Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Pernah gak sih, kalian ngerasa butuh banget sama teman lawan jenis. Kayaknya kalau kita temenan sama mereka tuh lebih asyik, lebih bisa saling ngerti, dan kalau minta solusi selalu ada pendapat lain karena kita punya cara pikir yang berbeda. Pasti beberapa di antara kalian juga merasakannya. 

Tapi, pertanyaannya, apakah di antara pertemanan laki-laki dan perempuan selalu berakhir karena "perasaan"?

Awalnya, aku gak tau jawaban dari pertanyaan ini. Jadi  yaudah aku berteman sama laki-laki pun gak masalah. Toh dari kecil juga aku emang terbiasa gitu main sama laki-laki dan berteman sama laki-laki. Tapi, entah ya, semakin dewasa kok rasanya jadi beda?

Gak tau kenapa, setiap kita punya perasaan yang pure untuk berteman, orang tersebut malah menganggapnya hal lain. Ini sering banget kejadian. Misalnya, berperilaku dikit dibilangnya perhatian, muji dikit dikiranya suka, yaa.. semacam itulah. Entah itu karena salah si perempuannya yang terlalu berlebihan atau si laki-laki yang memang baperan? Atau kebalikannya?

Semakin lama aku semakin sadar, ternyata ya memang begitu kodrat laki-laki dan perempuan. Pertama, mereka memang saling ketergantungan. Itulah mengapa Allah menciptakan rasa slaing membutuhkan dan rasa ketertarikan antarkeduanya, meskipun suka beda pemahaman: yang satu tertarik karena enak diajak berteman, yang satu tertarik untuk menjadi pasangan.

Kedua, kodrat laki-laki dan perempuan itu emang berbeda. Ketika laki-laki cuma balas pake logika, perempuan balas pake rasa. Ketika laki-laki cuma balas lewat jari, perempuan ngiranya pakai hati. Atau kebalikannya. Ya, kalaupun ada yang benar-benar saling menerima sebagai teman, itu gak banyak. 

Ketiga, mungkin inilah kenapa Allah melarang laki-laki dan perempuan punya hubungan yang dekat (di luar hubungan pernikahan), ya sebab akan ada bermacam risiko yahg kita dapat, salah satunya risiko-risiko baper tadi yang menyebabkan ketidaknyaman dalam pertemanan. Bener gak sih?

Entah ya, semakin lama aku semakin tidak percaya sama pertemanan laki-laki dan perempuan. Awalnya sih aku ya fine-fine aja, toh aku gak baperan kok. Aku juga gak gampang terhasut kalau digombalin, dibecandain, dibaikin, dsb. Tapi, kadang ketika kita yang sudah komitmen sama diri kita sendiri, ehh... lawan bicaranya yang gak sedemikian. Ribet kan urusannya. 

Ada satu kasus di mana aku ya terbuka aja gitu berteman sama siapa aja. Aku juga orangnya berusaha ramah aja gitu, gak mandang siapapun. Nyapa, senyum, tegur. Toh itu kan sebagian bentuk ibadah terkecil. Tapi, sayangnya hal itu malah jadi "bahan"" seseorang untuk tertarik sama kita. Tiba-tiba pas udah lama kenal, mulai kode-kode gak jelas, atau tiba-tiba baiknya berlebihan, dsb. 

Sebenarnya kebaikan gak ada salahnya dilakukan. Tapi akan jadi salah ketika semuanya dilakukan karena ada "maksudnya". Apalagi karena ada perasaan. Ya, bukannya mau nolak atau gimana. Cuma, coba pikir aja deh. Ketika kita udah sama-sama ngerasa cocok dalam berteman, terus tiba-tiba berubah karena perasaan suka? secara gak langsung sikap seseorang itu pasti akan beda, dan itu cepat atau lambat pasti terbaca.

Kalau aku sendiri tipenya emang suka baca gerak gerik dan bahasa orang. Jadi, ketika ada yang aneh rasanya aku sudah paham ada yang berbeda. Dan jujur, beberapa di antaranya membuat hubungan pertemanan menjadi tidak nyaman. Ya begitulah, dari situ kita bisa menilai kedewasaan seseorang dalam me-manage perasaannya sendiri.

Sejak banyak kasus serupa terjadi, rasanya aku gak percaya lagi tentang pertemanan lawan jenis. Ya, salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa pada akhirnya. Sebenarnya balik lagi ke masalah cinta. Cinta itu gak ada yang salah. Gak bisa ditentang juga. Tapi, alangkah baiknya mungkin rasa itu bisa dikendalilan dengan baik, sehingga tau nih apa yang harus kita perbuat dari perasaan yang kita punya. 

Aku sendiri mungkin masih punya kekhawatiran terhadap teman-teman laki-laki. Siapa tau diantaranya aku memiliki rasa sama salah seorang. Tapi, balik lagi. Aku selalu berusaha untuk memaklumi diri sendiri, aku juga selalu berusaha untuk mengendalikan perasaan itu agar tersimpan dengan baik. Aku juga masih belajar akan hal itu supaya masih dalam koridornya.

Toh, lebih baik memendam lebih lama daripada harus bergegas tapi sia-sia. Iya kan? Sabar aja, jodoh gak akan ke mana. Daripada ngelakuin ini itu tapi teman kitanya jadi gak nyaman, kan jadi gaenak juga.

Jadi, yaaa.. gitu deh hehe. Intinya ini cuma opini seorang Aca tentang hubungan pertemanan lawan jenis. Jadi, pasti ada banyak perbedaan antata aku dan kamu dalam memandang hal ini. Menurutku pertemanan ini rasanya tidak mungkin untuk "baik-baik saja". Jadi, saranku tetap bertemanlah, tapi berilah koridor agar kita tetap pada jalannya. Belajar untuk tidak berlebihan dan belajar untuk saling menjaga dan mengendalikan perasaan masing-masing.

Semangat, pertemanan kita tidak salah, kok. Mungkin caranya aja yang bikin kita kurang nyaman. Yuk kita tilik lagi, sudah sejauh mana pertemanan kita sama si dia?🙂 

#MenebarCahaya


Apakah definisi cinta menjadi kian parah? Sejak kasus perselingkuhan kini dianggap lumrah,
Dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah.

Beberapa waktu belakangan ini, banyak kasus percintaan yang mungkin sudah tak lagi seindah apa kata orang-orang sebelumnya. Katanya, cinta menjadi hal yang konon dicari banyak orang karena selalu memunculkan efek bahagia. 

Rupanya, statement ini semakin lama terbantahkan karena banyak cinta yang mulai disalahgunakan. Kita bisa melihatnya dari beberapa cerita orang ternama, yang mau tidak mau kabarnya terdengar sampai telinga. Ya, mereka ramai karena kisah cintanya. Mulai dari yang hartanya dikuras habis-habisan demi sebuah pencitraan, hubungan yang semula dianggal goals semua orang kini berkesudahan, dan maraknya kasus perselingkuhan yang juga menyeret "kaum muda" yang nyatanya menimbulkan korban. 

Entahlah, aku tidak begitu memikirkan siapa yang salah atas semua kasus-kasus mereka. Yang jelas, kini cinta yang semula bahagia citranya hancur karena sebuah keegoisan yang orang-orang ciptakan. 

Pertanyaan gini, jika saja sebagai manusia kita tidak bisa menolak jika rasa cinta itu hadir, apakah dengan menyakiti orang lain adalah cara terbaik untuk membenarkan kehadiran cinta tersebut? Nyatanya tidak. Lagi-lagi bukan cinta yang harus disalahkan, tetapi kita sebagai manusia yang mampu mengendalikan. 

Cinta tidak pernah salah. Sejatinya, cinta yang hakiki adalah cinta yang diciptakan dengan penuh ketulusan dan kebaikan. Andaikata cinta itu hadir, ia tidak bisa memilih kepada hati mana yang mau dia tempati. Entah kepada seseorang yang baru ditemui di pinggir jalan, entah pada seseorang yang usianya jauh lebih tua, entah pada seseorang yang mungkin juga sudah punya pasangan. Menurutku, tak ada yang salah atas hal itu. Rasa cinta itu muncul wajar adanya. 

Yang salah adalah ketika kita mengambil langkah untuk mengambil hak cinta, tetapi merampas cinta dari orang lain. Tidak sepatutnya kita berbahagia atas hasil merampas rasa bahagia orang lain. Andai saja semua orang yang jatuh cinta itu waras, sejatinya ia akan berpikir untuk membalikkan dirinya pada posisi orang yabg disakitinya. Gaenak. Itu pasti. 

Belum lagi, cinta juga sering dimanfaatkan untuk sejumlah hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Mengendalikan harta orang lain dan melampiaskan hawa nafsu, misalnya. Ada banyak orang yang terobsesi pada sesuatu sehingga ia mengatasnamakan cinta untuk meraihnya. Betapa malangnya si Cinta yang datang baik-baik, tetapi malah disalahgunakan begitu. 

Kalau saja semua orang sadar, cinta yang sesungguhnya seharusnya membawa kebaikan kepada semua pihak. Allah menciptakaan perasaan cinta untuk saling membahagiakan. Dua orang yang menikah pun bisa saja belum terjalin cinta, tetapi Allah hadirkan cinta di antara keduanya agar bisa saling bahagia. 

Cinta juga tak sepatutnya sendiri bekerja. Dia bukanlah makhluk hidup yang bisa menentukan arahnya sendiri. Kitalah rumah yang mereka tempati, itu artinya kita yang punya kendali. Seharusnya, kita yang menuntun cinta itu pergi ke tempat yang seharusnya dikehendaki. 

Sayangnya, ketidakadilan cinta itu kini kian marak terjadi di dunia hingar bingar keartisan, alias orang-orang terpandang. Sehingga, semua hal yang mereka tampilkan, sengaja ataupun tidak, akan berdampak pada banyak orang yang memperhatikan. 

Beberapa kali aku bertanya pada beberapa orang, mereka semakin meragukan cinta. Ya, besar di antara karena terlalu banyak kisah menyakitkan, mengecewakan, dan menyedihkan yang mereka terima dari tokoh-tokoh yang sering dijadikan anutan.

Entahlah, aku tidak tahu lagi bagaimana nasib si cinta mengembalikan citra dirinya. Yang terpenting, kita hanya bisa memercayai satu cinta yang pasti, yaitu cinta dari Allah SWT. Ketika kita menautkan hati kepada-Nya, insyaAllah Dia akan memberikan cinta yang sesungguhnya, jauh dari kabar-kabar menakutkan di luar sana. Percayalah pada satu hal itu. 

Baiklah, cinta. 
Rasanya sudah cukup membicarakanmu. Kuharap kamu tidak bersedih atas banyaknya kasus yang mengaitkanmu. Tetaplah berikan makna positif untuk orang-orang yang masih percaya padamu.


Akhir akhir ini, aku masih sering memikirkan tentang permasalahan kita yang belum selesai. Saat itu, permintaanmu tak kunjung aku penuhi. Sebenarnya, ada beberapa hal yang membuatku harus menunda, sampai aku siap memasang muka di hadapanmu saat itu.

Setelah niatku terbangun, kamu justru pergi seakan memberi sinyal kecewa. Tak ada sepatah kata pun saat itu, sebelum pada akhirnya aku yang menanyakanmu lebih dulu. Apakah aku sejahat itu, sudah membuatmu pergi dan merasa tak dihargai?

Sejak saat itu, perasaanku hancur. Aku benar-benar merasa bersalah karena sudah menolak ajakanmu. Aku merasa iba pada diriku sendiri atas kesedihan yang aku perbuat. Aku benar-benar sedih melihatmu yang semakin lama menjauh, seakan tak ingin dekatku lagi. 

Aku berusaha menghubungimu seperti biasa, bahkan aku telah mengatakan yang sejujurnya beserta permohonan maaf yang kuucapkan. Katamu semuanya baik-baik saja, tak ada masalah dan tak ada kecewa. Tapi setelah aku berusaha percaya dan bertindak seperti biasa, tak ada lagi jawaban apapun dari kamu kepadaku. 

Ya, sejak saat itulah kita terlihat asing. Sepasang kerabat lama yang hubungannya sangat baik kini seperti bukan teman lagi. Aku benar-benar sedih, setiap malam selalu terbayang satu dosaku yang belum sempat kutebus itu. 

Setiap habis salat, aku hanya bisa meminta pada Allah untuk memaafkan aku. Aku juga meminta pada-Nya agar hatimu kembali terbuka dan mau memaafkanku. Entahlah, tak ada lagi yang bisa kuperbuat selain memanjatkan doa kepada diri-Nya. Sambil sesekali aku menitipkan salamku untukmu. Apakah kamu merasakannya?:")

Anehnya, setiap ponsel kutinggal, aku selalu berharap notifikasimu muncul setelah aku kembali. Nyatanya tak ada hal itu sampai sekarang. Aku masih selalu menunggu percakapan kita yang akrab dan manis seperti dulu. Jadi, kapan kamu akan menghubungiku?

Aku merindukanmu.
Foto/Unsplash.com


Hai, sepertinya belum ada postingan di Februari kali ini. Baiklah, kalau begitu postingan ini menjadi tulisan perdana di Februari 2021, hehe. 

Sebenarnya belum ada yang ingin diceritakan lebih banyak, sebab semenjak lulus kehidupanku ya masih gini-gini aja. Belum sempet kerja yang sibuk banget dan gak ada kegiatan yang bener-bener harus menyita waktu gitu. Alhamdulillah sih, mungkin Allah masih kasih jeda waktu untuk istirahat dan mempersiapkan diri sebelum dikasih kesibukan hehe.

Tapi, aku sekarang lagi di keadaan yang membingungkan banget. Pasalnya kemauan dan harapan orang-orang sekitar terhadap aku tuh beda-beda. Papa pengen aku banyakin kegiatan di luar, cari pengalaman baru, ikut-ikut pelatihan, bahkan aku disuruh ke Pare buat belajar bahasa Inggris. Ya, papa pengen aku mendalami ilmu-ilmu lain yang belum aku kuasai.

Sementara mama, di satu sisi masih nyantai dan gak terlalu mendesak aku. Bahkan dia malah lebih condong pengen aku segera nikah. Ya.. sebenernya dia gak minta secepat itusih, setiap ditanya pasti dia pengennya sih nanti-nanti juga gapapa. Mungkin dia pengen aja liat aku deket sama seseorang, soalnya dia yang paling tahu aku yang kalau ada apa-apa selalu sendiri wkwkw. 

Sementara kakak perempuanku mendesak aku buat kuliah. Hampir setiap hari dia ngirimin aku lowongan pekerjaan. Tapi, sayangnya yang dia kirim belum ada yang pas juga buat aku. Ya, nyari kerjaan kan emang gak gampang. Lowongannya sih banyak, cuma yang pas di hati itu yang susah. 

Aku tahu kendali ada di diri aku sendiri. Tentu dari berbagi pilihan yang ada, aku yang harus menentukan harus bergerak ke arah mana. Sebenarnya pilihan-pilihan mereka juga gak ada yang buruk. Di satu sisi aku juga pengen ikutin kata papa, tapi aku ada ketakutan sendiri untuk pergi-pergi jauh di kala pandemi gini. 

Sebenarnya kerjaan-kerjaan juga banyak di Jakarta, tapi aku juga belum berani untuk pulang pergi naik transportasi umum, apalagi harus naik kereta dan meningkatkan mobilitas aku kalau nanti kerja. Aku kepikiran sama kedua orang tua yang udah berumur, yaa.. risikonya nanti mereka yang kena. Apalagi mama sempet punya riwayat sakit pernapasan, aku bener-bener kepikiran itu.

Di lain hal, mama pengen aku nikah. Setiap ketemu orang-orang yang nanyain aku lagi sibuk apa, mama selalu bilang aku lagi nunggu dilamar, wkwkw. Padahal aslinya enggak, aku juga nyantai aja. Gak tau juga sih itu mama bercanda doang apa gimana, tapi itu sering banget. Kayak kode-kode gitu :')

Cuma ya gimana, aku juga belum tau harus nikah sama siapa. Aku juga masih belajar untuk berbagai hal untuk jalanin pernikahan. Kan perlu banyak hal yang dipertimbangkan dari sebelum sampai sesudah nikah, haha. Saat ini juga aku lagi berusaha mengenolkan hati supaya gak condong ke salah satu pihak siapapun, biar ke depannya kalau memang aku sudah siap, aku bisa menerima kehadiran orang lain.

Begitulah cerita pengangguran yang baru aja lulus. Hahaha. Asyik sih, dibawa enjoy aja. Aku juga ikut aja sama jalan yang dikasih Allah. Alhamdulillah freelance tulisan ada aja, walaupun bayarannya juga gak seberapa tapi kan disyukuri aja selagi masih dikasih kesempatan sama Allah buat terus belajar hehe. Baru hari ini juga nyoba apply lamaran ke komunitas gitu, buat jadi admin konten instagram yang kerjanya mobile jarak jauh. Lumayan kan kalau keterima hehe.

Sekarang mah syukuri aja apa yang ada dulu. Untuk rezeki semua orang kan udah diatur. Kalau kata tweet seseorang, "Paus yang besar di laut sana bisa makan sehari itu 3 ton, gimana cara dia dapetin makanan sebanyak itu? Tapi kelihatannya dia gak perlu khawatir tentang rezekinya."

Begitulah kira-kira, gak perlu pusing-pusing khawatir sama rezeki, sebab pastinya sudah diatur sebaik mungkin sama Allah. Lebih baik syukuri dulu apa yang ada, biar Allah kasih rezeki berlebih lagi nantinya. Yang terpenting jangan lupa terus berusaha dan berdoa. Allah akan lihat kesungguhan kita untuk menjemput rezeki tersebut hehe.

Kira-kira segini aja lah cerita hari ini, hehe. Maaf ya rada gak penting, cuma siapa tau ada yang lagi ngerasain hal yang sama aja gitu sama aku, jadi pengangguran yang gak tau harus ngapain haha. Semangat, ya. Semua orang ada jalannya masing-masing kok. Jodoh, maut, rezeki, semua udah diatur Allah hehe.




Kurasa hari ini aku benar-benar perasa

Bukan hanya karena tamu bulanan saja,

tetapi memang begini apa adanya

Bisa terbayang bagaimana keduanya sedang kambuh di waktu yang bersamaan

Tangis tak lagi terbendung, cerminan hati yang sedang berkabung


Pada dasarnya, aku yang sudah salah ketika melihat bahagia orang lain sebagai ukuran kebahagiaan kita

Padahal sudah jelas setiap orang memiliki kadar bahagianya masing-masing

Tanpa perlu dibandingkan dan tanpa perlu diperhatikan

Kita hanya disuruh fokus pada bahagia yang kita miliki

Sehingga ketika ada kurang bisa kita cepat perbaiki


Tapi apalah daya,

harapan yang sudah lama tertanam sudah tumbuh dan membesar

ketika perlahan dipupuk agar berbuah baik, tetapi tiba-tiba seakan dipaksa untuk membusuk

Dirusak oleh orang lain, diinjak-injak, disakiti, dibenturkan ke tanah

Harapan itu bukan hanya rusak tetapi juga mati


Entahlah, aku tak pernah membayangkan ada seseorang yang tega merusak harapan itu

Kukira hanya ada dalam dongeng dan cerita layar kaca saja

Ternyata, semuanya nyata dan ada di depan mata


Sebenarnya ada banyak hal yang harus aku keluarkan di dalam hati,

tapi entah pada siapa aku sudah tak percaya lagi

hanya tulisan yang mampu aku tuangkan

beserta tangis yang beberapa kali aku lakukan


YaRabb, hanya kepada-Mu aku bisa berharap

Meski harapan itu kini mati dan mungkin tak bisa tumbuh lagi

Aku benar-benar merasa hancur dan tak tahu harus apa lagi

Selain mencurahkan pada-Mu dan berdoa sebanyak-banyaknya

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates