Masih Tentang Bunga Ketulusan


Masih tentang Bunga Ketulusan, ada seseorang yang telah sedikit banyak berjasa dalam novel ini. Sebenarnya, buku ini terinspirasi dari bunga mawar merah yang waktu itu bertamu di hari kelulusanku.

Waktu itu, suasana ruang menulisku masih dipenuhi dengan bunga-bunga kelulusan, ada yang bunga asli ada juga bunga yang palsu. Tapi, semuanya cantik-cantik sekali. Hampir semua temanku tahu, bahwa aku menyukai warna kuning. Sehingga, bunga yang berdatangan pun mendominasi warna kuning dan beberapa di antaranya memilihkan bunga matahari untukku.

Namun, di antara bunga-bunga itu, ada satu bunga yang unik. Pasalnya, hanya seseorang inilah yang memberikan aku bunga mawar merah (bukan yang asli). Entah kenapa, sejak melihat bunga itu, aku jadi terinspirasi membuat cerita ini.

Sedikit bocoran, di dalam cerita, tokoh Yasna (utama) ini aku ciptakan dengan sifat yang suka bunga-bunga, tapi dia ada masa lalu kelam dengan bunga mawar merah. Ya, itu semua menjadi inspirasi utama yang aku dapat dari bunga mawar merah di kehidupan asli.

Oiya, perlu digaris bawahi, bahwa Yasna bukanlah aku. Di sini memang aku buat ceritanya se-real life mungkin, karena biar enak dibaca, mudah dipahami, dan kayak nyata aja gitu. Mungkin jika kalian baca beberapa alur ada persamaan dengan kehidupan nyata, itu hanyalah kebetulan. Cobalah cari perbedaan kisah nyata dan fiksi yang aku buat, karena yang namanya novel tetap saja intinya itu fiksi/khayalan. Gitu ya, hehe.

Soalnya, kemarin aku sempat nulis di platform KMO, ada yang baca Alhamdulillah, terus ada yang bilang "Ini kisah nyata kamu, ya?" WKWKWKWK. Alhamdulillah, ada yang sedetail itu mikirnya. Tapi aku tegaskan lagi, ini bukan kisah nyata, tapi aku terinspirasi dari kisahku sendiri dan aku mengembangkan itu ke dalam fiksi. Jadi, bukan kisah akuuu hehehe.

Oiya, teruntuk orang yang ngasih bunga ini, sebenarnya aku ingin kasih buku ini sebagai tanda terima kasih. Percaya atau enggak, bunga ketulusan ini juga terinspirasi dari bunga mawar merah yang dia kasih. Jadi, aku cukup berterimakasih sama yang kasih, karena bunga itu akhirnya aku bisa menyelesaikan satu buah novel perdana di tahun 2020 ini, terima kasih banyak.

Sayangnya, saat aku ingin mengirimkannya untuk dia, sepertinya dia menolak. Tawaranku tidak terlalu diindahkan:( sedih sih sebenernya, padahal niatku baik, cuma mau kasih buku ini beserta seribu ucapan terima kasih untuknya. Tapi, ya sudah gapapa, biar nanti bukunya aku sumbangkan saja ke beberapa perpustakaan, biar lebih bermanfaat hehe.

Untuk ucapannya, aku lewat blog ini aja ya. Terima kasih sudah menginspirasi aku sehingga bisa buat buku ini. Teruntuk semuanya juga, makasih ya sudah bantu mendoakan aku punya karya sendiri, selalu support aku buat berkarya, selalu menemani aku kalau lagi kesusahan, dan mungkin ada juga yang selalu denger keluh kesah aku saat lagi gundah (walaupun sedikit:'))

Hehehe, yaudah segitu dulu aja, ya. Makasih udah mau baca. 

Buku ini aku persembahkan buat temen-temen aku di mana pun kalian berada sekarang. Yang udah lupa sama aku, males sama aku, atau sekarang jauh sama aku:') sukses selalu, ya.

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.