankan akhlak dan adab. Tentu, sehebat apapun orangnya, jika tidak dibarengi dengan akhlak yang baik, penampilannya tak lagi sehebat kemampuannya. Ya, sangat disayangkan bisa bertemu orang seperti itu.

Dalam hati, aku benar-benar kecewa. Aku terus beristighfar kepada Allah, berdoa, dan mengadu semua kepada-Nya. Kemudian, aku mundu dari proyek ini. Meski dihantui rasa bersalah kepada seseorang yang menawarkan ini, tapi aku benar-benar tak masalah. Aku lebih memilih untuk mundur karena banyak orang-orang yang mungkin 'lebih' menginginkan proyek itu daripada aku. Aku juga tak ingin bekerja dengan hati gelisah dan diiming-imingi uang yang jumlahnya besar. Hal itu bukan sama sekali fokusku dalam bekerja.

Yang terpenting, aku harus bisa menikmati pekerjaannya. Kalau saja ini bukan kesempatan untukku, mungkin memang belum waktunya saja. Aku yakin, suatu saat nanti Allah akan kasih segala sesuatu yang terbaik untuk kita yang selalu bersabar, bekerja keras, ikhlas, dan mengedepankan akhlak dalam hablumminannas. 

Selamat bekerja kawan-kawan. Mungkin Allah lebih ingin aku wisuda daripada harus bekerja di saat kondisi tubuh masih belum sehat ini. Ya, ambil hal-hal baiknya saja dan Alhamdulillahh aku bisa mengikhlaskannya. Semoga begitu juga ya untuk kalian. Jangan patah semangat, sehat dan bahagia selalu!❤️


Saat ini, tak ada lagi benang yang bisa kurajut

Jika ditanya, mungkin tak ada lagi jawaban tentang ini

Kini aku sedang membiasakan diri untuk sendirian

Tanpa kamu, tanpa dia, atau berharap pada siapapun


Sejatinya, hanya diri sendirilah yang mampu menolongku

Yang mampu menerimaku apa adanaya

Yang mampu menemaniku kapan pun

Hanya diri inilah yang mampu bertahan


Namun, pasti ada saatnya lelah

Kemudin aku berharap ada orang lain yang menemani

Terkadang melihat orang lain rasanya iri

Ketika mereka sedang berada di fase ini

Fase ditemani dan saling menemani


Meski waktu kini tak memihak padaku

Aku harus tetap bersabar

Aku hanya yakin, suatau saat nanti kau akan datang

Menemuiku dan meminta seluruh waktuku

Untuk kita habiskan sama-sama ke depan


Semangat, ya,

Fokus dulu sama masa depan kita masing-masing

Allah cuma pengen kita sendiri-sendiri dulu

Allah gak mau menjerumuskan kita pada kemaksiatan

Aku yakin, ini adalah waktu terbaik untuk saling belajar

Sebelum waktunya kita menyatukan diri

Menjadi dua pribadi yang satu hati




Masih tentang Bunga Ketulusan, ada seseorang yang telah sedikit banyak berjasa dalam novel ini. Sebenarnya, buku ini terinspirasi dari bunga mawar merah yang waktu itu bertamu di hari kelulusanku.

Waktu itu, suasana ruang menulisku masih dipenuhi dengan bunga-bunga kelulusan, ada yang bunga asli ada juga bunga yang palsu. Tapi, semuanya cantik-cantik sekali. Hampir semua temanku tahu, bahwa aku menyukai warna kuning. Sehingga, bunga yang berdatangan pun mendominasi warna kuning dan beberapa di antaranya memilihkan bunga matahari untukku.

Namun, di antara bunga-bunga itu, ada satu bunga yang unik. Pasalnya, hanya seseorang inilah yang memberikan aku bunga mawar merah (bukan yang asli). Entah kenapa, sejak melihat bunga itu, aku jadi terinspirasi membuat cerita ini.

Sedikit bocoran, di dalam cerita, tokoh Yasna (utama) ini aku ciptakan dengan sifat yang suka bunga-bunga, tapi dia ada masa lalu kelam dengan bunga mawar merah. Ya, itu semua menjadi inspirasi utama yang aku dapat dari bunga mawar merah di kehidupan asli.

Oiya, perlu digaris bawahi, bahwa Yasna bukanlah aku. Di sini memang aku buat ceritanya se-real life mungkin, karena biar enak dibaca, mudah dipahami, dan kayak nyata aja gitu. Mungkin jika kalian baca beberapa alur ada persamaan dengan kehidupan nyata, itu hanyalah kebetulan. Cobalah cari perbedaan kisah nyata dan fiksi yang aku buat, karena yang namanya novel tetap saja intinya itu fiksi/khayalan. Gitu ya, hehe.

Soalnya, kemarin aku sempat nulis di platform KMO, ada yang baca Alhamdulillah, terus ada yang bilang "Ini kisah nyata kamu, ya?" WKWKWKWK. Alhamdulillah, ada yang sedetail itu mikirnya. Tapi aku tegaskan lagi, ini bukan kisah nyata, tapi aku terinspirasi dari kisahku sendiri dan aku mengembangkan itu ke dalam fiksi. Jadi, bukan kisah akuuu hehehe.

Oiya, teruntuk orang yang ngasih bunga ini, sebenarnya aku ingin kasih buku ini sebagai tanda terima kasih. Percaya atau enggak, bunga ketulusan ini juga terinspirasi dari bunga mawar merah yang dia kasih. Jadi, aku cukup berterimakasih sama yang kasih, karena bunga itu akhirnya aku bisa menyelesaikan satu buah novel perdana di tahun 2020 ini, terima kasih banyak.

Sayangnya, saat aku ingin mengirimkannya untuk dia, sepertinya dia menolak. Tawaranku tidak terlalu diindahkan:( sedih sih sebenernya, padahal niatku baik, cuma mau kasih buku ini beserta seribu ucapan terima kasih untuknya. Tapi, ya sudah gapapa, biar nanti bukunya aku sumbangkan saja ke beberapa perpustakaan, biar lebih bermanfaat hehe.

Untuk ucapannya, aku lewat blog ini aja ya. Terima kasih sudah menginspirasi aku sehingga bisa buat buku ini. Teruntuk semuanya juga, makasih ya sudah bantu mendoakan aku punya karya sendiri, selalu support aku buat berkarya, selalu menemani aku kalau lagi kesusahan, dan mungkin ada juga yang selalu denger keluh kesah aku saat lagi gundah (walaupun sedikit:'))

Hehehe, yaudah segitu dulu aja, ya. Makasih udah mau baca. 

Buku ini aku persembahkan buat temen-temen aku di mana pun kalian berada sekarang. Yang udah lupa sama aku, males sama aku, atau sekarang jauh sama aku:') sukses selalu, ya.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Tentang Dia yang Kubangga
    Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates