Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata dia pula yang menjadi patah hati terbesar dalam hidupku.
Dia seseorang yang kuimpikan selama ini, begitu penyayang dan perhatian. Dengan tangki act of service-nya yang selalu terisi penuh dan siap dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya.
Dia adalah seseorang yang Allah hadirkan untuk mengisi sebagian kecil di hatiku yang mungkin takkan tergantikan oleh siapapun lagi.
Dia adalah seseorang yang pertama kali buatku seberuntung itu. Dan, ketika orang lain mengetahui kebaikannya, mereka mengiri dengan aku karena aku memiliki orang sebaik dia.
Dia adalah manusia paling sabar yang tidak pernah marah. Dia mengajarkanku untuk juga sabar dan menahan amarah dengan diam dan meredamkan diri.
Dia memang tidak punya kemampuan komunikasi yang sempurna. Kami sering mengalami salah paham. Namun, itu semua menjadi biasa karena kita bisa saling mengerti dan terbuka.
Dia adalah orang yang penuh dengan cinta. Dia bilang, keluarga adalah satu hal yang penting dalam perjalanan hidupnya. Banyak doa yang tersemai dari setiap anggota keluarga.
Dia bukan seseorang yang sempurna, tetapi dia selalu mau belajar. Meskipun seringkali usahanya tidak kelihatan dan orang menyepelekannya, bahkan tidak menghargai prosesnya.
Semua hal tentangnya selama ini membuatku belajar banyak hal, dari hal baik maupun yang buruk sekalipun. Mungkin dia adalah salah satu perantara persan dari Allah untuk manusia di sekelilingnya.
Sayangnya, apa-apa yang kusebutkan tadi menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi. Semua perlahan menghambar, pupus, dan hilang. Ini adalah titik patah hati terbesarku.
Bukan inginku, pun pasti bukan ingin yang lainnya. Tetapi, bukankah ketetapan Allah selalu yang terbaik? Kedewasaanku mulai diuji, kesabaranku juga mulai terasah. Mungkin kata Allah, "Inilah ujian yang sesungguhnya."
Ini dia sekilas tentang dia yang kubangga.
Mungkin tidak lagi, tidak terlalu lagi, atau bahkan tidak semestinya lagi.
Benar kata orang, sebaik apapun manusianya jangan berharap padanya. Sebab, apa-apa saja yang ada dalam manusia tidak bisa memberi harapan apa-apa. Tetaplah hunsudzon sama Allah, bahwa ketetapan-Nya adalah takdir terbaik.
Semangat menghadapi takdir yang pahit, semoga Allah berikan hati-hati manis lainnya di depan sana.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.