Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak



Beberapa hari lalu saat di Bali, aku membuat story di instagram untuk berbagi foto di sana. Lalu tanpa disangka, seorang guru SD yang dulu menjadi wali kelasku menyapa dengan hangat. Rupanya ia masih ingat dengan gadis kecil yang dulu suka memainkan krayonnya ini.

Seketika aku tak hanya rindu keluarga di rumah, tetapi juga rindu masa-masa sekolah. Terputar kembali kisah saat sekolah di Ummul Quro yang membesarkanku dari SD hingga SMP. Sembilan tahun lamanya berada di sekolah hijau yang sangat dirindukan ternyata membuat memori sulit sekali dilupakan. Benar-benar rindu.


Sesekali melihat facebook, Alhamdulillah masih berteman dengan guru-guru yang masih sering update tentang suasana sekolah saat ini. Duh, jadi makin kangen, rasanya pengen kembali ke masa-masa di mana aku diajar oleh mereka, guru-guru yang luar biasa hebat dan perhatian. Ingin rasanya kembali dan menengok lagi secara langsung mereka, menjabat tangan-tangan berjasanya, dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Ah, sekolah memang bikin rindu.

Belum lagi sekolah di MAN 2 Kota Bogor juga tak kalah mengesankan. Suasana Islami dan Negeri yang berpadu memberikan aku banyak pelajaran berharga. Rindu sekali bisa ada di sana.. Dan sama, guru-guru di sana sering berbagi momen di facebook dan membuat aku jadi lebih rindu huhuhu.

Tunggu aku kembali ya, Pak, Bu, Ustadz dan Ustadzah. Izinkan aku berkarya dan doakan aku kembali dengan segudang prestasi. Aku harap suastu saat nanti kita bertemu lagi, dengan seorang Sasa yang dulu dikenal di SD, dan seorang Aca yang dikenal di SMP dan MAN.

Doakan aku ya, Pak, Bu, Ustadz, dan Ustadzah.
Mungkin tanpa doa terbaik darimu, aku takkan bisa sejauh ini. Terima kasih banyak











Sering kali aku merasa bersalah sama mereka. Ya, kawan-kawan seperjuangan di GEMA. Sejak awal milih mereka, memang aku menyukainya. Terlebih menjadi seorang editor di sana sangat melatihku untuk bisa terus berkarya. 

Tapi apa daya, saat itu aku dilema oleh dua pilihan yang berat. Satu himpunan, dan satu lagi GEMA. Mereka berdiri di ranah yang berbeda, dan dua duanya menurutku sangatlah penting. Aku bertekad untuk bisa membagi waktu antara keduanya. Namun, lagi lagi tak berjalan lancar, himpunan cukup mengikatku untuk terus aktif dan berkontribusi. Sementara sejak itu, GEMA mulai aku abaikan.

Bukan karena tak ada alasan aku mulai abai pada mereka. Tentu ini menjadi sesuatu yang berat untukku jika ingin memilih dari keduanya. Sebisa mungkin kusempatkan ke acara GEMA. Tapi lagi-lagi, himpunan selalu ada agenda di waktu yang sama, lebih urgent, lebih mengkhawatirkan. 

Sejak saat itu, aku mulai kehilangan GEMA. Teman-teman dekat, agenda, keakraban, cerita, semua jarang lagi kudapat. Kondisi itulah yang membuatku semakin asing di sana, tak lagi ada untuk mereka ternyata membuatku merasa sangat bersalah. Aku pun mulai takut untuk mengakrabkan diri lagi kepada mereka. Ya, aku benar-benar asing. 

Tapi, aku selalu bersyukur bisa ada di antara mereka. Mereka selalu menganggapku ada. Meski nyatanya kontribusiku jarang, bahkan tak ada. Mereka masih mengajakku untuk rapat, agenda, acara besar, dsb. Tapi berkali-kali pula, aku menyia-nyiakan kesempatan itu karena tak bisa ikut serta. 

Di detik ini, jujur, aku sangat sedih. Kembali terputar memori saat aku merelakan mereka dan pergi dengan kesibukanku. Ya, berat sekali. Ketika grup GEMA berbunyi, mereka bersautan saling interaksi. Rasanya ingin sekali muncul dan ikut dalam canda tawa mereka, aku benar-benar rindu. Tapi, apalah dayaku yang kini tidak tahu apa apa. 

Teruntuk teman GEMA-ku, 
Sejujurnya aku sangat rindu. Aku tidak pernah menyalahkan himpunanku untuk merelakanmu, tapi aku hanya berusaha menjalani tanggung jawabku yang lebih besar di sana. Bukan berarti di GEMA tanggung jawabku kecil, tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, kondisi saat itu benar-benar mendesakku untuk bekerja lebih giat. Maaf, karena telah mengecewakan. Menghilang tanpa kabar, seperti ada namun tiada. Rasanya ingin sekali bisa bercengkrama. Di sekret kecil pojok pusgiwa, beserta cerita dan ledekan serunya.

Tampaknya, GEMA semakin seru. Terlebih pasca Jourcamp yang kemarin tak sempat kuhadiri karena magang. Huft, sedih. Berkali-kali juga wisuda ga dateng, berkali-kali juga acara gak dateng, nyesel sendiri, kenapa kadang waktu seakan mempermainkan aku sehingga aku dihadapkan untuk memilih salah satunya. Dan lagi-lagi, GEMA yang selalu aku relakan. Maafkan aku, teman-teman.

Huh, cukup sakit rasanya menelan pahitnya keputusan aku sendiri. Setelah jauh berlalu, kini baru terasa kehilangannya. Bahkan, beberapa kali tak sengaja bertemu kawan GEMA, mereka tampak biasa saja. Kayaknya udah males sama orang seperti aku. Ah, sedih sekali. 

Tapi yasudahlah, aku hanya ingin cerita. 
Semoga GEMA semakin baik, ya. Aku banyak melihat peningkatan di sana. Terima kasih sudah pernah menerimaku ada, kuharap suatu saat aku kembali diterima, meski di waktu yang berbeda. 

Salam rindu,
Aca.


Kalian pernah kesal sama orang? Mungkin hanya orang aneh dan tidak normal, yang tidak pernah merasa kesal dengan orang lian. Kesal merupakan suatu ekspresi di mana seseorang merasa jengkel akibat sesuatu, entah itu orang lain, peristiwa, dll. Ya, semua orang pasti pernah merasakannya bukan?

Aku pun demikian. Setelah beberapa kali menulis postingan terakhirku, aku menunjukkan perasaan sedih yang berlebihan karena sedang ada masalah dengan salah seorang temanku. Jadi, ceritanya setelah berhari-hari kami tidak interaksi dan berusaha menjauh, aku lama-lama kesal juga sama tingkahnya.

Ya, dia seakan melupakanku sebagai temannya. Awalnya aku tidak terima, tapi lama-kelamaan hatiku berkata "yaudahlah". Pasrah. Kupikir masih banyak orang lain yang mau dan akan menjadi temanku, tidak hanya dia. Kesel, kesel banget saat dia yang memulai duluan untuk memutus tali silaturahmi. Padahal, aku tak pernah ada sedikit niatpun untuk seperti itu.

Tapi, setelah itu aku pasrahkan semuanya pada Allah. Aku cuma berharap sesuatu saat nanti kita bisa sama-sama berteman lagi, saling menerima, dan rasa keselnya hilang. Singkat saja doaku tentangnya. Karena jujur, perasaan kesal ini tak enak di hati bila bersarang terus-terusan.

Lagi-lagi tak ada respon. Aku masih sangat berharap ia menghubungiku. Artinya, ia masih menganggapku teman. Tapi.. ah sudahlah.

Hari demi hari, aku mencoba melupakan permasalahan itu. Aku berusaha terus melangkah dan menyibukkan diri dengan segala tugas magangku. Ya, aku tidak mau kesal berlarut-larut. Apalagi kalau sampai menjadi benci.

Setelah tekadku bulat, aku benar-benar bebas. Pikiranku lepas, bebanku sedikit hempas. Teman-teman lain menjadi penyemangatku untuk terus maju. Ya begitulah, kehilangan satu teman rasanya tidak begitu penting. Apalagi jika ia sendiri yang memutuskan tali silaturahminya, mungkin artinya ia sudah tak mau lagi kami dekat. Biarlah, aku masih punya teman lain.

Namun, setelah aku lebih percaya diri dan bahagia, dia datang. Setelah sekian lama menghilang, dia meminta maaf. Ah, pikiranku buyar lagi. Kesal lagi. Males sama dia lagi. Tapi di satu sisi, aku berpikir...

"Bukankah ini yang selama ini aku harapkan? Dia datang memulai interaksi dan kita bisa berteman seperti dulu lagi?"

Hei, aku tertampar diriku sendiri. Aku mulai menyadari kehadirannya kembali. Bukan semata-mata minta maaf, tapi dia meminta aku untuk bercerita semua keluh kesahku tentangnya. Akhirnya aku cerita, dengan semua unek-unek, sambil nangis dan emosi. Hahaha, mungkin dia gak tau.

Begitulah, memang kesal itu sifatnya sementara. Sama seperti sedih dan bahagia. Jadi, perasaan kesal bukan berarti kita harus membencinya, dan aku memulai untuk berteman lagi. Sekarang aku harus lebih berani menegurnya ketika salah, sementara dia juga sudah kuberitahu tentang kesalahannya. Bahkan, aku selalu bilang padanya untuk juga mengkritikku jika aku salah.

Terima kasih sudah datang kembali. Semoga pertemanan kita tidak semudah itu goyah. Masalah mengantarkan kita untuk lebih dewasa, ingat ya.


Hello. I'm still here for you. But, do you think the same as me? After the last problem we had, can I say something with you? I want us back like friends before these worries.

After we have a distance; you don't send me a message again. Two eyes of us did not meet in reality. We did not reply to a story with each other. Why? We as if don't know each other. I think it's crazy. In the past, we have some stories often told. But, now? You disappear like a nut lost a bark. Even though, we are supporting each other. Ya, we can say always.

If I had some mistakes with you, I wanna say sorry and please tell me about my mistakes. Let us meet, we finish everything. If us not destined in the future, it's not wrong if we have a good friendship. Too dear to leave a friend like you.

If you are busy, me too. If you are tired, especially me. We both have a busy time, but we should be able to manage time well. I'm sorry about always forcing you about something. I think I'm a protective and possessive girl who fears to lose a best friend like you. I'm sorry.

Maybe, have a friendship with me makes you uncomfortable. I think so. But, this is the real me nothing is covered me. I think I just show you how much I care about you but I think you dislike it. I'm sorry, seriously.

Come on, we're friend again. Can we?
Foto/Unsplash.

Tadi malam sebelum tidur, ceritanya aku mau posting blog dengan tulisan untuk seorang temanku yang saat ini menjauh dan menghilang. Iya, ceritanya aku sudah gak berhubungan lagi via chatan atau ketemu langsung dengan dia, jadi aku mencoba menuliskannya di sini, yaa.. siapa tau aja dia ngeliat. Karena sebenarnya banyak yang ingin aku sampaikan kepada dia.

Di dalam postingan itu, ada banyak perasaan yang tercurah. Malam tadi aku tuliskan semua perasaan yang aku rasakan semenjak dia pergi. Ya memang sih banyak sedihnya, tapi aku tulis juga kok kebaikan-kebaikannya setelah kita lama tak bersua.

Tapi, qadarullah, setelah menulis panjang lebar, hpku keluar dari aplikasi blogger. Ya, aku nulisnya di hp. Lah, terus gak tau kenapa tiba-tiba ilang gitu aja tulisannya. Yang biasanya blogger otomatis tersimpan di draft, ini gak ada sama sekali. Beneran, gak boong. Terus aku kaget dan gak sengaja bilang, "Ah, masa ilang, padahal udah capek-capek nulis."

Terus aku diem sejenak.

Saat itu aku mikir, masa sih aku tulis lagi? Pasti bunyi tulisannya udah beda sama tulisan yang pertama kali ditulis dari hati. Gabakal sama rasanya, iya gak sih? Aku ngerasa kalau tulisan yang tadi hilang tuh sudah mewakili perasaan yang ingin aku sampaikan kepada temanku itu.

Tapi, setelah dipikir lagi, apa mungkin ini pertanda dari Allah?

Allah gak pengen aku bersedih berlebihan. Allah tau, dengan aku menulis tulisan tadi malam, aku akan berlarut dalam kesedihan. Ingat lagi seluruh kenangan bersama temanku itu, ingat lagi semua harapan yang pernah kami buat bersama, dll. Allah gak mau itu terjadi. Mungkin begitu kah? Wallahu'alam.

Atau lain hal, Allah gak pengen kita menyebarkan kesedihan itu. Kalian pasti merasa, energi negatif dari orang bersedih, kecewa, marah, dsb, itu berpengaruh bagi orang lain. Entah yang nanti tahu dengan ceritanya, mendengar ceritanya secara langsung, dan mungkin Allah memperjelas aja jika aku nulis ini nanti banyak yang baca dan ikutan sedih atau kesal sama orang yang ebrsangkutan.

Ya, kita emang harus positif thinking. Apapun yang terjadi, ambil sisi baiknya. Jadi, sejak kejadian tadi malam, aku tidak berniat untuk menulis ulang semua keluh kesahku kepada temanku itu. Mungkin Allah juga tidak mengizinkan aku mengungkapkan apa-apa lagi kepadanya. Biarlah, mungkin aku hanya butuh sabar dan ikhlas tanpa harus berusaha lagi untuk seperti dulu.

Mmeang sih, sebenernya tulisan tadi malam adalah sebuah ajakan aku kepada temanku itu supaya kita baik-baik saja. Mungkin ada masalah yang belum kita selesaikan sehingga kita bisa sangat jauh seperti ini. Aku cuma berharap suatu saat nanti masalah itu bisa selesai, tapi gak mungkin dong hanya dengan diam saja? Makanya aku mau ajak dia bicara, tapi aku udah benar-benar kecewa.

Berharapnya tulisan tadi malam bisa tersampaikan, eh malah kehapus. Yaudah, gapapa ya?

Intinya, saat ini aku sedih aja sama salah seorang temanku yang memutuskan tali silaturahminya denganku. Aku pun gak tau kenapa tiba-tiba begitu. Mungkin aku ada banyak salah, aku minta maaf. Tapi ayolah kita bicarakan baik-baik, aku tidak akan marah. Tetaplah berteman layaknya dahulu.

Aku rindu cerita-cerita lucumu,
Rindu bawelin kamu,
Rindu dibawelin kamu,
Rindu belajar bareng,
ahh banyak yang aku rindu!

Semoga Allah selalu melindungi kamu, ya. Jangan lupakan ibadah paling utama, makan juga, jaga kesehatan. Kita kan lagi harus kuat karena banyak hal yang ahrus diselesaikan. Seperti magang misalnya? Hahaha, sampai bertemu kapan-kapan ya.

Dari seseorang yang mungkin bersalah,
Nurnafisah
Bogor, 10 November 2019
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Tentang Dia yang Kubangga
    Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates