Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Malam ini, aku menilik beranda Youtube dengan harap merefresh segenap pikiran dari pekerjaan. Kali ini tanpa sengaja aku menemukan sebuah video dari deHakims yang mengenang sosok Syekh Ali Jaber, bersama anaknya yang bernama Al Hasan Jaber. Dalam video tersebut, Irfan Hakim, Hasan, beserta Abi Amir, dan beberapa orang lainnya bercerita tentang perjalanan hidup beliau, Almarhum.

Hasan bercerita, ia sangat bangga dengan sosok ayahnya yang dipanggil Abuya tersebut. Betapa enggak, Almarhum senantiasa menghabiskan waktu di luar rumah dengan penuh cinta, meski Hasan seringkali bersedih karena tak punya banyak waktu bersama Abuya. Tetapi, dia sangat bangga melihat ayahnya yang banting tulang untuk ummat demi menciptakan masyarakat Indonesia yang cinta Al Qur'an. MasyaAllah. Betapa mulianya tujuan dakwah beliau.

Atas kebanggaannya tersebut, Hasan sampai tidak bisa menangis atas kepergian Abuya, Syekh Ali Jaber. Hasan juga cukup menyesal karena selama beliau hidup, Hasan jarang bercerita kepada ayahnya, ia hanya mendengarkan cerita-cerita Abuya tanpa berbalas cerita kepadanya. Padahal, Abuya sangat merindukan waktu di mana Hasan dan Syekh Ali bisa bercengkerama berdua dan saling berbagi. 

Melihat sepanjang video tersebut, tak terasa air mataku tumpah. Teringat sosok Syekh Ali Jaber yang beberapa waktu lalu terlihat dalam foto yang menggunakan berbagai alat medis dalam ventilator di rumah sakit. Mengingat kembali betapa berjuangnya beliau saat itu melawan virus yang menggerogoti tubuhnya. Teringat lagi senyum-senyum beliau saat bercanda di Hafidz Indonesia.

Semua orang mencintai beliau. Sebab, dakwahnya selalu menyejukkan hati. Beliau tak pernah menghakimi siapapun yang mungkin akan dihakimi oleh orang-orang biasa di luar sana. Itu artinya, beliau begitu luar biasa. Dakwah yang santun dan tidak memaksa adalah ciri khasnya. Pembawaan yang lembut dan tutur kata yang manis selalu enak didengar telinga. MasyaAllah, barakallahufiik. 

Sekarang, mungkin kita gak bisa lagi melihatnya di layar kaca saat menjadi juri di Hafiz Indonesia. Tak ada lagi kajian-kajian baru yang akan beliau isi dari daerah satu ke daerah lainnya. Aku yakin, dengan meninggalnya beliau beserta senyum yang dilukiskannya, beliau syahid dan mendapat surganya Allah. Aamiin, semua orang berharap dan mendoakan demikian. Aku juga berharap kami semua, termasuk almarhum, bisa dipertemukan kembali di Jannah-Nya Allah dan bertemu dengan Rasulullah SAW. 

Dari sosok Syekh Ali Jaber aku belajar bahwa menjadi pribadi yang menenangkan adalah kunci dicintai oleh orang lain. Kehilangan sosok terbaik menjadi idaman para manusia yang masih hidup di zaman yang mungkin sudah tidak karuan. Almarhum memberikan kenangan-kenangan luar biasa yang bisa menjadi pelajaran. Hampir semua cerita bersama beliau adalah cerita yang baik, dan menggambarkan sosoknya yang santai dan juga luar biasa akhlaknya.

Entahlah, aku benar-benar merasa kehilangan. Meski tak pernah bertemu beliau secara langsung, kebaikannya benar-benar terasa ke dalam hati. Bayangkan, begini hanya sebuah bentuk kehilangan seorang ulama yang shaleh. Lalu, bagaimana sedihnya lagi zaman dahulu ketika para Muslimin ditinggal oleh Rasulullah SAW? Tentu kesedihannya pasti melebihi ini. Rasulullah SAW yang memiliki akhlak paling sempurna akan menjadi sosok yang paling dirindukan umat-Nya. MasyaAllah😔

Allahummaghfirlahaa Warhamhaa Wa'aafiha Wa'fu'anha. Allahumma sholli'alaa Sayyidinaa Muhammad.

YaRabb... 
Berikanlah kelapangan kubur bagi orang-orang sholih.
Tempatkanlah mereka ke tempat terbaik di sisi-Mu.
Berikanlah kehidupan akhirat yang baik kepada mereka yang memperjuangkan agama-Mu.
YaRabb...
Kembalikanlah kami ke jalan-Mu
Tunjukkanlah kami cahaya-Mu apabila kami tersesat
Matikanlah kami dalam keadaan husnul khotimah
Lapangkanlah kubur kami
Dan berikanlah kesan terbaik bagi orang-orang yang akan kami tingalkan kelak, yaRabb.
YaRabbana..
Pertemukanlah kami dengan orang-orang sholih,
Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu,
Dan pertemukanlah kami dengan Rasul-Mu,
Rasulullah Shallahu'alaihi wasallam.

Aamiin.. yarabbal'alamin. 




Hari ini aku berbagi cerita dengan seorang teman, kami fokuskan tema cerita kali ini adalah tentang pasangan. Entahlah, seketika topik ini relatable dengan usia yang sedang kami pijak.

Di tengah kondisi yang super meresahkan, rasanya permasalahan di umur kepala dua memang banyak halang rintang. Jangankan soal percintaan, hubungan dengan teman dan pekerjaan kadang-kadang juga tak selesai diperdebatkan. 

"Sudah melamar kerja?" tanyaku padanya.
"Entahlah, aku sudah hampir frustrasi mencarinya," jawabnya. 

Ya, memang mencari pekerjaan di masa pandemi begini keadaannya. Tidak pandemi saja rasanya pekerjaan sulit digapai, apalagi bersaing dengan banyaknya orang yang lulus berbondong-bondong dan dikelilingi orang-orang yang juga kena PHK akibat merosotnya ekonomi semenjak datangnya Corona. Huft, memang gak gampang bagi semua pihak.

Seketika pembicaraan itu buyar dengan sebuah pemikiran. 

"Huft, enak ya jadi orang-orang, lagi frustrasi gini terus ada yang nyemangatin."
"Bener."

Saat itu kami mengerti posisi masing-masing. Lalu, kami bercerita tentang kisah percintaan kami yang jauh dari kebucinan yang orang-orang lakukan. Di sini kami benar-benar saling menguatkan, berharap suatu saat kisah pilu ini bisa terbayarkan. 

"Kadang sedih ya, ngelist orang lain yang udah ada temen deket, terus dia lupa aja sama temennya sendiri. Ya... sebenernya hak mereka sih punya pasangan atau temen deket gitu, cuma kita yang gak punya pasangan tuh jadi ngerasa ditinggalkan gak sih?" 
"Iya! Bener banget. Ada yang salah gak sih dari kita sampe ngerasa kayak gini? Udahmah ga punya pacar, temen deket juga gak ada, eh temen main juga asik sama pasangannya."

Aku tersenyum. Kira-kira begitulah percakapan singkatnya. 

Sejujurnya, memang kadang-kadang aku sendiri merasa ditinggalkan oleh teman-teman yang kuliah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Ya, lebih dari itu, ada juga yang sudah gak dekat karena memang sudah ada teman dekat yang lain—yang bisa dibilang pacar atau sekadar suka sama suka. 

Jujur lagi, berat sih sebenernya kalau dipikir-pikir. Bodohnya, kadang aku merasa iri dengan mereka. Yaa.... punya temen deket. Setelah sekian lama entah kenapa aku belum berani memulai sebuah percintaan lagi. Tapi kalo dibilang pengen mah, ya pengen! Paham gak sih situasi ini? Wkwkw.

"Emangnya lu gak ada yang deketin, Ca?" 

Pertanyaan itu sering bangef aku dapetin. Ketika jawab enggak, semua gak percaya. Ya... sebenernya kalau dibilang ada sih ya ada. Tapi, gak tau kenapa sekarang aku membentengi diri untuk jauh dari cinta yang bukan pada waktunya. Aku gamau pacar-pacaranagi, gais. Aku sudah cukup malu sama Allah dengan dosa-dosa yang aku perbuat. Jadi, aku sadar kalau dekat sama lawan jenis kan akan menimbulkan fitnah, zina, dan semacamnya. Ini prinsip aku aja loh, ya.

Tapi kalau dibilang, "Emangnya gak mau ada temen deket?" Jawabannya, mau! Aku bahkan sangat terbuka sama semua orang saat ini. Tapi, aku juga gak mau merusak hubungan baik pertemanan dengan adanya bumbu-bumbu cinta. Semoga sih pertemanan yang baik gak ada baper-baper, ya, gais. Hehehe.

"Terus lu maunya apa, Ca? Dideketin gak mau, tapi pengen deket sama orang. Gimana sih?"

Hahaha bingung aku juga jawabnya gimana. Tapi lebih pengen punya temen yang selalu ada sih. Yang mau nemenin kapan pun, chatan kek, atau apa kek. Tapi gamau pacar-pacaran gitu loh. Aduh jadi susah gini ya? Wkwk.

Pokonnya gitu. 

Yaaa.. gak ada salahnya memulai kedekatan. Tapi, harus sesuai koridor yang baik. Kalau dirasa memang melenceng, ya harus dihindarkan. Tapi kalau dirasa hubungannya sehat dan baik untuk agama dan juga jiwa, ya kenapa engga?

Gitu aja deh, semoga ga bingung ya kali ini aku nulis apa. Hahaha. Doain aku semoga 2021 ada yang mau seriusin aku. 

Maksudnya seriusin temenannya. Hehe.
Gambar:Pexels/

Serkan Göktay


Bicara tentang awal tahun, mungkin ada banyak resolusi yang sudah kita tuliskan dama rangka menyambut 2021. Yang namnaya resolusi pasti adalah kemungkinan-kemungkinan terbaik yang hendak kita capai, termasuk harapan, impian, serta perubahan-perubahan yang mungkin belum sempat terlaksana di tahun 2020.

Artinya, yang namanya resolusi pasti berisi kebaikan. Tak pernah ada yang menginginkan keburukan terjadi di masa depan. Namun, tetap saja takdir tidak bisa kita hindari. Berita duka dan kehilangan pasti akan tetap terjadi.

Tapi, siapa sangka hal itu yang menyambut kita di awal tahun ini. Ya, ada banyak berita duka yang sedang terjadi sampai hari ini. Mulai dari bencana longsor di beberapa daerah, erupsi gunung berapi, kecelakaan maut, hilangnya kontak pesawat Sriwijaya Air 182, serta masih besarnya angka kematian Covid-19. 

Rasanya sulit dibayangkan jika kita ada di antara mereka--entah sebagai korban, keluarga yang ditinggalkan, atau kerabat yang ikut berduka. Luka mendalam sebagai orang asing saja sudah membalut hati yang ikut bersedih. YaAllah, jangan lupa doakan mereka semua ya, teman-teman.

Kita gak pernah tahu kapan kematian akan menjemput, bisa jadi nasib kita sama dengan mereka yang meninggal karena bencana.

Bisa jadi di antara mereka ada yang sedang bahagia saat ingin kembali menemui keluarganya, tetapi kecelakaan merenggut nyawanya.

Bisa jadi di antara mereka sedang beribadah di dalam rumah, tetapi tanah longsor membawa pergi jasadnya.

Bisa jadi di antara mereka ada yang sedang berjuang mencari nafkah untuk keluarga, tetapi virus menghambat perjuangannya. 

Sungguh semua itu di luar kendali kita. Yang bisa kita perbuat hanyalah berikhtiar, dengan menjaga kesehatan serta memperbanyak ibadah. Siapa sangka juga kita akan meninggal dalam keadaan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Mungkin kita hanya berpikiran sempit bahwa "saya mungkin mati ketika terbaring sakit", padahal yang sedang sehat saja bisa tiba-tiba dipanggil yang Mahakuasa. Padahal ada kemungkinan juga jatuh dari tangga di dalam rumah saja bisa merenggut nyawa. Tentu ada juga kemungkinan kita mati dalam keadaan berbalut dengan bencana.

MasyaAllah SubhanaAllah. Mungkin cerita di awal 2021 ini bisa menjadi teguran bagi kita bahwa sejatinya kematianlah yang paling dekat. Dia bisa datang kapan saja sesuka hatinya dan atas kehendak-Nya. 

Yang paling penting adalah jangan lupa untuk selalu menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya, serta meminta kepada Allah agar diberikan kematian yang husnul khotimah. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, ya.

Inaa lillahi wa inna ilaihi raaji'uun Allahumma jurnii fii mushibati wa akhlif lii khairan minhaa

Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya.

Aamiin. 

Semoga kita semua sehat selalu, ya. Selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT. Aamiin.




Ternyata bener ya kata orang, jika kita memiliki niat yang baik maka kebaikan juga akan terus sampai kepada kita. Ya, itu artinya apapun kebaikan yang kita lakukan bukan hanya berdampak semata-mata untuk orang lain, tetapi untuk diri kita sendiri juga. 

Begitupun sebaliknya, saat kita melakukan sebuah kejahatan atau keburukan, tentu hal itu akan menjadi bumerang untuk kita. Maka dari itu, tentu lebih baik menjadi orang baik dan selalu berusaha menjadi baik, agar menciptakan kebaikan dalam hidup kita. Bukan begitu?

Hari ini pesanan bukuku tiba. Rasanya sudah tak sabar membedah karya-karya manis dari teman-teman brand ambassador inspira pustaka. Aku membukanya satu per satu dan membacanya perlahan pada sore tadi. Beberapa sudah kubaca dan ternyata karya mereka membuat diriku merasa tak ada apa-apanya. Ya, karya mereka begitu luar biasa!

Dari 40-an teman baru di BA, tentu baru beberapa yang kukenal dekat karena pernah beberapa kali bercengkerama, meski hanya dari media sosial saja. Sebelumnya, kami memang belum pernah bertemu secara langsung dan mengenal satu sama lain. 

Setelah kupindahkan lembar demi lembar kertas di genggamanku, aku berhenti pada satu tulisan temanku. Tak perlu lah disebut nama, yang kutahu dia memang pandai merangkai kata-kata. Setelah kubaca sampai habis, aku benar-benar dibuat ternganga. Luar biasa. Aku benar-benar belajar dari tulisan yang manis itu.

Sebagai apresiasi, aku segera menghubungi penulisnya. Kemudian, kusampaikan bahwa karyanya sungguh manis dan keren. Aku bahkan memuji tulisannya yang mungkin saja masih berantakan menurutnya. Tapi bagiku, makna dalam tulisannya jauh lebih berharga daripada tata cara penulisan dan gaya bahasanya.

Tak disangka, dia menunjukkan ekspresi bahagia di ketikan pesan whatsapp kita. MasyaAllah, dia bahagia. Ternyata bukan hanya aku yang bahagia melihat tulisannya, tetapi ia juga merasakan kebahagiaan yang sama saat aku menyukai tulisannya.

"Terima kasih orang baik, walau hanya tahu dari tulisan-tulisannya," katanya, pada statusnya malam tadi. 

Ya, kami memang tak pernah bercengkrama selain dari tulisan-tulisan kami dan media sosial saja. Tapi entah mengapa, rasanya dia orang baik. Adapun beberapa teman BA lain yang juga kukenal baik. 

Rasanya, hari ini aku belajar dari orang baik untuk menjadi orang yang lebih biaik. Ya, Orang yang tiba-tiba peduli, memberi dukungan, doa, semangat, serta komentar baik lainnya seakan dekat seperti kenal lama. Padahal, kenyataannya kita belum pernah saling bertatap muka. 

Ternyata, tidak selamanya berteman baik di media sosial itu bohong. Ada juga yang benar-benar baik bahkan tak memandang dari mana kita berasal. Percakapan singkat dan tiba-tiba justru bisa menjalin sebuah pertemanan, tanpa harus memilih-milih apa siapa dan bagaimana orangnya.

Terlebih, di hari ini aku menyadari bahwa sebuah kebaikan tentu akan berbalas kebaikan. Persis seperti apa yang aku sampaikan di paragraf awal tulisan ini. Ternyata berbuat baik juga sungguh candu, rasanya semakin ingin menebar banyak kebaikan lainnya dengan cara yang lebih baik lagi. 

Bismillah, 2021 tentu harus juga dipenuhi dengan kebaikan. Setelah mungkin di tahun sebelumnya banyak kekhilafan, dosa, dan perbuatan sia-sia. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung dalam kehidupan dunia akhirat kelak ya, aamiin. 

Semangat untuk semua🌈


Dalam hidup seumur 21 tahun, mungkin ada banyak teman bernama Ayu yang aku temui, dan beberapa di antaranya menjadi teman dekatku hingga saat ini. Tentu ada rasa syukur yang selalu aku haturkan kepada Allah SWT atas sahabat baik yang telah diberikan-Nya kepadaku.

Salah satunya ketika Allah memberikan seorang sahabat di masa MAN, yaitu Rahayu Bulan Suci. Seorang perempuan yang "ayu" dan aku tahu betul hatinya seperti apa. Banyak kisah yang sudah aku lalui bersama Ayu, mungkin sebelumnya aku sudah pernah menuliskannya di postingan yang bisa kamu klik ini.

Yu, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jujur, aku selalu lupa kapan tanggal tepatnya kamu berulang tahun. Sebab, ada banyak sekali orang-orang di sekitarku yang juga lahir di bulan Januari. Hahaha, maaf, ya. Untuk itu, mumpung inget, izinkan aku menuliskan sesuatu untukmu.

Ayu, aku tahu betul perjalanan kita memang gak mudah. Bahkan, puncak kedekatan kita saat itu disatukan oleh kejadian yang tidak kita harapkan. Tapi, ternyata dari situlah kita benar-benar saling memberi hati, 'kan? Sejak saat itu kita benar-benar berusaha saling mengerti, saling bangkit, saling belajar menjadi lebih baik lagi.

Yu, ada banyak hal yang mungkin pernah kita bicarakan, salah satunya mungkin tentang insecurity kita masing-masing. Aku kadang gak habis pikir ternyata orang kayak kamu juga masih sempat-sempatnya insekyur. Padahal kamu itu paket lengkap, Yu! Cantik, baik, pintar, dan insyaAllah sholehah, ya, Yu. hehe. (jangan terbang ya, yu wkwk)

Tapi gapapa yu, namanya juga manusia, pasti masih ngerasa kurang dan gak puassama diri kita sendiri. Untuk itu, kalau kamu lagi ada di situasi kayak gitu, kamu bisa jadikan itu sebagai motivasi. Kita berhak mengejar ketertinggalan kita, kok. Hidup memang tentang untuk belajar, Yu, jadi gak usah ngerasa kurang dan tertinggal. Ayo kita belajar terus untuk memperbaiki diri!

Yu, mungkin akan banyak hal yang kamu hadapi ke depannya. Entah itu tentang kuliah, keluarga, pertemanan, karier, bahkan percintaan. Di usia 22 ini, mungkin sudah saatnya mempersiapkan diri untuk menghadapi itu semua. Kita udah cukup dewasa ternyata, Yu. Hahaha, gak nyangka ya!

Ayu, aku yakin kamu orang yang kuat dan hebat. Aku mau ucapin terima kasih karena udah selalu ajak aku ke arah kebaikan, bahkan kalau sedang futur kamu selalu ingetin aku. Makasih juga udah sering jadi tempat curhat yang gak peduli tentang kekurangan aku. Makasih udah mau jadi sahabat aku selama ini, ya, Yu.

Yu, aku minta maaf kalau selama ini belum jadi sahabat yang baik untuk kamu. Bahkan, mungkin aku gak selalu ada di setiap momen bahagia atau saat kamu sedih. Tapi, percayalah, Yu, aku selalu menitipkan namamu ke Allah untuk terus dijaga. Kamu baik yu, jadi kamu berhak berada terus dalam lingkaran kebaikan. 

Di hari ulang tahunmu ini, aku tak ingin banyak merayakan, aku hanya mengucapkan selamat berkurang umur. Dengan diinjaknya angka 22 bukan berarti umur kita bertambah, yu, tapi jatah hidup kita berkurang. Jadi, tentu harus dimaksimalkan sebaik mungkin dalam menjalani hidup.

Aku cuma berharap Allah selalu jagain dan lindungi kamu di mana pun kamu berada, sehat selalu, sukses terus, dan selalu dikelilingi hal baik. Semoga juga nantinya kamu bisa mendapatkan pendamping yang Allah ridai, ya, Yu hehehe.

Aku gak sabar banget liat kamu nikah! Untuk yang nantinya jadi suami kamu, dia beruntung banget. Secara, aku tau banget udah berapa banyak orang yang nyasar ke aku cuma buat nanyain kamu. wkwk. Susah ya punya temen cantik kayak Ayu. Hahaha.

Udahlah, kalau mau diomongin banyak hal sih gak akan abis-abis kalau ngomongin tentang Ayu. Intinya, postingan ini aku dedikasikan khusus untuk kamu. Bahagia selalu, ya, Dear! Barakallah fii umrik, Yu.

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates