Hari ini, penuh dengan keceriaan yang begitu berlimpah. Karena hari ini,
salah satu sahabatku menempati usia yang ke-13 tahun, ya, dia ulang tahun. Happy
Birthday yah Kalista! Dia adalah salah satu temanku yang awet dalam arti dia
yang masih bersamaku dari kelas 4 SD. Hahaha.
Kebahagiaan kedua, hati puas karena hari ini pelaksanaan Khotmul Quran
akan dilangsungkan. Aku memang bukan angkatan 9 SMPIT Ummul Quro Bogor, tapi
karena aku dan 19 teman lainnya dari angkatan 10 sudah menginjak target yang
disepakati sekolah, maka kami semua layak untuk masuk dan diberikan izin
mengikuti khotmul.
Karena hal tersebut, aku harus datang jam 7.00 AM dan bersiap siap untuk
berada di Aula. Kemudian aku segera ke Aula bersama Ama, temanku. Ternyata,
beberapa orang sudah mulai menduduki bangkunya yang telah disediakan. Ya,
mungkin agak telat. Tapi tak apalah, selama acara belum dimulai, tandanya belum
terlambat kan? ;)
Kebahagian ketiga, aku melihat perform perdana dari Nasyid angkatan 10,
haha. Biasa memang, tapi entah kenapa aku bangga sama mereka. Deva, Jasin, Nio,
Dzaky, Kholid, Awan, dan beberapa anggota yang lain begitu semangat dan percaya
diri menampilkan bakatnya, walau perdana tapi tetap oke. Walau belum professional,
tapi tetap menebarkan harum yang sensasional :D hahaha.
Kebahagiaan memang tak bisa aku hitung satu persatu, dan aku katakana seluruhnya
dengan lengkap. Tapi, tak mungkin hidup ini bahagia tanpa Allah selipkan
masalah dan duka. Setiap suka pasti ada duka. Yaa. Kali ini Duka yang akan aku
bicarakan.__.
Duka yang pertama, setelah capinya aku mengikuti Khotmul uran, ternyata
masih ada saja rapat osis yang harus aku datangi siang ini. Huh, capai memang,
pengennya sih nggak ikutan aja, toh sebelumnya aku belum pernah absen kalau
rapat. Jadi mikirna sekali absen gapapa dong, hahaha. Tapi, osis harus
diprioritaskan, kata pak Ari. Ya, baiklah, secapai-capainya aku, aku harus bisa
ikutan rapat tersebut.
Sebelumnya rapat berlangsung, aku udah punya feeling buat ganti baju.
Feeling itu udah ada sejak tadi pagi. Yaa, ditas pinkku, aku bawa baju ganti
untukku ganti setelah khotmul. Karena, aku sangat tidak betah kalau terus
memakai gamis, apalagi warnanya putih, khawatir kotor. Hmm…. Akhirnya, kerudung
dan rok putih, serta baju biru kubawa ditas ranselku.
Dan kalian tau, feeling ku itu membuat kedukaan yang kedua terjadi. Hmm….
Ua atau Pa’de, atau Om aku. Ya, beliau adalah salah satu orang yang
sangat kusayangi. Sosoknya yang baik, ramah, dan pendiam, menjadi sosok yang
patut dicontoh. Usia beliau masih 59 tahun, memang tak lagi muda, namun
menurutku beliu juga belum manula, karena beliau masih sangat gagah.
Tapi tak kalian kira, dibalik kegagahannya, beliau mengidap penyakit
Jantung. Berbagai gejala memang tela dialaminya. Mulai dari lemas, pucat, kaki
membengkak, dan lain sebagainya. Ya, kasihan memang setiap aku melihatnya. Tapi
kalian tau, beliau sama sekali tak pernah merokok, mengkonsumsi kopi atau teh,
beliau tak suka itu. Namun apa penyebab jantungnya? L
Tanggal 30 November lalu, beliau masuk rumah sakit. Kabarnya, seminggu
yang lalu beliau sudah masuk rumah sakit juga, namun sang istri tak
mengizinkannya untuk dirawat di rumah sakit. Pada tanggal 30 tersebut, beliau
sudah sembuh dari bengkaknya. Namun, tubuhnya sangat lemas dan lunglai, seperti
sama sekali tak ada tenaga didalamnya. Beliau pun turut digendong ke kamar
perawatan.
Keesokkan harinya, tanggal 1 itu, beliau ternyata harus pulang dan harus
menunggu istri dan anak-anaknya kelak di surga. Ya, Ua ku meninggal sekitar jam
setengah satu siang. Saat itu aku sedang rapat osis, kemudian mama memberi pesan
singkat kepadaku.
Pertama ku buka, kukira mama menyuruhku pulang, ternyata tidak. Mama
memberitahu hal itu kepadaku, kaget sih udah pasti ya. Aku juga langsung shock
dan rasanya tuh nge-jleb banget perasaan langsung down gitu ajaa. Tapi aku
berusaha untuk menghibur diri dan tersenyum. Dan berarti, baju gantiku memang
sengaja mengantarku untuk pergi ke rumah Ua. Dan Itulah duka kedua.
Duka ketiga, setelah rapat ditutup, aku segera berangkat ke rumah Ua ku,
karena beliau (Alm.) akan segera dimakamkan. Sementara jalanan macet total, mau
jalan pun masih sangat jauh.. Aku harus menunggu kurang lebih 20menit. YaAllah..
Sesampainya di rumah Ua ku, aku ikut dalam pemakaman tersebut. Aku
benar-benar ga nyangka, karena ua ku itu sama sekali nggak mau mentingin
sakitna. Ia selalu berusaha tersenyum dalam hidupnya, beliau orang yang
sangaaat baik. Baik banget. Dan tak ada kesalahan yang beliau perbuat
menurutku. Aku Cuma bisa berdoa, semoga, beliau diterima disisi Allah dan selalu
berada dalam rahmat-Nya. Aaamiin. Selamat tinggal ya, Ua. Baik-baik ;)
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.