Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Di penghujung November ini ternyata harus pecah dengan tangis all day di kamis yang harusnya manis. Eh, malah berubah jadi kamis nangis wkwk. 

Rasanya luar biasa ya menahan sakit dan memaksakan diri untuk terlihat "biasa" dan "bisa" di hadapan orang. Tapi, ternyata tubuh ini sendiri yang kasih lihat respon gak enaknya. Ketahan, sesak di dada, kemudian nangis. Hahaha.

Hari ini aku ngerasa usahaku kayaknya belum tepat. Menjadi talent dan harus bisa kembali tampil adalah satu hal yang sangat berat ternyata untuk seorang Aca di masa sekarang. Rasanya pengen semua orang tau biar mereka ngerti betapa susahnya bisa 'kembali' menjadi Aca yang dulu.

Tapi, entah kenapa aku berpikir bahwa sekarang ini Allah lagi jagain aku. Sepertinya trauma yang aku punya sampai saat ini adalah bentuk cintanya Allah karena ingin melindungi aku dari hal-hal yang berbau duniawi: pujian, cacian, rasa bangga pada diri, sombong, dan lain sebagainya.

Syukurnya, pikiranku masih bisa husnudzon dan menikmati hal-hal positif itu. Tapi, di sisi yang lain, aku juga bingung gimana caranya untuk bisa menghentikan semua ini, semua yang tidak bisa kulakukan lagi dan semua hal yang sudah mulai tidak aku sukai ini.

Entahlah, aku gak tau rencana Allah apalagi.Tapi, itu pasti terbaik kan?

Capek banget untuk hari ini, ternyata begini ya rasanya menahan dan memendam sendirian. Tapi, apalah daya pula kita manusia gak bisa membuat semua orang mengerti kita. Sebab, keterbatasan manusia hanya bisa saling berusaha memahami dan bahkan tidak mengerti sama sekali.

Bismillah ya ca.

Apapun yang terjadi, pasti Allah mudahkan jalannya dan berikan jalan keluar yang terbaik. SEMANGAT!

Haish, hari ini tertampar lagi. Tiba-tiba diingetin sama Allah tentang berharap sama manusia.

Belakangan ini aku tiba-tiba berharap lagi sama seseorang di masa lalu. Padahal cuma gara-gara satu chat yang akhirnya tayang lagi di layar handphone kita masing-masing, meskipun bahasannya penting dan singkat. Gak ada yang perlu dibaperin sebenernya.

Terus, sejak itu aku malah seneng dan berharap lagi. Berharap percakapan itu bisa panjang, bisa ada bahasan terus, bisa bales-balesan terus, tapi pada akhirnya enggak demikian.

Padahal, sebelum ada percakapan ini lagi, aku begitu damai dengan perasaan tanpa harap-harap yang kubuat. Aku fokus pada upgrade diri dan terus berusaha mencari ridho Allah. Thats it. Gak pernah kepikiran ngelakuin sesuatu karena manusia.

Tapi, belakangan ini niatnya melenceng lagi. Dikit-dikit kepikiran satu orang, yang akhirnya bikin semua amalan agak berantakan karena ngarepnya sama manusia. Ah, sedih banget kalau punya ekspektasi lebih sama manusia. Jadi nunggu-nungguin balasan, nunggu kapan dia chat lagi, nunggu kapan hasilnya itu tiba.

Gak enak banget dihantui rasa kayak gini lagi, tapi juga sebenernya mau berusaha untuk 'menjemput'. Tapi, kayaknya salah deh kalau berharapnya dengan cara kayak gini.

Bismillah deh yuk, kita lurusin niat lagi.

Jangan berharap sama manusia. Ayo kita mulai lagi perbaiki diri, upgrade value diri, dan terus mengharap ridho Allah supaya siapapun yang Allah tetapkan sebagai perantara kebaikan maka kita bisa menerimanya dengan lapang dada.

Semangat.

Sejatinya amalan yang kita lakukan akan berlaku di hadapan Allah apabila kita melakukannya dengan ikhlas karena takut kepada Allah, karena mengharap pahala, dan demi mengharap ridho Allah.

Hasbunallah wa nikmal wakiil.

Dia adalah si nomor urut 41. Saat itu, kehadirannya selalu telat. Bahkan beberapa kali dihukum untuk berbicara di depan kelas untuk menceritakan kesalahannya. Dengan penuh tanggung jawab, dia menjalaninya meski sesekali menutup wajahnya untuk difoto.

Dia adalah seseorang yang telah menyelamatkanku. Meski nomor urutnya 41, tapi saat itu dia menjadi manusia nomor 1 yang membawaku kembali pada rumah yang kuimpikan. Rumah yang sudah lama kutinggal, sedikit berdebu, dan juga jauh dari kata keramaian.

Dia adalah seseorang yang menungguku di depan pintu, memberikan buku yang isinya penuh ilmu, yang dibelinya bundling dua agar bisa mendapatkan bonus, katanya.

Dia adalah orang yang menyebut namaku dalam video itu, yang membuatku tersenyum di hadapan banyak orang, seraya malu juga terbesit diwajahku saat itu.

Dia adalah orang yang berdiri di sampingku, di sore hari yang hampir gelap, sehabis acara itu selesai. Kalau tidak ada hari itu, mungkin kita tidak akan pernah memiliki foto bersama meski bersama-sama. 

Dia adalah orang yang mengirimiku video dan foto tentang kucing. Katanya, aku mirip dengan kucing-kucing yang dikirimnya. 

Dia adalah seseorang yang mengingatkanku tentang pentingnya menjaga diri. Sebab, tak selamanya yang terbungkus rapi itu bisa selamat. Maka hanya dekat kepada Allah lah caranya kita untuk bisa meminta pertolongan.

Dia adalah manusia yang suaranya kutunggu di speaker sekolah. Meski tidak tiap hari, tapi jadwalnya selalu kutunggu. Alunan bacaan Al Quran yang diperdengarkannya tiap itu selalu membuat hariku lebih baik. 

Dia adalah seseorang yang juga seringkali hadir di sekolah, melantunkan ayat-ayat-Nya, dan kemudian banyak sorak-sorak wanita lain yang diam-diam memotret dan berbincang tentangnya. Dan, di saat itulah aku merasakan cemburu dan bangga di waktu yang sama.

Dia adalah seseorang yang ketika dihubungi wanita lain, dia memberitahukanku terlebih dahulu. Alih-alih tak ingin buatku khawatir atau berburuk sangka padanya.

Dia adalah salah satu--atau bahkan satu-satunya--orang lain yang selalu kudoakan kebaikan padanya atas dasar terima kasihku karena Allah telah mempertemukanku padanya kala itu. 

Takdir memang tak ada yang tahu. Ucapan kali ini hanya sekadar memanggil memori masa lalu tentang seseorang yang kehadirannya amat berkesan bagiku. 

Menilik lagi foto lama ternyata membuat rinduku bukannya mereda, malah semakin membara. Rasanya tak ada lagi yang bisa kulakukan selain melihatnya dari foto kemudian memanjatkan doa seraya berkata, "YaRabb, berikanlah kebahagiaan kepadanya."

Untuk saat ini, harapanku tak mau terlalu besar lagi selain doa yang kupanjatkan di atas. Semoga kebahagiaan, kesehatan, dan keberkahan selalu menyelimutinya dan Allah selalu melindunginya dan keluarganya. Aamiin.

Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi, ya.


Belakangan ini mood berantakan banget. Rasanya kayak diancurin berkali-kali sama orang yang sama di setiap harinya. 

Pikirku akan terbiasa; pura-pura gak apa apa, gak melihat ketidaknyamanan itu, gak kedistract juga sama apapun yang dilakukan orang ini.

Tapi, nyatanya gak segampang itu. Semenghindar apapun aku tetap gak bisa. Ngeliat lagi atau berurusan lagi secara langsung ataupun enggak. 

Ah, hati kayaknya udah mulai kotor nih. Nerima dirinya aja udah gak mau. Astaghfirullah. Tapi, kalau masih belum pecah tangisnya kayaknya dada ini bakal penuh juga. 

Susah ya menerima keadaan kalau ada orang yang gak suka sama kamu. Sebenarnya aku fine fine aja kalau emang gitu, karena pada dasarnya emang kita gak akan disukai sama banyak orang. 

Tapi, yang bikin tambah gak enaknya adalah sekarang aku benar-benar seperti asing. Dianggap ada pun engga, setelah tampaknya tak ada lagi valur yang bisa diambilnya dariku. 

Apakah boleh manusia sejahat ini?

Keselnya bukan karena gak ditemeninnya lagi sih, tapi rasa sakit hati aja ketika tau bahwa tujuan dia baik selama ini karema sebuah agenda tertentu. It's not fair.

But, isokay. Aku gapapa. Cuma berusaha menerima aja untuk sekarang dan berusaha gak peduli sama omongan dia soal apapun itu. Tapi, menurutku akhlaknya ada yang kurang sih.

Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha dalam membahagiakan orang tua, selamat atas hari-hari yang dikorbankan jauh dari keluarga, selamat atas segala hal yang sudah diperjuangkan selama ini. 

Hari ini, aku turut menyaksikan. Berkat link yang ditulismu di status sore ini, aku jadi bisa melihatnya. Walaupun sedikit usaha lebih keras untuk menemukanmu beberapa detik di layar sana. Ditambah lagi ketidakpahamanku dari bahasanya. Hahaha, aku benar-benar mencarimu satu per satu, detik demi detik durasi di siaran langsung tadi. 

Pikirku, hari ini tulisanku khusus untukmu. Seraya ingin mengucapkan tapi aku tak mampu, sembari ingin menyampaikan sesuatu yang lama ingin kuberitahu. Dengan tulisan ini, semoga tulisanku sampai padamu. 

Dengan segala hormat dan sangat hati-hati, aku ikut berbahagia bisa melihat perjuanganmu menyelesaikan kuliahmu. Aku tahu, ini yang sudah lama kamu cita-citakan kan? Ada banyak hal yang sudah kamu korbankan demi ilmu mulia yang ingin kamu dapatkan, terlebih soal momen-momen haru, sedih, dan juga bahagia dari keluarga tercinta.

Mungkin kamu melewatkan momen itu, tidak menyaksikan kakanda memadu kasihnya, pun tidak mengantarkan ayah kepada tempat peristirahatan terakhirnya. Namun, perjuanganmu ini pasti takkan sia-sia. Sebab di sana, ayahmu pasti saat ini sedang berbangga. Pun seluruh anggota keluarga di Indonesia yang juga sedang menangis haru dan berbahagia atas kelulusan ini. 

Hey, kau tau, aku juga ingin mengungkapkan bahwa sejak pertama kali kita bertemu di sekolah itu, aku amat sangat berterima kasih karena sudah datang di waktu yang tepat. Karena beberapa waktu sebelumnya, hidupku amat sangat berantakan, hidupku hancur, amarahku sempat membludak, aku seperti sedang tak berada pada jiwaku sendiri. 

Sebelum kedatanganmu, aku begitu lelah dengan segala musibah dan ujian yang menimpaku kala itu. Pikirku, jarak yang terlalu jauh kuciptakan kepada Allah itu sudah sangat keterlaluan. Itulah mengapa banyak ujian yang Allah kasih untuk menegurku. 

Sampai suatu ketika, aku memohon doa pada-Nya untuk menerima segala taubatku dan mengampuni dosa-dosaku, seraya bilang pada-Nya, "YaRabb, buat aku kembali padamu entah dengan cara apapun yang Engkau ridhoi."

Kemudian, tak lama setelah itu, dirimu hadir di hidupku. Datang sebagai orang baru di sekolah kita waktu itu. Perbincangan, pertemuan, dan kesempatan yang tercipta saat itu adalah cara Allah mengajakku untuk kembali, yaitu melalui kamu seorang hamba yang Allah ridhoi untuk membawaku mendekat kepada Allah. Lalu, tak berselang lama, aku sudah lebih baik dengan jiwaku dan kamu pergi begitu saja ke negeri yang saat ini jadi saksi pendidikanmu.

Hey, aku berterima kasih ya atas hal itu? Atas semua hal baik yang kamu bawa meskipun hanya sesaat. Setidaknya, aku diajakmu kembali kepada Allah. Waktu yang tepat itu diselamatkan oleh orang yang tepat sepertimu. Mungkin kalau tanpamu, aku bisa jadi masih tersesat dalam beberapa waktu yang entah kapan selesainya.

Intinya, apapun yang sedang diperjuangkan semoga Allah mudahkan, ya. Selamat sekali lagi atas kelulusanmu. Bismillah, semoga dimudahkan juga apapun yang ingin dicapai. Semoga kita diistiqomahkan selalu dalam penjagaan-Nya dan juga kebaikan-Nya. Sukses, ya. 

Salam,
Bogor 21.18 wib.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates