Assalamualaikum, wr. Wb.
Welcome June! Akhirnya tiba juga bulan yang paling ditunggu
tunggu. Haha. Yap¸ setelah menghilang beberapa bulan dari dunia blogger,
akhirnya aku memutuskan untuk kembali menulis blogger di bulan Juni ini. Yeaay.
Tinggal menunggu hari, dimana hari itu aku benar benar menuju
pribadi yang dewasa, menjadi pribadi yang harus bisa membentuk jiwa al-Furqon,
yaitu bisa membedakan yang baik dan yang buruk, aku juga harus bisa membuang
sifat kejelekanku yang bisa membuat ketidaknyamanan orang orang disekitarku,
aku harus bersikap sedemikian untuk membentuk pribadi yang dewasa dan
bermanfaat untuk oranglain.
Yap, 4 juni mendatang,
aku menginjakkan usiaku yang ke 15 tahun, 15 tahun aku jalanin hidup ini, 15
tahun aku berpetualang, dan 15 tahun aku belajar di dunia ini, dari mama, papa,
dan keluarga, serta orang orang yang ada disekitarku saat ini. Aku akan sangat
bersyukur jika aku masih bisa menginjakkan usiaku yang ke16 tahun depan, semoga
Allah mengabulkan yang terbaik untukku.
Selama 14 tahun belakangan ini, aku belajar banyak hal. Mulai
dari cinta, kebaikan, kejahatan, perjalanan hidup, dan belajar bagaimana aku
bisa mencari uang sendiri
Cinta..
Hal yang seharusnya aku belum mengenalnya. Haha. Tapi dengan
berjalannya globalisasi, semua itu bisa terjadi gitu aja. Kalau diusiaku, bisa
dibilang cinta adalah sebuah perjalanan kita menuju dewasa, yap, ini adalah
permasalahan, bukan kebahagiaan. Cinta anak remaja itu nggak seindah cinta
orang dewasa, yang udah jelas arahnya kemana dan jelas diperuntukkan untuk
seseorang yang diyakini menjadi pasangan hidupnya. Kalau cinta diusia remaja itu
labil, kadang bilang iya, kadang bilang engga. Kadang bahagia, kadang
menyakitkan, kadang dibutuhkan tapi kadang kalo dipikir pikir ya ngapain juga
haha. Ahh sudahlah, biarkan cinta itu datang pada waktunya, dan berharap disaat
itulah bener bener aku mendapatkan kebahagiaan cinta yang sebenarnya, bukan
saat ini.
Pergaulan..
Disinilah aku benar benar menemukan teman yang baik dan teman
yang buruk. Setelah 3 tahun aku duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, aku
menemukan teman teman yang begitu beragam, itulah dimana tugasku haru memilih,
antara berteman dengan orang baik atau berteman dengan orang orang yang
bersifat buruk. Aku senang bisa menemukan mereka, ada yang jujur, apa adanya,
ramah, selalu ada untuk teman temannya, tapi disisi lain, aku menemukan mereka
yang berkata tidak sopan, yang suka mengucilkan orang, yang suka bohong, yang
suka fitnah, yang suka meledek, yang suka ngomongin oranglain dibelakang. Tapi
dalam pergaulan tersebut, semua itu bisa menentukan akan kearah baik atau
buruknya masa depan, inilah saatnya untuk aku menentukan pilihan. But, life is
choice.
Ngomongin masa SMP, aku jadi pengen cerita pengalaman.. Ini
cerita nyata yang aku alami saat aku baru masuk sekolah.
Saat itu aku masih tidak begitu mengenal teman teman baru. Yang
aku tau hanyalan teman temanku yang berasal dari SD yang sama, yaitu SDIT Ummul
Quro Bogor. Saat aku baru masuk smp, aku bertekad akan menjadi orang yang lebih
baik, orang yang ngga mau cari masalah kayak di SD, dan ngga mau jadi orang
jagoan yang dulu ditakutin di kelas 3 SD sama temen temen.
Aku memang terlahir dengan jiwa yang tidak terlalu feminim,
karena orangtuaku nggak terlalu membatasi pergaulanku asalkan masih berada
dijalur yang benar, kata mama. Aku terbiasa main sama adik dan kakakku, yang
dimana mereka adalah laki laki. Itulah mengapa aku bukan orang yang feminim,
tapi aku juga bukan orang yang tomboy. Dan ketika masuk smp ini aku pengen jadi
pribadi yang jelas, nggak kayak dulu.
Namun, hal itu sepertinya membuat salah satu temanku terganggu.
Ya, dia dulu sering punya masalah denganku. Dia sebenernya orang yang sangat
cerdas, Cuma sayangnya dia orang yang sulit mengendalikan keegoisannya dan
orang yang sangat ambisius, segala apapun yang dia mau harus terjadi. Begitulah
dia. Dan mungkin saat itu dia masih menaruh dendam terhadapku, aku ngga tau.
Ketika aku sedang belajar memperbaiki diri dengan guru baruku,
bu Herna, otomatis aku lebih sering berkonsultasi dengannya. Banyak yang aku
bicarakan, seperti masalah berpakaian yang baik, sikap kremaja terhadap cinta,
pergaulan, dan begitu banyak nasehat yang beliau berikan kepadaku. Tapi diwaktu
yang sama, temanku yang bisa dibilang X itu menyebarkan kabar tidak baik
mengenaiku, aku dibilang Intel disekolah (yaitu orang yang dekat dengan guru,
ya kebih tepatnya tukang lapor). Tapi kenyataannya tidak begitu. Berhubung dia
adalah anak yang gaul, si x ini menyebarkan beritanya sampai ke kakak kelas. Sakit
hatiku saat itu, tapi yasudahlah.
Ketika aku menceritakan kejadian itu, aku berkonsultasi kembali
sama guruku. Lalu guruku berkata, “pakaian itu cerminan diri kita. Lihatlah
diri dia, berpakaian aja masih belum jelas keadaannya, makanya dia juga belum
bisa mengendalikan dirinya. Sekarang mulai saja dari diri kamu sendiri,
perbaiki diri kamu yang belum baik, barulah kita ngurusin oranglain.” Kata kata
yang begitu menusuk kedalam jiwaku, membuatku ingin semakin berubah. Pada saat
itu aku mulai memanjangkan kerudungku, dan memperbaiki pakaian yang aku gunakan
setiap hari.
Tapi karena ketidakpuasannya, si X kembali membuat onar. Dia
mengatakan bahwa aku sok ‘alim, aku sok suci, menel, cari perhatian, dan pengen
dikira orang baik. Dia mengatakan kepada semua teman angkatan, sampai hamper
smeua membenciku, dan percaya tentang gossip itu. Kecuali beberapa temanku
dikelas, yang masih percaya aku.
Saat itu aku benar benar ingin terus menangis, bingung dengan
keadaan yang seperti itu. Aku ngga bisa apa apa, aku bingung, aku sedih, sakit
hati. Tapi berkat guru dan teman temanku saat itu, AKU JADI SEMANGAT LAGI. Aku
ingin jadi orang yang bisa dipandang, dan nggak diremehkan seperti saat ini. “Aku
pasti bisa punya banyak temen.” Tekadku dalam hati.
Aku mencoba ramah kepada semua orang, terserah mereka respon
apa, yang jelas niatku baik, hanya ingin menciptakan harga diri yang baik, dan
membuktikan bahwa aku bukanlah orang yang seperti diceritakan si X.
Memang tidak mudah, tapi kini keadaan berbalik. Ketika aku sudah
dikelas 3 SMP, aku benar benar merasa banyak orang yang saying sama aku,
termasuk adik adik kelasku, mereka semua menghargai aku, dan aku dekat dengan
mereka. Aku belajar untuk berteman dengan siapa aja, dan mengambil sisi positif
dari pertemanan ini. Dan kini aku telah membuktikan bahwa aku bisa dekat dengan
siapa aja, aku punya banyak teman.
Tapi setelah itu, kini aku dirundung kegelisahan. Bentar lagi
perpisahan, dan aku akan meninggalkan mereka, adik adik kelasku yang baik
padaku. Memang ini sudah jalannya, tapi begitu sulit aku jalankan .
“kak aca pokoknya harus main kesini ya nanti, biar bisa ketemu.”
“kaka nanti jangan sombong sama aku ya.”
“sukses ya kak sma nya, tapi jangan lupa main.. hehe”
Semua itu bikin aku terus mengingat mereka, aku sayang mereka,
dan erat rasanya untuk meninggalkan mereka . semoga aku bisa dan mereka sukses
terus disekolahnya, aamiin.
Dari kejadian itu aku juga banyak belajar, kenapa cinta itu ngga
perlu dpikirin, kenapa teman itu ada yang malaikat dan ada yang setan, kenapa
kita harus jadi orang baik, dan kini aku mengerti perbuatan jahat itu harus
dibales sama kebaikan, bukan kejahatan juga.
Pesan aja buat orang yang suka bales dendam, kejahatan itu
semuanya bisa dibales sama kejahatan juga, tapi akibat dari kejahatan adalah hal
yang justru bikin kita sakit hari dan nggak puas. Bales dendam itu dilarang
oleh agama Islam, itulah mengapa Allah menyebutkannya dalam Al Quran, karna
Allah ngga mau umatnya bermusuhan.
Untuk orang yang pernah aku sakiti, aku mohon maaf atas segala
perbuatanku yang sengaja atau tidak disengaja yang pernah aku perbuat sama
kalian. Semua manusia punya masa khilaf dan masa dimana dia akan berubah.
Makasih ya yang udah mau dengerin cerita aku haha. Maaf kalau
garing, hehe. Wassalamualaikum, wr, wb.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.