Banyak banget cerita di rumah ini. Sejak emak (nenek) meninggal, rumah ini menjadi markas keluarga besar mama berkumpul untuk acara apapun, salah satunya saat lebaran. Terhitung dari 2014 silam, rumah ini mencatat beberapa kali kenangan lebaran yang sangat membekas. Jadi, bagiku, rumah ini salah satu kenangan yang rasanya sayang untuk dilupakan.
Belakangan ini, si pemilik rumah, yaitu kakak dari mamaku (uwa), tinggal sendirian. Pasalnya, ketiga anaknya yang sudah dewasa dan berkeluarga memilih untuk tinggal masing-masing di rumah yang telah mereka miliki. Sementara, ia sudah ditinggal sang suami sejak 2012 lalu.
Dia sempat bercerita bahwa hatinya sedih lantaran kini hidup sendirian. Meskipun dua anaknya masih tinggal di kota yang sama, tapi rasanya berbeda jika harus menghabiskan masa tua tanpa siapa-siapa di rumah. Kasihan, aku bisa membayangkan bagaimana drastisnya perubahan yang tadinya ramai sekarang malah sepi sendirian.
Itulah yang mendorongku untuk menginap di sini. Niatan untuk menemani Uwa agar tidak sendirian di sini. Terlebih, Amara, cucu pertamanya juga sedang ditugaskan untuk menemani Mbahnya itu. Jadi, kami bertiga ada di rumah penuh kenangan ini.
Entah mengapa, dua hari di sini penuh dengan pembelajaran yang luar biasa. Setiap detiknya, aku merasakan ada memori yang terulang—yaitu tentang kenangan yang dulu-dulu pernah kejadian, terlebih saat masih ramai: emak dan uwa masih hidup. Aku tahu betul kondisi rumah ini seperti apa.
Selain itu, di sini aku belajar untuk 'dilayani'. Meskipun uwa adalah kakak mama, mereka punya kepribadian yang jauh berbeda. Di sini, uwa sangat menjamu aku dengan baik. Bahkan, aku bisa makan 3 kali sehari di sini dengan teratur. Ada baiknya, ada enggaknya. Baiknya, aku merasa lebih sehat karena bisa makan dengan teratur. Gak baiknya sih, aku merasa tertekan aja karena gak biasa makan diatur-atur kayak gitu, biasanya makan kalau lagi mau doang.
Gak cuma itu, uwa juga ngajarin aku secara gak langsung untuk bisa memanage waktunya dengan baik. Kayak apa? Contohnya, dia selalu shalat tepat waktu. Ya, aku belajar banyak dari situ. Lalu, dia selalu masak sebelum waktu makan tiba. Misalnya, saat pagi-pagi, menjelang sore, dan malam hari. Ya, gak ada makan siang tapi adanya makan sore wkwk. Terus, dia juga punya waktu sendiri untuk cuci baju dan nyetrika. Dan dalam sehari itu bisa dilakukan rutin.
Hidupnya begitu teratur. Menjelang hari tuanya, dia juga sering menghabiskan waktu untuk memainkan ponselnya dan menonton YouTube. Sedihnya, aku membayangkan aja gitu kalau dia sendirian, pasti akan lebih 'lurus' aja hidupnya. Setiap hari begitu, gak ada aku dan cucunya yang diurus setiap hari. Sementara dia hanya sendirian dan yaudah melakukan hal rutinitas itu aja tanpa henti.
Terlebih sekarang lagi pandemi. Kita gak bebas untuk ke sana-kemari. Padahal kalau gak lagi pandemi kan bisa aja dia ngaji ke masjid, olahraga, pergi ke mana kek, jalan-jalan. Iya kan? Masih banyak aktivitas luar yang bisa dilakukan.
Tapi apa boleh buat, keadaan menuntut kita kayak gini. Bersyukur sih bisa belajar banyak dari uwa selama 2 hari nginep di sini. Aku juga jadi punya bayangan kalau nanti aku punya keluarga kecil wkwkw. Benar-benar hidup adalah pembelajaran kalau kita teliti. Hahahha.
Terakhir, dari nginepnya aku di sini juga aku jadi tahu orang tuaku yang gengsi itu ternyata ada kangennya juga. Hahahha. Seperti papa yang selalu nanyain "kapan pulang?" Dan mama yang suka tiba-tiba nge-pc "lagi apa? Kapan mau dijemput?" Wkwkwk. Orang tua gengsi yang kalau kangen keliatan bangett. MasyaAllah tabarakallah. Alhamdulillah, walaupun gak tau yaa dikangeninnya karena emang kangen atau karena gaada yang beresin rumah? Hahaha.
Oke, hari ini aku pulang.
Mari kembali ke rutinitas semula: aku yang menjelma menjadi babu, koki, anak, dan kadang-kadang penulis yang mengasingkan diri di lantai dua rumahku. Hahaha.
Terima kasih, uwa! Sehat dan bahagia terus, ya. Semoga Allah selalu melindungi uwa. Aaamiin.
1 Komentar
begitulah ketika anak sudah dewasa apalagi menikah psti akan hdup sendiri dengan kluarga kecilnya...
ReplyDeletehttps://bit.ly/3lqAxik
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.