Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Suatu hari, aku berbincang dengan salah seorang teman lama. Obrolan kamu cukup panjang dan tak kenal waktu karena sudah lama tidak bertemu. Jadi, begitu banyak topik yang kami bicarakan pada saat itu.

Kemudian, ujung-ujungnya kami saling bertanya satu sama lain: "gimana soal jodoh?" 

Hahaha. Pertanyaan yang belum ada jawabannya sampai detik itu. Tapi, inilah topik yang sangat related dibicarakan oleh orang seumuran kami. Rasanya seru aja sih ngomongin jodoh walaupun gak tau siapa yang diomongin. 

Dari percakapan itu, tiba-tiba temanku itu menawarkanku untuk kenalan dengan seseorang. Awalnya sih aku terbuka saja akan sebuah pertemanan, gak mikirin nanti ujungnya bakal gimana. Yang penting buka aja relasi seluas-luasnya. Jadi, ketika tawaran itu muncul, aku langsung jawab "boleh".

Sejak saat itu, gak lama kemudian seseoang itu mengikutiku di instagram. Melihat notifnya, aku langsung mengikutinya balik. Di sanalah rasa penasaranku muncul dan mulai mencari tahu tentangnya. 

Sejujurnya, aku tidak berharap apa-apa. Hanya saja ingin tahu orangnya seperti apa. Yaa, cuma sekadar kepo sih. 

Temanku ini tadinya memang menawarkan kenalan atas dasar ingin mentaarufkan. Gak serius sih, ngomongnya masih basa basi aja waktu itu. Sampai suatu hari aku tahu satu fakta lain tentang lelaku itu. Apa? Ternyata dia maunya sama dokter hewan. 

Mendengar kabar itu, ada beberapa hal yang aku rasakan. 

Pertama, aku ngerasa mewajarkan itu, karena orang yang dikenalkan padaku itu adalah seorang yang bekerja di dunia hewan. Pantas saja dia butuh aeorang dokter hewan untuk melengkapi hidupnya nanti. Sah sah saja seseorang jika punya kriteria tertentu dalam mencari pasangan hidup. 

Kedua, tapi karena pernyataan itu, sejujurnya aku jadi sedih dan insecure. Terlebih ngerasa "Yah, gue bukan dokter hewan." Ya, padahal gak berharap sih waktu itu. Kenal aja baru. Tapi, gak tau kenapa aku langsung berkaca diri.

Yah, aku cuma lulusan jurnalis.
Ya, aku cuma lulusan D3. 
Yah, aku mah sederhana. 

Pernyataan terakhir sih yang bikin insecure juga. Seseorang ini adalah orang terpandang yang punya jabatan, 'orang punya', dan baru hijrah in shaa Allah. Rasanya ngerasa gak pantes dengan aku yang butiran debu ini wkwk.

Tapi, di satu sisi, aku merasa bahwa gak salah kok dia punya selera atau kriteria tertentu. Tapi, aku juga gak salah ketika kondisiku seperti ini. Aku gak seharusnya insecure dengan apa yang aku punya dan dengan apa yanh dia punya. 

Kalau memang jodoh, pasti Allah dekatkan dan mudahkan. Toh, latar belakang memang penting, tapi bukan hal utama yang harus dipikirkan sedemikian rumit. Kalau memang jodoh, seharusnya bisa saling menerima lebih dan kurangnya, sih.

Kalau memang nyatanya bukan jodoh, gapapa. Ikhlaskan saja. Memang kadang apa yang kita rencanakan kan gak sesuai dengan realitasnya. Bisa jadi, yang terbaik untuknya memang seorang dokter hewan. Tapi, bisa jadi bukan juga. Bukan dokter hewan, dan bukan aku. 

Begitulah nyatanya sebuah takdir. Gak ada yang tau. Intinya sih gak perlu banyak berharap yang aneh-aneh. Semoga Allah mudahkan jalan bertemu jodohnya masing-masing ya. Aamiin. 

Dahlah, mau cerita itu aja hihi


Bismillah, kali ini aku mau cerita sedikit tentang keseruan hari ini. Jadi, nama acaranya adalah Amazing Muharram 11 yang diadakan oleh Cinta Quran Foundation. Pertama ngeliat informasi acara ini di instagram, sebenarnya udah tertarik banget. Tapi sayang, kondisi keuangan tidak memungkinkan karena tiket yang dijual pun harganya lumayan hehe. 

Tapi, qadarullah, dapat tawaran tiket gratis dari komunitas yang aku ikuti. Dan ma shaa Allahnya aku dan ketiga temanku akhirnya mengiyakan untuk datang ke sana. 

Beberapa hal yang patut kusyukuri hari ini ada baaaanyak. 

Pertama, aku bersyukur karena akhirnya bisa bawa motor ke Sentul Interantional Convention Center (SICC) yang jaraknya dari rumah lumayan jauh. Sejujurnya aku jarang banget bawa motor jauh karena emang gak dibolehin dan jadi kebiasaan takut dan khawatir. Tapi, seru juga ternyata bisa bawa motor sejauh itu hehehe alhamdulillah. 

Kedua, ketika pasrah gak bisa nonton, ikhlas aja udah sama Allah. Ehhhh malah Allah kasih tiket gratis. Baik banget Allah tuh. 

Ketiga, ketemu teman baru. Di sini kita diajak untuk kenalan juga sama orang baru dari berbagai kalangan, berbagai kota, pun berbagai latar belakang. 

Keempat, acara ini menyuguhkan materi-materi tentang hijrah yang isinya daging semua! Ya, gimana gak keren, pembicaranya juga ma shaa Allah banget. Aku seneng banget deh kalo acara2 kayak gini, jadi bisa nulis resume kajian banyakkkk. 

Kelima, ketemu temen lama. Ini salah satu bonusnya. Aku ketemu beberapa temen MAN; ada yang jadi peserta, jadi panitia, bahkan jadi bintang tamunya. Kereeen! Seneng melihat temen lama yang ternyata makin sukses dan luar biasa.

Aaaah rasanya masih banyak sih keseruan hari ini. Tapi, aku ngantuk dan pegel banget karena acara ini menguras waktu dan energi dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore tadi sampe rumah eheh.

Intinya:
Jangan pernah bosan untuk belajar.
Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu akhirat. 
Perbanyak circle orang2 baik.
Sering-seringlah datang ke majelis ilmu.

Semangaat


Kata orang, sebelum kita akhirnya memutuskan untuk menerima orang lain dalam kehidupan kita, salah satu PR utama yang harus kita lakukan adalah merapikan diri. Jangankan menerimanya, bertemunya dalam waktu singkat juga perlu persiapa, bukan?

Kalau secara yang dzahir, mungkin kita perlu terlihat maksimal dengan senyum yang menawan, tubuh yang bersih dan wangi, pakaian yang terbaik, dsb. Begitupun dengan segala sesuatu yang tidak dzahir (tidak terlihat), tentu banyak hal yang harus kita benahi juga; seperti persiapan, mental, dan juga hati.

Aku menyadari bahwa persiapanku selama ini sudah cukup panjang. Aku memulainya sejak masih di bangku sekolah. Sempat terjatuh dalam lubang hitam membuatku banyak belajar untuk bangkit kembali kepada jalan Allah. Sebab, yang membuat kita sulit bukanlah bagaimana kita berada di jalan-Nya, tetapi bagaimana istiqomah selalu di sana.

Jika bagiku persiapan itu sudah cukup lama, mungkin bagi Allah semua belumlah cukup. Kata siap tentu gak akan bisa kita dapat sampai kapanpun. Tetapi, kita semua harus yakin bahwa akan ada titik di mana persiapan itu terasa siap, meski sebenarnya tidak benar-benar siap.

Tapi kalau dipikir-pikir, persiapanku tidak ada apa-apanya. Aku masih saja santai dan pasrah. Sementara, orang lain sudah melesat jauh di depan sana, meski usahanya dalam merapikan diri nyatanya tak terlihat di permukaan bumi. Betapa hebatnya mereka yang bisa menyembunyikan prosesnya, tetapi tidak berhenti berusaha menuju ke arah yang baik.

Usia-usia sepertiku kini adalah saat yang ramai dengan kisah percintaan remaja menuju dewasa: lamaran, tunangan, bahkan ada yang sudah punya anak. Kalau menilik kepada diriku sendiri, heeeyy.... Rasanya masih sangat jauh daripada itu. Aku bahkan gak tau bagaimana caranya menemukan kenalan lawan jenis yang baru, setelah sekian lama tidak pernah lagi punya teman lawan jenis.

Aku sempat meragu, bahwa sepertinya aku tidak bisa menggapai mimpiku untuk menikah di usia muda. Tapi, aku punya Allah yang serbai bisa. Kun fayakun. Aku percaya apa yang gak kita percaya pun bisa terjadi atas izin Allah. Aku cuma berharap waktu itu adalah waktu yang tepat ketika nanti aku bisa bertemu dengan pujaan hatiku.

Ya, tugas kita hanyalah merapikan diri terus menerus. Gak usah ngerasa cukup. Karena dalam belajar dan berproses, kita tidak kenal kalimat itu. Allah pasti tahu bagaimana usaha kita selama ini, sehingga yakinlah bahwa suatu saat nanti akan ada balasan dari buah kesabaran yang selama ini kita tanam.

Jazakumullah khair. Semoga celotehan ini bermanfaat walaupun dikit.

Aamiin.



Hai, selamat datang lagi di curhatan aku tentang seseorang yang namanya ada di judul wkwk. Maaf kalau lebay, tapi seneng aja deh ketika ada sesuatu yang aku rasain ini bisa dapat insight luar biasa dari Allah ke pikiran aku. Jadi, rasanya sayang kalau gak aku luapin dan sharing ke kalian yang baca postingan ini. 

Berkaitan dengan Boim—nama panggilan orang di judul ini—mungkin gak tau juga sampai kapan mau ceritain tentang dia. Kalau postingan ini udah sampai part 5, artinya udah akut banget sih ini ngefansnya wkwk. Kayak for the first time aja sih ngefans sama orang sampai segininya. Biasanya b aja. 

Tapi jujur, kalau kalian baca soal cerita yang keempat atau ketiga gitu, aku udah mulai biasa aja sebenernya sama Boim. Gak sampe ngikutin lagi kesehariannya, gak sampe bener2 cari perhatian lagi ke dia sesering dulu, pokoknya ya udah b aja. Tapi, cerita kali ini bikin perasaan aku menggebu2 lagi karena ada acara Islamic Book Fair 2022 di Jakarta Convention Center, yang mana salah satu harinya tuh Boim dateng ke sana. 

Singkat cerita, aku ini sekarang kerja di sebuah clothing brand milik Dena Haura. Nah, mau gak mau kan aku jadi sedikit tau ya tentang kehidupan selebgram. Dan di sinilah aku mulai tau, kalau Bang Hawariyyun (suaminya Dena Haura) kenal nih sama Boim. Ya, temen kenal temen gitu lah. Tapi, aku juga b aja sih pas denger kabar ini. Belum ngerasa gimana-gimana. 

Pokoknya habis itu, datanglah nih kabar Islamic Book Fair (IBF) bakal hadir lagi di Jakarta dan brand tempatku kerja ini bakal buka booth di sana. Kepo dong akhirnya bakal ada apa aja. Aku jadi nyari tahu gitu, eh pas di tengah-tengah kekepoanku, aku dapat info dari story instagramnya bahwa Boim juga bakal dateng di hari kedua IBF. Seneng gak tuhhhh?

Dari situ heboh deh, aku mulai cerita ke teman kantor dan berharap bisa dateng ke IBF di hari yang sama. Karena beberapa hari belakangan itu diomongin terus, ya balik deh tuh rasa kagumnya lagi ke boim. Wkwk. Berharap ketemu lah, berharap di notice lah, berharap ini dan itu pokoknya. Tapi, Qadarullah, emang di hari kedatangan Boim itu masih bertepatan sama hari kerja, jadi aku dan temen2 kantor tetep gabisa dateng. Yaudah deh, akhirnya aku cuma bisa halu-haluan.

Kebetulannya lagi, hari itu juga kita lagi sharing session di kantor sama Kak Dena dan Bang Hawa. Eh, kabar itu kedengeran deh sampe mereka. Wkwkwk. Alias, sepasang suami istri itu jadi tau kalau aku ngefans sama boim. Tapi, tau gak apa yang mereka katakan ke aku?

Bang hawa, "Jangan ngefans sama manusia, nanti kecewa." 
Kak Dena, "Iya, aku aja gak ngefans sama bang hawa eh tiba-tiba jodoh." 

Wkwk, lucu sih dengernya. Tapi pas dipikir-pikir, ternyata deep banget. Aku jadi mikir, "Iya ya, kenapa sih aku sebegininya banget? Padahal Boimnya aja belum tentu peduli sama aku. Kenal juga enggak." Seketika aku sedih dengernya, tapi tertampar juga karena omongan Kak Dena dan Bang Hawa memang benar. 

Dari situ aku coba ikhlas. Kayak gak mau berlebihan lagi. Yaa... kayak tersadarkan gitu lah. Padahal ya emang sebelumnya aku udah mulai biasa lagi sama Boim, tiba-tiba aja begini lagi dan lebay lagi. Hehe.

Eh, Qadarullah, sorenya nih aku dapat kabar dari Kak Dena tentang Boim. Jadi, di hari Kamis itu ada salah satu orang yang jaga stand kita di IBF, ngejar-ngejar Boim dan foto bareng. Kak Dena sampai ngirim fotonya ke grup wkwkw. Sediiiiih banget asli pas liat. Aku refleks komen, "Yah, hari Sabtu gak bisa dateng lagi apa Boimnya?" Ya, ceritanya hari Sabtunya aku berencana ke IBF. 

Tanpa diduga, kak Dena tiba-tiba bilang dengan jawaban yang cukup mengagetkan. "Sabar ya, Ca. Gapapa, kan ada marwah yang harus kita jaga."

Yash, aku gak bisa berkutik pas baca komenan kak Dena. Bener sih. Bener banget. Aku udah tau bahwa seorang perempuan itu punya harga diri untuk dijaga. Ya mungkin sewajarnya aja gitu kalau ngefans, jangan sampe lebay mau minta foto atau apalah. Dan dari ucapan kak dena itu aku mulai sadar lagi. Hahaha. Ditampar berkali-kali gak tuh. Btw, makasih kak dena dan bang hawa! 

Entah ya apa yang Allah rencanain buat aku. Tapi, dengan ngefans sama Boim ini Allah seakan jaga aku biar gak berlebihan. Waktu itu aku dikasih insight keren banget lewat mimpi (ada di part 1 ceritanya). Terus, aku juga pernah dinotice Boim tapi dalam keadaan udah biasa aja, dan sekarang pas ngefans lagi dan berharap ini itu, aku dikasih peringatan langsung lewat dua orang yang udah kenal Boim. 

Aku ngerasa bersyukur sih, alhamdulillah. Allah tuh kayak kasih aku batasan tersendiri dalam melakukan sesuatu. Tapi, Allah juga gak meninggalkan harapan aku gitu aja. 

Bayangin ya, ketika dapet screenshootan oranglain foto sama Boim tuh rasanya nyesek. Tapi, besoknya entah kenapa Boim tuh ngefollow brand kak Dena ini yang mana akunnya juga dipegang aku. Jadi kayak noticenya masuk ke aku juga. Ini kayak dinotice secara gak langsung wkwkwkwk. Seneng banget pas liat notif ini, berasa aku yang difollow padahal bukan hahaa. Ni, fotonya di DP postingan ini ya. 

Dari cerita ini aku kayak dibuat sedih seketika, tapi diingetin lagi sama perkataan orang lain, ditegur secara gak langsung, tapi juga Allah hibur dengan notifikasi ini. Allah tuh seakan bilang ke aku, "Oke, kamu boleh ngefans kok. Ni, buktinya Aku kasih. Tapi, ya inget, gak boleh berlebihan, gak boleh berharap sama manusia, berharapnya sama Aku aja." Itu husnudzonnya aku ke Allah. 

Gatau ya ini baik apa enggak. Tapi pemikiran semacam ini yang selalu menghibur aku dan bikin aku lebih bersyukur, sih. Allah tuh ternyata baik banget. Banget. Banget. MasyaAllah tabaarakallah. 
____________

Dear, Boim.
Terima kasih sudah jadi inspirasi aku selama ini. Kalau ditanya kenapa suka sama Boim, bingung sih jawabnya apa. Aku juga gak tau kenapa spesifiknya bisa suka sama orang kayak Boim. Wkwkw. Aku juga gak tau ini perasaan kagum atau emang suka beneran. Tapi, ya aneh juga sih kalau suka beneran sama orang yang kenal sama aku aja enggak. Hehehe.

Tapi, aku minta maaf ya karena selama ngefans ini aku sering cari perhatian di DM ig atau twitter. Ya, namanya juga suka. Walaupun gak mungkin ya kayaknya kita buat saling kenal. Tapi, dinotice beberapa kali sama kamu aja udah Alhamdulillah. Makasih loh. 

Doain ya, biar perasaan ini bisa berkurang. Wkwk. Biar gak ganggu kamu lagi, biar gak rese lagi, biar gak bikin ilfeel lagi mungkin. Malu sih sebenernya kalau inget apa aja yang pernah diucapin demi dapet notice dari Boim. Namanya juga proses, orang juga pasti beda-beda kan ya dari waktu ke waktu hehe. Maaf kalau selama ini berlebihan. 

Berharapnya sih semoga selalu ada kebaikan di setiap apa yang kita lakukan. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dalam berdakwah, berkarya, berkarier, berkegiatan, atau berencana lainnya. Semoga dapat istri yang baik ya, biar aku gak sakit hati liatnya hahaha. 

Dah deh, itu aja yang mau ceritain. Semoga ada hal baik yang bisa diambil, ya! Byeeee~


Bismillah,

Malam Minggu ini alhamdulillah bisa rehat sejenak dari aktivitas apapun. Maklum, agak culture shock pas udah kerja. Padahal belum sebulan begini hehe. Sebenarnya malam ini galau sih dan bosen aja gatau kenapa, yaudah deh akhirnya aku mau cerita aja di sini.

Bicara soal kerjaan, aku mau cerita dikit ya. Kalau gamau baca gapapa, skip aja hehe. 

Tau gak sih, ternyata Allah tuh baik banget. Pernah denger gak ungkapan ini:
"Andai kita tau takdir apa yang Allah siapkan untuk kita, pasti kita gak bisa berhenti menangis karena terharua dengan takdir terbaik-Nya."

Ungkapannya gak persis kayak gitu sih, tapi intinya gitu kira-kira. Dan gak tau kenapa, aku percaya sama ungkapan itu. Apalagi pas sehabis kerja ini kali ya. Jadi mulai terbuka gitu satu per satu. 

Dulu, aku selalu bilang sama diriku sendiri tentang beberapa poin ini.

Pertama, aku ingin sekali dapat pekerjaan yang menyenangkan, sehingga aku bisa bahagia ketika bekerja. Pekerjaannya bisa kulakukan, tapi bebannya tidak terasa beban. Dulu mungkin harapan ini cuma terbesit tiba-tiba tanpa diaamiinkan kembali. Tapi nyatanya, Allah kabulkan ini kepada aku.

Kedua, dulu aku pengen banget bisa kerja yang kayak orang-orang kantoran. Pergi pagi, pulang sore, punya kantor sendiri. Tapi, di satu sisi juga aku tidak mau terlalu terikat dengan kerjaan itu. Soalnya  aku sadar diri kalau aku orangnya gak suka yang terlalu serius atau dikekang peraturan, tapi juga gak yang se-fleksibel itu juga sih. Daaaan, tau gak sih, hal itu sekarang dikabulin juga. Aku punya kantor, kerjanya office houra jam 8-17, tapi suasananya homey banget. Bener-bener seperti apa yang pernah kuminta.

Ketiga, aku pengen banget bisa bekerja yang punya rutinitas laptopan, karena aku juga bukan tipe yang bekerja lapangan. Maklum, aku kayaknya lebih ke anak rumahan yang jarang jalan-jalan. Jadi, kerjaan akan lebih efektif kalau dikerjain di tempat ternyaman: rumah. Tapi, di satu sisi aku juga orangnya bosenan. Rutinitas yang aku pengen juga diselingi sama aktivitas di luar zona nyaman. And then, sekarang aku merasakan itu juga. Aku terbiasa kerja depan laptop, tapi sesekali ada agenda di luar untuk kegiatan photoshoot produk. Luar biasa, sih. MasyaAllah. Jadi aku gak bosen2 amat. 

Keempat, aku pengen kerjanya nyaman gak ada cowoknya. Maklum, gak tau kenapa setelah ada satu kejadian di dalam hidupku, cowok seperti sesuatu yang asing lagi. Apalagi kalau harus setiap hari bertemu. Canggung rasanya kerja kalau ada cowoknya. Dulu, kukira ini gak mungkin ada. Ya... mana ada sih perusahaan yang gak ada cowoknya, pasti ada. Tapi, ternyata Allah kabulin juga. Aku bekerja di tempat yang memang gak ada cowoknya. MasyaAllah gak tuh. 

Kelima, aku pengen deh kerja yang gak cuma mentingin urusan dunia, tapi juga peduli tentang akhiratnya. Bagiku, bekerja itu hanyalah alat mencari ridho Allah, jadi urusan keuntungan dan uang itu hal belakangan. Dulu, mencari tempat kerja yang seperti itu rasanua gak mungkin. Kebanyakan sekarang pada berpandangan bahwa yang namanya bisnis tetaplah bisnis, yaitu untuk mencari keuntungan materi. Tapi, ternyata ada loh perusahaan yang visinya sama seperti aku, dan aku menemukannya sekarang. Seneng banget. Apalagi di sini difasilitasi untuk beribadah dan ikut kajian gitu, biar bekal ilmunya gak cuma dunia aja. MasyaAllah tabaarakallah. 

Sebenernya kayaknya masih banyak sih hal-hal yang lupa aku syukuri. Tapi masyaAllahnya, saking banyaknya nikmat, aku jadi lupa nikmat apa aja yang belum kusyukuri. Ternyata sebanyak itu. Allah tuh bakal kabulin kok apa apa yang baik untuk kita. Dan tugas kita sebenernya tinggal mau percaya atau engga, mau berusaha atau engga, mau berdoa atau engga. Itu aja. 

Dan masyaAllah deh pokoknya. Kerja selama 3 minggu ini sungguh sangat menakjubkan. Banyak hal baru yang kupelajari. Pokoknya seru. Semoga Allah mudahkan selalu. Aamiin. 

Makasih yaaa udah mau dengerin curhatan aku. Semoga sih ada hal baik yang bisa diambil ya. Terutama percaya bahwa Allah itu bakal kasih kita banyak kebaikan asal kita tetap berusaha dan tawakal.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates