Coretan 17 Juni 2013


Aku tulis ini, Karena terinspirasi dari kisah seorang anak kecil yang meninggal karena ayah dan ibunya. Sengaja atau tidak sengaja, sebabnya kurang tau pasti. Yang jelas, ia meninggal dikarenakan ayah dan ibunya.  Simak bacaannya yaa ;)


Aku terlahir di keluarga yang serba berkecukupan. Aku sangat senang. Karena ibu dan ayah tidak perlu bersusah payah mencari uang untuk biaya kelahiranku. Namun mereka berdua malah bersikap aneh terhadapku, mengapa? L

Saat aku lahir, aku tidak menangis tapi aku lahir normal. Kemudian saat malam hari, aku bertanya kepada Allah, “Allah, mengapa setiap bayi yang lahir di dunia ini menangis dan berteriak?” kemudian Allah menjawab, “Mereka menunjukkan bahwa mereka senang sudah lahir di dunia ini.” Lalu aku kembali bertanya, “Tapi mengapa aku tidak menangis seperti temanku yang lain? Apa aku tidak normal?” Lalu Allah menjawab, “Semua bayi itu normal dan sempurna, termasuk kamu, sayang.” Kemudian aku Tanya kembali kepada-Nya, “Tapi Allah, apa aku tidak senang lahir di dunia ini?” Lalu Allah kembali menjawab, “Semua bayi yang lahir di dunia ini pasti senang.”
Kemudian aku tidak berani bertanya, karena aku haus pada malam itu. Aku minta air susu kepada ibuku. Karena diusiaku yang masih hitungan hari, seharusnya aku mendapatkan ASI dari bu. Tapi saat itu, ibu justru membentakku. “Anak tuh memang bisanya merepotkan orang tua saja! Malam-malam malah membangunkan tidur, dasar anak sialan!”
Mungkin ibu kira, aku tidak pernah mendengar. Tapi Allah memberikanku telinga yang sempurna, dan ibu tidak pernah tau apa yang ia bicarakan selalu terdengar oleh telingaku. Dan pada saat itulah, aku menangis.

Paginya, aku hanya membuka mata dan tersenyum karena perbincanganku dengan kedua malaikat yang menjagaku. “Malaikat, apakah aku tidak bisa bermain dengan ayah dan ibu? Aku bosan.” Kemudian malaikat menjawab, “Tidak. Kamu masih kecil, sebaiknya tidur saja diranjangmu.” Lalu aku menjawba, “Tapi akankah aku bisa berlari kejar-kejaran sama ayah? Kalau tidur saja, rasanya bosan dan pegal sekali.” Kemudian malaikat menjawab, “Jika kamu sudah besar, kamu pasti bisa melakukannya.”

Karena lelah berbincang, aku menangis meminta susu. Lalu ayah datang dan mencubitku. Bukan karena aku lucu, tapi ia kesal karena aku selalu menangis. Andai aku bisa bicara, aku akan katakana, “Ayah, aku ini bayi. Hanya bisa menangis menangis dan menangis, apa salahku ayah?” Banyak kalimat yang ingin kukatakan kepada ayah dan ibu, namun semuanya hanya ada didalam hati kecilku. Lagi lagi aku tidak mendapat susu.
Keesokkan harinya, aku buang air kecil di ranjang. Kemudian ibu berteriak dan enggan menggantikan popok untukku. Dia malah bilang, “Heh bayi! Kenapa sih bisanya cupa ngerepotin aja. Rumah sebagus ini, Cuma bisa dirusak karena bau tak sedap yang kau buat.” Lagi lagi hatiku menangis, mengapa bu segitu benci kepadaku? Padahal aku tak pernah berbuat jahat kepada ibu. Aku masih kecil.

Bayi, itulah sebutan ayah dan ibu untukku. Dalam hati aku bertanya, mengapa namaku Bayi, sedangkan tema-temanku yang lain memiliki nama yang bagus dan indah, sehingga bisa menjadi do’a kelak di surga. Tapi mengapa aku..?
Sore hari, aku bau. Walau aku tidak ngapa2in, aku bau. Karena aku manusia juga, mengahasilkan keringat yang sama. Tapi aku tidak pernah dimandikan oleh ibu. Dan sore ini, special ibu memandikanku.
“Baiklah bayi, aku akan memandikanmu.”
Aku sangat senang mendengarnya. Mungkin ibu sudah berubah, dan ibu mau merawatku mulai saat ini. Perlahan ibu membuka kancing demi kancing bajuku, dan melepaskan celanaku. Dan menggendongku.
Tapi ternyata, aku dilemparkan ke dalam air kolam. YaAllah, cobaan apa lagi yang aku alami…
“Allah, tolong aku. AKu tidak bisa berenang, aku tidak bisa bernafas didalam sini.” Aku berteriak memanggil nama Allah, dan meminta bantuan malaikat.
Tak lama kemudian, ada seseorang yang masuk mengangkatku dari kolam renang. Ternyata itu tetanggaku, entah mengapa dia tiba2 datang kesini saat ayah dan ibu pergi. Mungkin itulah bantuan yang Allah kirimkan.
YaAllah, terimakasih, hari ini aku mandi. Ini pertama kalinya aku mandi. Dan Ibu langsung memberikanku mandi dengan waku yang lama. Makasih ya Allah :’)
Malam harinya, aku tidak haus, karena aku sudah minum banyak air kolam sore tadi. Tapi aku sakit, aku sulit untuk bernapas, aku sulit bergerak, badanku menggigil…
Ketika ayah melewati ranjangku, ayah memanggil ibu..
“Mah, lihat ini!”
“Kenapa pah?”
“Dia menggigil seperti orang stroke, lucu sekali ya anak kita ini..”
“Haha, iya pah, biarkan saja. Tapi tadi apa kau bilang? Anak kita? Tidak ada mirip2nya sama kita. Dia hanya seperti kera.”
Hatiku dag dig dug, bergetar saat ayah menghina aku, anaknya sendiri. Wajahku memang tidak setampan ayah dan tidak juga secantik ibu. Namun aku bahagia lahir dari rahim ibu, aku senang menjadi anak ayah dan ibu, aku tetap sayang kepada mereka. Namun, mengapa mereka begitu benci kepadaku.

3 Hari aku menggigil tanpa henti, biasanya bayi yang masih berusia hitungan hari sangat lemah bila terkena penyakit, apalagi tidak ada air susu yang menolak penyakitnya. Itulah aku, tanpa air susu, aku sembuh dan normal seperti biasa. Subhanallah.
Hari ke 20 aku lahir, aku ingin sekali minum ASI ibu, aku kangen, selama aku di dunia, tak pernah setetes pun air susu yang ibu berikan kepadaku. Lalu malaikat menghampiriku, “Wahai anak yang berhati mulia, sekarang coba kamu tuliskan apa saja yang ingin kamu raih ketika kamu dewasa, keinginan yang ingin kamu rasakan, dan apa saja yang ingin kamu miliki,” lalu malaikat memberikan kertas kepadaku.
1.       Aku ingin sekali ASI dari ibuku sendiri.
2.       Aku ingin sekali bermain lari-larian dengan ayah jika aku besar nanti.
3.       Aku inginsekali dimandikan oleh ayah dan ibu.
4.       Aku ingin sekali bisa membantu ibu,
5.       Aku ingin sekali foto-foto dengan ayah.
6.       Aku ingin sekali bisa berjalan dengan bantuan orangtuaku.
7.       Aku ingin sekali belajar bicara dengan mereka.
8.       Aku ingin sekali bermain bersama mereka.
9.       Aku ingin sekali memeluk mereka.
1.   Dan aku ingin sekali diberi nama yang cantik dan indah, secantik ibu dan seindah hati ayah.

Setelah kutulis 10 permintaanku, malaikat mengirimnya kepada Allah. Namun entah mengapa, lagi lagi aku disakiti oleh ayah dan ibu. Mereka mencubitku sampai merah membekam seluruh badanku. Mereka memberiku pisau sbagai mainanku, mereka menaruh wortel dan jeruk untuk makanan sehariku.

Aku tak bisa makan apa yang diberikan mereka, aku belum punya gigi. Dan aku belum bisa mengunyah. Aku tidak bisa memainkan pisau, karena aku bukan orang dewasa yang ahli mengendalikan pisau, aku masih kecil, dan aku hanya menganggurkan semua yang mereka beri.
Hatiku beberapa kali sabar, besok adalah hari dimana aku menginjak usia sebulan. Namun ketika itu, ayah dan ibu menengokku. Melihat apa yang mereka beri tak aku gunakan. Kemudian tak segan mereka mengambil pisau yang tajam itu, lalu menusukkannya tepat ditengah dadaku.

Sakit sudah pasti. Aku menjerit kesakitan dan menangis sekencang-kencangnya. Aku menangis meraung-raung. Dan aku berkata dalam hati, “Allah, mengapa tubuhku yang kurus ini malah ditusuk dengan tajamnya pisau. Apakah aku bisa bertahan? Apakah aku bisa menghentikan darah yang bercucuran dari dadaku? Apakah begini rasanya ketika seseorang berperang melawan musuh? Aku tidak tahan Allah, kuatkan aku…”
Saat aku menangis, semakin pelan pelan dan pelan.. Mataku terpejam. Allah memanggilku. Kemudian aku bertanya, “Allah, mengapa engkau memanggilku? Apa aku tidak bisa merasakan betapa nikmatnya air susu ibu, apa aku tidak boleh bermain-main dengan ayah? Apa aku tidak boleh melakukan apa yang aku inginkan??” Kemudian Allah menjawab, “Sayang, kamu adalah makhluk yang muli, tak pantas diperlakukan sejahat itu. Aku menguji mereka dengan kehadiranmu, tapi mereka malah membunuhmu. Biarkan aku masukkan mereka ke neraka nanti.”


Yaampun, betapa kejamnya seorang ibu dan ayah yang membunuh anaknya sendiri. Karena wajah mereka tidak mirip, atau jelek. Naudzubillahimindzalik, semoga apa yang menjadi topic kali ini bisa menjadi sebuah pelajaran penting untuk pembaca. Terima kasih :’)

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.