"Keluarlah dari Zona Nyaman"


Sebagai manusia, saya selalu berusaha menjadi pribadi yang menghormati manusia yang lain. Itulah mengapa, saya sangat suka bercengkrama dan mengenal orang-orang baru di sekitar saya. Jangan heran, kalau saya dekat dengan beberapa orang---entah laki-laki atau perempuan--tapi beginilah saya dengan sikap menerima kehadiran siapapun.

Ada seseorang yang pernah bertanya kepada saya, "Kenapa sih, kamu kok banyak banget yang respon kalau di Instagram? Setiap bikin question stiker atau postingan, pasti banyak respon dari teman-teman." Katanya begitu. Padahal aslinya gak selalu begitu kok hahaha.

Jawabannya sederhana, silaturahim.

Jujur, saya bukan seseorang yang pandai memulai percakapan. Tapi saya sangat suka kepada mereka yang mau memulai percakapan bersama saya.  Saya selalu menghargai mereka yang berani dan mau berteman dengan saya, itulah mengapa saya juga tidak ingin mereka hilang begitu saja. (Hilang, maksudnya?)

Jadi gini, ada beberapa orang yang saling mengenal hanya karena terpaksa, entah karena kebutuhan mungkin, karena bertemu dalam satu pertemuan, atau karena tuntutan sesuatu seperti jabatan, kerjaan, dsb. Tapi saya mencoba mengubah pola pikir saya. Ketika kita mencoba memulai pertemanan, artinya bukan karena kita butuh mereka, tapi karena suatu saat teman dan kita akan saling butuh. Bukan kita sengaja berteman untuk berbagai alasan, tapi bertemanlah untuk saling membantu dan membutuhkan. 

Itulah yang membuat saya untuk selalu bisa menjaga konektivitas saya dengan mereka, teman-teman saya. Saya selalu mengingat kebaikannya, wajahnya, sikapnya, peristiwa berkesan dengan mereka, dan lain sebagainya. Saya orang yang tidak pernah berpikir bahwa teman adalah seseorang dalam 'jangka pendek', karena menurut saya teman adalah segalanya dan selamanya. Sampai saat ini, saya bahkan masih ingat apa saja yang pernah saya lalui dengan teman masa kecil saya, teman TK saya, teman SD saya, teman SMP, teman di MAN, atau bahkan saat kuliah, yaaa mungkin beberapa ada sih yang lupa, hehe. Maklum.

Bagaimanapun saya selalu menjaga silaturahim saya kepada mereka. Mungkin sesekali menanyakan kabar, berkomentar di postingan media sosial, atau saling bertegur sapa kalau bertemu. Pernah suatu hari saya sengaja mencari teman-teman lama saya di instagram, lalu saya kirim beberapa pesan dengan tulisan "Hey, Aku Sasa (nama kecil saya) teman TK-mu dulu, masih inget gak?" Senekad itu, hahaha. Gabut memang. Tapi ternyata sebagian teman-teman juga masih mengingat saya, yaaa walaupun ada yang lupa.

Saya sangat bahagia ketika kita sudah berpisah, tidak satu tempat menimba ilmu lagi, atau tidak pernah bertemu lagi, tapi mereka masih mengingat saya. Dan berkebalikan, saya juga sedih jika ternyata ada beberapa teman lama mungkin yang sudah lupa sama saya, mungkin sudah terlanjur punya teman baru yang menurutnya lebih nyaman dan mengesankan.

Inilah yang saya tekankan pada diri saya. "Jangan pernah lupa sama teman lama." Kenapa? Karena bagaimanapun teman itu adalah saksi perjuangan kita. Teman baik ataupun buruk, saya selalu berusaha mengingat kebaikannya. Betapa pentingnya silaturahmi dalam hidup saya, karena saya senang melakukannya.

----

Di lain sisi, saya suka membuka diri untuk orang baru. Mungkin ada beberapa dari mereka (yang saat ini menjadi teman saya) adalah hasil saya berkenalan di media sosial, atau cuma sekadar tau tanpa saling mengenal di dunia nyata. Cuma kalau untuk hal ini, saya agak sedikit pemilih karena saya tidak mengenalnya secara nyata hahaha. Ada beberapa teman yang sampai saat ini masih berteman dan sering ngobrol melalui media sosial, karena menurut saya mereka orang yang baik dan mau membagikan ceritanya kepada saya.

Ada seseorang yang sebenarnya saya tidak pernah berbicara secara langsung, tapi kami saling mengenal di dunia nyata, kemudian mengajak saya bertemu untuk bisa bertukar pikiran. Sayangnya, saya terlalu tertutup untuk bisa terbuka dengan orang baru, apalagi lawan jenis. Hahaha, maaf saya tidak bisa mewujudkan itu. Mungkin suatu saat nanti, secara tidak sengaja itu akan terjadi.

Saya memang orang yang cukup payah. Terlalu takut untuk membuka diri di hadapan publik, tapi salah satu impiannya punya teman banyak. Saya pernah baca sebuah buku di mana dituliskan seperti ini, "Jika kamu ingin punya teman banyak, maka jadilah orang yang membaur, aktif, dan banyak bicara". Seketika saya langsung down, sebab semua kriteria itu tidak ada dalam diri saya.

Saya bukan orang yang mudah membaur, apalagi aktif. Saya juga bukan seseorang yang banyak bicara, apalagi untuk menjadi pusat perhatian banyak orang. Saya sedikit pemalu untuk itu, maka jangan heran jika organisatoris seperti saya ini tidak pandai berbicara di depan umum, hehe. Memang, sepayah itu.

Kemudian, seseorang pernah bertanya kepada saya, "Kamu introvert ya?"
Kemudian saya menjawab "Terkadang saya merasa saya ambivert, tapi saya lebih sering merasa saya anak yang terlalu introvert." Jelas saya.
Lalu orang itu berkata, "Berkebalikan dengan saya, saya rasa saya orang yang sangat sangat ektrovert, senang bicara, dan terlalu fleksibel."
Saya merasa kami saling bersebrangan, punya perbedaan yang sangat jelas.
Tapi di satu sisi kemudian ia berkata, "Keluarlah dari Zona Nyaman, jangan terlalu nyaman jadi introvert." Katanya dengan nada menyindir (menurut saya).

Saya bukannya tidak ingin keluar dari zona nyaman, tapi jiwa saya memang sudah nyaman seperti ini. Ya, walau terkadang saya pikir menjadi ekstrovert itu sedikit menyenangkan, mungkin temannya akan lebih banyak kan dari introvert? Yaa, sebenarnya bukan masalah introvert atau ekstrovert aja sih, tapi juga bagaimana mereka berdua bisa berjalan beriringan sesuai kebutuhannya.

Jadi gimana, masih mau 'kan berteman dengan introvert seperti saya? :)

8 Komentar

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. ahmeed elkareem22 Februari 2019 05.42
    Terima kasih.
    Kebetulan Saya pembaca baru di beberapa tulisan anda, terima kasih telah memberikan tulisan yang semakin jauh meningkat di tiap saatnya. Semoga dapat merisalahkan kebaikan untuk penulis juga pembacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sudah berkunjung. Aamiin, insyaAllah. Mohon doanya yaa.

      Delete

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.