Hasan bercerita, ia sangat bangga dengan sosok ayahnya yang dipanggil Abuya tersebut. Betapa enggak, Almarhum senantiasa menghabiskan waktu di luar rumah dengan penuh cinta, meski Hasan seringkali bersedih karena tak punya banyak waktu bersama Abuya. Tetapi, dia sangat bangga melihat ayahnya yang banting tulang untuk ummat demi menciptakan masyarakat Indonesia yang cinta Al Qur'an. MasyaAllah. Betapa mulianya tujuan dakwah beliau.
Atas kebanggaannya tersebut, Hasan sampai tidak bisa menangis atas kepergian Abuya, Syekh Ali Jaber. Hasan juga cukup menyesal karena selama beliau hidup, Hasan jarang bercerita kepada ayahnya, ia hanya mendengarkan cerita-cerita Abuya tanpa berbalas cerita kepadanya. Padahal, Abuya sangat merindukan waktu di mana Hasan dan Syekh Ali bisa bercengkerama berdua dan saling berbagi.
Melihat sepanjang video tersebut, tak terasa air mataku tumpah. Teringat sosok Syekh Ali Jaber yang beberapa waktu lalu terlihat dalam foto yang menggunakan berbagai alat medis dalam ventilator di rumah sakit. Mengingat kembali betapa berjuangnya beliau saat itu melawan virus yang menggerogoti tubuhnya. Teringat lagi senyum-senyum beliau saat bercanda di Hafidz Indonesia.
Semua orang mencintai beliau. Sebab, dakwahnya selalu menyejukkan hati. Beliau tak pernah menghakimi siapapun yang mungkin akan dihakimi oleh orang-orang biasa di luar sana. Itu artinya, beliau begitu luar biasa. Dakwah yang santun dan tidak memaksa adalah ciri khasnya. Pembawaan yang lembut dan tutur kata yang manis selalu enak didengar telinga. MasyaAllah, barakallahufiik.
Sekarang, mungkin kita gak bisa lagi melihatnya di layar kaca saat menjadi juri di Hafiz Indonesia. Tak ada lagi kajian-kajian baru yang akan beliau isi dari daerah satu ke daerah lainnya. Aku yakin, dengan meninggalnya beliau beserta senyum yang dilukiskannya, beliau syahid dan mendapat surganya Allah. Aamiin, semua orang berharap dan mendoakan demikian. Aku juga berharap kami semua, termasuk almarhum, bisa dipertemukan kembali di Jannah-Nya Allah dan bertemu dengan Rasulullah SAW.
Dari sosok Syekh Ali Jaber aku belajar bahwa menjadi pribadi yang menenangkan adalah kunci dicintai oleh orang lain. Kehilangan sosok terbaik menjadi idaman para manusia yang masih hidup di zaman yang mungkin sudah tidak karuan. Almarhum memberikan kenangan-kenangan luar biasa yang bisa menjadi pelajaran. Hampir semua cerita bersama beliau adalah cerita yang baik, dan menggambarkan sosoknya yang santai dan juga luar biasa akhlaknya.
Entahlah, aku benar-benar merasa kehilangan. Meski tak pernah bertemu beliau secara langsung, kebaikannya benar-benar terasa ke dalam hati. Bayangkan, begini hanya sebuah bentuk kehilangan seorang ulama yang shaleh. Lalu, bagaimana sedihnya lagi zaman dahulu ketika para Muslimin ditinggal oleh Rasulullah SAW? Tentu kesedihannya pasti melebihi ini. Rasulullah SAW yang memiliki akhlak paling sempurna akan menjadi sosok yang paling dirindukan umat-Nya. MasyaAllah😔
Allahummaghfirlahaa Warhamhaa Wa'aafiha Wa'fu'anha. Allahumma sholli'alaa Sayyidinaa Muhammad.
YaRabb...
Berikanlah kelapangan kubur bagi orang-orang sholih.
Tempatkanlah mereka ke tempat terbaik di sisi-Mu.
Berikanlah kehidupan akhirat yang baik kepada mereka yang memperjuangkan agama-Mu.
YaRabb...
Kembalikanlah kami ke jalan-Mu
Tunjukkanlah kami cahaya-Mu apabila kami tersesat
Matikanlah kami dalam keadaan husnul khotimah
Lapangkanlah kubur kami
Dan berikanlah kesan terbaik bagi orang-orang yang akan kami tingalkan kelak, yaRabb.
YaRabbana..
Pertemukanlah kami dengan orang-orang sholih,
Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu,
Dan pertemukanlah kami dengan Rasul-Mu,
Rasulullah Shallahu'alaihi wasallam.
Aamiin.. yarabbal'alamin.