Kesempatan Iktikaf


Saat menulis postingan ini, saya sudah pulang dari agenda bermalam saya di salah satu masjid komplek. Karena satu dan lain halnya yang tidak bisa ditinggalkan, akhirnya saya bisa melakukan agenda ini di akhir ramadan kali ini. Ya memang bukan di malam ganjil sih, tapi setidaknya Allah memberikan saya kesempatan untuk bisa merasakan yang namanya iktikaf.


Alhamdulillah, iktikaf kali ini saya ditemani oleh teman lama saya, teman SD sekaligus teman SMP, yang masih sering komunikasi dengan saya sampai detik ini, yaitu Hanifah. Senangnya saya tiba-tiba dichat beliau dan diajak untuk iktikaf. Awalnya saya ragu, karena sejujurnya saya tidak pernah iktikaf sebelumnya. Sebab, saya gak bisa melakukan sesuatu sendirian, apalagi untuk bermalam. Sulit rasanya mencari mahram untuk iktikaf. Hehehe, bukan kode loh ya ini. Sedangkan, Papa dan adik saya suka iktikaf masing-masing, papa suka iktikaf di Jakarta dan adik saya bersama teman-temannya. Kalau mama saya punya urusan lain yang tak bisa ditinggalkan.. Begitu sih katanya haha.

Pertama kalinya iktikaf perasaannya saya benar-benar bahagia. Malam tadi saya merasa sangat tertantang untuk banyak baca Alquran. Saya melihat banyak orang-orang yang semangatnya luar biasa untuk berbuat baik dan mengumpulkan pahala. Mulai dari anak kecil, ibu-ibu, bahkan sampai nenek-nenek.

Suatu waktu, saya sudah mulai mengantuk. Saat saya melihat jam di telpon genggam saya, waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 23.32 WIB. Saya mulai menaruh Alquran pada tempatnya dan mempersiapkan diri untuk tidur. Ketika mata saya mulai terpejam, tiba-tiba ada seorang ibu yang memanggil anaknya. Rupanya ibu itu datang ke masjid itu bersama kedua anak laki-lakinya, kira-kira usianya masih 8-10 tahun.

Ibu itu memanggil kedua anak tersebut dan menyuruhnya duduk di sebelah sang ibu. Mata saya yang terpejam itu tetap terpejam, tetapi telinga saya tetap mendengarkan suasana sekitar. Ibu itu ternyata mengetes hafalan kedua anaknya tersebut. Anak itu masing-masing dites sesuai dengan hafalannya.

"Bacakan surat Al Maarij," kata sang ibu.

Kemudian anak itu membacakannya dengan suara yang cukup lantang. Aku yang kebetulan hafal surat tersebut diam-diam ikut membaca sekaligus mengetes juga hafalan saya hehe.

"Dibaca qolqolahnya yang benar," kata sang Ibu sedikit memarahinya.
 Lalu sang anak membacakan kembali ayat yang tadi salah dibacanya. Begitu terus dilakukan.

Mendengar bacaan merdu dari sang anak, saya begitu bersyukur. Alhamdulillah di waktu sebelum saya tidur, Allah mau saya juga memuroja'ah hafalan saya melalui anak itu. Kebaikan Allah ternyata banyak sekali tersimpan dari mana saja, selagi kita mampu menyadari dan mengetahuinya. Benar begitu?

Kemudian, dilanjut dengan ditesnya anak laki-laki yang satu lagi. Kali ini suaranya lebih cempreng, kukira ini giliran adiknya. Dan kalian tau apa, ternyata adiknya disuruh baca Al Jinn. Bisa bayangkan, kedua anak itu ternyata sudah hafal juz 29, dan sepertinya kita akan malu dengan umur yang sudah hampir menginjak 20 tahun ini hafalannya gak nambah-nambah. Huhuhu. Sebuah teguran yang sangat halus.

Saya dengarkan kembali senandung ayat dari anak tersebut sambil mengikuti. Tanpa sadar, lama-lama telinga saya sudah tak mendengar lagi. Mata saya sudah mulai benar-benar terpejam dan saya tidur hehe. Kemudian saya sadar kembali pukul 2 pagi. Dilanjut kembali dengan baca Alquran sambil menunggu Qiyamul Lail berjamaah pada pukul 2.30.

Alhamdulillah, meski baru sekali bermalam, saya sangat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Saya bisa merasakan suasana haru di bulan ramadan yang sebentar lagi akan berakhir. Saya juga diberikan kesmepatan bertemu dengan orang-orang hebat di masjid, mengizinkan saya murojaah, merasakan makan sahur bersama-sama di masjid, dan qiyamul lail berjamaah. MasyaAllah, alhamdulillah.

Pagi itu diakhiri dengan kajian oleh salah satu ustad mengenai perjalanan ramadan kita. Lalu beliau berkata, "Semoga Allah menerima sahur kita, shalat kita, puasa kita, ibadah kita, dan segala kebaikan kita di bulan ramadan," katanya. Lalu dengan serentak kami jamaah mengaamiinkan.

Aamiin.....


-----


Selamat berjuang di akhir Ramadan, jangan lupa perbanyak ibadah yaaa!


2 Komentar

  1. MasyaAllah, sebuah motivasi buat saya pribadi agar tidak kalah dengan yang lebih muda dalam hafalan qur'an hehehehe

    ReplyDelete
  2. Aamiin.. Alhamdulillah. Semangat menghafal :)

    ReplyDelete

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.