Kamis kemarin, tepatnya tanggal 16 Januari 2020, aku bersama kedua temanku sengaja meluangkan waktu untuk kembali menengok sekolah yang telah membesarkan nama kami. SDIT dan SMPIT Ummul Quro Bogor, itulah nama sekolah kami.
Telah jauh-jauh hari aku mengajak mereka untuk menemaniku ke sekolah karena aku ingin mendonasikan buku-buku antologi yang pernah kuhasilkan. Hal ini aku lakukan sebagai bentuk syukurku kepada Allah yang telat mengizinkan aku untuk bisa berkarya sampai detik ini. Aku pun berniat untuk mengucapkan terima kasih atas ilmu yang telah guru-guru berikan kepada aku sehingga aku bisa melesat sejauh ini.
Di sana, aku menemui wali kelasku semasa SD dan juga SMP. MasyaAllah Alhamdulillah mereka masih mengajar di sana, dari yang single, menikah, punya anak, bahkan ada juga yang udah punya cucu. Time flies too fast ternyata ya. MasyaAllah.
Alhamdulillah, haru dan bahagia pun berasa dalam hatiku. Aku senang sekali bisa melihat guru-guru lagi, rindu rasanya lama tak berjumpa untuk beberapa tahun ini. Mungkin, ada beberapa orang yang bertanya "Kenapa sih ke sekolah lagi, kan gak ada apa apa juga?"
Begini teman-teman, aku ingin berbagi sedikit pengalaman. Jujur, niat utamaku untuk ke sekolah lagi adalah untuk memberikan buku antologiku dan meminta doa restu dari mereka agar bisa menerbitkan buku sendiri. Aku yakin, guru di sana adalah orang-orang baik dan sholih, maka tak salah jika aku meminta doa dari mereka yang mulia ini. Hitung-hitung sebagai balas budi dan pembuktian bahwa iniloh hasil ilmu yang kalian ajari kepadaku. Biar mereka senang, mereka bangga.
Tapi, gimana buat kita yang gak punya prestasi atau gak ada kepentingan buat kembali ke sekolah?
Hey, guru-gurumu hanya butuh kabarmu. Meski baik ataupun tidak, mereka ingin tahu itu. Berprestasi atau tidak itu bukan prioritas utama mereka. Mereka hanya butuh melihat wajahmu yang dulu kecil, polos, imut dan bersahaja dan melihat kembali wajah yang telah rumit akibat banyak masalah kehidupan. Mereka bersedia menerima ceritamu bahkan memberikan telinganya dengan sepenuh hati. Lebih hebatnya lagi, mereka akan memberikan saran, pelajaran, masukan, dsb tanpa kamu minta. Persis seperti apa yang aku dapatkan ketika kemarin berkunjung ke UQ.
Mereka selalu menanyakan bagaimana kabar kita, bagaimana kuliahnya, bagaimana keluarga, bagaimana kisah percintaanmu, bahkan mereka juga menanyalan teman-temanku, ya, kalian! Terkhusus teman-teman yang dulu berjuang di satu sekolah yang sama. Mereka menanyakanmu.
Setelah kita semua lulus, tak disangka mereka tak melepaskan kita begitu saja. Kau tau, mereka merekam jejak kita selama masih di muka bumi. Mereka diam-diam mencari tahu tentangku, tentangnya, dan tentangmu. Teman-teman yang pergaulannya sudah tidak baik-baik saja pun mereka tahu, dan itu salah satu bentuk bahwa mereka peduli.
MasyaAllah, Alhamdulillah. Aku bener-bener seneng banget pas ngeliat reaksi mereka yang melihatku masih istiqomah dalam berpakaian. Ya, meskipun gak syari-syari banget, tapi mereka meyakiniku untuk terus menutup aurat. Mereka bilang, tetaplah jadi mutiara di mana pun kita berada. Lingkungan di luar sana benar-benar kejam dan kita harus kuat untuk tetap berada di jalan Allah. Ya, mereka menguatkanku.
Dan yang paling pentingnya, setiap bertemu mereka selalu ada saja doa yang tertutur dari mereka.
"MasyaAllah makin cantik aja"
"Awet muda ya kamu gini gini aja dari SD"
"Udah semester berapa sekarang?"
"Lancar yaaa kuliahnya"
"YaAllah jodoh mah udah deket neng, tinggal nunggu waktu ajaa"
"Semoga lulusnya dilancarkan yaaa"
"Semangat magangnya"
"Semoga karyanya bisa nambah terus"
"Jangan lupa dateng lagi ke sini kalo udah ada calonnya"
Dsb.
Hahaha, lucu. Tapi kuanggap itu semua sebagai doa dari orang-orang baik, dari orang tua untuk anaknya, dari guru untuk muridnya.
Barakallahu fiikum.
Jadi, teman-teman, jangan lupakan mereka ya, guru-guru kalian yang sebenarnya suka loh doain kalian diam diam. Bahkan nih siapa tau aja, kalian diingat sama mereka dan mereka celetuk "Si A apa kabar ya? Dulu dia asdfghjkl..." Dan akhirnya kangen tapi gak bisa apa apa.
Jadi, samperin lah mereka ke sana. Tengok lagi orang yang sudah berjasa selama hidup kita. Jangan lupakan begitu saja, sebab kita yang hari ini takkan ada jika tidak karena mereka (pula). Iya kan?
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.