Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Sebuah karya nyata dalam menuangkan emosi, isi hati, dan juga pikiran adalah dengan menulis. Entah dalam bentuk tulisan seperti apa, yang jelas menulis bisa menjadi jalan keluar dalam kekalutan yang terjadi dalam diri. 

Sebagai pencinta menulis, aku menjadi salah satunya yang menjadikan tulisan sebagai media self healing. Mungkin banyak yang menyukai sajak dan puisi atau sekadar memo untuk menuangkannya. Aku pun sesekali menulisnya. Fiksi adalah jalan untuk menuangkan imajinasi yang muncul seketika.

Gak ada batasan dalam berfiksi. Kita bebas mengarang cerita sesuka hati dan sesuai keinginan hati. Kita bisa menciptakan tokoh yang kita suka, gerak pohon yang kita atur, dan suasana yang kita bangun. Fiksi begitu menyenangkan bila didalami. Lebih dari sekadar untaian huruf dan kata-kata yang beraturan. 

Menulis fiksi membuatku bisa berinteraksi pada tokoh yang kubuat sendiri. Rasanya sangat menyenangkan ketika menghadirkan tokoh impian pada sebuah tulisan. Meski hanya bayang-bayang, rasanya seperti kenyataan. Berinteraksi pada sang fiksi memang kadang memabukkan. 

Aku seringkali menciptakan tokoh-tokoh relatable yang mungkin saja ada di alam bawah sadarku. Seakan-akan tokoh itulah yang aku butuhkan di saat ide bermunculan. Ya, fiksi adalah cerminan hati dan pikiran. Maka jangan salahkan jika banyak kesamaan pada realistisnya. 

Sudah lama sekali rasanya tidak berfiksi dengan beralur panjang, a.k.a jarang lagi nulis cerita dan novel. Sekarang lagi bertarung dengan serangkaian tulisan nonfiksi yang semakin hari terus kupelajari. Rumitnya minta ampun. Tapi, nonfiksi adalah ruang belajar sekaligus berekspresi. Bukan hanya sebuah bayangan ilusi, tetapi ilmu yang bermunculan pun kerap membuntuti.

Kadangkala, hal itu dirindukanku. Rindu pada sosok-sosok yang menemaniku menulis, menghiasai pikiranku, dan merasa tokoh itu nyata dan sedang melihatku menulis untuknya. Apa kalian pernah segila itu mencintai tokoh khayalanmu?

Entahlah, nyatanya hampir semua yang menulis bisa terhanyut pada fiksi buatannya. 

Belum pernah coba?

Cobain, deh. Menyenangkan sekali. Aku yakin suatu saat bakal ketagihan punya teman fiksi. 

Tenang, ini bukan bentul kegilaan. Hanya saja sebuah rasa menyenangkan dan sebuah apresiasi kepada si penulis tulisan (diriki sendiri)

Selamat berkhayal. 


Entah mengapa, rasanya aku bukan dilahirkan untuk bisa "sendirian". Padahal pada dasarnya, semua manusia terlahir sendiri dan akan mati sendirian. Entahlah, mungkin ini salah satu bentuk kekurangan atau bahkan sebuah kelebihan yang belum aku ketahui sisi baiknya di mana. 

Aku kadang heran sama orang-orang yang bisa mengambil "me time". Mereka bisa jalan-jalan sendirian, nonton bioskop sendirian, ke toko buku sendirian, pokoknya punya cara untuk menyendiri sebagaimana cara yang mereka miliki masing-masing. 

Melihat hal itu, rasanya perlu untuk mencoba. Kayaknya seru ya bisa menghabiskan waktu sendirian dan bisa terlihat mandiri. Nah, hari ini ceritanya aku mencoba seperti apa yang orang lakukan. Belum lagi, ada beberapa tugas yang perlu aku selesaikan dan ceritanya gak konsen kalau dikerjain di rumah. Maklum, lagi ada ponakan. Nanti fokusku terganggu hehe. Yaudah deh, ceritanya aku berangkat ke Mcd buat nyobain "me time". 

Aku berangkat sama mama ke depan perumahan karena mama juga mau badminton ke perumahan sebelah. Ya, mama emang rutin olahraga dua kali seminggu. Kemudian, aku naik angkot 32 jurusan Mcd yang aku tuju. Huah, udah lama banget gak naik angkot semenjak pandemi. Ngeri-ngeri sedap. Dan agak kesel juga yaaa angkot masih suka ngetem dan lama. Sebel.

Sesampainya di Mcd, aku langsung pesan makanan dan cari tempat dekat colokan. Ya, aku bawa laptop sebagaimana tujuanku untuk menyelesaikan sebagian tugas yang lumayan urgent. Baiklah, sejak aku duduk aku mulai menekadkan diri untuk fokus supaya tugasku selesai. 

Entahlah, baru beberapa jam saja aku merasa kesepian di tengah-tengah ruangan yang padahal cukup ramai. Saat itu aku mulai tidak fokus dan merasa tidak nyaman. Rasanya butuh teman ngobrol biar gak ngantuk. Terus, ceritanya aku sengaja membuat status di Whatsapp agar ada orang yang sekiranya mau datang dan menemaniku di sini. Huhu. 

Awalnya sahabatku di SMP ada yang ingin menyusul ke tempatku, eh... Qadarullah, motornya gak bisa nyala. Jadi, dia gak jadi nemenin aku. Selebihnya, banyak laki-laki buaya yang bales sok-sokan pengen nemenin wkwk. Ya... jelas aku gak mau. Gak tau kenapa, ditemani sama laki-laki yang gak aku kenal agaknya kurang mengasyikkan. Aku bukan tipe orang yang berani kayak gitu. Gak tau ya, sama laki-laki tuh canggung banget. Sama yang dikenal aja (yang jelas-jelas gak ada keterkaitan rasa atau apapun) itu rasanya khawatir gitu. Nah, apalagi sama yang kenal doang dan emang gak deket gitu. 

Yaudah deh, alhasil aku sendirian lagi. Dan semakin lama aku makin bosan saat itu. Tugas juga mulai gak fokus dikerjain. Yaudah deh, akhirnya aku putuskan untuk pulang aja. Padahal masih banyak banget hal yang mau aku lakuin di Mcd. Ngobrol sama orang, makan eskrim, atau sekadar makan kentang goreng yang tak kupesan tadi pagi. 

Kemudian, aku pulang. Ternyata aku sepayah itu melakukan me time. Tapi, di satu sisi aku menyadari bahwa ternyata "everyday is me time". Ya, setiap hari memang waktu kita untuk me time. Sebab, ternyata kita gak bisa terus-terusan berharap sama orang lain. Ketika orang lain gak sesuai sama ekspektasi kita, kitanya yang kecewa, kesel, dan marah. Padahal, mereka yang kita harapkan gak pernah salah. 

Dari hari ini juga aku belajar, bahwa kita gak bisa menyamaratakan bentuk self healing dan cara me time seseorang. Mungkin dengan menyendiri, orang lain bisa menurunkan kekesalan dalam dirinya, menghilangkan stressnya, dan mengurangi bosannya. Tapi, mungkin juga dengan me time orang lain bisa semakin stress karena makin merasa sendirian dan ketakutan. Dan sepertinya aku termasuk tipe yang kedua. Hahaha.

Aku suka suasana sepi, tapi gak tau kenapa aku gak suka merasa kesepian. Aku lebih memilih untuk sendirian di tempat yang memang hanya ada aku, daripada aku sendirian di tempat keramaian. Aku benar-benar merasa asing dan ketakutan. Entahlah, aku juga gak ngerti kenapa gitu. Hahaha. Hasil me time tadi, aku cuma bisa bertahan selama 4 jam, menjadi penyendiri di tengah keramaian. Wkwkwk. Udah kayak lagu Juicy Luicy, "Kembali kesepian, dalam ruang ramai kudiam. Lalu, kembali, kembali, kembali kesepian~" 

(Btw, dengerin deh lagunya enak wkwk)

Ya gitu deh cerita hari ini. Aku gak tau bakal nyoba me time lagi apa engga. Tapi kayaknya lebih seru ada temennya deh. Ternyata bentuk me time seseorang beda-beda, gak bisa disamain. Ketika aku coba cara orang lain, ternyata gak cocok sama aku. Ramai bukan sahabatku:( aku sukanya tempat sepi dan tenang.

Kalau kalian, bagaimana cara self healing dan me time versi kalian? Apakah ada yang sama kayak aku?

Atau cuma aku ya yang aneh kayak gini? Hahaha.


Pernah gak sih, kalian ngerasa butuh banget sama teman lawan jenis. Kayaknya kalau kita temenan sama mereka tuh lebih asyik, lebih bisa saling ngerti, dan kalau minta solusi selalu ada pendapat lain karena kita punya cara pikir yang berbeda. Pasti beberapa di antara kalian juga merasakannya. 

Tapi, pertanyaannya, apakah di antara pertemanan laki-laki dan perempuan selalu berakhir karena "perasaan"?

Awalnya, aku gak tau jawaban dari pertanyaan ini. Jadi  yaudah aku berteman sama laki-laki pun gak masalah. Toh dari kecil juga aku emang terbiasa gitu main sama laki-laki dan berteman sama laki-laki. Tapi, entah ya, semakin dewasa kok rasanya jadi beda?

Gak tau kenapa, setiap kita punya perasaan yang pure untuk berteman, orang tersebut malah menganggapnya hal lain. Ini sering banget kejadian. Misalnya, berperilaku dikit dibilangnya perhatian, muji dikit dikiranya suka, yaa.. semacam itulah. Entah itu karena salah si perempuannya yang terlalu berlebihan atau si laki-laki yang memang baperan? Atau kebalikannya?

Semakin lama aku semakin sadar, ternyata ya memang begitu kodrat laki-laki dan perempuan. Pertama, mereka memang saling ketergantungan. Itulah mengapa Allah menciptakan rasa slaing membutuhkan dan rasa ketertarikan antarkeduanya, meskipun suka beda pemahaman: yang satu tertarik karena enak diajak berteman, yang satu tertarik untuk menjadi pasangan.

Kedua, kodrat laki-laki dan perempuan itu emang berbeda. Ketika laki-laki cuma balas pake logika, perempuan balas pake rasa. Ketika laki-laki cuma balas lewat jari, perempuan ngiranya pakai hati. Atau kebalikannya. Ya, kalaupun ada yang benar-benar saling menerima sebagai teman, itu gak banyak. 

Ketiga, mungkin inilah kenapa Allah melarang laki-laki dan perempuan punya hubungan yang dekat (di luar hubungan pernikahan), ya sebab akan ada bermacam risiko yahg kita dapat, salah satunya risiko-risiko baper tadi yang menyebabkan ketidaknyaman dalam pertemanan. Bener gak sih?

Entah ya, semakin lama aku semakin tidak percaya sama pertemanan laki-laki dan perempuan. Awalnya sih aku ya fine-fine aja, toh aku gak baperan kok. Aku juga gak gampang terhasut kalau digombalin, dibecandain, dibaikin, dsb. Tapi, kadang ketika kita yang sudah komitmen sama diri kita sendiri, ehh... lawan bicaranya yang gak sedemikian. Ribet kan urusannya. 

Ada satu kasus di mana aku ya terbuka aja gitu berteman sama siapa aja. Aku juga orangnya berusaha ramah aja gitu, gak mandang siapapun. Nyapa, senyum, tegur. Toh itu kan sebagian bentuk ibadah terkecil. Tapi, sayangnya hal itu malah jadi "bahan"" seseorang untuk tertarik sama kita. Tiba-tiba pas udah lama kenal, mulai kode-kode gak jelas, atau tiba-tiba baiknya berlebihan, dsb. 

Sebenarnya kebaikan gak ada salahnya dilakukan. Tapi akan jadi salah ketika semuanya dilakukan karena ada "maksudnya". Apalagi karena ada perasaan. Ya, bukannya mau nolak atau gimana. Cuma, coba pikir aja deh. Ketika kita udah sama-sama ngerasa cocok dalam berteman, terus tiba-tiba berubah karena perasaan suka? secara gak langsung sikap seseorang itu pasti akan beda, dan itu cepat atau lambat pasti terbaca.

Kalau aku sendiri tipenya emang suka baca gerak gerik dan bahasa orang. Jadi, ketika ada yang aneh rasanya aku sudah paham ada yang berbeda. Dan jujur, beberapa di antaranya membuat hubungan pertemanan menjadi tidak nyaman. Ya begitulah, dari situ kita bisa menilai kedewasaan seseorang dalam me-manage perasaannya sendiri.

Sejak banyak kasus serupa terjadi, rasanya aku gak percaya lagi tentang pertemanan lawan jenis. Ya, salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa pada akhirnya. Sebenarnya balik lagi ke masalah cinta. Cinta itu gak ada yang salah. Gak bisa ditentang juga. Tapi, alangkah baiknya mungkin rasa itu bisa dikendalilan dengan baik, sehingga tau nih apa yang harus kita perbuat dari perasaan yang kita punya. 

Aku sendiri mungkin masih punya kekhawatiran terhadap teman-teman laki-laki. Siapa tau diantaranya aku memiliki rasa sama salah seorang. Tapi, balik lagi. Aku selalu berusaha untuk memaklumi diri sendiri, aku juga selalu berusaha untuk mengendalikan perasaan itu agar tersimpan dengan baik. Aku juga masih belajar akan hal itu supaya masih dalam koridornya.

Toh, lebih baik memendam lebih lama daripada harus bergegas tapi sia-sia. Iya kan? Sabar aja, jodoh gak akan ke mana. Daripada ngelakuin ini itu tapi teman kitanya jadi gak nyaman, kan jadi gaenak juga.

Jadi, yaaa.. gitu deh hehe. Intinya ini cuma opini seorang Aca tentang hubungan pertemanan lawan jenis. Jadi, pasti ada banyak perbedaan antata aku dan kamu dalam memandang hal ini. Menurutku pertemanan ini rasanya tidak mungkin untuk "baik-baik saja". Jadi, saranku tetap bertemanlah, tapi berilah koridor agar kita tetap pada jalannya. Belajar untuk tidak berlebihan dan belajar untuk saling menjaga dan mengendalikan perasaan masing-masing.

Semangat, pertemanan kita tidak salah, kok. Mungkin caranya aja yang bikin kita kurang nyaman. Yuk kita tilik lagi, sudah sejauh mana pertemanan kita sama si dia?🙂 

#MenebarCahaya


Apakah definisi cinta menjadi kian parah? Sejak kasus perselingkuhan kini dianggap lumrah,
Dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah.

Beberapa waktu belakangan ini, banyak kasus percintaan yang mungkin sudah tak lagi seindah apa kata orang-orang sebelumnya. Katanya, cinta menjadi hal yang konon dicari banyak orang karena selalu memunculkan efek bahagia. 

Rupanya, statement ini semakin lama terbantahkan karena banyak cinta yang mulai disalahgunakan. Kita bisa melihatnya dari beberapa cerita orang ternama, yang mau tidak mau kabarnya terdengar sampai telinga. Ya, mereka ramai karena kisah cintanya. Mulai dari yang hartanya dikuras habis-habisan demi sebuah pencitraan, hubungan yang semula dianggal goals semua orang kini berkesudahan, dan maraknya kasus perselingkuhan yang juga menyeret "kaum muda" yang nyatanya menimbulkan korban. 

Entahlah, aku tidak begitu memikirkan siapa yang salah atas semua kasus-kasus mereka. Yang jelas, kini cinta yang semula bahagia citranya hancur karena sebuah keegoisan yang orang-orang ciptakan. 

Pertanyaan gini, jika saja sebagai manusia kita tidak bisa menolak jika rasa cinta itu hadir, apakah dengan menyakiti orang lain adalah cara terbaik untuk membenarkan kehadiran cinta tersebut? Nyatanya tidak. Lagi-lagi bukan cinta yang harus disalahkan, tetapi kita sebagai manusia yang mampu mengendalikan. 

Cinta tidak pernah salah. Sejatinya, cinta yang hakiki adalah cinta yang diciptakan dengan penuh ketulusan dan kebaikan. Andaikata cinta itu hadir, ia tidak bisa memilih kepada hati mana yang mau dia tempati. Entah kepada seseorang yang baru ditemui di pinggir jalan, entah pada seseorang yang usianya jauh lebih tua, entah pada seseorang yang mungkin juga sudah punya pasangan. Menurutku, tak ada yang salah atas hal itu. Rasa cinta itu muncul wajar adanya. 

Yang salah adalah ketika kita mengambil langkah untuk mengambil hak cinta, tetapi merampas cinta dari orang lain. Tidak sepatutnya kita berbahagia atas hasil merampas rasa bahagia orang lain. Andai saja semua orang yang jatuh cinta itu waras, sejatinya ia akan berpikir untuk membalikkan dirinya pada posisi orang yabg disakitinya. Gaenak. Itu pasti. 

Belum lagi, cinta juga sering dimanfaatkan untuk sejumlah hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Mengendalikan harta orang lain dan melampiaskan hawa nafsu, misalnya. Ada banyak orang yang terobsesi pada sesuatu sehingga ia mengatasnamakan cinta untuk meraihnya. Betapa malangnya si Cinta yang datang baik-baik, tetapi malah disalahgunakan begitu. 

Kalau saja semua orang sadar, cinta yang sesungguhnya seharusnya membawa kebaikan kepada semua pihak. Allah menciptakaan perasaan cinta untuk saling membahagiakan. Dua orang yang menikah pun bisa saja belum terjalin cinta, tetapi Allah hadirkan cinta di antara keduanya agar bisa saling bahagia. 

Cinta juga tak sepatutnya sendiri bekerja. Dia bukanlah makhluk hidup yang bisa menentukan arahnya sendiri. Kitalah rumah yang mereka tempati, itu artinya kita yang punya kendali. Seharusnya, kita yang menuntun cinta itu pergi ke tempat yang seharusnya dikehendaki. 

Sayangnya, ketidakadilan cinta itu kini kian marak terjadi di dunia hingar bingar keartisan, alias orang-orang terpandang. Sehingga, semua hal yang mereka tampilkan, sengaja ataupun tidak, akan berdampak pada banyak orang yang memperhatikan. 

Beberapa kali aku bertanya pada beberapa orang, mereka semakin meragukan cinta. Ya, besar di antara karena terlalu banyak kisah menyakitkan, mengecewakan, dan menyedihkan yang mereka terima dari tokoh-tokoh yang sering dijadikan anutan.

Entahlah, aku tidak tahu lagi bagaimana nasib si cinta mengembalikan citra dirinya. Yang terpenting, kita hanya bisa memercayai satu cinta yang pasti, yaitu cinta dari Allah SWT. Ketika kita menautkan hati kepada-Nya, insyaAllah Dia akan memberikan cinta yang sesungguhnya, jauh dari kabar-kabar menakutkan di luar sana. Percayalah pada satu hal itu. 

Baiklah, cinta. 
Rasanya sudah cukup membicarakanmu. Kuharap kamu tidak bersedih atas banyaknya kasus yang mengaitkanmu. Tetaplah berikan makna positif untuk orang-orang yang masih percaya padamu.


Akhir akhir ini, aku masih sering memikirkan tentang permasalahan kita yang belum selesai. Saat itu, permintaanmu tak kunjung aku penuhi. Sebenarnya, ada beberapa hal yang membuatku harus menunda, sampai aku siap memasang muka di hadapanmu saat itu.

Setelah niatku terbangun, kamu justru pergi seakan memberi sinyal kecewa. Tak ada sepatah kata pun saat itu, sebelum pada akhirnya aku yang menanyakanmu lebih dulu. Apakah aku sejahat itu, sudah membuatmu pergi dan merasa tak dihargai?

Sejak saat itu, perasaanku hancur. Aku benar-benar merasa bersalah karena sudah menolak ajakanmu. Aku merasa iba pada diriku sendiri atas kesedihan yang aku perbuat. Aku benar-benar sedih melihatmu yang semakin lama menjauh, seakan tak ingin dekatku lagi. 

Aku berusaha menghubungimu seperti biasa, bahkan aku telah mengatakan yang sejujurnya beserta permohonan maaf yang kuucapkan. Katamu semuanya baik-baik saja, tak ada masalah dan tak ada kecewa. Tapi setelah aku berusaha percaya dan bertindak seperti biasa, tak ada lagi jawaban apapun dari kamu kepadaku. 

Ya, sejak saat itulah kita terlihat asing. Sepasang kerabat lama yang hubungannya sangat baik kini seperti bukan teman lagi. Aku benar-benar sedih, setiap malam selalu terbayang satu dosaku yang belum sempat kutebus itu. 

Setiap habis salat, aku hanya bisa meminta pada Allah untuk memaafkan aku. Aku juga meminta pada-Nya agar hatimu kembali terbuka dan mau memaafkanku. Entahlah, tak ada lagi yang bisa kuperbuat selain memanjatkan doa kepada diri-Nya. Sambil sesekali aku menitipkan salamku untukmu. Apakah kamu merasakannya?:")

Anehnya, setiap ponsel kutinggal, aku selalu berharap notifikasimu muncul setelah aku kembali. Nyatanya tak ada hal itu sampai sekarang. Aku masih selalu menunggu percakapan kita yang akrab dan manis seperti dulu. Jadi, kapan kamu akan menghubungiku?

Aku merindukanmu.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates