Foto: Manos Anastasakis/Flickr
Beberapa waktu belakangan ini, Indonesia ikut berduka atas hilangnya seorang lelaki anak Gubernur yang kita kenal ramah dan bahagianya. Tak perlu kusebut namanya, semua orang pasti tahu. Meski tak semua orang mengenali pribadi beliau dan keluarganya—termasuk aku—tetapi kesedihannya benar-benar menyayat hati pada setiap orang yang membaca beritanya setiap hari, selama seminggu belakangan ini.
Seperti kebanyakan orang bilang, mungkin istilah yatim masih bisa kita sematkan pada mereka yang kehilangan ayah. Piatu juga bisa kita labeli pada seseorang yang kehilangan ibu. Duda juga menjadi istilah bagi mereka yang kehilangan istrinya. Pun disebut janda bagi mereka yang kehilangan suaminya.
Namun, adakah kata yang pantas untuk menggambarkan orang tua yang kehilangan anaknya? Bahkan, sampai saat ini tak ada yang mampu mengistilahkannya. Ya, sebegitu beratnya mendeskripsikan perasaan orang tua yang kehilangan anaknya. Sampai kita sendiri tak pernah tahu harus menyebutnya apa.
Kesedihan yang mendalam itu seperti yang kita tahu berasal dari sebuah sungai di negara yang sangat indah. Dilintasi mata air dari Gunung Alpen membuat sungai itu bersuhu dingin dan hijau. Beningnya juga sangat memesona, sampai siapapun yang pergi ke sana rasanya tak afdal jika tak memijaknya.
Belajar dari peristiwa itu, kita menyadari bahwa seindah apapun rencana tetap rencana Allah yang terbaik. Meski beraaaat banget pasti bagi keluarga, tetapi yakinlah bahwa kebaikan itu ada pada peristiwa yang terjadi dan Allah takdirkan kepada kita.
Kita juga belajar, bahwa yang indah di luar sana ternyata bisa menjadi sumber kesedihan kita. Maka dari itu, kita tak sepantasnya mendewakan apa-apa saja yang indah, yang membahagiakan, yang membuat kita terlena, dan segala hal yang ada di dunia.
Lagi-lagi kita diingatkan, bahwa sebaik apapun hal yang Allah titipkan, tetap akan kembali lagi kepada-Nya. Tentu dengan cara dan jalan yang berbeda-beda itu, tetap saja kita harus menyerahkan kembali kepada-Nya.
YaAllah, meski segala upaya sudah dikerahkan, tetapi tetap kepada-Mu lah segala tawakal dipersembahkan. Kita percaya bahwa Engkau lah yang Maha Tahu atas segala kebaikan. Pulangkanlah kami dalam keadaan baik & lindungilah kami semasa hidup agar bisa selalu berada di jalan-Mu.
Aamiin.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.