Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
Foto/Unsplash.com

Dulu, kata hilang menjadi tabu
Katamu, itu takkan terjadi
Kita akan tetap selalu berbagi
Meski ranahku dan kamu tak seperti dulu

Bila saja hilang hanya sebuah pamit sementara,
Seharusnya akan ada masa di mana kamu kembali,
Berbagi cerita, menyuarakan kabar,
atau sekadar menyapaku di setiap malam dan pagi

Nyatanya, hilang itu benar-benar terjadi
Persis seperti apa yang aku takutkan
Ya, benar menjadi kenyataan

Katamu, hilang bukan pilihan
Tapi ke mana kamu saat kucari?
Terkadang aku membutuhkanmu untuk jadi telingaku setiap hari
Tapi aku terus bersabar, tanpa mencari telinga lain untuk mendengar

Aku hanya percaya padamu atas cerita yang akan kusampaikan
Namun apa daya, menunggumu tak ada sautan
Kesabaranku tak ada jawaban
Hingga akhirnya kulihat wajahmu terpampang bersama yang 'katanya teman'

Sontak hatiku menangis,
Rasanya sia-sia aku menunggu berhari hari hanya demi menjadikanmu pendengarku
Seperti tak ada orang lain saja
Hilangmu kini benar-benar mengagetkanku
Tanpa kata, tanpa bicara, tanpa ada basa basi

Baiklah,
Jika dirasa ceritaku tidak lagi menarik,
Biarkan diri ini kutarik,
Dari jagatmu hingga matamu,

Akan kupalingkan diriku agar kita kembali tak bertemu
Mungkin, ini hal terbaik yang selama ini kaunanti?
Tak apa,
Memang ya berteman denganku membosankan?
Hahah, bilang saja. Tak perlu ragu.

Tenanglah, aku sudah tak bersamamu.
Berpuaslah sesuka hatimu sekarang.
Jangan cari aku,
Kamu akan merasakan rasa yang sama saat aku mencarimu.

Hilang.
Tidak ada.
Tanpa suara.
Tanpa bicara.
Ya, hilang.
Foto/Unsplash.com

Assalamualaykum, temen-temen. Selamat menjalani hari-hari.

Kali ini aku mau bahas tentang rasa kagum. Boleh ya? Boleh dong, hehe.

Pernah gak kalian merasa kagum sama seseorang yang awalnya gak kenal, kemudian seiring berjalannya waktu kita makin mengenali orang itu seperti apa; entah karena kita yang inisiatif mencari tau ataupun orang-orang sekitar yang menunjukkan itu tanpa sengaja. Itu semua sering banget terjadi ya temen-temen?

Jujur, aku pun orang yang demikian. Ketika melihat kelebihan seseorang, tiba-tiba ada perasaan kagum. Mau itu laki-laki atau perempuan, perasaan itu sangat wajar. Tapi yang perlu kita ingat adalah batasan-batasannya. Kalau semua itu tidak dibatasi, maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti ceritaku, gimana coba?

Jadi, akhir akhir ini aku memang diuji dengan rasa kekaguman orang lain terhadap aku. Ada beberapa orang yang aku kira sudah melebihi batas-batas itu, yaaa.. batas dari sekadar mengagumi. Pada awalnya orang-orang ini mengenal aku hanya dari media sosial, bahkan bertemu pun tidak pernah.

Orang orang ini mengaku kagum karena beberapa faktor; ada yang pernah melihatku di televisi, ada yang kagum karena pernah membaca blog-ku, ada pun yang kenal aku karena postingan di instagram. Mulai dari sanalah mungkin mereka mencari tau aku lebih dalam. Dan seiring berjalannya waktu, akhirnya orang-orang ini mengetahui sedikit banyaknya informasi pribadi aku.

Wajar? Awalnya sih begitu. Bahkan informasi bisa kita dapatkan dari media sosial kita sendiri. Apalagi aku, apapun kutulis di blog, 'kan? Tapi sayangnya ada beberapa dari mereka yang memanfaatkan itu untuk mengetahui aku lebih jauh lagi. Sebenarnya ini tidak sepenuhnya salah, tapi balik lagi ke poin penting, perasaan itu punya batasan.

Sayangnya, mereka ini semakin lama sedikit menggangu. Tiba-tiba merasa sok tahu dengan segala kehidupanku, tiba-tiba merasa men-spesialkan aku, tiba-tiba seperti berteman lama tapi rasanya sepihak. Maksudnya gimana?

Gini, ada beberapa orang yang merasa sudah sangat mengenal aku. Lalu ia menganggapku sebagai teman atau bahkan lebih dari itu. Lalu bagaimana dengan aku? Apakah aku kenal dengan mereka lebih dalam? Belum tentu kan? Maka dari itu perasaan sepihak ini jangan disepelekan ya, temen-temen. Karena jujur, beberapa kali aku merasa risih dibuat oleh temen-temen yang bersikap demikian.

Menurut Buya Yahya pada video yang berjudul Tahapan Mencintai Seseorang rasa kagum itu adalah permulaan kita untuk memutuskan jatuh cinta. Awalnya kita akan merasa kagum secara umum, kemudian memiliki kecenderungan pada salah satunya, dan yang terakhir mengambil keputusan untuk mencintai.

Nah, menurutku dengan begitu kita harus sangat berhati-hati kawan, apalagi cinta itu tidak jauh dengan membenci. Kalau saja ada sesuatu yang salah dalam tindakannya, ya bukan cinta yang diraih tapi malah jadi benci. Ya, jangan sampe ya. Jadi, buat temen-temen yang memiliki rasa kagum itu sangat diperbolehkan.. Tapi ya kita harus tau batasannya, kita tau harus seperti apa, harus bagaimana, dll.

Kalau saja tindakan itu tidak dipikirkan terlebih dahulu, hubungan yang baik tidak mungkin tercipta. Yang ada hanya perasaan risih dan terganggu dengan sikap kita ke orang itu. Jadi, intinya sewajarnya saja :) Karena setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan. Terlepas dari rasa kagum itu, ya kita harus tetap menghargai seseorang dengan sesuatu yang disukai atau yang tidak disukainya.

Nah, jadi buat temen-temen yang merasa 'kagum' sama siapapun itu, ayolah sewajarnya aja. Jangan jadikan rasa kagum itu alasan untuk "gue harus bisa ketemu", "gue pengen kenal dia lebih jauh", "gue pengen dia tau kalo gue kagum", "gue pengen jadi temen deketnya", dll. Nah, kalo itu sih udah modus namanya! Bukan lagi sekadar kagum tapi menaruh harap.... Duh, jangan deh bahaya. Apalagi sam alawan jenis ya, tolong bener-bener perhatikan.

Yaa lebih baik saling mendoakan aja kebaikan. Bersikaplah sewajarnya dan jangan berlebihan. Kasian loh orang yang dikagumi nanti malah gak suka sama keberadaan kita. Duuuh. Jangan sampe ya? Mendingan mulailah perkenalan dengan baik, cara yang baik, dan berprilaku yang baik.

Intinya sih gitu aja ya temen-temen. Aku juga kagum kok sama beberapa orang, entah itu temen sendiri, kakak tingkat, teman jarak jauh, selebriti, aku kagum sama beberapa dari mereka. Cuma ya bukan untuk yang aneh-aneh, hanya sebagai pengagum dan inspirator untuk memotivasi aku jadi orang yang lebih baik. Gitu ya temen-temen.

Jadi, mohon maaf apabila ada yang diblokir dari media sosial aku, dan juga ask.fm ku sudah tidak menerima komenan anonim lagi karena yang aku rasa sejauh ini ada beberapa dari kalian yang sudah mengganggu pribadiku.Hehehe. Terlebih mohon maaf sekali ada juga nomor-nomor yang sudah tidak disimpan dalam kontak, karena dikhawatirkan semakin tau kehidupanku lewat media sosial lainnya dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hehe, sekali lagi maaf ya.

Yuk instrospeksi diri,
Sejauh ini kita sudah kelewat batas belum sih?

Jangan lupa #MenebarCahaya dan jangan lupa selalu mengaji :)

Wassalamualaykum!


Menilik hujan sore ini,
sepertinya ada rindu yang terselip dalam aromanya
dan, sepertinya akan selalu begitu
meski tak hujan, rindu akan mulai membersamaiku

hari ini pasti bukan hari terbaikmu,
kauanggap setiap hari adalah hari yang sama
tapi hujan dan aku kali ini berdoa
untuk rindu yang seharusnya bisa terobati dengan segera

rumahku sudah mulai basah olehnya,
tapi tidak dengan rumahku yang ada di sana
jangan, jangan basah!
sebab pipiku sudah basah dibuatnya

meski kini tampak sepi,
kurasa bukan waktu yang tepat untukku menepi
aku tetap menunggu hujan itu mereda
bersama rindu yang kurajut di pelupuk mata

rasakan, dengarkan,
doa yang kukirimkan setiap habis salat
selalu kutunggu kabar meski belum terdengar
selalu kucoba sabar meski belum terlihat tegar

berbahagialah kamu di hari ini
bersama hujan di kotaku
dan bersama rindu yang kuselipkan di antaranya
selamat! aku di sini untukmu
ingat.


Aku terlahir dari rahim hebat seorang ibu yang sebelumnya telah melahirkan dua orang anak; pertama perempuan dan kedua laki-laki. Menjadi anak tengah memang sangat diuntungkan, terlebih aku juga punya seorang adik. Jadi, bisa merasakan menjadi adik dan bisa merasakan menjadi seorang kakak.

Namun, sayangnya sekarang aku harus membiasakan diri untuk menjadi anak tunggal. Semenjak kakak pertamaku menikah, rumah sudah mulai sepi karena ia harus ikut suaminya. Sementara kakak kedua yang belum selesai kuliah itu jarang sekali pulang karena jarak Bali-Bogor yang terlalu jauh. Dan satu lagi, adikku, kini sudah harus merantau ke kota Kembang untuk melanjutkan pendidikannya.

Aku gak nyangka, mereka semua punya perjalanan yang jauh. Kalau dibandingin, aku yang ingin merantau ini malah gak kesampaian untuk merantau. Kakak pertamaku dulu kuliah di ITB, sedikit berpindah dari Bogor; sedangkan yang kedua paling jauh, ke Bali; dan adikku kembali mengulang sejarah untuk pergi ke Bandung.

Alhamdulillah, kalau melihat saudara-saudaraku itu; ternyata mereka hebat. Aku tau betul perjuangan mereka meraih cita-cita dan jurusan kesukaannya, dan mereka dapatkan itu. Beda denganku yang kuliah karena keberuntungan nilai rapot tanpa usaha, Alhamdulillah sih, walaupun kadang juga suka ngerasa tertinggal dari mereka, huhu. (Maaf lagi galau)

Tapi di satu sisi ya aku harus sadar, kita punya jalan masing-masing. Allah sudah menempatkan rezekinya di sana. Masalah siapa yang paling sukses, aku hanya berdoa agar semuanya menjadi sukses. Sebab, skala kesuksesan seseorang kan berbeda-beda, ya tergantung masing-masing diri kitanya kan?

Ya, to the point aja sih, sebenernya aku sedih aja ngeliat adik yang sekarang sudah dewasa. Ya, dulu sempet mengkhawatirkan ini. Aku sudah yakin bahwa suatu saat nanti rumah akan sepi, setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing, dan itulah yang terjadi sekarang, yang aku alami sekarang, sampai beberapa tahun ke depan.

Sedih juga ya ngeliat kita yang sudah makin dewasa. Ternyata fase ini cukup membuat haru. Biasanya di rumah masih ada temen jajan bareng, diskusi bareng, dan kadang-kadang kita udah kayak bukan saudara tapi juga sahabat. Dan sekarang dia udah kuliah:( udah dewasa, udah harus jadi mandiri di Bandung. Gak nyangka, waktu jalan begitu cepat.

Huft.

Teruntuk saudara satu rahimku,

sejujurnya aku kangen banget deh bisa kumpul bareng lagi. Sepertinya menjadi hal mustahil sekarang ini kalau mau bersama-sama. Lihatlah, aku sekarang sendirian di rumah, seperti gak ada teman.
Teman-teman di dunia nyata kadang tidak mengerti bagaimana suasana hati dan perasaan, sementara kalian selalu mengerti tanpa harus diungkapkan.
Teman-teman dunia nyata pun sedang tidak baik-baik saja,
tampaknya mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa melirik sedikitpun pada temannya yang lain,
mereka tidak bisa diganggu, tidak seperti kalian yang siap diganggu dalam keadaan apapun.

Saat ini, aku benar-benar merasa sendirian.
Liburan membuat teman nyataku berjauhan.
Dan teman rahimku juga ternyata harus begitu.

Baiklah, semua drama akan dimulai.
Bersama hujan sore ini, hatiku mulai sendu untuk beberapa hari ke depan.
Semoga bisa terlewati dengan baik,
Bismillah.
foto/google.com

Bang, kali ini izinin gue buat cerita tentang lu ya. Sebenernya, gue cuma berniat untuk mengabadikan pengalaman gue waktu ngefans sama lu bang. Gue yakin lu juga gak bakal baca sih, bang. Ini gue tulis untuk diri gue sendiri aja biar suatu saat nanti kayaknya seru deh buat dikenang. Hehehe. Tulisan ini juga gue persembahkan untuk pembaca setia blog gue yang semoga aja bisa mengambil hikmahnya dari cerita ini. Okee?

Jadi gini, waktu itu gue ngefans banget sama bang boim. Kalau kalian belum tau siapa, dia salah satu Quran Reciter terkenal saat itu bareng temennya Muzammil Hasballah, Salim Bahanan, sama Taqy Malik. Waktu itu sempet booming kalau artis pada hijrah, kemudian muncul komunitas-komunitas hijrah, serta munculnya para Quran Reciter macam abang-abang berempat itu.

Entah kenapa gue merasa semangat aja gitu, pas dengerin mereka baca Quran. Terlebih sama bang Boim yang masyaAllah deh pokoknya. Sebagai seorang perempuan, gue gak munafik karena gue juga suka sama mereka karena ketampanan mereka. Gue sampe following instagramnya satu per satu, ikutin beritanya, dan suka dengerin murrotalnya.

Wallahu'alam sih waktu itu gue dengerin murrotal itu beneran karena Allah atau karena orang yang baca:( sumpah deh ini harus diperhatikan temen-temen, lurusin niatnya jangan sampai kayak gue, plis!! pokoknya gak baik kalo segala sesuatu didedikasikan untuk/karena manusia. Sebaik-baiknya persembahan ya harus karena dan untuk Allah, inget ya!

Nah, sampe situ gue sering stalking bang Boim. Padahal mah boro-boro deh dia kenal gue juga. Wkwkwk. Begitu kan ya kalau orang ngefans sesuatu? Suka lebay. Dari situ gue hampir tiap hari merhatiin profilnya, postingannya, captionnya, bahkan spagramnya. Duh, alay banget deh pokoknya. Bener-bener kocak aja gitu gue se-alay itu wkwk.

Terus, gue pernah suatu ketika ngeliat doi nulis di bio instagramnya tentang ilmu. Pokoknya pake bahasa arab gitu. Gue juga gak terlalu inget sih, pokoknya gitu deh. Nah, setelah gue stalking dia malamnya gue mimpiin dia. Mungkin ini karena gue terlalu mikirin dia, padahal mah sebenernya gak baik guys kayak gini, plis jangan dicontoh wkwk. Tapi, mimpi ini yang menarik buat gue.

Dalam mimpi itu, gue mimpi menghadiri suatu acara yang bintang tamunya bang Boim. Sumpah deh, gue ke acara itu ceritanya cuma untuk ketemu bang Boim, bukan untuk denger kajiannya. Astaghfirullah. Pokoknya di mimpi itu gue kayak ngejar-ngejar beliau sampe ngikutin ke acara yang beliau hadiri. Dan akhirnya ketemu nih ceritanya walaupun cuma liat dari jauh.

Terus, tiba-tiba gue didatengin sama satu laki-laki. Dia bilang ke gue gini, "Kamu suka ya sama bang Boim?" terus dengan pedenya gue jawab, "iya, suka banget. Boleh ketemu gak?" tanya gue. Laki-laki itu bilang ada tiga hal yang harus gue lakuin sebelum  bisa ketemu bang Boim.
1. Gue harus hapus seluruh foto gue di instagram,
2. Gue harus berhenti follow laki-laki di instagram,
3. Gue harus bercadar.

Entah kenapa, di mimpi itu gue turutin apa kata orang itu. Biar bisa ketemu bang Boim. Terus, setelah gue ngelakuin itu, gue cari lagi acara kajian yang ada bang Boimnya. Akhirnya ceritanya gue menagih janji laki-laki itu dan gue cari lagi laki-laki itu biar bisa ketemu bang Boim.

Setelah itu, bener dong gue dicekin hpnya dan langsung dipertemukan sama bang Boim. Terus setelah gue dihadapkan dengan bang Boim, dia ngomong sama gue. "Makasih udah mau ngelakuin itu buat saya, tapi saya cuma mau kamu ngelakuin itu karena Allah bukan karena yang lain," kata dia.

Di mimpi itu gue diem aja, entah kenapa gue kayak baper gitu di mimpinya. Setelah itu, gue berusaha buat ga dateng-dateng lagi ke kajian bang Boim karena selama ini niat gue gak baik. Gue mau meluruskan itu ceritanya. Gue ga ngejar-ngejar bang Boim lagi, gue pun gak bercadar karena bang Boim lagi, dst. Ceritanya di mimpi itu gue mulai insaf. wkwk.

Nah, setelah itu.. Waktu gue udah berusaha tobat, tiba-tiba gue malah difollow bang Boim. Dan gue kaget, padahal ceritanya gue udah unfollow dia. Tiba-tiba dia minta alamat rumah gue dan mau dateng ke rumah dong buat ngelamar. Sumpah, mimpi itu kayak nyata wkwkwk. Tapi gue tau ini cuma halusinasi gue wkwk, tapi wait... belum selesai.

Udah ya, mimpinya sampe gue dilamar. Bangun dari mimpi itu gue bener-bener dibuat bingung, tapi ada senengnya juga sih. Dan seperti biasa gue langsung stalking dia di instagram. Dan kalian tau apa? Tepat sehari setelah gue mimpiin dia malemnya, dia ganti bio di ignya dengan tulisan ini. Kalian bisa liat sendiri di bawah!!


MasyaAllah pokoknya, waktu gue mulai baper sama mimpi itu, gue malah ditampar langsung sama bio bang Boim di ig-nya. Gue jadi ngerasa, "Yaelah mimpi doang, ngapain baper," bener begitu kan? Dari situ gue ngerasa mimpi itu bener-bener menampar gue sih. Pas banget itu ceritanya dari gue mimpi sampe ngeliat bio bang Boim itu berasa masih satu cerita yang nyambung. Dah, pokoknya gitu.

Intinya, sejak mimpi itu gue ambil banyak hikmahnya sih.
1. Gue gaboleh suka sama sesuatu secara berlebihan, gak baik. Apalagi kalau lawan jenis, suka mikirin, stalking, dll yang sebenernya kurang penting.
2. Gue gaboleh ngelakuin sesuatu cuma karena manusia apalagi karena orang yang gak kenal sama kita. Kayak gue ngefans sama bang Boim. Dateng ke kajian cuma gara-gara ada bang Boim, dengerin murrotal cuma gara-gara suaranya enak didenger, dll. 
3. Kalau gue mau deket/disukain/dikagumi/berjodoh sama orang sholih kayak dia, gue harus bisa menjadi orang sholih juga untuk dia. Kayak di mimpi itu, gue kan dituntut untuk jaga pandangan di ig, pake cadar, dsb. Jadi seakan-akan kalau gue mau sama bang Boim ya gue harus begitu. 
Ibaratnya sih yang baik akan ketemu yang baik, jadi jangan harap kalau mau sama yang sholih tapi kitanya masih gini-gini aja. Duh, malu.

Dan, menurut kalian apalagi yang bisa diambil dari cerita gue kali ini? Atau ada pendapat lain? Boleh dikomen hehe.

Intinya, gue mau ngasih tau kalian kalau ngefans sama orang jangan berlebihan deh. Jangan kayak gue wkwk. Inget, segala sesuatu itu harus karena Allah bukan karena nafsu semata doang. Alhamdulillah sejak saat itu gue udah gak suka stalking doi lagi. Bahkan sekarang biasa aja gitu, cuma misalkan gak sengaja ada di beranda ig, ada snapgramnya, atau ada di timeline di youtube, bahkan pernah gue iseng komen di youtubenya terus dibales, tapi sekarang udah biasa aja rasanya haha. Alhamdulillah, perlahan gue udah berubah. Gimana dengan kalian?

Apa masih suka sama manusia dengan cara yang berlebihan kayak gue waktu itu?
Suka idolamu sekarang misalnya sampe nonton konser-konsernya?
Atau suka oppa oppa korea sampe punya poster-posternya?
Duh, aku aja suka sama yang (insyaAllah) sholih langsung ditegur Allah pake mimpi, apalagi kalo suka yang lain-lain ya? huhu, sedih. Allah bener-bener baik!!

Jadi, semoga cerita kali ini bisa menginspirasi kalian ya.

Btw, makasih bang Boim sudah menjadi topikku kali ini hehe. Maaf ya bang, cuma mau berbagi aja sama orang dan mau dokumentasi pengalaman hehe. 

Jangan lupa berbagi kebaikan dan #MenebarCahaya.
Salam dariku,
si Penebar Cahaya.

Aku? Menyebalkan.

Kata seorang temanku, sahabatku, teman seperjuanganku sejak masuk kuliah. Dia adalah seseorang yang jauh berbeda denganku dari segi kebiasaan, hobi, kepribadian, dan masih banyak lagi. Pokoknya segala perbedaan ada di antara kita.

Sebuah perbedaan mungkin dianggap sesuatu yang biasa saja. Bahkan katanya bisa saling melengkapi dan memahami satu sama lain. Bisa mengeksplor diri dengan berbagi dari sisi yang berbeda, bisa belajar menerima kelebihan dan kekurangan, dan mungkin bisa menjadi peluang untuk saling melengkapi. Tapi bagiku, perbedaan ternyata bukan hal yang mudah untuk diterima. Bukan karena kutak sanggup, hanya saja perbedaan kadang menyiksaku secara paksa.

Ya, aku dan dia memang banyak berbeda;
Dia suka bicara, aku lebih suka diam.
Dia suka berdebat, aku lebih sering menghindar dari perdebatan.
Dia suka perhatian, aku lebih suka cuek dan tidak memperhatikan.
Dia suka menanyakan aku ketika ada masalah, sementara aku justru tak ingin diganggu jika ada masalah.
Dia suka gombal, sementara aku boro-boro suka digombalin.
Dia selalu mau aku bicara jujur dan langsung, sementara aku suka jujur tapi tak bisa bicara langsung.
Dia selalu memaksa aku menulis, sementara aku tidak suka jika dia menyuruhku tanpa melakukan hal yang sama.
Dan?
Masih banyak lagi perbedaan kita.

Teruntuk yang kumaksud, (semoga kamu merasa)
Maaf, karena aku telah lahir berbeda denganmu. Pemikiranku tak pernah sejalan, sementara aku terlalu keras kepala. Maaf karena aku sering cuek, tidak memedulikanmu, dan kadang menyepelekan sikap baikmu. Tapi percayalah, semua itu memang diriku yang apa adanya, tanpa dibuat-buat, dan tanpa direkayasa.

Jika dirasa ada banyak kekurangan, tapi inilah aku. Terima kasih telah menerimaku dengan sangat sabar. Meski kutahu memang terkadang kamu tidak begitu kuat menghadapi segala lebih kurangnya diriku. Aku menyadarinya, bahkan diriku sendiri sempat tidak nyaman dengan perbedaan ini.

Meski kita harus berbeda—sekalipun untuk selamanya—, percayalah, mungkin suatu saat nanti kita akan terbiasa. Jangan sia siakan kebersamaan kita. Maaf jika aku sudah mengambil waktumu untuk yang sia sia. Tapi kuharap ke depannya kita akan baik baik saja, dan takkan kusia-siakan kebersamaan kita.

Semangat,
Aku tau mimpimu begitu hebat.
Ada banyak kepentingan yang kamu pikirkan untuk umat.
Semoga semua Allah lancarkan di waktu yang tepat.
Bismillah. InsyaAllah. Aamiin.


Dariku,
Si Cahaya Berkilaw
Untuk Senja di Ujung Hari 李

Kali ini aku ingin berkisah tentang beberapa bulanku bersama HMGP Kabinet Aktif. Selasa, tepatnya 30 Juli 2019 lalu, kami resmi pamit undur diri dari jabatan. Ya, meski kutahu kita masih keluarga, tapi rasanya berat meninggalkan mereka, temen-temen HMGP Aktif.

Perjalananku di HMGP Aktif juga gak mudah. Itulah kayaknya yang bikin aku sulit melupakan momen-momen perjuangan ini. Boleh ya cerita sedikit..

Jadi, awal mulanya aku ini dulu seorang staf kurang aktif di HMGP sebelumnya, yaitu Kabinet KITA. Menjadi staf kestari yang pasif membuat aku sedikit ketinggalan dari ketiga temanku yang aktif; Devi, Renna, dan Hanna. Setelah menjabat antara ada dan tiada di sana, aku memutuskan untuk tidak lanjut berada di HMGP.

Setelah memutuskan tidak lanjut, terbitlah open recquitment BPH HMGP Kabinet Aktif. Jelas, aku tidak peduli. Sebab aku memang tidak ingin lanjut. Sempat terlintas untuk pindah ke MPM--karena dulu sempet jadi MPK di sekolah--tapi rasanya tugasnya akan semakin berat, dan mana mungkin seorang staf pasif bisa naik ke MPM? hahaha, tau diri.

Kemudian aku bertekad untuk mempersibuk diri di luar saja. Ya, gak deh ikut organisasi di jurusan. Males. Takut gak nyaman lagi, hehe. Tapi suatu ketika, Basma dan Anita (wakahim dan MPM Distrikku) ngajak aku untuk ikut lagi ke HMGP. ups, males amat. Oiya, aku ada sedikit cerita.

Jadi, ceritanya aku sama Anita dulu berniat untuk ga lanjut organsasi apapun. Bahkan ketika aku punya niat masuk MPM, dia bilang ke aku "Udah, gausah dipaksain." Oke, dia salah satu orang yang bikin aku untuk mengurungkan niat. Dan kalian tau apa? Anita berkhianat! Wkwk, dia yang tiba-tiba malah maju jadi MPM. sebel gak si? Pasti, aku dan Anita sempet berantem saat itu. Diem-dieman, dan saat dia minta ttd dukungan jadi MPM, aku gak kasih. Hahaha, habisnya sebel banget.

Udah tuh, dari sana aku sebel sama dia. Jadi, saat Basma dan Anita bujuk aku, aku males dong. Dalam pikiran aku, "Duh, males amat sih sama Anita. Katanya gamau lanjut apa-apa, katanya aku gaboleh jadi MPM, eh dia malah lanjut sendiri dan tiba-tiba jadi MPM lagi," wkwkwk. aku jadi males. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk nolak. Ya, aku nolak untuk daftar jadi BPH di HMGP Aktif.

Anita mulai capek ngebujuk aku. Kemudian, sampailah aku di waktu berkenalan sama Bagas dan dia ikut bujuk aku. Haduh, jangankan masuk HMGP deh, waktu itu Bagas aja aku gak kenal siapa. Wkwkw. Kenal sih, cuma.... ya gitu lah dulu kita sama-sama gak aktif di HMGP KITA, jadi agak awkward gitu pas dia ngebujuk aku. Hingga tibalah aku ditawarin buat jadi BPH Rohis, dan langsung dikenalin sama Dhallul, yang katanya saat itu digadang-gangkan menjadi Ketua Departemen Kerohanian Islam a.k.a Rohis.

Rohis?
What. Seumur hidup aku gak pernah ikutan rohis. Bingung? Pasti. Mau masuk HMGP aja masih mikir-mikir, apalagi ngambil keputusan untuk pindah departemen. Berat banget sih pilihan waktu itu. Rasanya aku bener-bener gak tau apa-apa di Rohis dan bingung harus nerima atau gimana. Tapi, suatu ketika Bagas dan Basma mengingatkan aku tentang mulianya hati seseorang yang berjuang di jalan Allah. Nah, itu sih yang bikin aku mau masuk rohis.

Pertama, memang rohis adalah salah satu jalan terberat yang mungkin gak semua orang mau berada di sana. Apalagi di zaman sekarang, memperjuangkan agama Allah itu menjadi sesuatu yang sulit di tengah maraknya perkembangan dunia yang semakin kacau. Menurutku, dengan aku ikut Rohis, aku bisa memperjuangkan agamaku di sana. Ya, bukan sekadar karena HMGP, tapi karena Allah.

Jujur, untuk masuk HMGP itu berat. Udah banyak pikiran negatif yang tertanam karena kabinet sebelumnya,
"Kalau aku gak nyaman lagi gimana?"
"Kalau aku tiba-tiba gak aktif gimana?"
"Kalau aku nanti dapet rekan kerja yang gaenak gimana?"
Ah, banyak sih pikiran-pikiran itu.

Tapi lagi-lagi aku meluruskan niat, aku masuk HMGP ini bukan karena Bagas dan Basma, atau juga karena Anita. Tapi karena aku ingin berjuang di jalan Allah, dengan cara masuk di Departemen Rohis. "Bismillah," kataku kala itu.

Benar saja, Rohis memang bukan jalan yang mudah. Beradaptasi merupakan hal yang sangat sulit aku lakukan apalagi dengan kawan-kawan baru. Dhallul dan Irvan adalah rekan kerja laki-laki yang tak pernah aku kenal sebelumnya. Ah, sulit sekali bekerja bersama dua lelaki itu. Selain banyaknya berbeda pandangan karena gender, karakter mereka juga sangat jauh berbeda sehingga membuat aku kadang-kadang tidak tahan dibuatnya. Iya, cekcok terus. Dhallul yang terlalu sabar ditambah dengan Irvan yang terlalu menyebalkan. Dan aku? Hanya satu-satunya perempuan di tengah tengah mereka yang suka kebingungan.

Tapi, aku menemukan satu titik di mana aku merasa bersyukur ada di tengah-tengah mereka. Walaupun pernah dibuat nangis Dhallul di awal periode, terus Irvan ilang-ilangan karena sibuk berbisnis sendiri, belum lagi ditinggal datang dan pergi sama staf-staf yang membuatku tidak yakin dengan mereka. Tapi, lagi-lagi di tengah perasaan seperti itu, aku ingat kembali niatku masuk HMGP, ya, semua aku lakuin untuk Allah. Karena Allah, dan cuma untuk Allah.

Beberapa bulan berlalu; agenda, proker, semua sudah terlaksana. Ya, capek banget. Selalu pulang sore atau malam dan menjadi korban desak-desakan di kereta arah Bogor. Selalu. Tapi itulah yang akan selalu kuingat semasa ada di HMGP Aktif. Jujur, Bagas dan Basma sudah sukses merangkul kita semua--walaupun pasti ada kekurangan--tapi semua itu tertutupi dengan hebat dan baik hatinya mereka. Barakallahufiikum.



Teruntuk Bagas dan Basma,
Jika kalian lihat postingan ini, maka aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Kalian telah menjadi perantara kedekatanku dengan-Nya. Menjadi perantaraku untuk bisa berjuang di Rohis, dan kalian telah menyemangatiku sebelum terjun ke sana. Makasih banyak ya, Buzz, Gas.

Bagas, selamat berjuang di ranah yang baru. Perjuanganmu ternyata lebih hebat, pastinya rintangan akan lebih melekat dalam jiwamu. Kamu tak pernah puas untuk menyenangkan dan membantu hati banyak orang. Kamu hebat, terima kasih untuk semua yang ada di HMGP Aktif, dan semangat untuk di BEM Sejuta Cintanya. Jangan lupakan kami, ya.

Basma, terima kasih sudah selalu perhatian kepada kami, terlebih kepadaku yang selalu saja kelelahan, sakit, mengeluh, dan butuh semangat. Kamu orang pertama yang selalu menjadi moodbooster segala masalahku apalagi mengenai HMGP. Kamu suka anter aku ke stasiun, kamu suka marahin aku kalau dideketin cowok, kamu yang suka ingetin aku kalau aku salah. Kamu juga suka cerita tentang beruang lucu, dan begitupun aku yang suka berbagi kegelian yang aku alami. Heheh. Semangat terus ya, Basma. Aku sayang kamu. Semoga kita dipertemukan lagi di lain kesempatan. Jangan lupakan aku, yang dulu kelasnya di depan kelasmu. Gak tau deh kalo semester 5 hehe.


Teruntuk teman-teman Rohis,
makasih loh atas semua perjuangan yang kalian kasih. Meskipun kita tau banyak banget rintangannya. Tapi, percayalah, berjuang di jalan Allah itu gak ada ruginya. Semoga perjuangan kita diterima Allah ya. Jangan bosan untuk menebarkan cahaya kebaikan pada siapapun. Cahaya islam tidak boleh padam, dan cerahnya wajah seorang muslim tidak boleh meredup. Tetaplah menjadi insan yang bermanfaat, tidak hanya untuk jurusanmu, kampusmu, temanmu, keluargamu, tapi juga untuk agamamu. Semangat terus berjuang di jalan Allah.


Teruntuk Anita dan Ayu,
terima kasih ya atas dukungannya selama ini. Selama di HMGP, kalian yang selalu denger cerita aku. Bahkan, bukan sekadar tentang HMGP, melainkan tentang seluruh perjalananku dan cerita cerita kehidupan kita. Makasih sudah menjadi telinga yang tahan mendengar keluh kesah, terima kasih sudah mau berjuang sama-sama. Terima kasih sudah mau antar aku ke stasiun setiap habis rapat, jangan pernah bosan ya menjadi temanku. Hehehe. Meski banyak hal yang berbeda dari kita, tapi terima kasih sudah mau bertahan meski tak jarang kita berantem hehe. Semangat terus buat ke depannya, terkhusus kepada Anita yang mau berjuang lebih lama untuk kampus tercinta. Semangat ya :)

Teruntuk teman-teman HMGP yang lain,
terima kasih atas dedikasinya selama ini. Senang bisa nyaman bersama kalian. Kita akan selalu jadi keluarga kan? Tentunya. Jangan lupa untuk selalu bermanfaat ya. Selamat berjuang di jalan masing-masing. Semoga Allah selalu melindungi kita semua, aamiin.












Salam,
Dari si Penebar Cahaya.
Nurnafisah

Jangan rindu, berat. hehe. I love you, guys.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ►  2024 (15)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ▼  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ▼  August (7)
      • Hilang
      • Rasa Kagum? Wajar atau Engga?
      • Hari Ini Hujan Untukmu
      • Jadi Anak Tunggal
      • Dear, Ibrohim Fadlannul Haq
      • Aku: Menyebalkan
      • Kisahku di HMGP 2018/2019 Kabinet Aktif
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates