Selamat Tinggal Kucingku


Kucing, kenapa aku suka banget sama kucing. Pertama, kucing itu menyenangkan. Bahkan bisa lebih menyenangkan dibanding dengan manusia. Waktu kita sedih, kita bisa cerita sama dia tanpa perlu sebuah masukan dan jawaban dari keluh kesah, tapi entah mengapa Allah menciptakan kucing itu sangatlah spesial, bahkan Rasulullah saja sangat mencintai kucingnya.

Kedua, kucing bisa jadi ladang pahala untuk kita. Terlebih, ada hadist yang menyampaikan sebuah cerita inspiratif, seperti berikut.

Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda , “ Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang -binatang kecil yang ada di lantai ” ( HR . Bukhari) .

Dari situ kita banyak belajar bahwa masuk surga juga bisa dari hal yang kecil, salah satunya adalah memberikan kasih sayang kepada kucing, memberi makan setiap hari, memeluknya, memandikannya, menyayanginya sepenuh hati.. ada pahala yang mengalir dari setiap keikhlasan yang kita berikan kepada mereka.

Dan saat ini, hari ini, tepat pada 27 Januari 2018, aku benar-benar sedih. Entah mengapa saat pagi hari tadi melihat tanggal, ada hal yang mengganjal hati, seraya berbisik "ada apaan sih nih, kayanya ada kejadian/peristiwa apa gitu ya tanggal segini. Apaan ya, lupa."
Ternyata, pikiran itu sebuah firasat buruk, perasaan yang sama sebelum nenekku meninggal dunia. Yap, kucingku meninggal dunia.

Jadi hari ini adalah kematian kucingku yang kesekian kalinya. Kucing ini kucing terlucu yang pernah aku rawat. Asal mulanya, kucing ini diberi oleh teman ibuku yang merasa iba ketika mamaku bersedih setelah kehilangan keenam kucingku sebelumnya. Begitulah wajahnya, lucu banget bukan?:') (gambar postingan)

Dia sejenis kucing blasteran, entah anggora atau persia, aku kurang paham. Yang jelas dia hobinya gigit orang yang menggendongnya. Dia baik, lucu banget, setiap pagi sebelum aku berangkat, ia suka memasang wajah sedih bertanda pamitan.

Sudah dua hari belakangan dia sakit, kupingnya berbau dan ia tidak nafsu makan. Melihatnya seperti itu aku tidak tega, kemudian langsunglah aku membawanya ke petshop dan berobat. Dikasihlah obat dan disuntik disana. Awalnya aku positif thinking bahwa ia akan sembuh, sebab kucing yang sama (Tayun: kucing perempuan yang masih ada di rumah) pernah mengidap penyakit yang sama, dan dia sembuh sekarang.

Tetapi ternyata, setelah itu dia semakin tidak mau makan, dia suka mengumpat tiba-tiba di rumah, seakan tidak mau bertemu manusia. Konon katanya, hati hatilah kamu yang punya kucing sakit, kalau dia mau mati salah satu tandanya adalah suka mengumpat atau mengasingkan diri.

Setelah itu, tubuhnya semakin kurus dan wajahnya benar benar pucat. Berubah, sangat berubah dari biasanya. Dan tepat sebelum dzuhur, ia mati dan meninggalkan kami. Padahal aku baru saja merasatnya sekitar 3 minggu. Sontak hati tiba tiba seperti tersayat, sebab setiap hari aku selalu menggendongnya, sangat dekat dengannya, suka bermain bola dengannya, dan sangat menyayanginya. Tapi takdir berkata lain, mungkin kita hanya dipertemukan sebentar saja, Willy, begitulah namanya.

Hatiku teriris, mataku menangis, jiwaku meringis. Yang pertama kali terbenak dalam pikirku adalah, kesalahanku memiliki mereka semua, kucing-kucingku.

Entah, udah berapa kucing yang mati di rumahku. Aku merasa amat sangat terpukul dan berdosa, rasanya aku tidak bisa merawat mereka dengan baik.

YaAllah, apabila aku salah, aku memohon ampun kepadamu. Tapi Engkau pasti tau, apa niatku merawat mereka, menyayanginya, dan menjaga mereka.

Ampunilah aku yaRabb,
Aku amat sangat merasa bersalah.
Semoga kucing-kucingnya nanti mau memaafkan aku juga,
Atas kesalahan aku selama mereka tinggal bersamaku.
Maafkan aku ya sayang,
Willy, Item, Tembut, Uning, dan anak2 kucing lainnya.
Semoga kita bisa bertemu di surga.

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.