Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Sesuai judulnya, Agustus rasanya menjadi waktu yang tepat untuk memulai sesuatu yang baru tanpa pikir panjang lagi. Bagaimana tidak, sudah berjalan 8 bulan, 2024 sebentar lagi akan berakhir tetapi target-target yang sudah tertulis masih jalan di tempat. Sudah seharusnya kita coba gapai satu per satu dan mulai menambah lagi kualitas diri dan juga segala hal yang membuntutinya.

Urusan pekerjaan, sudah beberapa kali aku mulai kembali melamar ke beberapa tempat. Dari yang awalnya masih sangat idealis--ingin yang seperti aku bayangkan--hingga coba-coba apply ke tempat-tempat apapun yang membuka lowongan--karena saking capeknya gak tau mau pilih yang mana.

Qadarullah, ada satu lowongan yang menurutku pas dengan kriteria yang kubutuhkan. Aku juga coba melamarnya dengan serius, disertai doa-doa dan harapan, dan juga kekhawatiran karena tidak merasa mumpuni berada di sana. Tapi, masyaAllah, justru lowongan ini yang akhirnya memilih aku.Ya, aku akan segera bekerja lagi di bulan Agustus ini. Alhamdulillah!

Rasanya campur aduk, senang karena sudah lama aku menantikan momen bekerja lagi. Khawatir karena merasa tidak cukup ilmu di posisi ini pas lihat job scopenya. Habis itu, kaget juga karena proses rekruitmentnya cukup cepat dan ringkas. Jadi, deg-degannya sih ada banget. 

Harapannya sederhana sih, semoga aja aku bisa berkembang di perusahan ini dan juga bisa turut membantu mengembangkan perusahaan ini. Ya, sama-sama bermanfaat aja deh ya. Bismillah.

Urusan percintaan yang gak kalah serunya untuk dibahas di bulan ini, adalah mengetahui satu fakta tentang orang yang terakhir kali aku suka dan membuat aku tambah yakin untuk mengakhiri perasaan ini dan memulai sesuatu yang baru. Gimana ceritanya? Dikit yaaa aku ceritain.

Singkatnya, sebenarnya aku gak pernah ada hubungan apa-apa sama orang ini. Kita pernah sama-sama terjebak aja sama friendzone dan itu pun gak lama, pun kita sama-sama tahu perasaan itu baru-baru ini. Sementara kedekatan itu sudah pernah terjadi sejak beberapa tahun lalu. 

Lucunya, baru beberapa hari lalu aku mengetahui satu fakta yang mengejutkan. Bahwa, ada salah satu alasan kenapa orang ini tidak ingin melanjutkan perasaannya kepada aku. Aku sudah tahu soal ini dan aku tidak mempermasalahkannya. Tapi, yang bikin lumayan kaget adalah ketika orang ini 'menyerahkan aku' kepada sahabatnya sendiri, disuruh lamar katanya. HAH, GIMANA GIMANA?

Iya, ceritanya ada satu momen di mana laki-laki ini bilang ke sahabatnya, "Lu udah siap nikah belum? Itu aja sama si Aca," kurang lebih gitu sih intinya. Hahaha, lucu gak sih? Dia yang suka ke aku, tapi karena dia tidak menyanggupi serius dalam waktu dekat, aku malah 'dikasih' ke temennya. Emangnya perasaan semudah itu, ya?

Yang anehnya lagi, sahabatnya yang ditawarkan ini tuh punya pacar. Lantas, hati wanita mana sih yang gak sakit hati pas pacarnya malah disuruh nikahin orang lain? Aku aja kalau jadi pacarnya ya sakit hati, pun dijadiin 'orang yang ditawarkan' aja sakitnya berasa sih hahaha.

Kadang aku gak habis pikir aja sama orang-orang yang pikirannya kayak gini. Biar apa deh? Sebenarnya, masalahnya kan udah selesai, kalau gak bisa melanjutkan perasaan, yaudah. Tinggalin. Dan kita udah benar-benar selesai, gak usah ada hubungan apa-apa lagi dan gak perlu menawarkan diri satu sama lain ke orang lain.

Apakah karena kasihan?

Apakah karena 'sayang nih, udah serius tapi dianggurin'"

Apapun alasannya, menurutku ini gak etis. Gak tau kenapa aku cukup sakit hati sih denger cerita ini. Wallahu'alam kebenarannya seperti itu atau emang ini cerita hasil mulut ke mulut yang gak tau kebenarannya. Tapi, aku memutuskan untuk tidak memperpanjangnya lagi. Gak mau bahas-bahas lagi juga. Terserah deh mau dipikir apa. Toh, belakangan ini juga aku dan dia udah sama-sama gak pernah ngobrol apapun.

Jadi, memang Agustus adalah waktu yang tepat sih untuk memulai yang baru. Lupain aja segala hal yang kemarin bikin kesal, sedih, bete, buang-buang waktu, dll. Waktunya mulai produktif lagi, membayar semua hal yang belum terbayar, hingga mencapai mimpi-mimpi yang harus dikejar. 

Semangat, Ca!


Di akhir Juli ini, aku mendengar beberapa kabar baik dari sahabat terdekat. Ya, seperti judulnya, aku bakalan ditinggal nikah. Rasanya campur aduk ya ternyata, senang karena pada akhirnya bisa melihat sahabat akan menempuh perjalanan selanjutnya di dalam kehidupan, yaitu menjadi seorang istri. Tapi, jujur sedih juga karena itu artinya dia akan ikut suaminya dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga barunya.

Sebenarnya, ini adalah satu part dalam kehidupan yang aku nantikan juga, karena dengan begitu artinya kita bisa sama-sama menghantarkan diri kepada sebuah pertumbuhan dalam hidup sahabat kita masing-masing. Kita menjadi saksi saat dia sekolah, kuliah, bahkan kisah baik dan buruk yang pernah dilaluinya. Pada akhirnya, semua itu terjawab dengan hadiah yang Allah kasih di umur 24-nya saat ini.

Tapi, gak bisa dipungkiri juga bahwa akna ada perasaan merasa ditinggalkan; bukan hanya soal fisiknya yang akan menjauh atau waktunya yang berangsur menghilang, tetapi juga tentang 'diri kita' yang merasa berjalan di belakangnya dan juga menanti waktu yang tepat sama seperti yang dia rasakan sekarang.

Ditambah lagi, kesedihan itu juga cukup aku rasakan karena sahabatku yang satu ini akan tinggal di kota yang berbeda. Ya, pasti akan jauh lebih susah lagi untuk bertemu. Itu artinya juga, secara gak sadar kita akan kehilangannya. Namun, doaku hanya satu, semoga dia dan suaminya, beserta keluarga barunya nanti bisa mendapatkan keberkahan dari Allah, kebahagiaan, dan juga keluarga yang dijadikan-Nya sakinah, mawaddah, wa rahmah. 

Tinggal beberapa bulan lagi waktu itu akan tiba. Ya, prepare, CA!

Oiya, gak cuma satu, ada lagi satu sahabatku dari SMA yang tiba-tiba taaruf sama orang. Bahkan, aku tahu betul bagaimana perjalanannya dia taaruf sama calonnya ini. Ia beberapa kali bertanya padaku yang padahal juga awam dan belum berhasil taaruf hahaha. Lucu sih, tapi aku ikut seneng dan bahagia ketika dilibatkan dia dalam prosesnya ini.

Kemarin, dia baru saja nadzor bersama calonnya. Aku seneng karena hasilnya cukup memuaskan, kedua belah pihak sama-sama punya visi yang sama. Namun, ada satu hal yang bikin sahabatku ini ragu, tapi semua itu sedang dicari jawabannya di istikharahnya dia. Semoga mendapatkan hasil terbaik dan sesuai dengan kenyamanan hati masing-masing, ya.

Tapi, ya itu, lagi-lagi sedih juga karena akan ditinggalkan sahabatku ini. Di mana yang biasanya kalau pengen ketemu, main, nyanyi-nyanyi bareng, kulineran bareng, tapi nanti udah gak semudah itu lagi. Bahkan aku juga gak tau ke depannya dia bakal tinggal di mana sama suaminya.

Walaupun belum final chapter, sahabatku yang satu ini memang sudah serius berproses sama orang. Jadi, mau dengan calon yang ini atau bukan, feeling-ku dia akan menikah dalam waktu dekat. Rasanya harus melepas itu sih yang berat, huhu.

Namanya juga kehidupan ya, bakal selalu ada yang datang dan pergi. Jadi, kita juga gak bisa menahan semua itu atau bahkan menolak takdir yang udah Allah kasih. Bismillah aja deh ya, semoga dua sahabatku ini bisa mendapat kebahagiaan yang Allah ridhoi. Salam sayang dari Aca yang gak pernah ungkapin rasa sayangnya ini ke kalian, hehe.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah, gais. Aamiinn...



Lagi-lagi, aku bertemu dengan seorang laki-laki yang menjelaskan keadaannya kala itu. Ia pernah menyukaiku dan berusaha untuk bisa menjalin sebuah komunikasi yang intens. Namun, laki-laki itu memutuskan untuk berhenti, karena ia tahu bagaimana personality seorang Aca yang membangun brandingnya menjadi seorang Aca yang "menjaga".

Menjaga di sini dalam arti luas. Dari pakaian, aku mungkin termasuk yang tertutup, sehingga terbranding sendiri sisi Aca yang gak pernah mau terbuka. Bahkan pakai celana atau kerudung yang pendek pun gak berani. Itu semua karena bermula dari kebiasaan, yang akhirnya jadi sebuah kelebihan sendiri menurutku. 

Dari isi instagram, aku menyadari bahwa cukup sering menonjolkan sisi interestku pada dunia keIslaman. Bukan karena sengaja menciptakan image 'alim, hanya saja dunia Islam menurutku gak bisa dinikmati sendirian keindahannya. Jadi, seringkali aku berbagi segala hal baik yang menurutku bisa menjadi reminder untuk aku pribadi, pun buat yang menikmati.

Dari interaksi pun, aku menyadari adanya sikap membatasi. Maksudnya di sini adalah, aku terbuka pada siapapun tapi tidak dengan laki-laki yang motifnya terlihat mencurigakan. Satu per satu dari mereka mungkin mulai mengerti, hingga mungkin ada juga yang gak paham dan akhirnya terkesan menyombongkan diri. Ah, ya, sudah biasa. 

Beberapa hal di atas menjadi alasan mengapa aku gak perlu heran sama laki-laki yang akhirnya mundur ketika mendekati. Padahal, apa yang terlihat tidak sebaik kelihatannya. Tapi, ya mau bagaimana lagi, image yang terbangun secara sengaja atau tidak mempengaruhi cara pandang seseorang kepada kita. 

Dulu, aku cukup insecure soal ini. Bahkan, banyak di antara mereka yang akhirnya gak berani mendekat karena rasa segannya kepada aku. Aku gak tau harus menjelaskan seperti apa lagi, tapi kalau kata Ali bin Abi Thalib kan, "Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu."

Iya, gak perlu. Karena orang yang cocok dan mau bertahan sama kita hanyalah mereka yang mengerti pakai hati. Bahkan ketika aku insecure karena orang-orang (khususnya laki-laki) aja gak ada yang mau deket, tapi temanku bilang "Orang yang menjauh duluan berarti memang bukan yang terbaik aja. Bukan berarti kita harus menurunkan standar atau kualitas diri biar mereka suka sama kita." 

Bener sih, mungkin emang belum cocok aja. Orang kayak aku pasti akan menemukan juga siapa yang bisa menerima apa adanya tanpa embel-embel apapun. Semua cuma bisa menunggu waktu terbaik yang Allah berikan. 

Tetap bersinar, ya, Ca! Gak boleh sedih, gak boleh lengah, tetap jadi Aca yang baik dan cerita kalo kata orang mah hehehe. I love you, Ca ♥️


Hai, apa kabar? Kadang kangen deh bisa nulis lagi kayak dulu. Hahaa, maaf yaa jadinya gak sesering dulu lagi nulis di Blog. Tapi, inshaaAllah sesibuk apapun pengen tetap meluangkan waktu untuk menulis momen-momen bahagia. 

Postingan kali ini aku dedikasikan untuk kamu, Aca.

Tentang qurban tahun ini, adalah pertama bagi kamu melakukannya. Kamu cukup buatku bangga karena telah menghempaskan egomu yang mungkin sulit untuk dilepaskan itu. Ya, terlebih kondisi kamu saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun kamu sudah bekerja, tahun lalu rasanya berat sekali untukmu melepas uang yang hanya beberapa juta itu. Gaji pertamamu sepertinya tak rela kamu habiskan untuk qurban, karena memang tabunganmu juga belum cukup untuk menunjang hal lain jika uangnya kamu habiskan di sana.

Tapi, bukankah itu hakikat dari berqurban? Merelakan apa yang kita cintai, ikhlas membantu sesama dan beribadah kepada Allah, sehingga Allah datangkan kembali rezeki yang lainnya kepada kamu. Tapi, rasanya tahun lalu masih bergitu berat ya?

Bagaimana tidak, Juli tahun lalu kamu baru pertama kali mendapat gaji pertamamu. Kamu sama sekali tidak ada uang lebih selain menghidupi dirimu sendiri. Gaji yang jumlahnya tak seberapa itu hanya bisa kamu sisihkan separuhnya, yang mana separuhnya saja tidak cukup untuk berqurban. Kamu benar-benar berfikir keras saat itu, bimbang, galau.

Bahkan, kamu sempat "mengorek" tabunganmu--siapa tau ada yang tersisa--untuk bisa berqurban. Ternyata, jumlahnya mencukupi persyaratan! Kamu beberapa kali menanyakan kapan terakhir daftar qurban kepada panitia, tapi entah mengapa saat itu hatimu tak bisa dibohongi: kamu belum siap. Qadarullah, saat bertanya itu juga pendaftaran Qurban sudah ditutup. Kayaknya emang belum waktunya.

Hingga akhirnya, kamu mengurungkan niat. Dan rasanya malah lega, karena "Alhamdulillah, uangnya gak jadi kepake." Senyum kamu tipis kala itu. Parah sih, padahal itu untuk ibadah tapi begitu sulit kehilangan harta yang sedikit dan merasa khawatir tidak ada rezeki. Loh, padahal kan Allah maha kaya?

Ya begitulah di tahun lalu, memang belum sesiap itu. Hingga akhirnya Allah menyiapkan hatimu untuk berqurban di tahun ini. Dengan tabungan yang memang udah disisihkan dari gaji-gajimu sebelumnya, dari jauh-jauh hari pun kamu sudah bilang ke panitia qurban untuk daftar patungan sapi. 

Qadarullahnya, tahun ini juga pekerjaanmu terhenti. Ya, sebelum Idulfitri kemarin aku mendapatkan kabar yang membawaku ke takdir baru. Tiba-tiba saja di cut off dan akhirnya gak kerja lagi sekarang. Tapi, untungnya kamu sudah mempersiapkan itu, ya, Ca?

Kalau dipikir-pikir, kayaknya sayang juga kalau qurban tahun ini, ya? Kamu juga sudah mulai kuliah dan harus menyiapkan tabunganmu untuk beberapa bulan ke depan; bayar kuliah, kehidupan sehari-hari, dll, sampai kamu mendapatkan pekerjaan baru.

Rasanya sulit juga melepas rasa ikhlas ini. Tapi, gak mungkin ya kamu mengurungkan niatmu tahun ini. Kamu kayaknya sudah lebih prepare deh dan gak ada alasan untuk gak qurban. Bukankah Nabi Ibrahim AS aja mampu mengorbankan anak kesayangannya Ismail atas panggilan dan perintah Allah? Lah, ini kamu, manusia biasa yang cuma mengorbankan harta, masa gak sanggup?

Akhirnya kamu memberanikan diri. Menulis namamu di kertas pendaftaran qurban bukan lagi sebagai anggota keluarga dari ayahmu, tapi atas nama dirimu sendiri yang di akhiri binti nama ayahmu. Ah, aku bangga padamu, Ca!

Begitulah hakikat berqurban, ya, gais. Susah banget emang melepas sesuatu yang kita cintai. Tapi, memang itulah cara Allah mengajarkan kita bahwa yang kita cintai ini gak akan selamanya bersama kita. Allah juga mau kita belajar bahwa Allah akan menguji hamba-Nya dengan sesuatu yang dia cintai, makanya kita gak boleh terlalu cinta kepada sesuatu yang sifatnya duniawi saja. Oke?

Ya.. bismillah deh ya. Semoga ini adalah langkah awal kamu untuk bisa terus berqurban, ya, Ca. Jangan lupa juga kamu bersyukur, meminta diberikan panjang umur, dan juga memohon ampun kepada Allah atas segala hal tentang dirimu. Oiya, bilang makasih juga sam vlog Irfan Hakim yang setiap tahunnya bikin vlog dokumenter tentang hewan qurbannya yang sedikit banyak bikin kamu terinspirasi untuk qurban meskipun belum bisa sampai ngerawat hewan qurbannya sendiri hehe.

Yuk, semangat berqurban lagi di tahun depan, gais!


Bismillah, kali ini mau bikin surat terbuka untuk Nabila Taqiyyah, runner up Indonesian Idol Seasons XII. Iseng aja sih sebenernya, sama pengen ungkapin dikit sesuatu yang ada di hati dan pikiran tentang Nabila hehe. Enjoy! Semoga Nabila gak liat ini hahaha.

Dear, Nabila Taqiyyah.
Kenalin, aku gadis yang baru aja menginjak 24 tahun dan ngefans sama kamu, gadis usia 17 tahun. Hahaha. Entah apa yang membawa aku ngikutin Indonesian Idol tahun ini, yang jelas dari awal aku ngeliat kamu audisi, aku udah nandain kamu karena kamu berhijab. 

Pas kamu kenalin diri, wah.. aku langsung makin suka! Ya, entah kenapa juga aku suka banget sama Aceh, walaupun aku gak punya keluarga di sana. Rasanya keindahan alam dan Islam yang kental di sana menjadi salah dua alasannya mengapa aku suka Aceh. 

Gadis Aceh seperti kamu kulihat waktu itu sangatlah lugu. Tapi, dari pertama kamu nyanyi di depan judges, aku bener-bener suka suara kamu. Kayaknya apapun yang kamu nyanyikan tuh maknanya sampe ke hati yang denger. Kayak kata bunda Maya di komentar penampilan kamu pas udah di panggung, ya? Hahaha aku setuju itu. 

Nab, tau gak sih, saking sukanya aku ke kamu, aku sampe ngikutin semua hal tentang kamu di medsos. Gak sampe followin semua sih, karena tanpa difollow pun semuanya muncul tentang idol. Dan aku menikmati itu selama idol berlangsung, terlebih soal kamu, panal, dan juga panaroma. Hehehe. Tapi, tenang, aku bukan fans garis keras kok, biasa aja.
 
Oiya, katanya, ini memang cita-cita kamu ya sejak dulu yang kepengen jadi artis? Hahah, keren deh, sekarang kesampean, Nab. Aku terharu loh setiap liat vt kamu, perjuangan kamu, terus liat story kamu yang udah perform di mana-mana dan penontonnya banyak banget. Aku suka nangis tiba-tiba liatnya, padahal bukan siapa-siapa kamu hahaha. Aku tuh berasa ngerasain juga perjuangan kamu, keberanian kamu pindah ke JKT, sampe abi kamu berhenti bekerja demi jagain kamu, dan kamu buktiin itu semua di titik sekarang.

MashaaAllah ya Nab, akhirnya itu semua kecapai. Lihat, banyak banget yang sayang sama kamu, termasuk aku hehehe. Aku gak nyangka juga loh kamu bisa sampe jadi runner up, aku bahkan sempet ngerasa masih banyak kontestan lain yang suaranya lebih bagus, mateng, tekniknya jago, dll. Tapi, entah kenapa kamu mau juara apa engga, aku udah suka sama kamu, ngefans, dan gak peduli mau juara berapa.

Tapi ternyata hal itu yang bikin orang mau vote kamu dan nganterin kamu jadi juara 2. MashaaAllah yaa gak nyangka? Mereka sayang sama kamu karena kamu sebaik itu sih, aku yakin. Setiap ngeliat kamu tuh auranya beda aja. Gak heran lagi kenapa orang yang gak kenal sampe sesayang itu. Oiya, sampe Tante Fanny Bauty ngefans juga ya sama kamu? Hahaa.


Keren! Ini salah satu yang aku iri dari kamu. Di usia ke 17, udah bisa sekeren ini dan disayangin sama The Sungkar Family hahaha. Jujur, aku fans berat mereka. Pas kamu masuk vlog dan podcast mereka, duuh, aku seneng banget, Nab. Beneran deh. Aku kayak punya cita-cita yang diwakilin sama kamu, yaitu ketemu The Sungkar wkwkw. (Maaf alay dikit) Mereka tuh keluarga lucu dan baik, gatau kenapa aku suka banget. Aku juga agak iri nih pas kamu main ke tempat mereka hahaa.

Tapi gapapa, mungkin rezeki aku cuma bisa liat orang lain bahagia. Itu juga cukup bikin aku bahagia kok, Nab. Itu artinya kamu bisa memperluas pengetahuan kamu, pertemanan kamu, kolega kamu, dan kamu bisa belajar dari mereka-mereka yang udah sukses duluan. 

Dear, Nabila Taqiyyah anaknya babeh Roni, mami Salma, dan teman sharingnya Paul. 
Di dunia entertain, banyak yang bilang adalah dunia yang cukup berisiko buat mereka yang imannya gak kuat. Banyak sekali hal yang akan bersinggungan dan harus bisa sekuat tenaga bertahan dengan prinsip yang ada. Kedengerannya gak mudah, apalagi buat anak seusia kamu.

Jadi, pesanku, semoga kamu selalu pegang teguh prinsipmu, ya. Kamu dibesarkan oleh dua manusia luar biasa, abi dan mamah kamu. Yang juga lingkungan baik dan penuh dengan kehangatan. Apapun yang terjadi, jangan pernah meninggalkan Allah, ya, Nab. Jaga juga keluargamu, harga dirimu, nama baikmu, serta agamamu. 

Tetap jadi Nabila si bocil chinda yang baik, ya, Nab. Aku tau ini masih awal, awal kamu berkarier dan meraih mimpi kamu selanjutnya. Aku doain yang terbaik pokoknya buat kamu, ya. Semoga kamu sukses, bahagia, sehat selalu, dan juga selalu dalam lindungan Allah Swt. 

Salam kenal, Nabila.
Dari aku yang bukan siapa-siapa. Hehehe.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates