Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
Foto/Unsplash.com


Hai, sepertinya belum ada postingan di Februari kali ini. Baiklah, kalau begitu postingan ini menjadi tulisan perdana di Februari 2021, hehe. 

Sebenarnya belum ada yang ingin diceritakan lebih banyak, sebab semenjak lulus kehidupanku ya masih gini-gini aja. Belum sempet kerja yang sibuk banget dan gak ada kegiatan yang bener-bener harus menyita waktu gitu. Alhamdulillah sih, mungkin Allah masih kasih jeda waktu untuk istirahat dan mempersiapkan diri sebelum dikasih kesibukan hehe.

Tapi, aku sekarang lagi di keadaan yang membingungkan banget. Pasalnya kemauan dan harapan orang-orang sekitar terhadap aku tuh beda-beda. Papa pengen aku banyakin kegiatan di luar, cari pengalaman baru, ikut-ikut pelatihan, bahkan aku disuruh ke Pare buat belajar bahasa Inggris. Ya, papa pengen aku mendalami ilmu-ilmu lain yang belum aku kuasai.

Sementara mama, di satu sisi masih nyantai dan gak terlalu mendesak aku. Bahkan dia malah lebih condong pengen aku segera nikah. Ya.. sebenernya dia gak minta secepat itusih, setiap ditanya pasti dia pengennya sih nanti-nanti juga gapapa. Mungkin dia pengen aja liat aku deket sama seseorang, soalnya dia yang paling tahu aku yang kalau ada apa-apa selalu sendiri wkwkw. 

Sementara kakak perempuanku mendesak aku buat kuliah. Hampir setiap hari dia ngirimin aku lowongan pekerjaan. Tapi, sayangnya yang dia kirim belum ada yang pas juga buat aku. Ya, nyari kerjaan kan emang gak gampang. Lowongannya sih banyak, cuma yang pas di hati itu yang susah. 

Aku tahu kendali ada di diri aku sendiri. Tentu dari berbagi pilihan yang ada, aku yang harus menentukan harus bergerak ke arah mana. Sebenarnya pilihan-pilihan mereka juga gak ada yang buruk. Di satu sisi aku juga pengen ikutin kata papa, tapi aku ada ketakutan sendiri untuk pergi-pergi jauh di kala pandemi gini. 

Sebenarnya kerjaan-kerjaan juga banyak di Jakarta, tapi aku juga belum berani untuk pulang pergi naik transportasi umum, apalagi harus naik kereta dan meningkatkan mobilitas aku kalau nanti kerja. Aku kepikiran sama kedua orang tua yang udah berumur, yaa.. risikonya nanti mereka yang kena. Apalagi mama sempet punya riwayat sakit pernapasan, aku bener-bener kepikiran itu.

Di lain hal, mama pengen aku nikah. Setiap ketemu orang-orang yang nanyain aku lagi sibuk apa, mama selalu bilang aku lagi nunggu dilamar, wkwkw. Padahal aslinya enggak, aku juga nyantai aja. Gak tau juga sih itu mama bercanda doang apa gimana, tapi itu sering banget. Kayak kode-kode gitu :')

Cuma ya gimana, aku juga belum tau harus nikah sama siapa. Aku juga masih belajar untuk berbagai hal untuk jalanin pernikahan. Kan perlu banyak hal yang dipertimbangkan dari sebelum sampai sesudah nikah, haha. Saat ini juga aku lagi berusaha mengenolkan hati supaya gak condong ke salah satu pihak siapapun, biar ke depannya kalau memang aku sudah siap, aku bisa menerima kehadiran orang lain.

Begitulah cerita pengangguran yang baru aja lulus. Hahaha. Asyik sih, dibawa enjoy aja. Aku juga ikut aja sama jalan yang dikasih Allah. Alhamdulillah freelance tulisan ada aja, walaupun bayarannya juga gak seberapa tapi kan disyukuri aja selagi masih dikasih kesempatan sama Allah buat terus belajar hehe. Baru hari ini juga nyoba apply lamaran ke komunitas gitu, buat jadi admin konten instagram yang kerjanya mobile jarak jauh. Lumayan kan kalau keterima hehe.

Sekarang mah syukuri aja apa yang ada dulu. Untuk rezeki semua orang kan udah diatur. Kalau kata tweet seseorang, "Paus yang besar di laut sana bisa makan sehari itu 3 ton, gimana cara dia dapetin makanan sebanyak itu? Tapi kelihatannya dia gak perlu khawatir tentang rezekinya."

Begitulah kira-kira, gak perlu pusing-pusing khawatir sama rezeki, sebab pastinya sudah diatur sebaik mungkin sama Allah. Lebih baik syukuri dulu apa yang ada, biar Allah kasih rezeki berlebih lagi nantinya. Yang terpenting jangan lupa terus berusaha dan berdoa. Allah akan lihat kesungguhan kita untuk menjemput rezeki tersebut hehe.

Kira-kira segini aja lah cerita hari ini, hehe. Maaf ya rada gak penting, cuma siapa tau ada yang lagi ngerasain hal yang sama aja gitu sama aku, jadi pengangguran yang gak tau harus ngapain haha. Semangat, ya. Semua orang ada jalannya masing-masing kok. Jodoh, maut, rezeki, semua udah diatur Allah hehe.




Kurasa hari ini aku benar-benar perasa

Bukan hanya karena tamu bulanan saja,

tetapi memang begini apa adanya

Bisa terbayang bagaimana keduanya sedang kambuh di waktu yang bersamaan

Tangis tak lagi terbendung, cerminan hati yang sedang berkabung


Pada dasarnya, aku yang sudah salah ketika melihat bahagia orang lain sebagai ukuran kebahagiaan kita

Padahal sudah jelas setiap orang memiliki kadar bahagianya masing-masing

Tanpa perlu dibandingkan dan tanpa perlu diperhatikan

Kita hanya disuruh fokus pada bahagia yang kita miliki

Sehingga ketika ada kurang bisa kita cepat perbaiki


Tapi apalah daya,

harapan yang sudah lama tertanam sudah tumbuh dan membesar

ketika perlahan dipupuk agar berbuah baik, tetapi tiba-tiba seakan dipaksa untuk membusuk

Dirusak oleh orang lain, diinjak-injak, disakiti, dibenturkan ke tanah

Harapan itu bukan hanya rusak tetapi juga mati


Entahlah, aku tak pernah membayangkan ada seseorang yang tega merusak harapan itu

Kukira hanya ada dalam dongeng dan cerita layar kaca saja

Ternyata, semuanya nyata dan ada di depan mata


Sebenarnya ada banyak hal yang harus aku keluarkan di dalam hati,

tapi entah pada siapa aku sudah tak percaya lagi

hanya tulisan yang mampu aku tuangkan

beserta tangis yang beberapa kali aku lakukan


YaRabb, hanya kepada-Mu aku bisa berharap

Meski harapan itu kini mati dan mungkin tak bisa tumbuh lagi

Aku benar-benar merasa hancur dan tak tahu harus apa lagi

Selain mencurahkan pada-Mu dan berdoa sebanyak-banyaknya


Entah ini perasaan suka atau hanya sekadar kagum
Meski dirinya sedang jauh di sana
Rasanya selalu ingin tahu semua tentangnya

Kutilik media sosialnya,
sedang mencari kabar tentang keberadannya
Ya, meski sedikit bodoh memperhatikan seseorang yang sudah jelas takkan memperhatikanku

Mungkin keberadaanku saja dirinya tidak tahu
Tentang bagaimana kabarku,
Siapa keluargaku,
Dari mana asalku,
Apalagi tentang bagaimana perasaanku.
Haha, itu lucu.

Kadang aku tidak percaya, 
Bisa menyukai seseorang yang ternama.
Bagaimana rasa ini bukan lagi sebuah kekaguman seperti biasanya? Aneh memang, tapi begitulah rasanya.

Sesekali, aku mencoba menghubungimu,
melalui salah satu fitur pesan di media sosialmu
Rasanya senang ketika centangnya berubah menjadi biru
Lebih bahagia lagi, ketika kamu membalas pesanku

Aku berbunga, 
Ketika dirinya masih mau membalas pesanku dari sana.
Meski kutahu jawabannya akan selalu sama,
Ya, tak pernah lebih dari tiga kata.
Aku memahaminya.
Sebab kutahu, dirinya pasti juga menjaga untuk tidak membalas pesan dengan memberi harap dan rasa.

Memang aneh, menyukai seseorang yang tak pernah kukenal sebelumnya
Memang aneh, menyukai seseorang yang dikenal banyak orang
Memang aneh, menyukai seseorang yang tak pernah saling mengenal

Jika memang ini hanya sebuah kekaguman,
Mengapa kian hari aku semangat sekali mendoakan?
Tentang pribadinya, prestasinya, keluarganya, hingga kesehatan, dan sesekali menitipkan salam.
Sampai sedetail itu doaku persembahkan. 

Entahlah, aku seperti orang bodoh yang berharap ular berlari, kelinci berenang, dan ikan terbang: rasanya tak mungkin.
Namun, tak ada salahnya jika aku meminta kepada Allah atas dua kemungkinan.
Jika yang terbaik, dekatkan.
Jika bukan, berikanlah pengganti yang lebih baik. 


Malam ini, aku menilik beranda Youtube dengan harap merefresh segenap pikiran dari pekerjaan. Kali ini tanpa sengaja aku menemukan sebuah video dari deHakims yang mengenang sosok Syekh Ali Jaber, bersama anaknya yang bernama Al Hasan Jaber. Dalam video tersebut, Irfan Hakim, Hasan, beserta Abi Amir, dan beberapa orang lainnya bercerita tentang perjalanan hidup beliau, Almarhum.

Hasan bercerita, ia sangat bangga dengan sosok ayahnya yang dipanggil Abuya tersebut. Betapa enggak, Almarhum senantiasa menghabiskan waktu di luar rumah dengan penuh cinta, meski Hasan seringkali bersedih karena tak punya banyak waktu bersama Abuya. Tetapi, dia sangat bangga melihat ayahnya yang banting tulang untuk ummat demi menciptakan masyarakat Indonesia yang cinta Al Qur'an. MasyaAllah. Betapa mulianya tujuan dakwah beliau.

Atas kebanggaannya tersebut, Hasan sampai tidak bisa menangis atas kepergian Abuya, Syekh Ali Jaber. Hasan juga cukup menyesal karena selama beliau hidup, Hasan jarang bercerita kepada ayahnya, ia hanya mendengarkan cerita-cerita Abuya tanpa berbalas cerita kepadanya. Padahal, Abuya sangat merindukan waktu di mana Hasan dan Syekh Ali bisa bercengkerama berdua dan saling berbagi. 

Melihat sepanjang video tersebut, tak terasa air mataku tumpah. Teringat sosok Syekh Ali Jaber yang beberapa waktu lalu terlihat dalam foto yang menggunakan berbagai alat medis dalam ventilator di rumah sakit. Mengingat kembali betapa berjuangnya beliau saat itu melawan virus yang menggerogoti tubuhnya. Teringat lagi senyum-senyum beliau saat bercanda di Hafidz Indonesia.

Semua orang mencintai beliau. Sebab, dakwahnya selalu menyejukkan hati. Beliau tak pernah menghakimi siapapun yang mungkin akan dihakimi oleh orang-orang biasa di luar sana. Itu artinya, beliau begitu luar biasa. Dakwah yang santun dan tidak memaksa adalah ciri khasnya. Pembawaan yang lembut dan tutur kata yang manis selalu enak didengar telinga. MasyaAllah, barakallahufiik. 

Sekarang, mungkin kita gak bisa lagi melihatnya di layar kaca saat menjadi juri di Hafiz Indonesia. Tak ada lagi kajian-kajian baru yang akan beliau isi dari daerah satu ke daerah lainnya. Aku yakin, dengan meninggalnya beliau beserta senyum yang dilukiskannya, beliau syahid dan mendapat surganya Allah. Aamiin, semua orang berharap dan mendoakan demikian. Aku juga berharap kami semua, termasuk almarhum, bisa dipertemukan kembali di Jannah-Nya Allah dan bertemu dengan Rasulullah SAW. 

Dari sosok Syekh Ali Jaber aku belajar bahwa menjadi pribadi yang menenangkan adalah kunci dicintai oleh orang lain. Kehilangan sosok terbaik menjadi idaman para manusia yang masih hidup di zaman yang mungkin sudah tidak karuan. Almarhum memberikan kenangan-kenangan luar biasa yang bisa menjadi pelajaran. Hampir semua cerita bersama beliau adalah cerita yang baik, dan menggambarkan sosoknya yang santai dan juga luar biasa akhlaknya.

Entahlah, aku benar-benar merasa kehilangan. Meski tak pernah bertemu beliau secara langsung, kebaikannya benar-benar terasa ke dalam hati. Bayangkan, begini hanya sebuah bentuk kehilangan seorang ulama yang shaleh. Lalu, bagaimana sedihnya lagi zaman dahulu ketika para Muslimin ditinggal oleh Rasulullah SAW? Tentu kesedihannya pasti melebihi ini. Rasulullah SAW yang memiliki akhlak paling sempurna akan menjadi sosok yang paling dirindukan umat-Nya. MasyaAllah😔

Allahummaghfirlahaa Warhamhaa Wa'aafiha Wa'fu'anha. Allahumma sholli'alaa Sayyidinaa Muhammad.

YaRabb... 
Berikanlah kelapangan kubur bagi orang-orang sholih.
Tempatkanlah mereka ke tempat terbaik di sisi-Mu.
Berikanlah kehidupan akhirat yang baik kepada mereka yang memperjuangkan agama-Mu.
YaRabb...
Kembalikanlah kami ke jalan-Mu
Tunjukkanlah kami cahaya-Mu apabila kami tersesat
Matikanlah kami dalam keadaan husnul khotimah
Lapangkanlah kubur kami
Dan berikanlah kesan terbaik bagi orang-orang yang akan kami tingalkan kelak, yaRabb.
YaRabbana..
Pertemukanlah kami dengan orang-orang sholih,
Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu,
Dan pertemukanlah kami dengan Rasul-Mu,
Rasulullah Shallahu'alaihi wasallam.

Aamiin.. yarabbal'alamin. 




Hari ini aku berbagi cerita dengan seorang teman, kami fokuskan tema cerita kali ini adalah tentang pasangan. Entahlah, seketika topik ini relatable dengan usia yang sedang kami pijak.

Di tengah kondisi yang super meresahkan, rasanya permasalahan di umur kepala dua memang banyak halang rintang. Jangankan soal percintaan, hubungan dengan teman dan pekerjaan kadang-kadang juga tak selesai diperdebatkan. 

"Sudah melamar kerja?" tanyaku padanya.
"Entahlah, aku sudah hampir frustrasi mencarinya," jawabnya. 

Ya, memang mencari pekerjaan di masa pandemi begini keadaannya. Tidak pandemi saja rasanya pekerjaan sulit digapai, apalagi bersaing dengan banyaknya orang yang lulus berbondong-bondong dan dikelilingi orang-orang yang juga kena PHK akibat merosotnya ekonomi semenjak datangnya Corona. Huft, memang gak gampang bagi semua pihak.

Seketika pembicaraan itu buyar dengan sebuah pemikiran. 

"Huft, enak ya jadi orang-orang, lagi frustrasi gini terus ada yang nyemangatin."
"Bener."

Saat itu kami mengerti posisi masing-masing. Lalu, kami bercerita tentang kisah percintaan kami yang jauh dari kebucinan yang orang-orang lakukan. Di sini kami benar-benar saling menguatkan, berharap suatu saat kisah pilu ini bisa terbayarkan. 

"Kadang sedih ya, ngelist orang lain yang udah ada temen deket, terus dia lupa aja sama temennya sendiri. Ya... sebenernya hak mereka sih punya pasangan atau temen deket gitu, cuma kita yang gak punya pasangan tuh jadi ngerasa ditinggalkan gak sih?" 
"Iya! Bener banget. Ada yang salah gak sih dari kita sampe ngerasa kayak gini? Udahmah ga punya pacar, temen deket juga gak ada, eh temen main juga asik sama pasangannya."

Aku tersenyum. Kira-kira begitulah percakapan singkatnya. 

Sejujurnya, memang kadang-kadang aku sendiri merasa ditinggalkan oleh teman-teman yang kuliah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Ya, lebih dari itu, ada juga yang sudah gak dekat karena memang sudah ada teman dekat yang lain—yang bisa dibilang pacar atau sekadar suka sama suka. 

Jujur lagi, berat sih sebenernya kalau dipikir-pikir. Bodohnya, kadang aku merasa iri dengan mereka. Yaa.... punya temen deket. Setelah sekian lama entah kenapa aku belum berani memulai sebuah percintaan lagi. Tapi kalo dibilang pengen mah, ya pengen! Paham gak sih situasi ini? Wkwkw.

"Emangnya lu gak ada yang deketin, Ca?" 

Pertanyaan itu sering bangef aku dapetin. Ketika jawab enggak, semua gak percaya. Ya... sebenernya kalau dibilang ada sih ya ada. Tapi, gak tau kenapa sekarang aku membentengi diri untuk jauh dari cinta yang bukan pada waktunya. Aku gamau pacar-pacaranagi, gais. Aku sudah cukup malu sama Allah dengan dosa-dosa yang aku perbuat. Jadi, aku sadar kalau dekat sama lawan jenis kan akan menimbulkan fitnah, zina, dan semacamnya. Ini prinsip aku aja loh, ya.

Tapi kalau dibilang, "Emangnya gak mau ada temen deket?" Jawabannya, mau! Aku bahkan sangat terbuka sama semua orang saat ini. Tapi, aku juga gak mau merusak hubungan baik pertemanan dengan adanya bumbu-bumbu cinta. Semoga sih pertemanan yang baik gak ada baper-baper, ya, gais. Hehehe.

"Terus lu maunya apa, Ca? Dideketin gak mau, tapi pengen deket sama orang. Gimana sih?"

Hahaha bingung aku juga jawabnya gimana. Tapi lebih pengen punya temen yang selalu ada sih. Yang mau nemenin kapan pun, chatan kek, atau apa kek. Tapi gamau pacar-pacaran gitu loh. Aduh jadi susah gini ya? Wkwk.

Pokonnya gitu. 

Yaaa.. gak ada salahnya memulai kedekatan. Tapi, harus sesuai koridor yang baik. Kalau dirasa memang melenceng, ya harus dihindarkan. Tapi kalau dirasa hubungannya sehat dan baik untuk agama dan juga jiwa, ya kenapa engga?

Gitu aja deh, semoga ga bingung ya kali ini aku nulis apa. Hahaha. Doain aku semoga 2021 ada yang mau seriusin aku. 

Maksudnya seriusin temenannya. Hehe.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates