Kesal Bukan Untuk Membenci



Kalian pernah kesal sama orang? Mungkin hanya orang aneh dan tidak normal, yang tidak pernah merasa kesal dengan orang lian. Kesal merupakan suatu ekspresi di mana seseorang merasa jengkel akibat sesuatu, entah itu orang lain, peristiwa, dll. Ya, semua orang pasti pernah merasakannya bukan?

Aku pun demikian. Setelah beberapa kali menulis postingan terakhirku, aku menunjukkan perasaan sedih yang berlebihan karena sedang ada masalah dengan salah seorang temanku. Jadi, ceritanya setelah berhari-hari kami tidak interaksi dan berusaha menjauh, aku lama-lama kesal juga sama tingkahnya.

Ya, dia seakan melupakanku sebagai temannya. Awalnya aku tidak terima, tapi lama-kelamaan hatiku berkata "yaudahlah". Pasrah. Kupikir masih banyak orang lain yang mau dan akan menjadi temanku, tidak hanya dia. Kesel, kesel banget saat dia yang memulai duluan untuk memutus tali silaturahmi. Padahal, aku tak pernah ada sedikit niatpun untuk seperti itu.

Tapi, setelah itu aku pasrahkan semuanya pada Allah. Aku cuma berharap sesuatu saat nanti kita bisa sama-sama berteman lagi, saling menerima, dan rasa keselnya hilang. Singkat saja doaku tentangnya. Karena jujur, perasaan kesal ini tak enak di hati bila bersarang terus-terusan.

Lagi-lagi tak ada respon. Aku masih sangat berharap ia menghubungiku. Artinya, ia masih menganggapku teman. Tapi.. ah sudahlah.

Hari demi hari, aku mencoba melupakan permasalahan itu. Aku berusaha terus melangkah dan menyibukkan diri dengan segala tugas magangku. Ya, aku tidak mau kesal berlarut-larut. Apalagi kalau sampai menjadi benci.

Setelah tekadku bulat, aku benar-benar bebas. Pikiranku lepas, bebanku sedikit hempas. Teman-teman lain menjadi penyemangatku untuk terus maju. Ya begitulah, kehilangan satu teman rasanya tidak begitu penting. Apalagi jika ia sendiri yang memutuskan tali silaturahminya, mungkin artinya ia sudah tak mau lagi kami dekat. Biarlah, aku masih punya teman lain.

Namun, setelah aku lebih percaya diri dan bahagia, dia datang. Setelah sekian lama menghilang, dia meminta maaf. Ah, pikiranku buyar lagi. Kesal lagi. Males sama dia lagi. Tapi di satu sisi, aku berpikir...

"Bukankah ini yang selama ini aku harapkan? Dia datang memulai interaksi dan kita bisa berteman seperti dulu lagi?"

Hei, aku tertampar diriku sendiri. Aku mulai menyadari kehadirannya kembali. Bukan semata-mata minta maaf, tapi dia meminta aku untuk bercerita semua keluh kesahku tentangnya. Akhirnya aku cerita, dengan semua unek-unek, sambil nangis dan emosi. Hahaha, mungkin dia gak tau.

Begitulah, memang kesal itu sifatnya sementara. Sama seperti sedih dan bahagia. Jadi, perasaan kesal bukan berarti kita harus membencinya, dan aku memulai untuk berteman lagi. Sekarang aku harus lebih berani menegurnya ketika salah, sementara dia juga sudah kuberitahu tentang kesalahannya. Bahkan, aku selalu bilang padanya untuk juga mengkritikku jika aku salah.

Terima kasih sudah datang kembali. Semoga pertemanan kita tidak semudah itu goyah. Masalah mengantarkan kita untuk lebih dewasa, ingat ya.

1 Komentar

  1. numpang promote ya min :)
    ayo segera bergabung dengan kami di F@N5P0K3R
    mumpung lagi promo besar looo...
    dapatkan bonus free chip, bonus rollingan, dan bonus refferalnya
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabungan dengan kami ya :* ;)

    ReplyDelete

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.