Mungkin dia hanya tidak tau bagaimana rasa kecanduan dalam menulis.
Nih ya, aku kasih tau. Aku pernah baca beberapa buku yang berbeda, katanya menulis justru adalah cara yang paling efektif untuk mengungkapkan perasaan. Dari sanalah orang yang terbiasa mengungkapkan perasaannya dalam tulisan lebih punya jiwa yang tenang, dan aku rasain itu sendiri kok.
Aku benar-benar tidak percaya dia bisa berkata demikian.
Mungkin kamu harus coba untuk membiasakan menulis, apapun itu. Tak perlu takut tulisanmu jelek, dikomentari banyak orang, atau berlebihan. Justru tulislah segalanya apa yang kamu rasakan, yakin deh, perasaan kamu akan lebih baik jika dituliskan. Tapi ingat, gausah filter tulisan kamu, kalau kamu mau nulis, jujurlah kepada kertas dan media menulismu tanpa memeprhatikan yang lain. Mau kamu lagi bete, bahagia, atau merasakan hal-hal yang lebay sekalipun, tulis aja. Itu menyenangkan loh. Percaya deh.
Jujur,
Yang pernah berkata "menulis itu berlebihan" adalah temanku sendiri. Dia tau salah satu kebiasaanku adalah menulis diary, dan kini tak hanya diary, tapi di blog juga. Katanya, apa aku gak malu dilihat banyak orang tentang apa yang terjadi hari ini padaku? Jawabnnya, ngapain malu. Aku menulis keluh kesahku di manapun, entah diary, notes, dan blog sekalipun itu untuk aku sendiri. Kalau saja orang lain melihatnya, ya biarkan saja. Aku hanya berharap orang lain bisa mengambil ibrah dari setiap apa yang aku tulis. Tapi, katanya berlebihan, menurut kalian gimana?
Menurut aku sih, tergantung orang ya.
Coba lihat, apa pernah aku menghapus semua postingan yang tidak penting dalam blog aku? Tentang curhatan cinta mungkin? Atau sekadar cerita ketika aku berkunjung ke salah satu tempat. Jujur, aku gak pernah hapus postingan itu terkecuali karena ada hal yang mendesak. Kalau gak percaya, coba lihat postingan-postingan aku di tahun-tahun di mana aku baru pertama kali main blogger. Semua cerita berkesan sampai yang alay pun masih ada, tuh. Dari aku cinta monyet pun ada. Lihatlah.
Terus kenapa aku gak hapus? Gak malu tulisannya jelek?
Kamu tau, salah satu cara menilai sejauh mana tulisan kita berkembang adalah dengan membandingkan tulisan kita sekarang dengan tulisan zaman dahulu. Dan menurutku, ini salah satu caranya, bukan? Aku sengaja menyimpan beberapa arsip tulisan agar setiap hari kualitas tulisanku semakin membaik. Dan tidak hanya itu, kamu tau gak sensasinya membaca tulisan-tulisan lama? Itu menghibur banget loh, serius.
Ketika kita membuka kembali tulisan-tulisan kita, membacanya, maka kita kembali memutar imajinasi pada saat kita menuliskan itu. Apalagi jika tulisan itu tentang kejadian-kejadian kita di masa lalu. Itu seru banget, aku jadi bisa membayangkan lagi ternyata aku dulu pernah seperti itu.
Nah, mungkin aku cuma mau mempertegas aja nih. Buat kamu yang suka menyepelekan hobi seseorang, apalagi tentang menulis, tolong hargai pilihannya. Karena setiap orang punya caranya sendiri untuk bahagia. Mungkin kamu punya cara tersendiri untuk membahagiakan diri dengan tidak menulis, dengan banyak hambur-hamburkan uang untuk jalan-jalan, shopping, atau makan-makan mungkin? Aku bukan tipe orang yang seperti itu, dan mungkin kamu juga bukan tipe orang sepertiku. Maka, marilah kita saling menghargai. Jangan mencela. Tidak baik, kamu sudah dewasa kan?
Dariku yang suka menulis,
Untukmu yang tidak menyukaiku menulis.
4 Komentar
Izinkan saya bertanya. Apakah ada perbedaan feel antara menulis manual seperti di buku diary menggunakan pensil atau pulpen, dengan menulis lewat ketikan seperti di blog? Atau apakah ada perbedaan feel antara mengetik di smartphone dengan mengetik di keyboard? Atau bagaimana pendapat saudari Nurnafisah tentang perbedaan-perbedaan yang saya tanyakan diatas? #NanyaAca
ReplyDeleteSetiap media untuk menulis menurut aku punya feel masing-masing sih, dua duanya aku suka, tapi entah kenapa kalau nulis pake pensil/pulpen, aku bisa lebih inget ttg apa yg ditulis. Contoh, kalau mau ujian, aku lebih suka nulis rangkuman yang panjang sekalipun lewat kertas dan pulpen, karena menurutku lebih mudah dihafal aja, beda sama ketik pake word lalu diprint.
ReplyDeleteDan untuk perbedaan ngetik di smartphone dan keyboard, feelnya beda banget. Aku kurang suka aja sih nulis di smartphone karena kapasitasnya terbatas, soalnya kadang nulis udah terlihat panjang ternyata di laptop cuma sedikit wkwk. Jadi kurang puas aja.
Wajar sih pertanyaannya. Setiap orang punya cara dan pendapatnya masing-masing dalam menulis. Bahkan, ada aja gitu yang mungkin lebih suka nulis di smartphone karena lebih praktis. Hehe.
Semangat terus nulisnya Acaa!!
ReplyDeleteTerima kasih, Ayu. Semangat nulisnya juga yaaa!!
DeleteSilakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.