Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Kemarin, saya pulang sore hari menjelang maghrib karena harus ikut rapat untuk membahas sesuatu di salah satu organisasi yang saya ikuti. Sore itu saya sempat kaget karena mama mengabari saya bahwa besok jadwal saya operasi jam 10 pagi. Dengan keadaan lelah, saya tiba-tiba kepikiran dan merasa takut.

Memang beberapa hari lalu saya sempat ke rumah sakit untuk menjelaskan keluhan yang saya rasakan selama. Jadi, selama ini saya ada keluhan di bagian lengan kiri saya, yaaa sakit gitu deh. Terus, ternyata ada sesuatu yang menyebabkan saya harus dioperasi. Mungkin sebagian sudah mengetahui bahwa saya suka sakit perut, sebenarnya bukan itu masalah utama. Itu hanya refleksi dari rasa sakit saya terhadap lengan saya, yang gampang kelelahan sehingga membuat saya males makan dan akhirnya perutnya kambuh. Hehehe. Jadi gitu ya.

Sejak malam tadi, perasaan saya sungguh tidak tenang. Dokter menyuruh saya puasa sejak pukul 00.00 sampai besok waktunya operasi. Dikabarkan esok jam 06.00 saya harus sudah mengurus berkas di rumah sakit dan akan ada tindakan jam 10.00 WIB. Langsung lah saya siap-siap untuk keperluan operasi besok. Saya tidur jam setengah 12 malam, lalu saya bangun jam 1 pagi, bangun lagi jam 2 pagi, hingga akhirnya saya bangun jam 4.30. Benar-benar tidak nyenyak tidurku malam tadi.

Ini pertama kalinya saya harus masuk rumah sakit, tidak hanya diinfus tapi juga langsung di operasi. Wah, rasanya serem banget. Saya takut sekali, belum lagi ini pengalaman pertama yang saya belum pernah tau rasanya gimana. Sepanjang saya menunggu untuk operasi saya selalu mengucapkan kalimat-kalimat Allah. Benar-benar Allah menguji saya dan mengingatkan saya akan kematian. Masya Allah, saya jadikan apa yang terjadi hari ini adalah ajang bersyukur saya kepada Allah. Alhamdulillah.

Awalnya saya tidak bercerita kepada siapa pun karena saya tidak mau satu orang pun khawatir karena saya. Lalu saya memberitahukan beberapa teman di hari saya operasi, dan mereka turut mendoakan. Terima kasih. Walaupun sebenarnya ada harapan yang tidak dikabulkan oleh Allah, sehingga ketakutan saya bertambah sementara semangat saya berkurang saat itu juga, termasuk papa yang ternyata tidak bisa menemani saya operasi karena harus bekerja di tanggal merah seperti ini. Yasudahlah:(

Kamu tau gak, rasanya operasi itu sangaaaaaat aneh. Awalnya nih saya diinfus dulu kan, terus disuruh nunggu di ruang tunggu operasi. Beberapa menit kemudian, saya dipindahin lagi ke ruang operasi, ruangannya dingiiiiin banget. Terus, saya kan diatur tuh posisi tidurnya biar bisa operasi dengan lancar, tiba-tiba disuntikin cairan bius gitu ke infus saya, dingin banget rasanya sampe ke ujung rambut kerasa. Kata orang sunda mah ngebrigidig wkwkwk. Terus saya tiba-tiba antara sadar gak sadar.

Saat dioperasi saya merasakan apa yang dokter lakukan pada lengan saya, tapi gak merasa sakit. Saya mendengar semua yang mereka bincangkan, tapi dalam waktu yang bersamaan juga saya bermimpi tentang teman-teman saya. Tau gak, saya mimpi berdiri di ruangan yang serba putih, lalu ada lima teman saya yang mengelilingi saya dengan tatapan sinis. Mereka semua diam melihat saya, saya perhatikan satu per satu wajahnya tapi mereka tidak bicara. Di sana saya merasa takut kehilangan mereka, serius, takut banget. Di sana juga ada keluarga saya, sedang tersenyum melihat saya.

Kemudian dalam alam bawah sadar saya berpikir, "Apa saya udah meninggal ya?" Tapi di sisi lain saya masih mendengar perbincangan antara dokter dan suster yang melakukan operasi terhadap saya. Saya benar-benar diambang sadar dan tidak sadar. Serem banget. Huhuhu. Setelah itu dokter menepuk kaki saya berulang-ulang sambil berkata, "Mbak, sadar mbak, sudah selesai operasinya," lalu saya mendengar kata dokter itu dan sadar pukul 11.00. Tapi sayangnya kepala saya pusing sekali, seluruh badan saya juga kaku dan masih mati rasa, mata saya tidak bisa dibuka dan saya kesakitan. Alhasil saya tidak berhenti-hentinya menangis sampai sadar dan kembali pulih hehe.

MasyaAllah, Allah Maha Adil, mungkin ini giliran saya untuk merasakan masuk rumah sakit. Yaaa memang mungkin sebuah pembelajaran juga untuk saya agar tidak lagi menyepelekan penyakit sekecil apapun, hehee. Bismillah, kita hidup lebih sehat, aamiin.

------

Teruntuk Ayu dan Anita,
Terima kasih telah menemani mamaku menunggu aku operasi,
Sebagai ucapan terima kasih, kuizinkan kalian bertemu adikku tadi kan? hehe.
Terima kasih sudah hadir memberikan semangat untukku,
Terima kasih sudah sempat mau marah karena aku tidak memberitahu kalian lebih dulu,
Sebenarnya aku hanya tidak ingin kalian khawatir,
Terlebih aku tau hubungan kita bertiga sedang tidak baik-baik saja,
Tapi dengan sakitnya aku dan pertemuan kita tadi, semoga kita semakin terbuka lagi ya.
Jangan pernah takut untuk bercerita,
Aku selalu ada untuk menjadi telinga yang setia mendengar keluh kesah kalian.
Maaf karena sering menyembunyikan rasa sakit ini dari kalian,
Semoga setelah ini tidak ada lagi acara jenguk-jenguk ke rumah sakit,
Doakan aku untuk pemulihan ini ya!
Anita dan Ayu,
Terima kasih sudah belajar menjadi sahabat yang setia,
Bukan hanya selalu berbagi bahagia, tapi juga selalu ada saat temannya berduka,
Aku sangat berterima kasih kepada Allah karena telah memiliki teman sebaik kalian,
Terima kasih atas waktu dan pengorbanan selama ini, terutama untuk hari ini.
Padahal, aku tau pasti kalian punya agenda lain selain ke rumah sakit hanya untuk menunggu aku.
Terima kasih ya,
Semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Berikan kesehatan kepada kita semua. Aamiin.

Hari pertama masuk kampus, rasanya rindu suasana belajar di kelas. Liburan gabut selama dua bulan lumayan bikin saya pengen cepet-cepet masuk kuliah. Senangnya, AC baru di kelas kami membuat kuliah menjadi lebih nyaman, Alhamdulillah. Kehadiran salah seorang teman baru juga menjadi kesenangan kami salah satunya.

Hari itu saya dan beberapa teman seorganisasi berkumpul di suatu tempat. Rencananya kami memang akan mengadakan pertemuan untuk membahas suatu kepentingan. Jumlah kehadiran pagi itu masih belum memenuhi ½n+1, akhirnya kami yang sudah datang lebih dulu harus menunggu beberapa teman yang belum datang.


Di Perpustakaan Universitas Indonesia kami menunggu. Sebagian orang asik berbincang dengan kawan sepermainannya, sementara yang lain sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Begitupun dengan saya yang asik mendengarkan teman-teman saya berbincang satu sama lain.
Tiba-tiba seorang laki-laki berumur datang menghampiri kami. Lalu beliau ikut bergabung dalam pembicaraan kami. Awalnya kami heran, siapa sih nih bapak-bapak, tiba-tiba ikut ngobrol padahal kenal aja enggak. Tapi terlihat dari gelagatnya saat memulai pembicaraan, saya rasa dia orang yang baik.

Tampaknya ia habis olahraga di sekitar perpustakaan dan danau. Terlihat dari celana training dan kaos berlogo UI yang dikenakannya saat itu. Tiba-tiba bapak itu bertanya, "Apa kalian tau sukses itu apa?"

Kemudian teman saya menjawab, "Meraih sesuatu yang kita harapkan mungkin, Pak?"
Ternyata jawaban itu salah, ia menertawakan jawaban-jawaban kami yang terlihat ngasal tanpa landasan.

Lalu bapak itu kembali bertanya, "Apakah orang tuamu pernah menanyakan arti sukses yang sesungguhnya?
"
Lalu seseorang menjawab, "Pernah, Pak."

Bapak itu kembali bertanya, "Jadi, apakah kamu sudah merasa sukses?"

Lalu kami semua diam. Sepertinya kita merasa bahwa kita belum sukses. Kenapa? Karena kita masih mendefinisikan bahwa sukses adalah meraih sesuatu yang kita harapkan. Sementara itu, harapan yang kita buat terlalu merujuk pada masa depan. Bukan begitu?

Contoh, saya berharap suatu saat saya bisa jadi orang kaya. Saya berharap saya bisa jadi penulis hebat. Berharap saya punya mobil, rumah, harta berlimpah, dan lain sebagainya. Sementara coba kita lihat, kita akan berpikir mungkin, apabila semua itu tercapai nanti di masa depan (saat kita dewasa) maka itulah sebuah arti kesuksesan. Mungkin sebagian berpikir demikian, 'kan?

Kemudian pemikiran kami itu disalahkan oleh bapak tersebut. Lalu kami bertanya, "Lantas, apa itu sukses pak?"

Bapak itu menjawab, "Sukses adalah saat kita bisa menjalani hidup sesuai dengan apa yang kita nikmati, dan dikelilingin orang orang yang kita sayangi."

Lalu kami mencoba menelaah perkataannya.

"Contoh, kamu kuliah di bidang jurnalistik, lalu kamu mendapat IP yang bagus, kamu bahagia, kamu menikmatinya, dan orang-orang disekitarmu juga merasakan hasilnya. Apa itu bisa disebut sukses?" lanjutnya.

"Iya juga ya, Pak," jawab kami sambil tersenyum.

Di dunia nyata,
Aku terlalu sibuk dengan duniaku,
Berpacu pada layar handphoneku,
Atau bahkan tak peduli dengan orang yang sedang berbicara padaku.

Tapi tahukah kamu,
Itu hanya sebagian kecilku mengalihkan arah mataku
Yang seharusnya tidak melihat semua tentangmu
Yang seharusnya tidak menatap matamu
Yang seharusnya tidak menyalahkanmu
Yang seharusnya tidak sakit karenamu

Dunia nyata terlalu pedih,
Aku terlalu sering merasa perih,
Berpura-pura tidak peduli,
Padahal diam diam aku memendam semua di dalam hati
Dunia nyata terlalu keras untuk kuterima,
Wajahku hanya bisa tersenyum paksa,
Hati rapuhku tak mampu lagi berkata.

Entah,
Aku terlalu tidak sanggup melihatmu berlama-lama.
Aku selalu bilang,
kamu yang tidak akan kuat,
Melihat semua tentangku yang kurasa sangat payah,

Tapi entah mengapa,
Kupikir aku yang tak akan kuat,
Bersabar,
Bertahan,
Bercanda,
Berpura-pura,
Tersenyum,
Terbahak-bahak,
Tertawa dengan semua yang menyakitkan.

Bukan karena aku sok kuat,
Tapi aku lebih peduli dengan orang lain.
Entah, aku terlalu tidak egois untuk diriku sendiri
Semuanya selalu tentang orang lain
Aku hanya berusaha untuk kuat,
Walau kenyataannya tidak demikian.
Foto/detiknews.com

Hari ini bener-bener berkesan. Hari yang berkesan, tapi mungkin kesannya tidak sebaik hari-hari lain. Jadi hari ini memang saya bertugas untuk mengordinasikan teman-teman panitia sebuah acara, untuk jualan minuman di CFD Jakarta. Ya, saya penanggung jawabnya. Penanggung jawab yang gak pernah CFD, gak tau Jakarta, dan gak bisa jualan. Hehehe.


Sejak awal saya ditetapkan sebagai penanggung jawab ini, saya sedikit kecewa. Sebab, panitia yang lain dengan seenaknya menunjuk saya tanpa pertimbangan yang lain. Saya bingung aja gitu, masa anak Bogor yang gak tau apa-apa tentang CFD Jakarta kayak gini malah dijadiin PJ. Ya tau dong, dari Bogor aja ke CFD harus berangkat jam berapa? :) Awalnya saya kecewa gitu, padahal panitia yang lain rumahnya lebih dekat daripada saya yang dari Bogor.

Setelah saya menanyakan alasan saya menjadi PJ, kepada teman-teman saya, mereka menjawab "Kita semua udah pada megang PJ masing-masing, justru kamu ditaruh di 'yang kamu gak tau' supaya ke depannya kamu paham." Oke. Terserah. Saya gak peduli, saya tetap kecewa dan lagi-lagi saya harus menerima dan ikhlas apapun yang terjadi.

Hingga pada akhirnya, minggu kemarin saya mencoba menggerakkan CFD ini. Saya ajak teman-teman, saya bicara sama panitia perlap untuk keperluan, alhasil semua nol alias gak jadi. Karena apa? Sedikit banget yang ngelist kehadiran, banyak panitia beralasan A,B,C,D, sampai Z. Di lain sisi, persiapan juga tidak matang lantaran saya sendiri juga sedang sakit dan sedang kambuh-kambuhnya.

Akhirnya CFD batal. Dan ada seseorang bilang sama saya, "Kalau bisa minggu depan jadiin ya," Oke. Saya berkata 'iya' sambil tersenyum tidak percaya diri. Sebenarnya saya tidak yakin, tapi dalam hati saya saat itu berkata, "Yaudahlah, mau dikit atau banyak yang ikut, jadiin aja. Daripada gak jalan sama sekali."

Malam sebelum CFD (malam minggu), saya mengajak pengurus organisasi (non-panitia) untuk ikut membantu. Karena yang list kehadiran saat itu cuma 8 orang, itupun termasuk saya hehe. Persiapan perlap kali ini lebih matang, yaaa mungkin cuma kekurangan orang saat ini. Tapi yaudahlah, saya coba aja.

Nah, hari ini, dengan drama yang super duper banyak, akhirnya CFD jadi dijalankan. Saya yang bilang sama panitia untuk hadir jam 6 pagi, tapi saya sendiri baru bisa berangkat jam 6 pagi lantaran dimarahi papa sebelum berangkat :) Saya bilang aja kereta saya telat datang, padahal mereka gak tau aja saya dimarahi haha. Lalu saya baru sampai stasiun tujuan sekitar jam set 8 pagi. Saya bertemu panitia yang lain di stasiun, tapi cuma ada satu laki-laki dan kita harus bawa air mineral botol sekardus. Wow, bayangin.

Jarak dari stasiun ke tempat jualan lumayan jauh. Terlebih harus bawa air mineral botol sekardus itu untuk dijual. Kami berganti-gantian bawa kardus itu sampai tangan kesakitan. Gini nih, kerja gak ada laki-lakinya. Semoga laki-laki lain kali lebih peka ya untuk bantu teman-temannya :)

Setelah kami bertemu di titik kumpul, kami mulai berjualan. Saya yang pagi itu belum sarapan (hanya minum air segelas) tidak semangat untuk berjualan. Kepala saya sakit dan perut saya mulai kambuh, maklum istirahat kemarin belum benar. Terlebih saya tidak pandai berteriak menawarkan barang dagangan. Akhirnya saya hanya berdiri diam memegang uang kembalian sambil menahan kesakitan. Ugh. Maaf ya teman-teman.

Menit demi menit belalu, saya dan teman-teman berhasil menjual dua kardus minuman dingin. Alhamdulillah. Minumannya abis saja kami merasa lega. Saya dan teman-teman kemudian langsung pulang ke rumah masing-masing karena lelah berjualan selama kurang lebih 3 jam itu. Tapi setelah saya hitung uang hasil jualan kami, ternyata hasilnya gak seberapa :) Saya merasa dengan ini CFD tidak efektif, karena modalnya aja besar, belum lagi tenaga yang terkuras banyak tapi hasil gak seberapa.

Namun, saya cuma jadikan ini pengalaman. Ada seseorang yang bilang "Gapapa, jadikan aja ini pengalaman. Untuk hasilnya, biarkan nanti ditambah sama Allah." Saya sedikit lega, terima kasih. Di sela-sela kesakitan saya saat pulang menuju Bogor dan mendapat pesan itu, saya mencoba untuk lebih ikhlas. Saya berusaha tenang. Ada Allah, Allah Maha Baik, 'kan? Bismillah.

----

Dari perjalanan ini saya berpikir, kenapa ya masih ada saja panitia suatu cara yang tidak peduli dengan acaranya sendiri. Masih egois ddengan diri mereka. Padahal, mereka punya tanggung jawab penuh di dalam acara yang mereka pegang. Apa mungkin mereka capek, males, gak suka, gak mau, atau apa ya? Kalau alasannya seperti itu sih, saya juga ngerasain hal yang sama. Tapi di satu sisi yang gak bisa saya sepelein adalah, saya punya tanggung jawab di sana.

Kenapa kayak gitu? Sebab tanggung jawab itu akan diminta pertanggungjawabannya sama Allah. Kalau saja saya tidak memikirkan tanggung jawab ini, mungkin saja saya tidak lagi aktif di grup untuk bawel ngajak CFD, tidak lagi ikut rangkaian acara dan rencana sebelum acara berlangsung, mungkin hanya nampang nama aja di proposal kepanitiaan.

Tapi ini beda, temen-temen. Lain kali kita tidak boleh menyepelekan tanggung jawab. Seberat apapun dan gak penting menurut kalian, itu tetap tanggung jawab kalian. Ini bukannya tentang kita lagi, tepi ini tentang pribadi masing-masing. Kita yang sudah memilih untuk jadi panitia, maka kita yang harus jalanin. Jangan mengandalkan orang lain. Tolonglah sadar sedikit, bukan karena orang lain tapi karena diri kamu punya tanggung jawab.

Kalau saya lelah, saya mau kalian juga lelah.
Kalau saya senang, saya mau kalian juga senang.
Begitupun yang lainnya.
Itulah kepanitiaan.
Harus kompak.
Jangan seenaknya.
Hargai orang lain kalau mau dihargai juga hehe.

Semoga, setiap kejadian selalu ada hikmahnya ya. Aamiin.

Semangat.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Tentang Dia yang Kubangga
    Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates