Untuk topik satu dan dua, aku memulai lebih dulu. Cerita yang sempat menumpuk membuat aku ingin meluapkan semuanya pada hari itu. Maklum, introvert yang sudah kelamaan di rumah juga ada waktunya butuh sosialisasi hehe.
Aku bergumam banyak hal. Rasanya senang bisa kembali bertemu dan berbincang. Namun, ada satu hal yang hari itu sangat membedakan daripada pertemuan sebelumnya, yaitu si pemilik rumah mengundang 'teman dekatnya' yang tak lain adalah teman kami juga.
Baru kali itu, kami kumpul bersama dengan keadaan berbeda, bahwa teman kami sedang saling merajut cinta. Lucu sih, rasanya beda aja. Biasanya kami berkumpul karena kepentingan tertentu saja, eh.. kali ini justru bisa main bersama, ngobrol, dan bahkan menyaksikan dua bola tatapan mata yang saling bertemu karena ketulusan.
Entah kenapa aku ikut senang melihat dua temanku bisa jujur pada perasaannya. Dulu, mereka selalu terlihat malu-malu menunjukkan perasaan masing-masing. Dan di hari itu, aku benar-benar merasakan ketulusan seorang laki-laki terhadap perempuan, begitupun sebaliknya.
Mereka itu sederhana, saling melengkapi. Yang satu punya sifat melankolis sepertiku, yang tak lain dimiliki daripada si laki-laki ini. Sementara teman perempuanku, tampaknya lebih aktif dan kreatif daripada si laki-laki. Kelihatannya ada yang dominan di antara mereka; mungkin kalau dilihat sekejap saja. Namun, hal ini justru bukan masalah bagi mereka, melainkan bisa saling menerima.
Sama halnya dengan temanku yang satunya, ia adalah seorang perempuan yang moody seperti aku. Pasti terbayang sifat moody yang seringkali meresahkan itu, 'kan? Beruntungnya, laki-laki yang sedang dekat dengannya juga punya ketulusan yang sama. Laki-laki ini juga teman kami, namun saat itu sedang tak ikut membersamai.
Kedua pasang temanku ini kulihat punya tipe asmara yang sama. Perempuan yang terbiasa meragukan justru sering diyakinkan oleh pihak laki-lakinya. Perempuang yang mood dan ekspresinya kadang tidak terkontrol, justru disabarkan oleh si laki-laki yang hatinya tampak lapang.
Kukira, jarang sekali menemukan kembali laki-laki seperti ini di zaman sekarang. Kalaupun ada, ya mungkin masih berbanding jauh sama orang-orang yang cuma main-main dan menyia-nyiakan perasaan tulus seseorang.
"Jangan sakitin orang yang tulus, ya," ucapku, kepada teman perempuanku.
Sebenarnya, ucapan itu adalah satu pelajaran yang aku dapat dari kehidupan pribadi yang tak jarang aku justru bertemu laki-laki yang menyia-nyiakan aku. Beberapa kali, aku perasaanku tak bersambut baik dan tak berbalas ketulusan.
Itulah mengapa, hari itu aku hanya menjadi pendegar atas cerita asmara mereka. Belum ada banyak hal yang bisa kubagikan perihal asmara. Sebab, aku sudah terlalu banyak berpahit-pahit dengannya. Dan sudah lama juga rehat untuk perasaan dan orang-orang yang tidak lagi serius.
Aku hanya berharap, laki-laki yang menyukai temanku itu benar-benar tulus seperti kelihatannya. Aku berharap mereka baik-baik saja dan bisa semakin serius mewujudkan cinta dalam lindungan Allah SWT. Semoga Allah menyertai mereka.
Aku ikut bahagia. Meskipun cuma aku di sana yang belum ada cerita, hehe. Gapapa, aku selalu percaya bahwa sebaik-baiknya kita menjaga, Allah akan berikan pasangan yang menjaga juga. Bismillah, semoga kita semua diberikan kemudahan, kelancaran, dan keberkahan dalam meraih keridhoan Allah SWT, ya.
Semoga kita juga dipertemukan dengan orang yang tulus, ikhlas, dan membersamai kita bukan cuma di dunia, tetapi juga di akhirat kelak, ya.
Oiya, semoga Allah mengizinkan kita menikmati ibadah mencintai itu, ya. Aamiin.