Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja padahal hatinya meringis.

Semenjak hari itu, rasa percayaku hilang. Padahal sebelumnya aku benar-benar percaya sepenuhnya. Ak sempat berdoa untuk mendapatkan yang sepertinya. Aku meminta dengan versi yang sebaik-baiknya.

Semenjak hari itu, tangisku pecah setelah sekian lama aku tidak merasa sedih. Aku selalu merasa aman, aku selalu merasa bahagia, bahkan seperti tidak ada apa-apa. 

Semenjak hari itu, hatiku benar-benar patah. Seakan tidak ada lagi laki-laki yang bisa kupercaya sepenuhnya. Dari sekian banyak luka, ternyata bukannya sembuh malah dirobek lagi selebar-lebarnya. 

Semenjak hari itu, aku merasa tidak ada tempat yang sebenar-benarnya pulang. Semua hal di dunia ini tidak bisa kita harapkan. Termasuk rumah yang kini kita pijak dan kita percaya.

Semenjak hari itu, aku merasa sangat bodoh telah mengetahui belakangan. Tidak mampu mencegah, tidak mampu menghadang sebelum terjadi. Aku menjadi seburuk-buruknya manusia. Aku payah.

Semenjak hari itu, tangki air mataku terkuras sejadi-jadinya. Dadaku sesak, tapi aku tidak punya seseorang untuk memelukku demi menguatkan. Guling di atas kasur menjadi satu-satunya teman.

Semenjak hari itu, percakapan kami mulai berubah. Hening dan seperlunya. Jika sebelumnya ada saja bahasan dan pelajaran, tapi kali ini aku merasa sendirian. Tidak ada teman diskusi, tidak lagi ada cerita panjang lebar.

Semenjak hari itu, aku hancur. Bahkan dalam perjalananku ke kantor, aku seperti tidak bersama jiwaku. Tiba-tiba merasa sampai, tiba-tiba merasa pulang. Gak ada gairah apapun. Tatapanku ke kaca kereta menjadi saksi bisu belakangan ini.

Semenjak hari itu, rasanya aku ingin pergi. Tapi, sayangnya, kita gak boleh menjadikannya sebagai alasan. Sebab, seburuk-buruknya, tanggung jawabku masih di sana.

Semenjak hari itu, kapal yang kukira pecah dahulu sekarang benar-benar pecah. Bahkan, rasanya mustahil untuk kembali diperbaiki. Entahlah, aku cuma bisa menaikinya dengan kekhawatiran.

Semenjak hari itu, aku pertama kali mendengar "Kalau ada apa-apa, lu bisa hubungi gua." Yang gak pernah terlintas di pikiranku hal ini bakal terjadi. Dan, itu terjadi di depan mata.

Semenjak hari itu, aku semakin banyak berdoa. Semoga kelak aku mendapatkan buah dari kesabaran yang selama ini Allah tanam di dalam perjalanan hidupku. Begitupun pada yang lainnya.

Semenjak hari itu, aku mengerti betapa pentingnya menjadikan diri sendiri itu kuat--dengan iman, ketakwaan, kebahagiaan, dan kepercayaan diri--bahwa semuanya akan dijalankan seorang diri.

Foto-foto itu ternyata tidak ada artinya, tidak mengulang masa lalu, tidak juga mengembalikan hal-hal yang telah terjadi. Tapi, satu hal yang kuyakini: Allah senang menguji, demi naiknya derajat kita. 

Semoga hati-hati yang rapuh di luar sana segera mendapatkan semangatnya. Semoga hati-hati yang sedang patah di luar sana segera mendapatkan obatnya. Semoga hati-hati yang sedih di luar sana segera menemukan jalan keluarnya, ya.

Aamiin yarabbal'alaminn. 

Kuatkan kami yaRabb...


Hai, Ca. Gimana kabarnya?

Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di pipi dan seluruh wajah kamu. Hahaha. Iya.. aku guyon saja. Biar kamu terhibur baca postingan ini. 

Hari itu, aku lihat kamu begitu sakit melihat kejadian yang gak pernah kamu lihat sebelumnya. Ada di tengah-tengah orang yang kamu cintai, tapi dalam keadaan kamu harus mendengarkan beberapa hal yang sebenarnya tidak ingin kamu tau. 

Aku lihat, kamu begitu menahan tangis. Kamu meminum segelas lemon es untuk menghindar dari rasa sedih. Tapi, sayangnya, gak bisa. Kamu pecah di beberapa menit setelah napasmu seakan habis dan mendesak untuk keluar di dada yang mulai sakit. Ah, gak tega aku lihatnya. 

Air itu mulai menetes. Sampai pada akhirnya, kamu yang semula diam itu ikut bicara. Semua hal yang tertahan selama ini keluar secara tiba-tiba. Belum semua, jadi masih banyak sakitnya. Tapi, setidaknya beberapa hal yang mengganjalmu itu mulai terkuak. Dan, semoga mereka paham bahwa di sana kamu juga begitu sakit dan kelelahan. 

Sejak hari itu—hari di mana kamu tahu tentang sebuH fakta—kamu mungkin tidak lagi semangat menjalani hidup. Kamu seakan tidak ada lagi tempat pulang selain bersimpuh di atas sajadahmu. Kamu seakan tidak memiliki sandaran atas cerita-ceritamu lagi, dan kamu memilih untuk diam dan menahan segala-galanya sendirian. 

Ca, menjadi kamu memang tidaklah mudah. Menjadi banyak tau, memendam sendirian, dan menjadi tempat pulang orang lain menjadikanmu harus terlihat selalu kuat, sehat, dan hebat. Padahal, mungkin kamulah yang paling rapuh daripada orang-orang yang menganggapmu demikian. 

Suatu hari nanti, kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu usahakan. Kamu begitu gemar membantu orang lain, jadi doaku semoga kelak Allah yang akan bantu segala urusan kamu dari hal kecil maupun besar sekalipun. Kamu berhak mendapatkannya, kamu berhak bahagia atas usaha yang selama ini kamu lakukan. 

Meski usaha itu tidak terlihat manusia, tapi Allah pasti membalasnya dengan sebaik-baik balasan, kok, Ca. Jadi, semangat terus, ya. Kamu pantas untuk bahagia ke depannya. Semoga Allah menyertai langkahmu selalu 🤲

Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata dia pula yang menjadi patah hati terbesar dalam hidupku. 

Dia seseorang yang kuimpikan selama ini, begitu penyayang dan perhatian. Dengan tangki act of service-nya yang selalu terisi penuh dan siap dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya. 

Dia adalah seseorang yang Allah hadirkan untuk mengisi sebagian kecil di hatiku yang mungkin takkan tergantikan oleh siapapun lagi. 

Dia adalah seseorang yang pertama kali buatku seberuntung itu. Dan, ketika orang lain mengetahui kebaikannya, mereka mengiri dengan aku karena aku memiliki orang sebaik dia.

Dia adalah manusia paling sabar yang tidak pernah marah. Dia mengajarkanku untuk juga sabar dan menahan amarah dengan diam dan meredamkan diri.

Dia memang tidak punya kemampuan komunikasi yang sempurna. Kami sering mengalami salah paham. Namun, itu semua menjadi biasa karena kita bisa saling mengerti dan terbuka.

Dia adalah orang yang penuh dengan cinta. Dia bilang, keluarga adalah satu hal yang penting dalam perjalanan hidupnya. Banyak doa yang tersemai dari setiap anggota keluarga.

Dia bukan seseorang yang sempurna, tetapi dia selalu mau belajar. Meskipun seringkali usahanya tidak kelihatan dan orang menyepelekannya, bahkan tidak menghargai prosesnya.

Semua hal tentangnya selama ini membuatku belajar banyak hal, dari hal baik maupun yang buruk sekalipun. Mungkin dia adalah salah satu perantara persan dari Allah untuk manusia di sekelilingnya.

Sayangnya, apa-apa yang kusebutkan tadi menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi. Semua perlahan menghambar, pupus, dan hilang. Ini adalah titik patah hati terbesarku.

Bukan inginku, pun pasti bukan ingin yang lainnya. Tetapi, bukankah ketetapan Allah selalu yang terbaik? Kedewasaanku mulai diuji, kesabaranku juga mulai terasah. Mungkin kata Allah, "Inilah ujian yang sesungguhnya."

Ini dia sekilas tentang dia yang kubangga.

Mungkin tidak lagi, tidak terlalu lagi, atau bahkan tidak semestinya lagi. 

Benar kata orang, sebaik apapun manusianya jangan berharap padanya. Sebab, apa-apa saja yang ada dalam manusia tidak bisa memberi harapan apa-apa. Tetaplah hunsudzon sama Allah, bahwa ketetapan-Nya adalah takdir terbaik.

Semangat menghadapi takdir yang pahit, semoga Allah berikan hati-hati manis lainnya di depan sana.

Hai, blogger. Sudah lama tidak menulis di sini. Beberapa waktu lalu ada yang bilang katanya dia sudah lama tidak membaca kabar dan cerita apapun dari sini. Kalau dipikir-pikir, benar juga. Sudah sekian bulan kayaknya terbengkalai. Maaf, ya.

Kali ini aku mau menyampaikan keluh kesah aja. Rasanya setelah berhari-hari menumpuk, hari ini datang juga. Hari di mana tumpukan lelah itu tidak terbendung lagi. Kayak.... capek banget rasanya. Entahlah, sepertinya belakangan ini aku terlalu memaksakan diri.

Ada beberapa hal yang sedang mengganggu pikiranku. Beragam, dan aku tidak mungkin mengungkapnya satu per satu. Tapi, rasanya aku tidak bisa memendamnya sendirian. Jadi, diriku mulai berontak juga seakan bilang "Ca, sorry banget nih aku juga capek."

Mungkin ini yang dibilang orang "butuh someone to talk", ya sekadar dengerin aja cerita-cerita kita, tanpa menghakimi, dan mungkin sesekali akan memberi saran bila diminta dan dibutuhkan. Ah, karena sayangnya belum ada, jadi mau gimana lagi? hehe.

Aku berusaha terlihat baik-baik saja, karena aku yakin sebenarnya aku diberi kemampuan menanggung beban ini sama Allah. Aku berusaha untuk mengalihkannya dengan banyak ikut kegiatan. Berusaha biar lupa, berusaha biar healing sebentar. 

Tapi, menghindar dari masalah ternyata gak baik juga ya? haha. 

Iya, mungkin saat aku melakukan hal lain, pikiranku ikut pergi sebentar. Lupa. Tapi, setelah sampai di rumah lagi... Loh, kok jadi inget lagi? Ternyata efeknya cuma sementara. Sama kayak tidur, dia cuma hiburan sebentar aja tapi masalahnya gak benar-benar hilang.

Ditambah lagi, karena healingnya malah ke kajian, eh.. pikirannya jadi makin banyak. Mikirin materi tadi maksudnya apa wkwk. Jujur, aku suka banget ikut kajian, ya emang untuk belajar. Tapi, kalau ikut kajiannya dengan tujuan pelampiasan atau pengalihan masalah, ternyata gak efektif juga. Aku malah jadi gak fokus sama materinya. Banyak ngantuknya, banyak leyeh-leyehnya. huhu. Maafin yaAllah..

Bismillah deh ya,

Semoga apapun yang jadi beban saat ini, perlahan bisa selesai satu per satu. InsyaAllah, kalau kita bersabar, mau usaha buat menyelesaikan, pasti Allah kasih jalan.. Tolong yang bisa nyemangatin, semangatin temennya plis hehehe. Karena kita gatau seberjuang apa dia buat menghadapi masalah hidupnya yang bahkan kita sendiri gak tau.

Jangan lupa hibur dia, ya. Kadang mereka butuh hiburan tapi gak tau harus minta ke siapa selain dari temen-temennya yang peka hehehe. 

Okee, selamat berjuang kembali di hari esok. Karena besok Senin :)


Semenjak berdua di rumah, aku merangkap beberapa peran untuk menjaga rumah. Sekarang, peranku bukan lagi hanya seorang anak, tetapi juga menjadi 'suami' siaga untuk mama, menjadi penjaganya mama, menjadi tukang galon, kuli bangunan, tukang gorden, hingga tukang ganti lampu, hahaha.

Ya, sekarang aku juga melakukan beberapa pekerjaan laki-laki yang mana biasanya dilakukan oleh papa, kakakku, atau adikku. Qadarullah, sekarang Allah lagi memisahkan kami di tempat masing-masing karena pekerjaan. Bali, Bandung, dan Riau kini terbentang di antara kami. Sementara aku dan mama sekarang berdua di Bogor, bersama keluarga kakak perempuanku yang sudah berkeluarga.

Pikirku, sedikit menyenangkan juga bisa berdua di rumah sama mama. Suasana rumah jadi semakin sepi, dan aku suka itu. Ada banyak space untuk aku berpikir, berkreasi, atau bahkan sekadar merenungi hari-hari. Ya gitu deh, aku memang suka kesunyian, tapi itu berbanding terbalik dengan kebutuhanku mengenai quality time.

Di satu sisi, aku sangat sedih dan rindu sama keluarga yang utuh, keluarga yang biasanya rame dan bisa saling cerita atau melihat mereka sekadar hadir di rumah dengan aktivitas masing-masing. Semenjak kondisinya LDR kayak gini, sisi quality time itu tidak terpenuhi. Aku jadi sedikit murung dan sering tiba-tiba sedih aja keinget sama yang lainnya.

Dan, setelah belakangan ini aku sakit, kini mama yang lagi sakit. Aku ngerasain banget gimana susahnya ngurus dua orang yang sakit dengan hanya beda hari saja. Ditambah lagi, sekarang aku sudah kembali pada rutinitas bekerja yang harus berangkat pagi pulang malam untuk menempuh perjalanan. Mama jadi sendirian di rumah, dan aku gak tega meninggalkan dirinya terbaring sakit dan mengurus dirinya sendirian beberapa hari ini.

Sama halnya dengan laptopku yang rusak. Hari ini baru saja diperbaiki dengan keberanian diriku yang biasanya sellau dianter sama papa atau kakakku karena gak ngerti soal elektronik. MasyaAllah, sekarang aku ngelakuin itu sendiri. Meski ada rasa takut takutnya, tapi alhamdulillah bisa.

Lalu, lampu di rumah ada yang mati. Mama sama aku sempat bingung harus ganti gimana karena kita gak nyampe soalnya posisi lampunya agak tinggi. Terus, kita mikir sejenak dan akhirnya aku memberanikan diri untuk menumpuk meja dan kursi, lalu aku naik di atasnya. Iya, harus aku, karena mama lagi sakit dan gak mungkin juga naik ke atas.

Asli, deg-degan banget ternyata walaupun cuma ganti lampu. Ada banget sih rasa takut jatuhnya wkwk. Tapi, aku bisa juga. Hahahaha. Dan, setelah turun dari kursi agak sedih dan mikir, "YaAllah, kalau udah kayak gini tuh jadi inget papa, inget hisyam, inget opang. Kangen banget biasanya ada mereka sekarang gak ada."

Ternyata jadi dewasa itu menyakitkan. Kita harus belajar ikhlas karena keadaan, kita belajar kehilangan karena keluarga kita sendiri pun gak mungkin 24 jam ada bersama kita, menjaga kita, atau menyayangi kita. Semua punya waktu masing-masing untuk mengurus dan menyelesaikan urusannya.

Apapun yang lagi dialamin sekarang, aku cuma selalu berdoa dan menitipkan mereka yang jauh di sama kepada Allah SWT. Aku gak bisa apa-apa, gak bisa melarang mereka pergi, gak bisa menjaga mereka juga. Cuma Allah yang bisa jagain mereka. Semoga kita semua sehat selalu, bahagia terus, berkah atas segala langkah, dan pokoknya Allah ridho serta melindungi kita di mana pun kita semua berada. Aamiin.

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates