Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
Foto/detiknews.com

Hari ini bener-bener berkesan. Hari yang berkesan, tapi mungkin kesannya tidak sebaik hari-hari lain. Jadi hari ini memang saya bertugas untuk mengordinasikan teman-teman panitia sebuah acara, untuk jualan minuman di CFD Jakarta. Ya, saya penanggung jawabnya. Penanggung jawab yang gak pernah CFD, gak tau Jakarta, dan gak bisa jualan. Hehehe.


Sejak awal saya ditetapkan sebagai penanggung jawab ini, saya sedikit kecewa. Sebab, panitia yang lain dengan seenaknya menunjuk saya tanpa pertimbangan yang lain. Saya bingung aja gitu, masa anak Bogor yang gak tau apa-apa tentang CFD Jakarta kayak gini malah dijadiin PJ. Ya tau dong, dari Bogor aja ke CFD harus berangkat jam berapa? :) Awalnya saya kecewa gitu, padahal panitia yang lain rumahnya lebih dekat daripada saya yang dari Bogor.

Setelah saya menanyakan alasan saya menjadi PJ, kepada teman-teman saya, mereka menjawab "Kita semua udah pada megang PJ masing-masing, justru kamu ditaruh di 'yang kamu gak tau' supaya ke depannya kamu paham." Oke. Terserah. Saya gak peduli, saya tetap kecewa dan lagi-lagi saya harus menerima dan ikhlas apapun yang terjadi.

Hingga pada akhirnya, minggu kemarin saya mencoba menggerakkan CFD ini. Saya ajak teman-teman, saya bicara sama panitia perlap untuk keperluan, alhasil semua nol alias gak jadi. Karena apa? Sedikit banget yang ngelist kehadiran, banyak panitia beralasan A,B,C,D, sampai Z. Di lain sisi, persiapan juga tidak matang lantaran saya sendiri juga sedang sakit dan sedang kambuh-kambuhnya.

Akhirnya CFD batal. Dan ada seseorang bilang sama saya, "Kalau bisa minggu depan jadiin ya," Oke. Saya berkata 'iya' sambil tersenyum tidak percaya diri. Sebenarnya saya tidak yakin, tapi dalam hati saya saat itu berkata, "Yaudahlah, mau dikit atau banyak yang ikut, jadiin aja. Daripada gak jalan sama sekali."

Malam sebelum CFD (malam minggu), saya mengajak pengurus organisasi (non-panitia) untuk ikut membantu. Karena yang list kehadiran saat itu cuma 8 orang, itupun termasuk saya hehe. Persiapan perlap kali ini lebih matang, yaaa mungkin cuma kekurangan orang saat ini. Tapi yaudahlah, saya coba aja.

Nah, hari ini, dengan drama yang super duper banyak, akhirnya CFD jadi dijalankan. Saya yang bilang sama panitia untuk hadir jam 6 pagi, tapi saya sendiri baru bisa berangkat jam 6 pagi lantaran dimarahi papa sebelum berangkat :) Saya bilang aja kereta saya telat datang, padahal mereka gak tau aja saya dimarahi haha. Lalu saya baru sampai stasiun tujuan sekitar jam set 8 pagi. Saya bertemu panitia yang lain di stasiun, tapi cuma ada satu laki-laki dan kita harus bawa air mineral botol sekardus. Wow, bayangin.

Jarak dari stasiun ke tempat jualan lumayan jauh. Terlebih harus bawa air mineral botol sekardus itu untuk dijual. Kami berganti-gantian bawa kardus itu sampai tangan kesakitan. Gini nih, kerja gak ada laki-lakinya. Semoga laki-laki lain kali lebih peka ya untuk bantu teman-temannya :)

Setelah kami bertemu di titik kumpul, kami mulai berjualan. Saya yang pagi itu belum sarapan (hanya minum air segelas) tidak semangat untuk berjualan. Kepala saya sakit dan perut saya mulai kambuh, maklum istirahat kemarin belum benar. Terlebih saya tidak pandai berteriak menawarkan barang dagangan. Akhirnya saya hanya berdiri diam memegang uang kembalian sambil menahan kesakitan. Ugh. Maaf ya teman-teman.

Menit demi menit belalu, saya dan teman-teman berhasil menjual dua kardus minuman dingin. Alhamdulillah. Minumannya abis saja kami merasa lega. Saya dan teman-teman kemudian langsung pulang ke rumah masing-masing karena lelah berjualan selama kurang lebih 3 jam itu. Tapi setelah saya hitung uang hasil jualan kami, ternyata hasilnya gak seberapa :) Saya merasa dengan ini CFD tidak efektif, karena modalnya aja besar, belum lagi tenaga yang terkuras banyak tapi hasil gak seberapa.

Namun, saya cuma jadikan ini pengalaman. Ada seseorang yang bilang "Gapapa, jadikan aja ini pengalaman. Untuk hasilnya, biarkan nanti ditambah sama Allah." Saya sedikit lega, terima kasih. Di sela-sela kesakitan saya saat pulang menuju Bogor dan mendapat pesan itu, saya mencoba untuk lebih ikhlas. Saya berusaha tenang. Ada Allah, Allah Maha Baik, 'kan? Bismillah.

----

Dari perjalanan ini saya berpikir, kenapa ya masih ada saja panitia suatu cara yang tidak peduli dengan acaranya sendiri. Masih egois ddengan diri mereka. Padahal, mereka punya tanggung jawab penuh di dalam acara yang mereka pegang. Apa mungkin mereka capek, males, gak suka, gak mau, atau apa ya? Kalau alasannya seperti itu sih, saya juga ngerasain hal yang sama. Tapi di satu sisi yang gak bisa saya sepelein adalah, saya punya tanggung jawab di sana.

Kenapa kayak gitu? Sebab tanggung jawab itu akan diminta pertanggungjawabannya sama Allah. Kalau saja saya tidak memikirkan tanggung jawab ini, mungkin saja saya tidak lagi aktif di grup untuk bawel ngajak CFD, tidak lagi ikut rangkaian acara dan rencana sebelum acara berlangsung, mungkin hanya nampang nama aja di proposal kepanitiaan.

Tapi ini beda, temen-temen. Lain kali kita tidak boleh menyepelekan tanggung jawab. Seberat apapun dan gak penting menurut kalian, itu tetap tanggung jawab kalian. Ini bukannya tentang kita lagi, tepi ini tentang pribadi masing-masing. Kita yang sudah memilih untuk jadi panitia, maka kita yang harus jalanin. Jangan mengandalkan orang lain. Tolonglah sadar sedikit, bukan karena orang lain tapi karena diri kamu punya tanggung jawab.

Kalau saya lelah, saya mau kalian juga lelah.
Kalau saya senang, saya mau kalian juga senang.
Begitupun yang lainnya.
Itulah kepanitiaan.
Harus kompak.
Jangan seenaknya.
Hargai orang lain kalau mau dihargai juga hehe.

Semoga, setiap kejadian selalu ada hikmahnya ya. Aamiin.

Semangat.

Sebagai manusia, saya selalu berusaha menjadi pribadi yang menghormati manusia yang lain. Itulah mengapa, saya sangat suka bercengkrama dan mengenal orang-orang baru di sekitar saya. Jangan heran, kalau saya dekat dengan beberapa orang---entah laki-laki atau perempuan--tapi beginilah saya dengan sikap menerima kehadiran siapapun.

Hei, jarang jarang saya nulis ini untuk kamu. Entah kenapa saya kepikiran untuk nulis ini sebagai bukti bahwa saya mencintai kamu. Saya rasa sudah sepatutnya seorang kakak mencintai adiknya, seperti saya mencintai kamu. Saya minta maaf karena saya terlalu gengsi untuk mengatakannya setiap hari, tapi percayalah bukan karena saya tidak cinta, cuma karena rasa yang semakin berbeda. Ya kita sudah dewasa.


Saya anak yang bandel. Beberapa kali saya selalu menentang bahwa saya tidak akan sakit. Pemikiran yang cukup positif, tapi terlalu memaksakan kehendak. Hehe. Saya selalu berdoa agar saya dikaruniakan kesehatan, dalam apapun kondisinya.

Hari ini tampak berbeda, tidak ada lagi pesan masuk darimu saat kubuka handphone-ku setelah bangun tidur. Mungkin tidak ada lagi sesuatu yang bisa kita bahas dari percakapan kemarin, alhasil hari ini mungkin kita tidak akan bercengkrama.

Menghubungimu menurutku suatu kesalahan yang biasa aku lakukan. Tapi tidak semudah itu membangun topik untuk mempertahankan pembicaraan, kalau sesekali ideku membuntu, aku berpikir keras bagaimana agar hal itu tidak terjadi. Tapi, kesalahan tetaplah kesalahan. Aku minta maaf karena kali ini topik kita habis. Aku tidak sengaja.

Mungkin, sudah saatnya aku beristirahat sebentar saja.
Aku tidak bisa lagi membersamaimu dalam dunia maya, sebab kamu punya sesuatu yang lebih penting di dunia nyata. Kehadiranku tidak meringankan langkahmu dalam menyelesaikan kewajibanmu, sebab aku bukan siapa-siapa. Kamu punya orang-orang yang lebih penting dalam dunia nyatamu, bukan seperti aku yang hanya bisa menemanimu dari layar handphone-mu.

Kau tau?
Seberapa besar rindu yang sudah kukoleksi semenjak kita berpisah di depan rumahku malam itu? Ya, malam itu adalah hari kumulai merajut rinduku padamu.
Tapi apalah daya, ragaku tidak seberani orang lain untuk menelpon demi mendengar suaramu, padahal sebenarnya aku mau.
Rinduku hanya bisa tersimpan dalam doa-doa yang kusematkan.
Rinduku hanya sebatas perasaan yang tak bisa aku sampaikan,
Rinduku hanya sebatas perasaan di atas kata "ngapain gue kangen sama lu", hehe.

Payah,
Memang inilah aku.
Terlahir tidak percaya diri, sehingga selalu menyimpan segalanya sendiri.
Mungkin rindu ini akan semakin menumpuk di galeri hati,
Karena rindu-rindu kemarin saja belum terobati. hehe. Ditambah lagi dengan ini.
Jikalau beberapa hari ini kita tidak bercengkrama,
Baik-baiklah di sana,
Ingat selalu kata-kata yang pernah kutitip kepadamu dan jangan lupa berdoa.
Kuharap malam-malammu tidak lagi terlalu larut ya, hehe
Kuharap kamu bisa lebih fokus dengan hari-harimu tanpa keposesifanku.
Aku minta maaf.

Oiya doakan agar aku selalu sehat ya,
Kau tahu sendiri keadaanku akhir-akhir ini seperti apa,
Doakan aku agar selalu baik baik saja.
Sampai berjumpa kembali di lain waktu.
D'dieuland - Bandung. Foto dari Google.

Kalau bicara liburan, mungkin sebagian orang begitu antusias menyambutnya. Ada beberapa orang yang sangat butuh liburan di sela-sela padatnya pekerjaan dan kegiatan rutinnya. Mungkin aku salah satu orangnya. Tapi, menurut kalian, liburan itu seperti apa sih? Apakah selalu tentang jalan-jalan, nongkrong dan bertemu teman lama, waktu untuk melakukan hobi, atau seperti apa?

Keadaan paling menyakitkan bagiku adalah, ketika seseorang bilang kalau menulis adalah hal yang menyebalkan. Ada yang pernah bilang ke aku secara langsung, katanya kalau menulis itu ya gak perlu semua perasaan kita ditulis. Entah kenapa, pertama kali aku denger orang ngomong gitu secara langsung ke aku, dan aku bener-bener sakit hati.

Hai, rumah.
Setiap hari kamu mau saja menaungi segala keluh kesahku,
padahal sejatinya aku ini sering menghancurkan isinya.
berantakan,
berbuat sesukaku,
tapi kamu masih menerima kehadiranku. hehe.
makasih banyak ya, rumah.

tapi, kenapa kamu sebaik ini?
padahal, banyak orang-orang lain yang datang menghampirimu,
membuat seisi rumah lebih rapi,
lebih menyenangkan,
lebih menenangkan,
lebih lebih dariku,
yang hanya sekadar cahaya yang bisa menghangatkan
dan menyinari rumah dari kegelapan.

Hei, rumah.
Apakah kamu akan menjadi tempat tinggalku selamanya?
Bukan sekadar menjadi tempat singgahku,
lalu aku pergi dan tak kembali,
tapi jadi tempat tinggalku,
yang ke mana pun aku pergi,
aku pasti kembali.
Bersediakah kamu menerima kehadiranku setiap hari?

Hei, rumah.
Aku tau kamu sederhana,
tapi rumah tetaplah surga bukan?
Seindah apapun hotel yang mewah,
tetaplah rumah menjadi tempat ternyaman.
Aku mau kamu seperti itu,
selalu hidup bersama cahaya,
dengan penuh kehangatan dan keceriaan.

Hei, rumah.
Aku tau, kita kini tidak menyatu,
bahkan aku tidak tau apakah kita bisa menyatu atau tidak,
tapi selama ini rumah selalu membutuhkan cahaya,
begitupun cahaya yang membutuhkan rumah untuk disinari,
apa aku salah?
aku takut salah langkah.
tapi aku takut berpindah rumah.

Hei, rumah.
Maafkan aku sudah menyinarimu sejauh ini,
Aku sudah terlalu jauh ya?
Mungkin, apa perlu kubiarkan rumah itu gelap saja?
Lalu membiarkan cahaya pergi?
Biarkan rumah itu kesepian lalu kelam
Tanpa sedikit cahaya pun datang

Kalau itu maumu,
Cahaya bersedia pergi.
Walaupun cahaya tidak mau.
Tapi, cahaya akan mengikuti maunya rumah, kok.
Jangan bersedih,
Bagaimana pun, cahaya akan selalu ada untuk rumah.

Melihat Zaina yang mengayuh sepeda dengan cekatan, Nufail menyuruh sang sopir angkutan umum lebih gesit menginjak gas mobil. Alhamdulillah, saat itu hanya Nufail penumpang panglaris-nya. Lalu, angkutan umum berwarna biru itu melaju lebih cepat.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ►  2024 (15)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ▼  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ▼  February (9)
      • Tanggung Jawab Kepanitiaan
      • "Keluarlah dari Zona Nyaman"
      • Teruntuk Adik Saya
      • Kesehatan itu Berharga
      • Mungkin Ini Saatnya
      • Liburan, Menurutmu Seperti Apa?
      • Kalau Suka Menulis, Memang Kenapa?
      • Hai, Rumah.
      • Berseri #Episode 10 [EPISODE TERAKHIR???]
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates